Dahsyatnya Neraka

DAHSYATNYA NERAKA

DAHSYATNYA NERAKA

Salah satu pokok keimanan yang harus diimani oleh setiap muslim adalah beriman dengan hari akhir. Di antara wujud keimanan kepada hari akhir adalah beriman dengan neraka. Sebutan neraka sudah sangat familiar, tidak ada seorang pun yang tidak mengenalnya. Berbagai gambaran tentangnya beredar dimana-mana. Akan tetapi, perspektif dan ilustrasi yang meliputinya terkadang terlepas dari wahyu ilahi. Oleh karenanya, perlu diperjelas secara ringkas mengenai hakikat neraka berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mari ikuti pembahasannya berikut ini.

Neraka adalah tempat paling buruk yang Allah siapkan bagi orang-orang kafir yang menentang syariat dan mendustakan para rasul-Nya. Sebagaimana firman-Nya,

وَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِىٓ أُعِدَّتْ لِلْكَٰفِرِينَ

Artinya: “Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Ali ‘Imran: 131)

Juga firman-Nya,

إِنَّهَا سَآءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا

Artinya: “Sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Al-Furqan: 66)

Nama-Nama Neraka di Dalam Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an disebutkan delapan nama neraka, yaitu:

  1. Al-Hawiyah. Dinamakan demikian sebab penghuninya dilemparkan ke dalamnya dengan sangat dalam.
  2. Al-Ladha. Dinamakan demikian sebab apinya paling kuat.
  3. Al-Huthamah. Dinamakan demikian sebab menghancurkan segala yang dilempar (ke dalamnya).
  4. Al-Jahim. Dinamakan demikian sebab tempatnya yang sangat panas.
  5. Dinamakan demikian sebab sangat dalam atau sangat gelap.
  6. Dinamakan demikian sebab panas dan membakar.
  7. As-Sa’ir. Dinamakan demikian sebab gejolak apinya yang tinggi.
  8. Dinamakan demikian sebab dia adalah tempat penghuninya dipenjara.
  9. Penjaga neraka.

Penjaganya adalah para malaikat yang berjumlah sembilan belas, sebagaimana firman-Nya,

يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka! Yang bahan bakarnya adalah adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka serta mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)

  1. Letak neraka.

Para ulama berselisih pendapat tentang letak neraka: ada yang mengatakan bahwa neraka terletak di bumi yang paling bawah, ada yang mengatakan di langit, dan sebagian ulama lain memilih tawaqquf (tidak berpendapat). Insyaallah ulama yang memilih tawaqquf lebih tepat karena memang tidak ada dalil sharih (jelas/tegas) yang secara spesifik menyebutkan letaknya. Wallahu a’lam.

  1. Luas dan dalamnya neraka.

Neraka sangat luas dan dalam. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa hadits, di antaranya, “Kami bersama Rasullah. Tiba-tiba beliau mendengar sesuatu jatuh berdebuk. Nabi bertanya, ‘Tahukah kalian apa itu?’ Kami menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Beliau bersabda, ‘Itu adalah batu yang dilemparkan ke neraka sejak tujuh puluh tahun lalu. Ia jatuh sekarang ke neraka hingga mencapai keraknya.’” (HR. Muslim, no. 2844)

Juga terdapat hadits lain yang berbunyi, “Jahanam tiada henti menuturkan, ‘Masihkah ada tambahan?’ sampai Allah Rabbul ‘Izzati meletakkan telapak kaki-Nya disana hingga neraka mengatakan, ‘Cukup. Cukup. Demi kemuliaan-Mu.’ Hingga sebagian penghuni neraka menghimpit sebagian yang lain.” (HR. Al-Bukhari, no. 6661 dan Muslim, no. 2848)

  1. Tingkatan neraka.

Neraka memiliki tingkatan sesuai kadar panas dan azab yang ada di dalamnya. Setiap tingkatan tidak sama karena disesuaikan dengan dosa penghuninya. Hal ini ditegaskan beberapa dalil yang menjelaskan bahwa penghuni neraka bertingkat-tingkat sesuai kadar dosa mereka, di antaranya adalah firman Allah mengenai tempat orang munafik,

إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ فِى ٱلدَّرْكِ ٱلْأَسْفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Artinya: “Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah di neraka.” (QS. An-Nisa’: 145)

Begitu juga ketika Allah menjelaskan tentang penghuni surga dan neraka, lalu Dia Subhanahu Wata’ala berfirman,

وَلِكُلٍّ دَرَجَٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوا۟ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Artinya: “Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 132)

  1. Jumlah pintu.

Jumlah pintunya ada tujuh, sebagaimana firman-Nya,

وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (*) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَٰبٍ لِّكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُومٌ

Artinya: “Dan sungguh, Jahanam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut setan) semuanya. (Jahanam) itu mempunyai tujuh pintu.” (QS. Al-Hijr: 43-44)

  1. Bahan bakar.

Bahan bakarnya ada tiga: orang kafir, batu, dan berhala. Sebagaimana dalam firman-Nya,

فَٱتَّقُوا۟ ٱلنَّارَ ٱلَّتِى وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ

Artinya: “Maka takutlah kamu terhadap api neraka yang bahan bakarnya manusia (orang kafir musyrik) dan batu.” (QS. Al-Baqarah: 24)

  1. Level panas dan asap.

Panas api neraka mencapai 70 kali lipat dari semua api yang ada di dunia dan asapnya sangat hitam, sama sekali tidak menyejukkan maupun menyenangkan. Sebagaimana firman-Nya,

وَأَصْحَٰبُ ٱلشِّمَالِ مَآ أَصْحَٰبُ ٱلشِّمَالِ (*) فِى سَمُومٍ وَحَمِيمٍ (*) وَظِلٍّ مِّن يَحْمُومٍ (*) لَّا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ

Artinya: “Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. (Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih, naungan asap yang hitam, serta tidak sejuk dan tidak menyenangkan.” (QS. Al-Waqi’ah: 41-44)

  1. Bernapas, berbicara, melihat, dan mendengar.

Neraka itu bernapas, berbicara, melihat, dan mendengar, sebagaimana dijelaskan hadits-hadits berikut, “Akan keluar suatu bentuk yang mirip leher dari neraka pada hari kiamat, yang memiliki dua mata untuk melihat, dua telinga untuk mendengar, dan lisan untuk berbicara. Lalu dia berkata, ‘Sesungguhnya aku diberikan tugas untuk (memasukkan) tiga golongan manusia: setiap orang yang zalim, tahu kebenaran namun menolaknya, setiap orang yang menyekutukan Allah dengan tuhan selain-Nya, dan para tukang gambar.’” (HR. Tirmidzi, no. 2574. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

  1. Makhluk yang kekal.

Mazhab ahlussunnah menyatakan neraka adalah makhluk yang kekal, diciptakan sebelum makhluk lainya, dan sudah ditentukan penghuninya. Imam Ath-Thahawi berkata, “Surga dan neraka sudah diciptakan, tidak fana, dan hancur. Allah ﷻ menciptakan surga dan neraka sebelum makhluk lainnya, serta menciptakan untuk keduanya penghuninya (masing-masing).”

Ibnu Hazm menukil ijma’ ulama’ tentang hal ini dalam kitabnya, Maratibul Ijma.’ Penghuni neraka terbagi menjadi dua jenis:

  1. Penghuni kekal, yaitu orang kafir dan musyrik, sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah: 39 dan At-Taubah: 17.
  2. Penghuni tidak kekal, yaitu orang yang bertauhid dan tidak melakukan kesyirikan, tetapi dosanya banyak dan timbangan kebajikannya sedikit.

Postur penghuni neraka adalah besar. Hal ini digambarkan dalam beberapa hadits, misalnya sabda Nabi, “Gigi geraham atau gigi taring orang kafir semisal Gunung Uhud. Ketebalan kulitnya (seperti) perjalanan (unta) selama tiga hari.” (HR. Muslim, no. 2851). Juga terdapat sabda Nabi, “Jarak antara kedua pundak orang kafir adalah perjalanan (unta) selama tiga hari untuk penunggang yang kencang.” (HR. Muslim, no. 2852)

Penghuni neraka lebih banyak dibandingkan dengan penghuni surga. Hal ini ditunjukkan beberapa dalil, di antaranya adalah firman Allah:

وَمَآ أَكْثَرُ ٱلنَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

Artinya: “Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walau engkau sangat menginginkannya.” (QS. Yusuf: 103)

Kelak pada hari kiamat ada nabi yang datang dengan satu dan dua pengikut saja, bahkan ada yang datang tanpa seorang pun pengikut (lihat HR. Muslim, no. 220). Adapun mayoritas penghuninya adalah kaum wanita (lihat HR. Al-Bukhari, no. 3241 dan Muslim, no. 2737).

Kondisi Penghuni Neraka:

  1. Makanannya.

Makanan penghuni neraka adalah pohon berduri, zaqqum, darah dan nanah, sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya,

لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ (*) لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِى مِن جُوعٍ

Artinya: “Tidak makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar.” (QS. Al-Ghasyiyah: 6-7)

Juga terdapat firman-Nya,

إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ (*) طَعَامُ ٱلْأَثِيمِ (*) كَٱلْمُهْلِ يَغْلِى فِى ٱلْبُطُونِ (*) كَغَلْىِ ٱلْحَمِيمِ

Artinya: “Sungguh pohon zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. Seperti cairan tembaga yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas.” (QS. Ad-Dukhan: 43-46)

  1. Minumannya.

Minuman penghuni neraka adalah air yang sangat panas atau yang sangat dingin (salah satu makna ghassaq) dan nanah, sebagaimana dalam firman-Nya,

لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا (*) إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا

Artinya: “Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. An-Naba’: 24-25)

Juga firman-Nya,

كَمَنْ هُوَ خَٰلِدٌ فِى ٱلنَّارِ وَسُقُوا۟ مَآءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَآءَهُمْ

Artinya: “Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih, sehingga ususnya terpotong-potong?” (QS. Muhammad: 15)

  1. Pakaiannya.

Pakaian penghuninya terbuat dari api neraka, sebagaimana firman-Nya,

هَٰذَانِ خَصْمَانِ ٱخْتَصَمُوا۟ فِى رَبِّهِمْ ۖ فَٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِّن نَّارٍ يُصَبُّ مِن فَوْقِ رُءُوسِهِمُ ٱلْحَمِيمُ

Artinya: “Inilah dua golongan (golongan mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka bagi orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api (neraka) untuk mereka. Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih.” (QS. Al-Hajj: 19)

  1. Tikar tidur dan selimutnya.

Tikar tidur dan selimut penghuninya juga terbuat dari api neraka, sebagaimana firman-Nya,

لَهُم مِّن جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِن فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: “Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-A’raf: 41)

  1. Wajahnya.

Kondisi wajah penghuninya sangat hitam dan hangus. Sebagaimana firman-Nya,

كَأَنَّمَآ أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِّنَ ٱلَّيْلِ مُظْلِمًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: “Seakan-akan wajah mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus: 27)

  1. Kulitnya.

Kondisi kulit penghuninya juga hangus, namun akan beregenerasi kembali, dan begitu seterusnya tanpa ada henti. Sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُم بَدَّلْنَٰهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

Artinya: “Sungguh, orang-orang yang kafir dengan ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sungguh, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’: 56)

Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa penghuni neraka ada dua tipe dan ini berdasarkan dosa yang telah diperbuat. Oleh karenanya, dosa yang menjadikan pelakunya masuk neraka pun terbagi menjadi dua: dosa yang menyebabkan kekal dan tidak. Dosa-dosa yang menyebabkan kekal di neraka, di antaranya:

  1. Kekufuran dan kesyirikan (QS. Ghafir: 10).
  2. Tidak mengerjakan aturan syariat dan mendustakan hari akhir (QS. Al-Muddatstsir: 42-47).
  3. Menaati pemimpin sesat dan kufur (QS. Fushshilat: 25-28).
  4. Kemunafikan (QS. At-Taubah: 68).
  5. Sombong tidak mau menerima kebenaran (QS. Al-A’raf: 36).

Dosa-dosa yang diancam dengan neraka, di antaranya:

  1. Menyelisihi sunnah Nabi ﷺ (HR. Ibnu Majah, no. 3992. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).
  2. Tidak mau hijrah dari negeri kafir (QS. An-Nisa’: 97-98).
  3. Zalim dalam memberikan hukum (HR. Ibnu Majah, no. 2315. Dinilai shahih oleh Al-Albani).
  4. Dusta atas nama Rasul (HR. Al-Bukhari, no. 1291).
  5. Sombong (HR. Muslim, no. 91).
  6. Membunuh tanpa hak (QS. An-Nisa’: 93).
  7. Memakan riba (QS. Al-Baqarah: 275 dan Ali Imran: 130-131).\
  8. Mengambil harta dengan cara yang batil (QS. An-Nisa’: 29-30).
  9. Para tukang gambar (HR. Al-Bukhari, no. 5950).
  10. Condong kepada pelaku kezaliman (QS. Hud: 113).
  11. Menampakkan aurat (HR. Muslim, no. 2128).
  12. Menyiksa hewan (HR. Al-Bukhari, no. 3482 dan Muslim, no. 2242).
  13. Tidak ikhlas menuntut ilmu (HR. Ibnu Majah, no. 252. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).
  14. Makan dan minum dengan peralatan emas dan perak (HR. Al-Bukhari, no. 5634 dan Muslim, no. 2065).
  15. Bunuh diri (HR. Muslim, no. 109).

Azab neraka adalah azab yang sangat pedih dan mengerikan. Hal ini tergambar dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Beberapa gambaran bentuk azab tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Dihanguskan kulitnya (QS. An-Nisa’: 56).
  2. Disiram air panas hingga meleleh perut dan kulit (QS. Al-Hajj: 19-20).
  3. Terbakar wajah dan punggungnya (QS. Al-Anbiya: 39).
  4. Diseret wajahnya dalam keadaan terikat (QS. Al-Qamar: 48 dan Ghafir: 71).
  5. Dihitamkan wajahnya (QS. Yunus: 27).
  6. Dikelilingi api (QS. Al-A’raf: 41, Al-Ankabut: 55, Az-Zumar: 16, dan At-Taubah: 49).
  7. Dibakar sampai ke hatinya (QS. Al-Humazah: 4-7).

Cara selamat dari neraka secara umum adalah dengan beriman dan beramal shalih karena kekufuran dan dosa adalah penyebab seseorang masuk kedalam neraka. Dalilnya adalah QS. Ali Imran: 16 dan QS. Ali Imran: 191-194. Dalam hadits juga disebutkan, “Allah tidak akan melemparkan orang yang dicintai-Nya ke dalam neraka.” (HR. Ahmad, no. 13467. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata bahwa sanadnya shahih).

Demikian yang bisa penulis jelaskan tentang neraka dan yang berkaitan dengannya. Semoga bisa bermanfaat dan menjadi pengingat bagi kita semua, serta Allah jaga dan lindungi kita semua darinya dan pengaruh buruknya. Akhir kata, kami memohon kepada Allah dengan segala asma’ dan sifat-Nya agar memberkahi dan meridhai tulisan ini. Wabillahi taufiq ila aqwamith thariq.

Referensi:

Ditulis oleh : Abdullah Yahya An-Najaty, Lc.

Majalah HSI Edisi 58 Rabi’ul Akhir 1445 H.

Diringkas oleh : Aryadi Erwansah (Staf Ponpes Darul Qur’an Wal Hadits OKU Timur).

Baca juga artikel:

Dahsyatnya Bahaya Memakan Harta Haram

Dimana Wadah Ilmu Sebenarnya

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.