Sering kita mendengar seseorang mengatakan “bekerja itu harus amanah ”. Atau ada yang mengatakan “kita harus mencari orang yang amanah untuk memegang jabatan ini”. Sebenarnya amanah itu apa sih?.
Asal kata amanah yaitu “aman” yang berarti ketenangan jiwa maupun hilang rasa takut. Al Munawi mengartikan “amanah” adalah semua hak yang wajib engkau tunaikan dan jaga (faidhul Qadir: 1/288). Jadi amanahsecara bahasa lawan dari kata “khianat”.
- Urgensi Menunaikan Amanah
1. Menunaikan amanah adalah sifat para Nabi dan Rasul.
Didalam Al Qur’an sifat amanahitu disebut lima kali secara berturut – turut dalam QS. Asy- Syu’ara’ yaitu : Nabi Nuh (Ayat 107), Nabi Hud (ayat : 125), Nabi Shalih (ayat 143), Nabi Luth (ayat 162) dan Nabi Syu’aib (ayat 178) yaitu:
اني لكم رسول امين
“Sesungguhnya aku adalah Rosul yang terpercaya bagi kalian”.
Demikian juga salah satu nama dari malaikat jibril adalah ar Ruhul Amin.
- Merupakan sifat dan perangai hamba – hamba mukmin yang beruntung.
والذين هم لا منتهم وعهد همراعون
“Dan (sungguh beruntung ) orang yang memelihara amanat – amanat dan janjinya.”(QS. Al Mu’minun (23) ; 8)
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Tidak mempunyai iman orang yang tidak amanah.” (HR.Ahmad : 3/154).
Jadi sifat amanahadalah identitas bagi hamba – hamba yang beriman, dan khianat merupakan identitas orang – orang munafik. -
Indikasi kesempurnaan iman dan islam seseorang.
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Tanda orang munafik ada tiga macam : Jika berbicara ia berbohong, Jika ia berjanji ia mengingkari dan jika diberi amanah ia menghianati.”(HR Bukhori : 33, Muslim: 59).
Dalam hadits lain Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Tidak akan berkumpul iman dan kufur dalam hati seeorang, tidak akan bergabung antara kedustaan dan kejujuran, dan tidak akan berkumpul khianat dan amanah. ”(HR Ibnu Wahb dalam al- jami’: 73,83 dan dishahihkan oleh Al–Albani dalam ash – shahihah: 1050)
Jadi salah satu cirri dari seorang munafik adalah khianat, dan selamanya sifat khianat tidak bisa bersatu dengan sifat amanah.
- Tegaknya urusan dibumi dan langit karena amanah.
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Jika suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.”(HR. Bukhori :59). -
Merupakan generasi sahabat karena sifat dari para sahabat Rosulullah yang amanah.
Generasi sahabat adalah generasi umat islam terbaik karena mereka adalah orang – orang yang sangat amanah. Nafi’ maula Ibnu Umar berkata , “Ibnu Umar pernah thawaf tujuh putaran dan sholat dua rekaat. Berkata salah seorang dari Quraisy, ‘Alangkah cepatnya engkau thawaf dan shalat, wahai Abu Abdurrahman?!’. Maka Ibnu Umar berkata : “Kalian lebih banyak thawaf dan shalat daripada kami, tetapi kami lebih baik dari kalian dengan kejujuran dan berbicara , menunaikan amanah dan menempati janji”.”(Riwayat : Al Fakihi dalam Akhbaru Makkah 1/211, al –Adab Asy- Syar’iyyah 4/500 )
Bentuk – Bentuk Amanah
Menurut syaikh Utsaimin: amanah pada dasarnya ada dua macam yaitu amanah dalam hak – hak Allah, yaitu amanah seorang hamba dalam beribadah kepada-Nya, dan amanahmenunaikan hak – hak manusia. (syarah Riyadh ash shalihin 2/463).
Amanahbanyak bentuknya meliputi: ilmu pengetahuan, harta, jabatan, persaksian, dalam menjaga rahasia orang, dalam memberi pendapat dalam bermusyawarah dan memberi nasehat, dan lain sebagainya.
Teladan Rosulullah Dalam Menunaikan Amanah
Manusia yang paling amanahdalam setiap lini kehidupannya adalah Rosulullah, baik sebelum diutus maupun setelahnya. Nabi Muhammad di juluki “al- Amin” (orang yang dipercaya) oleh kawan dan lawannya.
“Tatkala Heraclius bertanya kepada abu sufyan,’Apa saja yang Nabi Muhammad perintahkan?’ Abu Sufyan menjawab, ‘Beliau menyuruh untuk menunaikan sholat, Jujur, menjaga kesucian diri, menepati janji dan menuneikan amanah.’ Heraclius berkata , ‘Ini sifat seorang nabi’. ”(HR. Bukhori: 7)
Setelah diutus, beliau menunaikan amanah besar berupa menyampaikan risalah islam dan beliau bersabar dalam menaggung ujian yang begitu berat. Beliau juga orang yang paling bersemangat dalam menunaikan amanah dan titipan orang – orang, sekalipun pada waktu yang sangat genting. Hal ini tercermin tatkala akan hijrah ke madinah, dimana beliau mengembalikan semua amanah dan titipan orang – orang yng menitipkannya.(Tarikh ath- Thabar 2/372i)
Amanah Orang – Orang Terdahulu
Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda “Kisah dari seorang bani isra’il yang meminjam sejumlah uang kepada temannya.Saat waktu yang dijanjikan telah tiba dan dia sudah menyediakan uang yang dia pinjam,akan tetapi ia tidak mendapatkan kapal untuk bisa pergi melunasi utangnya, akhirnya dia memasukkan uang seribu dinar serta sepucuk surat kedalam sebongkah kayu dan ia lemparkan ke laut. Harapannya, uang tersebut akan terdampar dipulau seberang di mana pemilik uang tersebut dapat mengambilnya. Tatakala ia mendapat tumpangan kapal , ia pun pergi membawa uang seribu dinar lagi kepada orang yang mengutanginya, karena kawatir uang didalam kayu tersebut tidak sampai kepada pemiliknya”. (HR Bukhori : 3472 dan Ahmad 2/348).
Selain kisah diatas Rosulullah bersabda : “Ada seorang yang telah membeli sebidang tanah dari orang lain, kemudian ia menjumpai timbunan emas di dalam tanah tersebut. Brekatalah pembeli tanag tersebut ‘Ambilah emas ini! Aku hanya membeli tanah dan tidak membeli emas darimu’. Yang menjual tanah menimpalinya: ‘ Aku menjual tanah dan semua yang ada di dalamnya’. Akhirnya merekapu mengadukan perkaranya kepada seseorang . Orang tersebut bertanya : ‘ Apakah kalian berdua mempunyai anak?’ Salah satunya menjawab , ‘Ya, aku mempunyai anak laki – laki.’ Yang satunya menjawab: ‘Ya, aku mempunyai anak perempuan.’ Dan oaring tersebut berkata :’ Nikahkanlah anak laki – laki itu dengan anak perempuan itu dan infakkan buat keduanya dan bersedekahlah’. ”(HR bukhori : 3472 dan Muslim 1721).
Lunturnya Amanah Pada Generasi Akhir Zaman
Rosulullah bersabda : “ Yang pertama kali diangkat dari manusia ini adalah amanah sedang hal terakhir yang akan hilangkan adalah sholat. ”(HR ath Thabrani dalam al – mu’jam ash – shaghir 1/238 yang dishahihkan oleh Al–Albhani dalam shahih al jami’; 2575)
Selain hadits diatas yang menerangkan tentang kelunturan amanah yaitu Rosulullah bersabda: “Sebaik – baik kurun adalah masa dimana aku diutus, kemudian setelahnya dan setelahnya….kemudian akan datang suatu kaum yang bersaksi padahal tidak diminta, mewajibkan bagi dirinya dengan sesuatu tetepi tidak dilaksanakan, berkhianat dan tidak bisa dipercaya serta akan Nampak pada mereka kegemukan. ”(HR Ahmad 4/426, Abu Dawud: 4659 Shahih at Tirmidzi; 2222)
Dari kedua hadist diatas pelajaran yang bisa diambil salah satunya di akhir zaman amanah akan terhapus pada hati manusia. Akhirnya kita memohon kepada ALLOH agar membantu kita supaya bisa menunaikan amanah di dunia ini.
اللَّهُمَّ إِنَّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُوعِ فَإِنَّهُ بِئْس الضَّجِيعُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخِيَانَةِ فَإِنَّهَا بِئسَتِ الْبِطَانَة
“Ya Alloh , aku berlindung kepada- Mu dari kelaparan karena ia adalah seburuk – buruk teman tidur dan aku berlindung darikhianat karena itu adalah sejelek – jelek teman dekat.” (HR. Abu Dawud : 1547, Ibnu Majah; 3354 Shahih al Jami’: 2575).
Dari hadits diatas bahwa lapar akan menghilangkan dunia sedang khianat akan menghilangkan agama.
Wallahul musta’an
Sumber dari Majalah Al–Mawaddah vol.71 Robi’uts tsani 1435 H; Al Qur’an terjemah Al–Kamil.
oleh : Harits Abu Aniisah (pengajar Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)
BACA JUGA:
Leave a Reply