PERINTAH PERTAMA DALAM ISLAM

perintah pertama

PERINTAH PERTAMA DALAM ISLAM

 

Perintah pertama dalam islam adalah berkaitan dengan tauhid, karena tauhid merupakan pondasi dalam islam, seseorang yang tidak mau menerima dakwah tauhid maka ia akan berada dalam kesesatan.  Allah subhanahu Wata’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (22)

Artinya:

“Hai manusia,beribadahalah kepada rabbmu,yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu,agar kamu bertaqwa.dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,dan dia menurunkan air hujan dari langit,lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala tsamarat(buah-buahan)sebagai rezeki untukmu;karna itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi allah padahal kamu mengetahui. (QS.al-Baqarah/2:21-22)

 

TAFSIR AYAT :

Ini adalah kalimat perintah pertama dalam al-Qur’an. melalui ayat ini,allah subhana wata’ala memanggil semuanya dengan ‘hai’manusia’agar menjadi seruan umum bagi seluruh umat manusia disetiap tempat dan disetiap masa.allah subhana wata’ala memerintahkan mereka untuk merelisasikan tujuan penciptaan mereka yaitu beribadah kepada-Nya dan membenarkan berita-Nya. Allah ta’ala berfirman ;

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (QS.adz-Dzariyat/51:56)

                Dalam menegaskan perintah ini,allah subhanawata’ala menyertakan dengan memperkenalkan zat-Nya kepada mereka agar mereka mengenal sifat-sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya tujuannya agar mereka menyadari dan lebih mudah menyambut perintah ini dan akhirnya menjalankan ibadah kepada-Nya yang akan menyelamatkan mereka dari siksa-Nya dan mendatangkan ridha-Nya dan jannah bagi mereka.

Pertama-tama,allah sunhanawata’ala memulai penjelasan tentang kewajiban beribadah semata-mata hanya kepada-Nya dengan menyebutkan bahwasanya dialah rabb mereka yang telah mentarbiyyah mereka dengan berbagai kenikmatan dan dia allah subhanawata’ala mengadakan mereka dari ketiadaan menuju alam wujud,mengucurkan kepada mereka beragam nikmat,yang zhahir maupun yang batin.dia subhanawata’ala menjadikan menjadikan bumi sebagai firasya yaitu tikar yang dihamparkan,hamparan yang stabil tidak goncang,menjadi tempat berpijak dan berjalan,mereka pun dapat merasakan ketenagan hidup di rumah-rumah yang dibangun diatasnya.orang-orang pun dapat mengambil manfaat dari bumi ini dengan hasil pertaniaan dan perkebunannya,dan manfaat manfaat lainnya.

Selanjutnya,allah subhanawata’ala menjadikan langit sebagai atap dan menempatkan padanya hal-hal yang sangat dibutuhkan manusia,seperti keberedaan matahari,bulan dan bintang-bintang.

Nikmat lain yang disebutkan selanjutnya allah subhanawata’ala menurunkan hujan dari langit yang dapat membantu mereka menumbuhkan tanaman-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang kemudian menghasilkan berbagai macam tanaman dan buah-buahan yang dapat disaksikan bersama,sebagai rezki,nutrisi dan makanan (bekal hidup)baik mereka sendiri maupun hewan piaraan mereka.ini juga telah allah ta’ala tetapkan dalam beberapa ayat lain dalam al-qur’an.

Diantara ayat yang paling mirip kandungannya yaitu firman allah subhanawata’ala :

اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِين

Artinya:

“Allahlah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan sebagian yang baik-baik.yang demikian itu allah adalah tuhanmu ,maha agung allah,tuhan semesta alam”. (QS.Ghafir/40:64).

 

Intisari kandungan ayat ini ialah,dialah yang maha pencipta,yang maha pemberi rezeki pemilik alam dan beserta penghuninya,pemberi rezeki bagi mereka,sehingga ia berhak menjadi satu-satunya Dzat yang diibadahi,tidak boleh sesuatu apapun yang dipersekutukan denganNya dalam jenis peribadan apapun.

Oleh karen itu,diakhir ayat,allah subhanawata’ala menutup seruan-Nya dengan peringatan agar mereka tidak menjadikan tandingan bagi allah subhanawata’ala,allah ta’ala berfirman ;

Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi allah padahal kamu mengetahui .

Maksudnya,janganlah kamu menjadikan sekutu dengan allah subhanawata’ala ,berupa tandingan-tandingan( dari makhluk-Nya) yang pasti tidak mampu mendatangkan.kebaikan maupun mudharat.padahal sejatinya kalian yakin sesungguhnya tidak ada rabb bagi kalian yang memberi rezki kepada kalian selainnya.dan kalian pun sudah tau bahwa perkara yang diserukan oleh rasullah sallahu’alaihi wa salam kepada kalian yang berupa penataan tauhid adalah perkara yang haq,tidak perlu diragukan lagi akan kebenarannya.

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menyatakan,”(janganlah kamu menyekutukan sesuatu dengan allah padahal kamu mengetahui allah subhanawata’ala tiada memiliki sekutu dan tandingan,baik dalam penciptaan,pemberi rezki dan pengatur(alam semesta),juga dalam hak uluhiyah-Nya dan kesempurnaan-Nya.apakah pantas kalian beribadah kepada sesembahan lain bersama allah subhanawata’ala,sedangkan kalian mengetahui hakekat tadi?(bila tidak terjadi)maka itu adalah perbuatan paling aneh(tidak masuk akal)dan kebodohan yang paling parah.

Sahabat ibnu ‘Abbas menyampaikan penafsiran yang menjelaskan beberapa contoh syirik kepada allah subhanawata’ala berkaitan firman allah ta’ala :

“janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi allah”.beliau menyatakan semut diatas bebatuan yang hitam dalam kegelapan malam yang pekat,seperti ucapan seseorang,”Demi allah dan demi hidupmu wahai fulan”,”demi hidup ku”.atau ucapan.”jikalau tidak ada anjing ini,pastilah para pencuri akan mendatangi(rumah)kami”,atau ungkapan,”seandainya tidak ada angsa dalam rumah,pastilah pencuri akan datang ke rumah”.atau ucapan seseorang kepada kawannya,”tergantung kehendak allah subhanawata’ala dan kehendakmu “,kalau tidak karena allah dan si fulan”.janganlah engkau menyertai fulan padanya,ini semua bentul syirik kepada allah subhanawata’ala

Perintah beribadah dan bertauhid kepada allah subhanawata’ala yang selanjutnya disertai dengan larangan dari perbuatan yang menentang tauhud(syirik)merupakan ketaatan yang berlaku dalam al-Qur’an,seperti tercantum dalam ayat ayat lain,diantaranya firman allah subhanawata’ala :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sesungguhnya kami telah mengutus rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ”beribadah kepada allah(saja),dan jauhilah thagut(sesembahan selain-Nya)itu” ,(QS.an-Nahl/16:36)

“syirik itu lebih samar dari pada langkah semut diatas bebatuan yang hitam dalam kegelapan malam yang pekat”

Allah subhanawata’ala berfirman :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Beribadah kepada allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. (QS.an-Nisa/4:36)

                Ayat ini(al-baqarah:21-22) menjadi buku yang pasti akan kewajiban beribadah kepada allah dan kebatilan kepribadian kepada selain-Nya melalui menyebutan tauhid rububiyah yang mengandung keesaan allah subhanawata’ala dalam hak penciptaan,pemberi rezeki dan pengatur alam semesta.bila setiap orang mengatahui dan mengakui tiada sekutu bagi allah dalam urusan-urusan tersebut,maka hendaknya ia pun menyakini bahwa allah tidak memiliki sekutu dalam peribadahan

Beberapa pelajaran yang dapat dikutip dari ayat :

  1. Tauhid adalah asas bangunan bak akar bagi suatu pohon.karena itu perintah pertama kali yang menjumpai orang saat membuka mushaf adalah perintah mentauhidkan kepada allah subhanawata’ala
  2. Wajibnya beribadah kepada allah subhanawata’ala karena merupakan tujuan penciptaan seluruh umat manusia
  3. Wajibnya mengenal allah subhanawata’ala melaui nama-nama dan sifat-sifat-Nya
  4. Larangan berbuat syirik,kecil maupun besar yang zhahir maupun yang batin
  5. Allah subhanawata’ala tidak hanya memerintahkan beribadah kepada-Nya saja,akan tetapi juga langsung melarang dari perbuatan syirik kepada-Nya
  6. Kebatilan peribadahan kepada selain allah subhana wata’ala

Referensi:

Dinukil Dari : Majalah As-sunnah

Ditulis Oleh :Ustadz Muhammad ashim Musthafa,Lc hafizullah ta’ala

Disusun Oleh : Ari nuansah (ibrahim)

Baca Juga artikel:

Penerimaan Santri Baru

Menguatkan Iman

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.