
Perjudian Biang Keburukan
Di dalam Al-Qur’an, judi disebut dengan istilah al-maysir. Ibnu Taimiyyah menjelaskan definisi al-maysir, “Demikian pula istilah al-maysir, yang menurut mayoritas ulama mencakup permainan dengan dadu dan catur, serta mencakup jual beli yang mengandung unsur ketidakjelasan yang dilarang oleh Nabi. Intinya, semua jenis permainan yang menggunakan taruhan dan semua jual-beli yang mengandung unsur ketidakjelasan adalah perjudian.
Akhir-akhir ini kita menyaksikan berita yang berlalu lalang di media massa tentang rentetan dampak buruk perjudian yang kian meresahkan, utamanya judol (judi online). Judi tradisional biasanya dimainkan di satu tempat khusus yang jauh dari keramaian. Para pemain berkumpul di tempat tersebut karena takut ketahuan polisi. Ironisnya, kemudahan teknologi ternyata ditangkap sebagai peluang menggiurkan oleh para bandar judi. Akses permainan judi dibuat semakin mudah melalui format judi online: cukup dengan menggunakan gawai (gadget) di mana saja dan kapan saja, dengan aturan main yang sangat mudah dipahami.
Judi, dengan berbagai jenisnya, disepakati keharamannya oleh umat Islam, bahkan pelakunya sekalipun mengakui keharamannya, hanya saja dia lebih mendahulukan hawa nafsu mereka dibandingkan keimanan yang bersarang di dalam dada. Asy-Syaukani berkata, “Umat Islam sepakat secara bulat tanpa ada keraguan atau dugaan, bahwa minuman keras dan perjudian adalah haram.” Imam Adz-Dzahabi dalam kitab beliau, Al-Kabair, membahas tentang dosa-dosa besar. Beliau menempatkan judi pada urutan dosa besar yang ke-20.
Dengan berdalil berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata’ala:
يَا أَيهَا الَّذين آمنُوا إِنَّمَا الْخمر وَالْميسر والأنصاب والأزلام رِجْس من عمل الشَّيْطَان فَاجْتَنبُوهُ لَعَلَّكُمْ تفلحون إِنَّمَا يُرِيد الشَّيْطَان أَن يُوقع بَيْنكُم الْعَدَاوَة والبغضاء فِي الْخمر وَالْميسر ويصدكم عَن ذكر الله وَعَن الصَّلَاة فَهَل أَنْتُم مُنْتَهُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan syaitan. Oleh karena itu, jauhilah perbuatan-perbuatan tersebut agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)!” (QS. Al-Maidah: 90-91)
Judi telah ada sejak zaman dahulu dan menjadi kebiasaan orang-orang Arab jahiliah. Allah mengharamkan judi secara berangsur, melalui firman-Nya di dalam Al-Qur’an, beriringan dengan pengharaman khamar. Bagaimana tanggapan para sahabat saat itu?
Al-Qurthubi Rahimahullah menuturkan, “Ketika Rasulullah tiba di Madinah, orang-orang datang kepadanya. Mereka biasa meminum khamar dan berjudi. Mereka bertanya kepada beliau tentang hal tersebut, maka Allah Subhanahu Wata’ala menurunkan ayat:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
Artinya: ‘Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, ‘Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.’ (QS. Al-Baqarah: 219)
Mereka tetap minum khamar sampai waktu shalat tiba. Kemudian mereka berhenti minum, lalu mendirikan shalat, sehingga mereka dapat mengetahui perkataan yang mereka ucapkan. Mereka terus berbuat seperti itu hingga Allah menurunkan ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: ‘Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan).’ (QS. Al-Maidah: 90)
Keburukan Perjudian dari Segi Duniawi dan Ukhrawi
1. Mengorbankan keluarga.
Al-Qurthubi menukilkan ucapan Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata, “Pada masa jahiliah, seorang laki-laki bertaruh dengan laki-laki lain atas keluarganya dan hartanya. Barang siapa di antara mereka yang memenangkan taruhan tersebut, maka ia akan mengambil harta dan keluarganya.”
Pada zaman ini kita masih mendengar adanya seorang laki-laki yang menjadikan istrinya sebagai taruhannya dalam berjudi atau menjual istrinya sebagai modalnya untuk berjudi. Ada pula yang memaksa orang tuanya untuk memberikannya uang yang akan ia gunakan sebagai modal judi, bahkan ada anak yang merampas harta orang tuanya demi bisa berjudi.
2. Menghilangkan harta dan menyebabkan kemiskinan.
Asy-Syaukani menyebutkan tentang firman Allah Subhanhau Wata’ala:
قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ
Artinya: “Katakanlah, ‘Pada keduanya terdapat dosa besar.’ (QS. Al-Baqarah: 219)
Maksudnya adalah khamar dan maysir (judi). Khamar menjadi pintu menuju dosa dari mengkonsumsinya yang timbul dari kerusakan akal orang yang menggunakannya, sehingga ia melakukan hal-hal yang dilakukan oleh orang yang berakal rusak, seperti bertengkar, mengumpat, berkata kotor, bersaksi palsu, meninggalkan shalat, dan segala kewajiban lainnya. Adapun dosa dari maysir adalah dosa dari mengonsumsinya yang menyebabkan kemiskinan, hilangnya harta tanpa manfaat, permusuhan, dan mengeraskan hati.”
3. Judi adalah perbuatan setan yang mengundang kemurkaan dari Allah.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
Artinya: “Najis termasuk perbuatan setan.” (QS. Al-Baqarah: 219)
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma menyebutkan, “Artinya kemurkaan dari perbuatan setan.”
Syaikh As-Sa’di menyebutkan tentang judi, “Termasuk perbuatan setan, yang merupakan musuh terbesar bagi manusia. Adapun musuh itu harus diwaspadai dan kita diperingatkan tentang jebakan dan perbuatannya, karena itu merupakan kehancuran untuk kita, maka kehati-hatian sepenuhnya adalah dengan menjauhi perbuatan musuh kita yang jelas, waspada terhadapnya, dan takut jatuh ke dalamnya.”
4. Menyebabkan permusuhan dan menimbulkan kebencian.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ
Artinya: “Sesungguhnya setan bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian.” (QS. Al-Maidah: 91)
Syaikh As-Sa’di Rahimahullah berkata, “Di antara mudarat judi adalah menyebabkan permusuhan dan kebencian di antara manusia. Setan sangat bersemangat untuk menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara orang-orang beriman, terutama melalui khamar dan perjudian karena dalam khamar terdapat hilangnya akal dan hilangnya kesadaran, yang mendorong kebencian antara dirinya dan saudara-saudaranya yang beriman, terutama jika disertai dengan cercaan yang merupakan kebiasaan peminum khamar, yang mungkin menyebabkan pembunuhan. Dalam perjudian terdapat kemenangan pada salah satu pihak terhadap yang lain: pemenang mengambil harta yang kalah dengan jumlah banyak tanpa balasan, yang merupakan salah satu sebab terbesar permusuhan dan kebencian.”
5. Menghalangi dari shalat dan mengingat Allah Subhanahu Wata’ala.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ
Artinya: “Dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat.” (QS. Al-Maidah: 91)
Syaikh As-Sa’di berkata, “Khamar dan judi menghalangi hati dari mengingat Allah dan shalat. Hal tersebut kemudian diikuti oleh tubuh, padahal demi dua hal itulah manusia diciptakan dan dengan itu pula ia dapat meraih kebahagiaannya. Khamar dan perjudian menghalangi manusia dari keduanya dengan cara yang paling kuat. Khamar dan judi menyibukkan hati dan menghilangkan akal, sehingga berlalu waktu yang lama dan dia tidak tahu di mana dia berada.
Mari jauhi berbagai macam sebab yang membuat kita jatuh ke dalam perjudian. Hal pertama yang harus dijaga adalah memilih teman yang tepat karena lingkaran pertemanan sangat berpengaruh. Bergaul dengan penjudi bisa membuat seseorang ikut ketularan kebiasaan berjudi. Hal kedua adalah pandai-pandai menggunakan teknologi, utamanya gawai (gadget). Syaikh As Sa’di berkata, “Orang yang berakal, jika melihat kerusakan, akan berusaha menjauhi dan menahan diri darinya. Dia tidak memerlukan banyak nasihat atau teguran yang keras.” Selain melindungi diri dari perjudian, kita juga wajib mencegah perjudian semampu kita karena mencegah kemungkaran adalah kewajiban setiap individu muslim. Hal ini didasari oleh sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ
Artinya: “Barang siapa dari kalian yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika dia tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika dia tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim, no. 49)
Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semua.
Referensi:
Ditulis oleh : Abu Ady
Majalah HSI Edisi 68 Safar 1446 H
Diringkas oleh : Aryadi Erwansah (Staf Ponpes Darul Qur’an Wal Hadits OKU Timur).
Leave a Reply