Akhlak Pembawa Al-Qur’an

AKHLAK PEMBAWA AL-QUR'AN

AKHLAK  “PEMBAWA AL-QURAN”

Alhamdulillahi robbilalamin asholatu was salamu ala asrofil anbiyail mursalin waala alihi washohbihi ajmain, ama ba’du.

KEUTAMAAN MEMPELAJARI DAN MEMBACA AL-QURAN

Al-quran adalah kalamullah. Membaca alquran merupakan amalan mulia dan berpahala. Allah telah memerintahkan agar kita selalu membacanya. Orang-orang yang membaca al-quran akan mendapat pujian dan kemulian dari Allah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

{إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُور (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ

Artinya: “sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitabullah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapakan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Menyukuri. (QS Fathir 35:29-30)

Rasulallah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya: “Bacalah al-quran karena sesungguhnya al-quran akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahli qur’an. (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga bersabda yang artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-quran dan mengajarkannya.” (Muttafaqun Alaih)

Dan rasulullah telah menjanjikan pahala yang besar bagi yang membaca al-quran, beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf al-quran maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa alif-laam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dalam sunannya)

Beliau juga bersabda yang artinya: “Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang yang ahli diantara manusia. Ada yang bertanya, “siapa ,mereka, wahai Rasulullah? Nabi menjawab, “,mereka adalah ahli al-quran, mereka adalah wali Allah dan orang khusus-Nya.” (HR. Ibnu Majah (215))

Imam ibnu shalah Rahimahullah mengatakan, “membaca al-quran adalah kemuliaan, kemuliaan yang Allah berikan kepada manusia. Sungguh para malaikat tidak diberi hal itu, dan mereka sangat semangat untuk mendengarkannya dari manusia,”

HAKIKAT MEMBACA AL-QURAN

Inti dan hakikat dari membaca al-quran adalah it tiba. Ittiba’ yaitu mengikuti dengan segenap hati apa yang telah dibaca dari kandungan al-quan; dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يتلُوْنَه حَقَّ تِلَاوَتِه اُولئِكَ يُؤْمِنُوْنَ بِه

Artinya: “Orang-orang yang telah kami berikan al-kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. (QS al-Baqarah 2:121)

Imam mujahid berkata, “Firman-Nya mereka membaca dengan bacaan yang sebenarnya’ yaitu mereka mengamalkannya dengan sebenar-benarnya pengamalan.

Imam ikrimah mengatakan,”yaitu mereka mengikutinya dengan sebenar-benar pengikutan.”

Imam ibnu qoyyim mengatakan,”Mutabaah ini adalah hakikat membaca yang Allah telah memberi pujian bagi ahlinya dalam firman-Nya.

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitabullah. (QS. Fathir35: 29)

Maksud dari membaca yang hakiki adalah membaca secara makna dan mengikutinya, dengan memberikan beritanya, melaksanakan perintahnya, meningalkan larangannya, dan menjadikan al-quran sebagai imam.”

ADAB DAN AKHLAK PENUNTUT ILMU AL-QUR’AN

  1. Niat yang shalih

Membaca dan mempelajari al-quran termasuk ibadah. Karena itu, ikhlas dan itiba’ sudah menjadi kemestian. Para penuntut ilmu al-quran harus pandai menata niatnya, tujuanya menghafal dan mempelajari al-quran atau mengajarkan al-quran kepada manusia hanya mencari wajah Allah semata, atau dalam arti lainya adalah ikhlas, yaitu mencari ridho dan ganjaran dari Allah semata dengan menafikan tujuan-tujuan yang lain. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ

Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus”. (QS. al-bayyinah, 98: 5)

Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah mengisahkan tiga orang yang masuk neraka karena sebab amalan mereka,, di antaranyan seseorang yang menuntut ilmu dan membaca al-quran, pada hari akhir dia ditanya pada Allah, “Apa yang kamu kerjakan didunia dengan nikmat tersebut?” orang tersebut menjawab, “Aku menuntut ilmu dan membaca al-quran hanya kerena-Mu, ya Allah.” Allah kemudian berfirman, “Engkau dusta sesungguhnya engkau menuntut ilmu agar dikatakan sebagai orang alim dan engkau membaca al-quran agar dikatakan sebagai qari’ (ahli membaca al-quran),”

Maka dari itu, tidak pantas bagi para penuntut ilmu al-quran jika niat dan tujuanya dalam mempelajari al-quran dan mengajarkanya kepada manusia hanya untuk mencari jabatan, prestise dimata manusia, atau hanya untuk mereguk manisnya dunia semata semua itu terlarang, termasuk riya’ dalam beramal. Allahul Muwaffiq.

  1. Berakhlak dengan akhlak al-quran

Yaitu berhias diri dengan akhlak yang diajarkan dan dianjurkan dalam al-quran. Para ahli al-quran adalah manusia yang paling utama untuk mengamalkan isi al-quran, berhias dengan akhlak al-quran. Seperti contohnya sifat dermawan, berwajah manis, memuliakan tamu, membantu orang yang sedang kesulitan dan punya hajat, menundukan pandangan, sabar, dan lain-lain dari sifat dan akhlak mulia yang diajarkan oleh al-quran. Istri Rasulullah Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Nabi, beliau menjawab: “Akhlak beliau adalah al-quran.” (shahih, HR. Ahmad, dll)

  1. Bersemangat dalam mengerjakan al-quran

karena mengajarkan al-quran adalah sebaik-baik amalan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-quran dan mengajarkanya.” (Muttafaq Alaih)

Maka dari itu, para penuntut ilmu al-quran hendaknya selalu bersemangat untuk mengajarkan dan membacakan al-quran ini kepada manusia, kerena pahalanya sangat besar. Hendaknya selalu menganjurkan dan menasihati manusia agar perhatian kepada al-quran, mencintai dan memahami serta mengamalkan al-quran dan jangan ditinggalkan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّه ثُمَّ اَعْرَضَ عَنْهَا  ۗاِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِيْنَ مُنْتَقِمُوْنَ

Artinya: “Dan siapakah yang lebih zhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian ia berpaling darinya, sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa”. (QS. as-sajadah, 32: 22)

  1. Beradap ketika membaca al-quran

Para penuntut ilmu al-quran hendaknya menjadi teladan ketika membaca al-quran, yaitu dengan memperhatikan adab-adab ketika membacanya. Adab membaca al-quran seperti bersuci, khusyu, penuh tadabur, tartil, membaguskan suara dan lain-lain dari adab membaca al-quran. Jika para penuntut ilmu al-quran tidak memperhatikan adab-adab ini, bagaimana lagi dengan orang lain selain mereka, tentu mereka akan tidak lebih perhatian. Maka dari itu, perhatikanlah hal ini, wahai para saudaraku para penuntut ilmu al-quran.

  1. Bersemangat untuk menjaga sholat malam

Maka tidak pantas bagi para penuntut ilmu al-quran untuk tidur sepanjang malamnya. Sebab, para penunut ilmu mengetehui keutamaan dan kemulian sholat malam, Allah berfirman yang artinya: ‘’Didunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohon ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. (QS adz-Dzariyat 51: 17-18)

Para penuntut ilmu al-quran juga telah hafal firman Allah Subhanahu Wata’ala yang berbunyi:

اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّه

Artinya: “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya?”.  (QS. az-Zumar, 39: 9)

Maka dari itu, hai para pelajar al-quran para penjaga al-quran bangkitlah dari tidurmu jagalah al-quran dengan membacanya diwaktu shalat malam karena hal itu lebih menguatkan hafalan, al-qurann yang engkau miliki.

REFERENSI:

Disusun oleh: Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman

Reverensi: Majalah Al-furqon Edisi 1 tahun ke-16

Nama: Rico muzakki (Pengabdian ponpes DQH)

Baca juga artikel:

Hukum Dzikir Menggunakan Tasbih

Orang Yang Enggan Masuk Ke dalam Surga

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.