Pondok Pesantren Darul Qur'an Wal-Hadits Martapura OKU

AKHLAK JUJUR DAN BENAR

Seorang mukmin adalah orang yang jujur, mencintai kebenaran dan senantisa menetapi kebenaran,lahir maupun bathin, di dalam berkata dan berbuat, karena kebenaran itu menunjukan ke surga, sedangkan surga itu puncak cita-cita seorang muslim dan angan-angannya yang berjauh.

sedangkan kedustaan menunjukkan ke neraka, dan neraka seburuk-buruk tempat yang ditakuti setiap Muslim dan menjaga diri darinya.

Seorang Muslim memandang kejujuran bukan sekedar akhlak yang utama saja yang wajib dilakukan tanpa lainnya, ia memandang bahwa kejujuran adalah penyempurna iman dan islamnya, sebab Allah yang memerintahkan demikian, seraya memuji hamba-Nya yang menyandang sifat ini.

Rasulullah shallahu ‘alahissalam pun telah menganjurkan dan mengajak untuk berlaku jujur. Allah Ta’ala berfirman di dalam memerintahkan kejujuran,

ياْيها الذين ءامنوا اتقوا الله  وكونوا مع الصدقين

Artinya:

‘’Hai orang –orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar’’. (QS. At-Taubah:119)

Dan firman Allah Ta’ala juga,

و الصادقين و الصادقات

Artinya:

‘’Orang laki-laki yang jujur dan perempuan yang jujur’’. (QS.Al-Ahzab:35)

Dan juga terdapat dalam sabda Rasulullah shallahu ‘alahissalam,

‘’Hendaklah kamu berbuat jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebaiakn, dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke surga, selama seseorang terus menerus berlaku  kejujuran sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hindarilah dusta itu menunjukkan kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa menunjukkan ke neraka. Dan selama seseorang terus menerus berdusta dan berusaha berdusta, sehingga di catat di sisi Allah sebagai berdusta’’. (HR. Muslim)

  • Sesungguhnya kejujuran itu memiliki buah yang bagus yang dipetik oleh orang-orang yang jujur, inilah macam-macamnya:
  1. Leganya hati dan tenangnya jiwa, karena sabda Rasulullah shallahu ‘alahissalam,

الصدق طماْنينة

Artinya:

“Kejujuran itu adalah ketenangan” (HR. At-Tirmidzi:2518)

  1. Usahanya mendapatkan keberkahan dan tambahan kebaikan, sabda Rasulullah shallahu ‘alhissalam,

البيعان بالخيار مالم يتفرقا فائن صدقا و بينا بورك لهما في بيعهما و ان كتما و كذبا محقت بركة بيعهما

Artinya:

‘’Dua orang yang berjual beli berhak melakukan khiyar(majelis) selagi belum berpisah, jika keduanya jujur serta saling terus terang, maka keduanya diberkahi di dalam jual belinya. Jika keduanya menyembunyikan (cacat) dan berdusta, maka di hapus berkah jual belinya.’’ ( HR. Al-Bukhori:6079)

  1. Kebahagian setingkat para syuhada, Rasulullah shallahu ‘alahissalam,

من سئل  الله الشهادة بصدق بلغه الله منازل الشهداء وان مات على فراشه

Artinya:

‘’Barangsiapa  yang memohon mati Syahid kepada Allah dengan jujur(benar), maka Allah akan menyampaikannya pada (kedudukan) orang-orang yang mati syahid,meskipun ia mati diatas ranjangnya.’’ (HR.Muslim:1909)

  1. Selamat dari bencana yang tidak di sukai.

Deceritakan bahwa seorang yang melarikan diri datang kepada seorang yang shalih, ia mengaduhkan ‘’sembunyikanlah saya dari orang yang mengejarku!’’ maka orang shalih itu berkata kepadanya,’’ Tidurlah di situ’’ sambil meleparkan kepadanya penutup dari daun kurma, maka ketika orang-orang yng mencarinya datang dan menanyakannya, orang shalih itu menjawab kepada mereka’’ Ini di bawa daun kurma’’ namun mereka mengira bahwa orang itu mempermainkannya, maka mereka meninggalkannya, selamatlah dia dan berkah kejujuran orang shalih tersebut.

  • TANDA-TANDA KEJUJURAN
  1. Bicara benar.

Seorang Muslim apabila berbicara tidak akan membicarakan selain kebenaran dan kejujuran, bila memberitakan tidak akan memberitakan keculi yang benar-benar sesuai dengan perkaranya, karena bohong dalam berbicara termasuk dalam kemunafikkan dan tanda-tandanya, Rasulullah shallahu ‘alahissalam bersabda,

اية المنافق ثلاث: اذا حدث كذب, واذا وغد اخلف, واذا اؤمن خان

Artinya:

‘’Tanda-tanda orang munafik ada tiga: bila berbicara berdusta, bila berjanji mengingkari dan bila dipercaya dia berkhianat”.

  1. Jujur di dalam bekerja.

Seorang Muslim bila bekerja bersama orang lain maka dia berbuat jujur di dalam kerjanya, tidak mau menipu, memperdaya, berdusta dan membujuk di dalam berbagai keadaan apapun.

  1. Jujur di dalam bertekad.

Seorang Muslim apabila telah beniat melaksankan suatu perbuatan harus dilaksanakannya, dia tidak akan ragu-ragu di dalam hal itu bahkan, melangsungkannya dengan teguh tanpa menoleh kemana pun ataupun memperhatikan yang lain, sehingga pekerjaan selesai dengan sempurna.

  1. Jujur di dalam berjanji.

Seorang Muslim jika berjanji kepada seseorang, ia akan memenuhi janjinya kepadanya, sebab menyalahi janji termasuk tanda-tanda kemunafikan,

  1. Jujur di dalam berpenampilan.

Seorang Muslim tidak akan menampakkan penampilan yang tidak sesui dengan kondisinya, tidak akan menampilkan sesuatu yang menyelisihi batinnya, maka tidak mengenakan pakaian palsu, tidak pamer, tidak pula memaksa-maksakan apa yang bukan miliknya, karena sabda Rasulullah Shalllahu ‘alahissalam,

المتشبع بما لم يعط كلا بس ثوبي زور

Artinya:

‘Orang yang pura-pura memiliki banyak sesuatu yang bukan miliknya, bagaikan orang yang mengenakan dua pakaian palsu(dusta)’’.(HR. Muslim:2129)

Ini berarti bahwa orang yang berhias dan memperindah diri dengan apa yang bukan miliknya agar dipandang sebagai orang yang kaya adalah orang yang memakai dua pakaian usang untuk memamerkan kezuhudan padahal dia bukan orang yang zuhud maupun sengsara.

Semoga bermanfaat…

  • Referensi:
  • Kitab karya Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri (pengajar tetap di masjid Nabawi) judul kitab: MINHAJUL MUSLIM

Peringkas: NENSI LESTARI

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.