Aku Mencintaimu Karena Allah

aku mencintaimu karena Allah

Aku Mencintaimu Karena Allah – Ayyuhal Saudara dan saudariku yang semoga selalu diberkahi dan di Rahmati oleh Allah, maha suci Allah segala syukur dan Pujian-pujian  hanyalah untuknya semata dialah Allah yang menciptakan manusia dari satu jiwa lalu diciptaknya darinya pasanganya dan Allah anugerahkan pasangan tersebut anak keturunan.

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan dan menganugerahkan MAWADDAH yaitu MAHABBA, dan RAHMAH,  kasih sayang diantara suami dan istri dan dijadikan oleh Allah kedua pasangan  suami tersebut tidak mendapatkan ketenangan dan ketentraman kecuali dengan pasanganya.

Sholawat dan salam untuk Nabi kita Muhammad suri tauladan untuk para suami yang mengajarkan kita untuk menjadi orang yang terbaik bagi keluarga kita, dan belaiupun menegaskan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berasabda,

خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي

Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (Muttafaq Alaih)

Ayyuhal Saudara dan saudariku yang semoga selalu dirahmati dan di berkahi oleh Allah rumah tangga kehidupan suami istri laksana sebuah kerajaan, kerajaan yang terdiri oleh seorang pemimpin ,imam ,kemudian ada wakilnya dan ada rakyatnya itulah dia suami yang menjadi sebagai pemimpin bukan dia yang ingin menjadi pemimpin bukan dia yang menentukan dirinya menjadi pemimpin akan tetapi Allah yang mengangkat dia sebagai pemimpin atas istrinya, bukankah Allah mengatakan:

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ

Artinya: “Laki-laki itu pemimpin atas istrinya.” (QS. An-Nisa’: 34)

Dan bukankah Rasulillah yang menjadikan suami tersebut sebagai pemimpin di tengah keluarganya, memimpin istrinya dan memimpin anak-anaknya;

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ. فَالإمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ

Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya.” (Muttafaq Alaih)

Memimpin istri dan memimpin anak-anaknya, kemudian istri adalah wakilnya, pendamping dia yang mewakili suaminya  memimpin rumah tangga tersebut Ketika suaminya tidak ada dan anak-anak itulah rakyatnya.

Ayyuhal Saudara dan saudariku tidak tegak suatu kerajaan tidak jaya dan kokoh satu bangsa melainkan apabila kerajaan yang kecil ini juga kokoh, damai, tenteram, Ketika banyak rumah tangga yang rusak ahklak suami maupun istri bobrok, maka generasi akan hancur, akan hilang kasih sayang, bunga-bungan cinta itu akan layu, yang tumbuh hanyalah duri-duri kebencian sehingga rumah tangga yang ibarat labina,  susunan batu bata untuk membangun umat ini apabila rusak, maka akan timpang umat itu oleh karena itu kita dapatkan di dalam hadist-hadits, sunnah Rosulillah, pesan-pesan, wasit-wasiat, pada suami sebagai pemimpin untuk bisa memimpin rumah tangganya tersebut dan mengajaknya ke jalan yang benar, dan juga pesan wasiat kepada istri untuk bisa mendampingi sang pemimpin tadi, mengarungi bahtera kehidupan.

Ayyuhal saudara dan saudariku waktu kita tidak Panjang sementara kerajaan cinta suami istri itu laksana Samudra, tidak akan cukup satu jam, setengah jam untuk mengupas semuanya, oleh karena itu kami akan pilihkan poin-poin peting  yang banyak keluh kesa baik itu suami maupun istri kita dapatkan di tengah masyarakat bahkan di tengah kita orang-orang yang sudah hadir di majelis ilmu untuk mendengarkan al-qur’an dan sunnah-sunnah Rasulillah.

Ayyuhal saudara dan saudariku bukankah Rosulillah bersabda yang mana hadits tersebut sangatlah menakjubkan dan jarang di sampaikan dan jarang kita dengar di majelis-majelis ilmu, padahal hadits tersebut sangatlah di butuhkan oleh para pemimpin rumah tangga, para suami, hadits ini mewasiatkan kepada kaum pria untuk mengamalkan perintah Allah wa’asyiruhunna bilma’ruf,  pergaulilah Wanita itu, istri-istrimu dengan baik, hadits ini menerjemahkannya, bagaimana kita harus bersikap, mempergauli Wanita yang sering di katakana belahan hidup pria atau tulang rusuk yang hilang, kata para pujangga, padahal tulang rusuknya yang hilang Cuma satu, tapi nyari 2 ,3 dan 4.

Hadits ini mewasiatkan kepada para suami untuk memperlakukan mereka dengan lembut, bersabar terhadap kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh mereka, bahkan hadits yang mulia ini mendorong untuk tidak tergesa-tergesa mentalaq sang istri sekalipun ia memiliki kekurangan-kekurangan, memotivasi para suami untuk tetap setia kepada istrinya sampai mati, karna tidak ada yang sempurna menjaganya hingga tua, dan ayyuhal saudara dan saudariku alangka indahnya cinta suami istri jika meneladani rumah tangga Rasulillah.

Imam At-Tobroni meriwayatkan di dalam kitab Al-Mujamul Kabir, dari sahabat Al-Miqdam bin ma’di karib, dengan isnad shohih sebagaimana oleh syeikh Al-Albani Anna Rosullillah qooma khotiiban amamannas, suatu hari berdiri di hadapan manusia, khutbah, berpidato, berceramah, menyampaikan nasehat-nasehatnya, dan wasiat-wasiatnya, setelah Rasulillah memuja dan memuji Allah kemudain beliau bersabda, “Innallaha yuusiikumbinnisaa’I khoiro, Innallaha yuusiikumbinnisaa’I khoiro, fainnahunna ummahaatukum, wabanaatukum, wa khoolatukum, Kata Rasulillah sungguh Allah ta’ala mewasiatkan kepada kalian agar bersikap baik berbuat baik, berlaku baik, kepada para Wanita, dalam tanda kutip khususnya adalah istri-istri kalian, karna sesungguhnya Wanita-wanita itu adalah ibu-ibu kalian, putri-putri kalian, dan bibi-bibi kalian, apakah seorang anak patut bersikap kasar terhadap ibunya.? Apakah tega seorang ayah bersikap kasar dan keras kepada putrinya? begitu juga kepada bibinya, lantas Rasulillah melanjutkan. Inna rojula  min ahlil kitaabb, Sesungguhnya ada seorang pria dari ahli kitab, Rasulillah menceritakan kejadan di masa lampau sebelum umat islam dan itu sering, Rasulillah menceritakan dalam rangka mengambil ibroh umat-umat terdahulu yang beriman ataupun yang medapatkan hukuman dari Allah, Inna rojula  min ahlil kitaabb, yatazawwaja mar’ata, Sesungguhnya ada seorang pria dari ahli kitab yang menikahi seorang Wanita  wama yualliku yadaha alkhoith,  dia tidak pernah mengikat tangan istrinya dengan benang, nah itu kinaya, khiasan, ungkapan, maksdnya tidak pernah menyakiti istrinya, dengan benang apalagi yang lebih keras dari pada itu, akan tetapi Sebagian rumah tangga, kaum muslimin seperti markas militer, seperti lapangan tantara yang sedang Latihan, jeritan, teriakan, bahkan terkadang tendangan, pukulan, itu terjadi, kalaulah itu terjadi di masyarakat umum yang tidak belajar ilmu, tidak duduk di majelis ilmu, tidak mengajai kitabullah dan sunnnah Rasulillah mungkinlah kita bisa memaklumi dia, dia orang yang jahil, dia orang bodoh, akan tetapi itu juga terjadi di kalangan orang-kalangan yang menuntut ilmu.

Ayyuhal saudara dan saudariku ada sebuah kisah dari salah seorang ustadz yang semoga Allah menjaga dan merahmatinya beserta keluarganya, ustdz tersebut mengatakan, pernah datang seorang istri mengadu menangis terisak-isak, lari dari rumah tidak mau Kembali lagi suaminya menyusul, mengejar dia kerumah minta dia mengajak dia pulang, kemudian ustadz tersebut menanyakan ada apa ini, ada apa di antara kalian ini, akhirnya sang suami mengaku, afwan ustadz saya keliru, saya emosi, saya tendang istri saya, subhanallah, Wanita yang dikatakan oleh Rasulillah Wanita itu kurang akalnya, kurang agamanya, kata Rasulillah“ maaroaitu minna qisootil aqli waddin,  aku tidak  melihat orang yang lebih kurang akal dan agamanya dari pada Wanita.

Afwan wahai ibu-ibu dan para akhowat maksudnya bukan merendahkan dan meremehkan Wanita, kurang agamanya kalau kalian sedang haid, sedang nifas kalian tidak berpuasa dan tidak sholat, kurang akalnya karena kesaksian dua Wanita berbanding satu pria, nah kalau ada laki-laki suami tidak sanggup memimpin Wanita yang kurang akal ini, yang kurang agama ini, maka suami ini lebih kurang lagi akalnya, karna bagaimana mungkin dia tega sampai memukul dan menendang istrinya, dimana kasih sayangnya, dimana rahmah, Ketika Allah mengangkat anda wahai para suami, bukan untuk aniaya bukan memimpin itu dengan hawa nafsu, akan tetapi memimpin itu dengan kitab dan sunnah, sebagai pemimpin wajib berhukum dengan kitabullah dan sunnah Rosulillah dengan hukum Allah dengan syariat Allah di tengah keluarganya, ada yang maen tempeleng, ada yang main pukul. Sampai ada seorang istri lari lapor ke kantor polisi, itu terjadi.

Toyyib kita lanjutkan hadisnya  wama yualliku yadaha alkhoith,  dia tidak pernah mengikat tangan istrinya dengan benang, itu kinayah, benang apalah kalau di ikat dengan benang, itu tidak menyakitkan. Famayarghobu wahaduminhuma ansohibihi hatta yamuut haromaah.  Dan salah seorang dari mereka atau setiap orang dari mereka itu, setiap pasangan itu tidak benci kepada pasangannya sampai mereka mati dalam keadaan tua, itu yang di maksud cinta sampai mati, sampai mereka tua, bukan berarti kehidupan mereka tidak ada masalah, bukan berarti kehidupan rumah tangga mereka tidak ada problema, tetapi masalah itulah yang membuat semakin cinta mereka itu mekar, problema itulah yang membuat aroma cinta mereka semerbak wangi, seperti rumah tangga Rasulillah yang mana juga adan permasalahan-permasalahan dan problema-problema, akan tetapi semakin mereka melewati masalah tersebut, semakin erat dan kokoh hubungan mereka, tidak ada kebencian diantara suami dan istri.

Ayyuhal saudara dan saudariku sesungguhnya Allah mewasiatkan kepada para suami untuk selalu berbuat baik kepada Wanita, kepada istri-istrinya, dan Rasulillah sebagai Nabi beliau juga sudah di wahyukah oleh Allah barang kali ada di dalam rumah tangga itu suami dan istri itu membenci salah ssatu sifat pasanganya, oleh karena itu di dalam hadits yang lain, Rasulillah menegaskan, laayutrukul mukmin an mu’minah  janganlah seorang mukmin itu membenci seorang mukminah, maksdnya istrinya.

Dan begitu pula hadits ini sebaliknya janganlah kalian wahai istri membenci  sifat suamimu, karna pasti ada sifat lain yang kalian sukai.  kalau dia benci salah satu sifatnya pasti ada sifat yang lainya yang ia sukai dan ia cintai, tidak ada manuisa yang sempurna, angan-angan apa yang ada di benak kalian wahai para istri, ingin memiliki suami seperi Rasulillah? Apakah antunnah sudah seperti Aisyah, karena jika antunna menginginkan suami seperti Rasulillah, antenna tidak pantas mendapatkan sebelum antena meneladani Aisyah.

 

REFERENSI:

Di susun oleh : Abdul Hadi Martapian

Diambil dari : Kajian Utadz Abu Zubair dalam youtubenya.

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.