Di Balik Satu Kesusahan
Manusia hidup dengan aneka ragam warna dan rasa. Sesekali ia gembira, kali lain akan dirundung nestapa. Tak ada kiranya manusia yang hidup dengan satu langgam saja. Apakah ada orang yang hidup hanya bertaburkan bunga-bunga bahagia; atau hanyalah berkubang dalam lumpur derita? Itulah sunnatullah yang Alloh subhanahu wa ta`ala gulirkan pada setiap manusia. Dan itu bukanlah menjadi soal bagi manusia, karena mau ataupun tidak, ia haruslah mengarungi hidup ini dengan corak hidup yang silih berganti. Yang menjadi soal adalah bagaimana seseorang mampu menghadapinya dengan bijak, dengan tetap tidak kehilangan pegangan hidup, dengan tetap menjadikannya sebagai titik tolak untuk bangkit dan kembali melecutnya untuk meraih citanya yang mulia.
Umat yang Dirahmati dan Dikasihi
Keadaan manusia memang datang dan bergulir silih berganti. Tak pandang bulu, apakah ia seorang muslim ataupun seorang kafir. Yang jelas semua mendapatkan bagian yang sesuai dengan porsinya. Hanya saja satu yang patut untuk dijadikan sebagai pegangan dan penghibur kaum mukmin, bahwa derita yang menimpa seorang mukmin sejatinya tidak murni derita semata. Justru derita yang menimpa seorang muslim di dunia ini mengandung rahmat baginya. Di mana bisa jadi itu adalah bentuk siksa atas kesalahannya, yang tidak ditimpakan kepadanya di akhirat. Dalam hadits tersebut sabda beliau dalam riwayat Abu Musa:
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّتِي هَذِهِ أُمَّةٌ مَرْحُومَةٌ لَيْسَ عَلَيهَا عَذَابٌ فِي الْآخِرَةِ عَذَابُهَا فِي الدُّنْيَا الْفِتَنُ وَالزَّلَازِلُ وَالْقَتْلُ
“Dari Abu Musa berkata: Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Umatku ini adalah umat yang dikasihi; tak ada adzab atas mereka di akhirat. Adzabnya di dunia adalah berbagai fitnah (cobaan), gempa, dan pembunuhan”.[1]
Lihatlah betapa Alloh subhanahu wa ta`ala melimpahkan rahmat-Nya untuk umat ini, rahmat yang melebihi rahmat yang diberikan kepada umat-umat lainnya. Nabi mereka pun adalah Nabi yang menjadi rahmat seluruh alam. Bahkan beliau dinamakan dengan Nabi rahmat. Dan mereka adalah umat yang terbaik; tak ada adzab bagi mereka di akhirat. Bahkan kebanyakan siksa atas mereka adalah bahwa mereka mendapatkan balasan di dunia dari amal buruk mereka; dengan diberikan cobaan, penyakit, dan berbagai bala bencana yang menimpa. Hal-hal yang menimpa muslim berupa bencana dan derita di dunia, ini menjadi sebab keselamatannya di akhirat. Akan tetapi ini bukan berarti bahwa tak ada muslim yang diadzab siksa di akhirat. Umat Islam yang merupakan ahli dosa dan maksiat, dan Alloh subhanahu wa ta`ala tidak memberinya pemutihan dosa, maka di akhirat ia akan mendapat siksa.
Di dunia ini seorang muslim akan tertimpa berbagai musibah dan derita, di mana itu menjadi sebab yang menggugurkan dosa dan menjadi ampunan baginya. Inilah siksa yang menimpa muslim di dunia seperti yang ditunjukkan dalam hadits. Namun seperti diisyaratkan di atas, bukan berarti semua umat Islam ini selamat dari adzab neraka. Karena memang banyak hadits yang menunjukkan masuknya para pelaku dosa besar yang belum bertaubat ke dalam neraka; namun mereka ini yang masih mempunyai tauhid akan keluar dari neraka dengan mend