INFOTAINMENT DALAM TINJAUAN ISLAM

INFOTAINMENT DALAM TINJAUAN ISLAM

INFOTAINMENT DALAM TINJAUAN ISLAM – Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat petunjuk dari Allah maka tika nada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak di ibadahi dengan benar melainak Allah dan bahwa Muhammad adalah Hamba dan Rasulnya. Ammaa ba’du

Hampir semua keluarga di Indonesia memiliki televisi dirumahnya. Sebagian besar mereka adalah keluarga muslim yang hanyut terbawa derasnya arus teknologi informasi.

Infotainment identik dengan gosip para selebritis yang mengungkap “prestasi” selebritis hingga hal yang bersifat pribadi. Infotainmet sering memberitakan gosip para selebritis yang belum tentu kebenarannya. Kebanyakan infotainment sering melebih-lebihkan berita agar masyarakat tertarik.

DEFINISI INFOTAINMENT

Infotainment adalah ungkapan populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi hiburan. Infotainment kependekan dari dua istilah inggris informationentertainment. Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebriti dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik.

PANDANGAN ISLAM TERHADAP INFOTAINMENT

  1. Al-Qur’an

يأيها الذين ءامنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم ولا تجسسوا ولايغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه واتقوا الله إن الله تواب الرحيم

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Penerimat taubat dan Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat: 12)

  1. As-Sunnah

 عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (( أتدرون ما الغيبه؟ )) قالوا : الله و رسوله أعلم، قال: (( ذكرك أخاك بما يكره )) قيل أفرأيت إن كان في أخيه ما يقول ؟ قال: ((إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته، وإن لم يكن فيه فقد بهته

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu bahwasanya Rasulullah bersabda, “Taukah kalian apakah Ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tau.” Maka Rasulullah bersabda: Ghibah adalah engkau menyebutkan saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.” kemudia ada yang bertanya, “Bagaimana jika yang saya katakan ada padanya?”  ghibah. Jika tidak maka engkau telah berbuat dusta tentangnya.” (HR. Muslimi: 2589)

  1. Aqwal/ Pendapat Ulama

Al-Imam Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan, “Ghibah diharamkan menurut kesepakatan para ulama, tidak ada pengecualian, kecuali apabila memang mengandung maslahat yang besar seperti jarh wa tadhil dan memberi kan nasihat.”[1]

Al-Imam Al-Qurthubi mengatakan, “Tidak ada perselisihan bahwa ghibag termasuk dosa besar. Barangsiapa yang menghibah orang lain, wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah.” Al-Imam An-Nawawi berkata, “Ghibah dan namimah (mengadu domba) diharamkan menurut kesepakatan kaum muslimin. Dali-dalil kerharamannya sangat tegas dan jelas berdasarkan Al -Qur’an, As-Sunnah, dan kesepakatan umat.”

Islam melarang terhadap acara infontainment yang jelas-jelas melanggar etika dan melakukan ghibah. Karenannya, sejak awal infotainment muncul, seharusnya sudah diantisipasi akibat yang ditimbulkannya. Begitu seharusnya yang kita lakukan, bukan dengan cara membiarkan sebuah kemungkaran terjadi dan jatuh korban baru berteriak-teriak. Dari sudut pandang seorang muslim ghibah itu haram dang mungkar. Haram untuk dilakukan dan wajib dihilangkan, suka atau tidak suka. Sebab selain menyakiti orang yang dighibahkan, juka tidak ada seorang pun yang ingin diperlakukan seperti itu. Sehingga Allah melarang secara saudaranya sendiri.”

DAMPAK INFOTAINMENT

Beberapa dampak buruk dari acara infotainment ditelevisi indonesia pada masyarakat:

  1. Menyebar fitnah/isu/kabar burung

Jika berita infotainment itu hanya menduga-duga dari suatu permasalahan yang belum jelas faktanya maka bisa saja disebut sebagai fitnah, membongkar aib saudara, dan namimah (mengadu domba). Dalam hadits shahih:

 عن أبي برزة الأسلمي رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( يا معشر من امن  بلسانه ولم يدخل الإيمان قلبه لا تغتابوا المسلمين ولا تتبعوا عوراتهم فإنه من اتبع عوراتهم يتبع الله عورته ومن يتبع الله عورته يفضحه في بيته))

Artinya: Dari Abu Barzah Al-Aslamiy bahwasanya Rasulullah bersabda, wahai orang-orang yang beriman de ngan lisannya, sedangkan keimanan tidak masuk kedalam hatinya, janganlah kalian menghibah kaum muslimin, dan janganlah kalian mencari-cari aib mereka. Barang siapa yang mencari-cari aib kaum muslimin maka Allah akan perlihatkan aibnya sekalipun ia berada dalam rumahnya.

  1. Mengganggu orang yang sedang diperbincangkan/dibahas

Yang namanya masalah kita diomongkan atau diperbincangkan dan diungkit-ungkit orang lain, akan membuat kita tidak nyaman.

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. Al-Ahzab:58)

  1. Menjerumuskan masyarakat pada gaya/pola hidup yang salah

Berita yang datang dari suatu kaum yang suka ditiru orang, kalau tidak benar maka jelas berdampak tidak baik. Bahaya jika masyarakat meniru para artis yang identik suka dugem (berfoya-foya) suka gaya hidup mewah, suka pergaulan bebas, suka narkoba, suka nikah siri, dan sebagainya. Seharusnya dijelaskan bahwa pola hidup yang salah adalah salah, tidak baik adalah tidak baik, agar masyarakat tidak tidak meniru yang jelek-jelek.

  1. Menjadi contoh buruk bagi anak-anak

Menyambung dari poin yang ketiga diatas, kalau yang menonton adalah anak-anak maka akan lebih dahsyat dampak negatif yang ditimbulkannya. Jika anak-anak terobsesi ingin menjadi selebritis bisa saja mereka akan meniru apa yang dilakukan selebritis kesayangannya termasuk yang jelek-jelek. Sungguh amat disayangkan, anak-anak sejak dari kecil sudah diajari gosip, itnah, ghibah, gaya hidup mewah, dan lain-lain melalui tayang semacam infotainment ini.

  1. Menghabiskan waku para penonton

Membahas suatu masalah dari seorang selebritis biasanya dipaksa panjang durasinya sehingga yang dibahas bisa berulang-ulang atau ditambah-tambahkan. Belum lagi kalau lengkap sudah waktu seseorang yang tersita untuk melihat permasalahan yang sama. Waktu permisa yang berharga jadi terbuang sia-sia karena penyampaian yang bertele-tele dan dilama-lamakan. Al-Imam Ibnu Hibban mengatakan, “Barangsiapa yang sibuk mengungkap kejelekan orang lain, seraya lupa dengan aibnya sendiri, maka hatinya akan buta, badannya akan lelah, dan sulit memperbaiki aib diri sendiri.

Aun bin Abdillah berkata, “saya tidak memandang seseorang yang gemar menguak aib orang lainkecuali karena kelalaian terhadap dirinya sendiri.

Bakr Ibn Abdillah al-Muzani mengatakan, “Jika kalian gemar melihat seseorang yang gemar membongkar aib manusia an lupa terhadap aibnya sendiri, maka ketahuilah bahwa dia telah terkena tipu daya.

SIKAP MUSLIM TERHADAP ACARA INFOTAINMENT

Setelah kita mengetahui hukum infotainment, maka sikap seorang muslim terhadapnya adalah sebagai berikut:

  • Tidak gampang membenarkan isu atau gosip yang diberitakan, karena hal tersebut belum tentu benar sesuai fakta. Oleh karenanya Allah memerintahkan kita untuk slektif dalam menyikapi gosip, sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu. (QS. Al-Hujurat:6)

Ibn Badis mengatakan, “Tidak semua yang kita dengar dan kita lihat harus diyakini oleh hati-hati kita, namun hendaknya kita mengeceknya dan memikirkannya secara matang. Jika memang terbukti dengan bukti yang nyata maka kita mempercayainya, namun maka tidak maka kita meninggalkannya.

  • Melarang, menasehati, dan memprotes perbuatan acara tersebut
  • Membenci acara tersebut karena Allah
  • Berpaling dari acara tersebut dan tidak ikut melihat dan menyaksikan
  • Tidak larut dan terbawa oleh pengaruh gosip dan pemberitaan tersebut.

Kesimpulan diatas bahwa infotainment itu dikatakan haram jika isi beritanya mengandung ghibah dan namimah (mengadu domba). Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita harus bisa meninggalkan kebiasaan menonton infotainment. Masih banyak kegiatan positif yang bisa kita kerjakan. Allahu ‘Alam

 

REFERENSI:

DIRINGKAS OLEH: AYESA ARTIKA APRILIA, staf pengajar ponpes DQH OKUT

DIRINGKAS DARI KITAB: BUNDEL MAJALAH AL-FURQON Edisi 147

BACA JUGA:

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.