Definisi Jihad – Menurut istilah, jihad adalah memerangi orang kafir, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh mencurahkan kekuatan dan kemampuan, baik perkataan atau perbuatan.
Ada juga yang mengatakan, jihad artinya mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi musuh.
Jihad ada tiga macam:
- Jihad melawan musuh yang nyata
- Jihad melawan setan
- Jihad melawan hafa nafsu
Tiga macam jihad termaktub di dalam al-qur’an, di antaranya:
Firman Allah ‘Azza wajalla:
وجهدوا فى الله حق جهاده هو اجتبكم وما جعل عليكم فى الدين من حرج ملة أبيكم إبراهيم هو سمكم المسلمين من قبل وفى هذا ليكون الرسول شهيدا عليكم وتكونوا شهداء على الناس فأقيم الصلاة وءاتوا الزكوة واعتصموا باالله هو مولكم فنعم المولى ونعم النصير
Artinya: “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. Ikutilah agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menanamkan kamu orang-orang Muslim sejak dahulu, dan begitu pula dalam al-Qur’an ini, agar Rasulullah itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dia lah pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS. Al-Hajj/22: 78)
Juga firman-Nya (yang artinya), “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah/9: 41)
Menurut al-Hafizh Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani rahimahullah (wafat th. 825 H), “Jihad menurut syar’i adalah memcurahkan seluruh kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir”.
Istilah jihad digunakan juga untuk melawan hawa nafsu, melawan setan dan melawan orang-orang fasik.
Melawan hawa nafsu yaitu dengan belajar agama Islam (belajar dengan benar), mengamalkannya, kemudian mengajarkannya. Sedangkan jihad melawan setan dengan menolak segala syubhat dan syahwat yang selalu dihiasi oleh setan. Jihad melawan orang kafir dengan tangan, harta, lisan, dan hati, begitu juga dengan jihad melawan orang-orang fasiq dengan tangan, lisan, dan hati.
Perkataan al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
جاهدوا المشركين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم
Artinya: “Berjihadlah melawan orang-orang musyrikin dengan harta, jiwa, dan lisan kalian.” (shahih, HR. Abu Dawud dalam sunannya)
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah, jihad bermakna, “Mencurahkan segenap kemampuan untuk mencapai apa yang dicintai Allah ‘Azza wajalla” dan menolak semua yang dibenci Allah”.
Definisi ini mencakup seluruh macam jihad yang dilaksanakan seorang muslim. Yaitu meliputi ketaatannya kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah dan menjauhkan semua larangannya. Kesungguhannya mengajak orang dekatnya ataupun jauh untuk melaksanakan ketaatan, Muslim atau orang kafir dan bersungguh-sungguh memerangi orang-orang kafir dalam rangka menegakkan kalimat Allah.
Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah (wafat th. 751 H) berkata, “Aku mendengar Syaikh kami (yaitu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah) berkata, ‘Jihad melawan hawa nafsu merupakan dasar yang melandasi jihad melawan orang-orang kafir dan munafik. Karena seseorang tidak akan mampu berjihad (melawan) orang kafir dan munafik, sampai dia berjihad melawan dirinya dan hawa nafsunya terlebih dahulu sebelum melawan mereka (orang kafir dan munafik).
Keutamaan jihad fii sabiilillah
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, (yang artinya) “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Imrob/3: 142)
Ada beberapa hadist yang menunjukkan keutamaan jihad fii sabilillah.
Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
قيل للنبي صلى الله عليه و سلم ما يعدل الجهاد في سبيل الله عز وجل؟ قال لا تستطيعونه قال فأعادوا عليه مرتين أو ثلاثا كل ذالك يقول لا تستطيعونه وقال في الثالثة مثل المجاهد في سبيل الله كمثل الصائم القائم القانت بآيات الله لا يفتر من صيام ولا صلاة حتى يرجع المجاهد في سبيل الله تعالى. وفي رواية: رأس الأمر الإسلام وعموده الصلاة وذروة سنامه الجهاد في سبيل الله
Artinya: “Dikatakan kepada Nabi, “Amalan apa yang setara dengan jihad fii sabilillah? Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Kalian tidak bisa (mengerjakan amalan yang setara dengan jihad). “Para Sahabat mengulangi pertanyaan tersebut dua atau tiga kali, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tetap menjawab, “kalian tidak bisa. “Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa, shalat, dan khusyu’ dengan (membaca) ayat-ayat Allah. Dia tidak berhenti dari puasa dan shalat nya sampai orang yang berjihad di jalan Allah Subhanahu wata’ala itu kembali.” Dalam riwayat lainnya: “pokoknya perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fii sabiilillah.” (HR. Tirmidzi, dll).
Sahabat Abdullah bin ‘Umar berkata, “Seutama-utama amal sesudah shalat adalah jihad di jalan Allah”
Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata, “Orang-orang yang berjihad di jalan Allah ‘Azza wajalla, mereka adalah tentara Allah. Dengan mereka, Allah ‘Azza wajalla menegakkan agama-Nya, menjaga kehormatan Islam dan melindunginya. Merekalah orang-orang yang memerangi musuh-musuh Allah semata dan hanya kalimat Allah yang tertinggi. Mereka mengorbankan diri mereka dalam rangkan mencintai Allah, membela agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya serta melawan para musuh-Nya. Mereka mendapat limpahan pahala dari setiap orang yang mereka lindungi dengan pedang-pedang mereka dalam setiap perbuatan yang mereka kerjakan, walaupun mereka tinggal dalam rumah mereka. Mereka mendapat pahala seperti pahala orang yang bisa beribadah kepada Allah dengan sebab jihad dan penaklukan mereka, karena mereka yang menyebabkan orang bisa beribadah kepada Allah ‘Azza wajalla.
Allah ‘Azza wajalla memposisikan penyebab ketingkatan pelaku dalam masalah ganjaran dan dosa. Karena itulah, orang yang mengajak kepada petunjuk yang benar dan yang mengajak kepada kesesatan mendapat ganjaran yang sama dengan mengikutinya.
Dan telah jelas ayat-ayat al-Qur’an dan nash hadist yang memerintahkan untuk berjihad. Dan pujian bagi orang-orang yang berjihad juga kabar gembira bagi mereka bahwa disisi Rabb mereka terdapat berbagai macam kemuliaan dan pemberian-pemberian yang berlimpah. Dan cukup dari dalil tersebut firman Allah ‘Azza wajalla:
يأيها الذين ءامنوا هل أدلكم على تجارة تنجيكم من عذاب أليم
“Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih?” (QS. Ash-shaf/61: 10)
Sehingga jiwa-jiwa menjadi rindu untuk mencapai perniagaan yang menguntungkan ini yang ditunjukkan oleh Allah Rabb semesta alam Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Lalu Allah ‘Azza wajalla berfirman:
تؤمنون بالله ورسوله وتجاهدون في سبيل الله بأموالكم وأنفسكم
Artinya: “Yaitu kamu beriman kepada Allah ‘Azza wajalla dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah ‘Azza wajalla dengan harta dan jiwamu…” (QS. Ash-Shaf/61: 11)
Seakan-akan jiwa bersifat kikir terhadap kehidupannya dan kelangsungan hidupnya, maka Allah ‘Azza wajalla melanjutkan:
ذالكم خير لكم آن كنتم تعلمون
Artinya: “Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.” (QS. Ash-Shaf/61: 11)
Selain ampunan dari-Nya, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman, (yang artinya), “…dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung.” (QS. Ash-Shaf/61: 13)
Referensi:
Majalah As-Sunnah-No 12 Thn. XV-Jihad Amalan Yang Paling Utama_Ustadz yazid bin Abdul Qadir Jawas
Diringkas oleh: Khoriyyah (pengabdian Ponpes Darul Qur’an Wal Hadist OKU Timur)
BACA JUGA :
Leave a Reply