Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

WANITA BERIMAN DARI KELUARGA FIR’AUN

fIR'AUN

WANITA BERIMAN DARI KELUARGA FIR’AUN

 

Dalam surat at-tahrim,menceritakan kisah isteri fir’aun yang beriman kepada Allah dan Rasulnya,beribadah hanya kepadannya saja serta dengan penjagaan  Allah,dia selamat dari kejahatan dan kezhaliman orang-orang kafir.

Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman:

ضرب اللهُ مثلا للذين امنوا امراةَ فرعون إذ قالتْ ربِّ ابنِ لي عندك بيتا في الجنة ونجِّني مِن فرعونَ وعملِه ونجّنِي مِن القومِ الظالمِين

Yang Artinya: “Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Robbku, bangunkanlah untuku sebuah rumah disisi mu dalam surga,dan selamtkanlah aku dari fir’aun dan perbuatannya,dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.(QS.AT-TAHRIM/66:11)           

                Allah membuat perumpamaan tentang orang-orang yang beriman dengan keadaan istri fir’aun yang menjadi istri seorang yang paling parah kekafirannya kepada Allah,ketika ia berkata:

“Wahai rabbku! Bangunkan untuku sebuah rumah disisi mu di surga! Selamatkan aku dari kesusahan,cobaan dan berbagai perbuatan jahat fir’aun serta selamatkanlah aku dari kaum yang mengikutinya dalam kezhaliman dan kesesatan serta selamatkan aku dari siksaan mereka. (Lihat keterangan ayat diatas).

                Seorang penafsir, Imam AL-QURTUBI Rahimahullah berkata: Ada yang mengatakan,bahwa perumpamaan ini adalah dorongan untuk orang-orang yang beriman agar bersabar dalam mengahadapi kesulitan.Yaitu jagan sampai kesabaran kalian dalam mengahadapi cobaan lebih lemah dari pada kesabaran istri fir’aun ketika bersabar dari siksaan fir’aun.

                Aisyah binti Muzahim, istri fir’aun mengimani risalah yang dibawa oleh Nabi Mus.Berawal dari perintah Allah kepada ibu musa untuk memasukan musa kedalam peti dan menghanyutkannya ke sungai Nil,lalu sungai itu membawanya ketepi dan diambil oleh istri fir’aun.Allah telah melimpahkan kasih sayangya dan akhirnya Musa diasuh dalam pengawasan Allah di istana fir’aun yang merupakan musuh Allah dan musuhnya.Allah Subhanahu Wata’ala  berfirman:

                Yang Artinya: “Maka dipungutlah ia oleh keluarga fir’aun yang akibatnya ia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka.Sesungguhnya fir’aun dan haman beserta tentaranya adalah orqang-orang yang bersalah .Dan berkatalah isteri fir’aun : “(ai) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu.Janganlah kamu membunuhnya,mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak” sedang mereka tiada menyadari.(QS.AL-QHASHAS/28: 8-9)

                AISYAH PENGASUH MUSA

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa para budak perempuan telah memungut musa dari sungai nil yang dihanyutkan dalam peti tertutup.Namun mereka tidak berani membukannya sampai mereka meletakanya di hadapan istri fir’aun yang bernama Aisyah binti Muzahim. Setelah istri fir’aun membuka peti tersebut dan menyingkap tabirnya,ia melihat wajah musa yang bersinar cerah dengan cahaya kenabian dan keagungan.Pada saat melihatnya ,ia begitu menyukai dan mencintainya.Ketikan fir’aun datang ,ia bertanya, ‘Apa ini?’ dan memerintahkan agar anak itu dibunuh ,istrinya meminta anak itu kepada fir’aun dan membelanya,dengan mengatakan , “ia adalah penyejuk hati bagiku dan bagimu,janganlah kamu membunuhnya mudah-mudahn dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil ia menjadi anak” maka fir’aun berkata kepadanya, ‘Bagimu mungkin bermanfaat,namun bagi ku tidak.Magsudnya,aku tidak membutuhkan dan tidak ada kepentingn dengannya.

Ucapan istrinya “Mudah-mudahan anak ini bermanfaat bagi kita .” Ucapan ini sidah jadi nyata.Magsudnya Allah telah menganugerahkan manfaat yang diharapkan ya itu.Di dunia ia mendapatkan petunjuk melalui anak tersebut.Sedangkan di akhirat,ia menempati surge juga karenanya.

Perkataannya , “ atau kita ambil ai menjadi anak,” yaitu dengan cara mengadopsinya,karena keduanya belum punya keturunan.Allah berfirman,yang artinya , “Sedang mereka tidak menyadari .” Magsdnya mereka tidak mengetahui apa yang dikehendaki Allah padanya.

Dan dinukil dari ibnu abbas Radhiyallahu Anhuma dalam tafsir Ibnu Jarir, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

Yang Artinya: “Demi Allah! seandainya fir’aun mengatakan ia adalah penyejuk hati baginya sebagaimana yang dikatakan istrinya maka Allah akan memberikan hidayah sebagaimana istrinya mendapatkan hidayah, akan tetapi Allah mengharamkan hal itu bagi fir’aun”.

Ketika dalam pengasuhan di istana fir’aun,Musa kecil pernah menarik jengot fir’aun dan itu menyebabkannya murka sampai ingin membunuhnya.Namun aisyah mencegahnya dan mengatakan bahwa dia hanya seorang anak kecil yang tidak mengerti apa-apa.Akhirnya,fir’aun menguji akalnya dengan meletakkan kurma dan bara api dihadapan Musa.Kemudian Musa ingin meraih kurma,namun raja itu mengarahkan tangannya kebara api,maka Musa kecil mengambilnya dan meletakan di atas lidahnya.Akibatnya,lisan Musa mendapatkan kepelatan(kurang sempurna dan kurang jelas dalam mengucapkan kata-kata).

Wallahu a’lam .

Karenanya Fir’aun berkata (Sebagaimana dalam Al-Qur’an):

أم أنا خير من هذا الذي هو مُهين ولا يكاد يُبين

Yang Artinya: “Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hamper tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?. (QS.az-zukhruf/43:52)

SEBAB KEIMANAN AISYAH

Ketika terjadi pertarungan antara tukang sihir Fir’aun dengan Nabi Musa,Aisyah istri Fir’aun ikut menyaksikan seraya berdoa kepada Allah untuk kemenangan Musa melawan Fir’aun dan tukang sihirnya.Pengikut Fir’aun yang melihatnya menyangka bahwa dia mencurahkan perhatiannya karena rasa simpatinya terhadap Fir’aun dan pengikutnya,padahal sesungguhnya kegundahannya dan harapan (kemenangan)hanya kepada Musa.

Dalam Tafsir Ibnu Jarir, beliau Rahimahullah berkata, “istri Fir’aun bertannya siapakah yang menang dalam pertandingan ini,maka dikatakan kepadanya yang menang adalah Musa dan Harun,maka dia berkata aku beriman kepada robbnya Musa dan Harun .Peristiwa yang baru disaksikan adalah sebuah bukti dari kekuasan Allah yang mampu membuka mata hatinya untuk menerima keimanan sebagai pegangan hidup.Seketika itu Aisyah menyatakan diri sebagai muslim,bahkan dia juga berani berterus terang kepada Fir’aun.

UJIAN KEIMANAN

Fir’aun yang mengetahui keimanan istrinya bergegas keluar memenuhi para pembesarnya,dia berkata kepada mereka, “Apa yang kalian ketahui tentai Aisyah binti Muzahim? “Mereka memuji dan menyebutkan kebaikannya ( Aisyah ).Maka Fir’aun berkata “sesungguhnya dia beribadah kepada tuhan selain aku.’’Kemudian para pembesarnya mengatakan , “Kalau begitu bunuh saja dia!”Lalu di siapakan baginya tiang-tiang pasak kemudian kedua tangan dan kakinya di ikat .Aisyah berdoa, “Wahai robbku!bangunkan untuku disisimu rumah di surge.”Dan Fir’aun datang  ketika Aisyah sedang tertawa karena diperlihatkan rumanya di surga.Maka Fir’aun berkata , “Apakah kalian tidak heran melihat kegilaanya.Kita menyiksanya namun dia malah tertawa ,”Maka kemudian Allah pun mencabut nyawanya.

Dalam Tafsir Ibnu Jarir Rahimahullah, beliau berkata: “Fir’aun mengirim utusan kepada Aisyah dan mengatakn, ‘Carilah batu yang paling besar ,bila dia masih tetap dalam keimanannya maka timpahkanlah batu itu kepadanya ,namun jika dia menarik kembali perkataannya ,dia tetep istriku .’Ketika para utusan itu datang ,Aisyah mengangkat pandangannya kelangit dan melihat rumahnya di surga,maka dia tetap dalam keimanannya lalu nyawanya dicabut.Para utusan itu menimpahkan batu besar tadi kejasad yang sudah tidak ada ruhnya.

Dengan demikian , Aisyah selamat dari siksakan pukulan batu yang akan dibenturkan oleh utusan firaun.

Dari Abu Utsman al-hindi dari Salman al-Farisi, Aisyah disiksa diterik matahari maka, ketika dia tersengat panasnya matahari para malaikat menaungi dengan sayap-sayap mereka,”

Allah menyelamatkan aisyah dari perbuatan orang kafir yang menyiksanya dan menyelamatkanya dari penduduk mesir kaum qibthi yang dzolim maka Allah mengangkat ( Ruhnya ) kesurga dia makan dan minum dan mendapatkan kenikmatan didalamnya.

PELAJARAN DARI KISAH INI

  1. Hubungan antara mukmin dan kafir tidaklah membahayak sedikitpun apabila dia memisahkan diri dari kekufuran dan perbuatan orang-orang kafir tersebut. Qatadah mengatakan , “Firaun adalah penduduk bumi yang paling membangkang dan paling kafir kepada Allah. Tetapi demi Allah, kekufuran suaminya tidak membahayakn istrinya ketika dia taat kepad Rabnya, agar mereka mengetauhui Allah adalah hakim yang maha adil. Tidak seorangpun yang disiksa kecuali karena dosanya sendiri.
  2. Penjagaan Allah kepada hambahnya yang beriman serta pertolonganya dengan janji dan kabar gembira yang meneguhkan keimanan. Sebagaimana Allah telah mengutus malaikat untuk menaungi Aisyah dan memperlihatkan istana yang telah disiapkan disurga serta mencabut nyawanya sebelum siksaan menimpanya.
  3. Kedengkian orang-orang kafir kepada orang-orang beriman sangat besar, bahkan Fir’aun tidak memperdulikan istri yang tadinya sangat dia cintai tetap harus merasakan siksaanya.
  4. Keutamaan Aisyah istri Fir’aun, kesabaran dan pilihanya untuk tetap berada di dalam keimanan, meski siksaan menghadang, serta kebenaran firasatnya kepada Nabi Musa takala Aisyah berkata, “Ia adalah penyejuk mata hati bagiku.” ( QS. Al-Qhashas : 9 )
  5. Penetapan karamah untuk para wali Allah yang shalih.

Referensi:

Diambil dari Majalah As-Sunnah, Edisi: 08/Thn. XX/Rabi’ul Awwal 1439/Desember 2017

Di ringkas oleh: Nyai Anita Sari

Baca Juga Artikel:

Kaidah Penting Tentang Asma’ dan Sifat Allah

Anak Yatim Yang Terlantar

Be the first to comment

Ajukan Pertanyaan atau Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.