Menjadi Ibu Yang Sukses

menjadi ibu yang sukses

Menjadi Ibu Yang Sukses – Segala puji bagi Allah. Kami memujinya memohon pertolongan, Maghfiroh dan petunjuk kepada-Nya kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tiada seorang pun dapat menyesatkan nya dan barangsiapa disesatkan Allah maka engkau Tiada mendapatkan perlindungan dan Pemberi Petunjuk baginya. Saya bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah semata yang tiada sekutu baginya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulnya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

مَن عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَو أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤمِن فَلَنُحيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجزِيَنَّهُمۡ أَجرَهُم بِأَحسَنِ مَا كَانُواْ يَعمَلُونَ

Artinya: “(Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik) menurut suatu pendapat dikatakan bahwa yang dimaksud adalah kehidupan di surga. Menurut pendapat yang lain dikatakan adalah kehidupan dunia, yaitu dengan mendapatkan rasa Qana`ah atau menerima apa adanya atau ia mendapatkan rezeki yang halal (dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan).” (QS. An-Nahl 16: Ayat 97)

Wanita dan laki-laki dalam pijakan yang sama menurut timbangan Allah Azza wa Jalla adalah dampak positif dan negatif yang diakibatkan wanita terhadap masyarakat tidak lebih sedikit daripada Dampak yang diakibatkan laki-laki dan wanita tidak bisa diabaikan begitu saja dan meletakkan batu pertama yang kemudian membentuk bangunan masyarakat bagian pertama .

 

Peranan Wanita Muslimah dalam mendidik anak-anaknya

wanita mempunyai kedudukan yang amat besar dalam masyarakat dan memainkan peranan yang penting di dalamnya wanita merupakan separuh bagian dari masyarakat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bebersabda,

إنما النساء شقاءق الرجال

Artinya: “Sesungguhnya kaum wanita itu saudara kaum laki-laki” (Shahih, HR. Abu Dawud dalam sunannya)

dia menjadi istri kaum laki-laki dan menjadi ibu anak-anak dan di pundaknya diletakkan tanggung jawab di bahunya ada amanat pendidikan wanita menggambarkan bagian yang besar dari proses pendidikan karena dia telah diberi bekal Fitrah untuk tugas itu di samping Allah telah memberinya rasa cinta kasih sayang kesabaran pengorbanan dan sikap mementingkan orang lain.

Ibu mengasuh anak-anaknya dengan limpahan kasih sayang membimbing mereka dengan sebenar-benarny, mengarahkan mereka dengan penuh, mengajari mereka dengan ruh seorang ibu yang senantiasa mengasihi dan menyayangi. perkataan-perkataannya bagaikan air yang dingin setelah haus menyengat tenggorokan. perkataan-perkataannya adalah cahaya yang bersinar di kegelapan malam. perkataan-perkataannya yang lembut bisa mengobati luka, menghilangkan kekhawatiran dan mengenyahkan Kesusahan.

dengan keadaan seperti perkataannya layak ditaati dan dilaksanakan. Dengan keadaannya seperti itu dari kedua tangannya bisa muncul generasi yang telah dipersiapkan dengan matang.

mengingat wanita menggambarkan peranan yang besar dalam proses pendidikan seperti ini, maka Islam sangat menaruh perhatian terhadap masalah ini dan menjelaskan dampak positifnya di dalam masyarakat jika wanita mengikuti Manhaj Islam dan dasar-dasarnya dalam mendidik anak-anaknya Islam juga menjelaskan dampak negatifnya terhadap keluarga dan masyarakat jika wanita tidak mau mengikuti Manhaj Islam dan mengikuti cara atau tidak benar dalam mendidik anak-anaknya. Maka itu dikatakan dalam pepatah “ laksana sekolahan jika engkau mempersiapkan seorang ibu berarti engkau telah mempersiapkan bangsa yang bagus perangainya”

Wanita muslimah dituntut untuk mengetahui peranan sebagai ibu yang harus dibekali dirinya sebaik mungkin dengan bekal yang bisa membantunya dalam memainkan peranan yang amat penting ini, agar dia mampu mengasuh akhlak makhluk-makhluk baru yang dilahirkan berdasarkan Fitrah dan suatu penghasilan yang bisa menjaga mereka dari kebkeburukan.

Ibu yang tidak mempersiapkan dirinya untuk memainkan peran yang penting ini, tidak akan mampu berperan di hadapan anak-anaknya, karena dia tidak lagi memahami Fitrah yang baik secara menyeluruh di sekitarnya, tidak tahu apa yang harus diperankannya dalam memperlakukan Fitrah yang telah diciptakan Allah ini.

Seorang ibu dibebani tugasnya besar yaitu mendidik anak-anaknya berdasarkan Fitrah yang diciptakan pada diri mereka. Tugas ini tidak sedikit. Banyaknya tindakan yang mengubah Fitrah,  menyebabkan kerusakan dan kefasikan di kalangan anak-anak, bisa menyita perhatian kedua jika kedua orang tua tidak baik jika kedua orang tua tidak baik dalam mendidik anak-anak dan tidak membimbingnya dengan bimbingan yang benar serta mengalihkan mereka dari cara-cara yang salah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

كل مولود يولد على الفطرة فابواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه

Artinya: “Setiap anak dilahirkan berdasarkan Fitrah lalu kedua orang tuanyalah yang membuatnya memeluk agama Yahudi Nasrani atau “  (HR. Al-Bukhari)

agar ibu bisa melaksanakan tugas yang amat besar ini secara sempurna dan baik, maka dia harus mencurahkan seluruh perhatiannya, agar dia mampu Bangkit Bersama anak-anaknya ke tingkat pendidikan yang paling tinggi.

Jika anak-anak berada di tangan seorang ibu yang dibebani berbagai hal di luar tugasnya, seperti pekerjaan di luar rumah maka mereka tidak akan bisa tumbuh secara sempurna seperti halnya anak-anak yang dapat mendapat perhatian secara utuh oleh ibunya.

Anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya dalam pengasuhan pembantu, tidak mungkin bisa tumbuh seperti anak-anak yang dapat membimbingan dan penghasilan secara langsung dari ibunya di dalam rumah. Samping bimbingan dan pengasuhan, mereka membutuhkan kasih sayang hal ini tidak bisa mereka dapatkan kecuali dari ibunya sendiri. Masalah ini sudah ditegaskan para pakar muslim dan non muslim.

Al Ustadz Muhammad As-Sayyid berkata di dalam bukunya Al-Umumah fil-Qur’an,

“sudah lumrah jika anak mendapatkan ketenangan dan perlindungan di dalam lengkungan Ibu dada ibunya, dia akan langsung lari kerengkuhan ibunya jika merasa ada sesuatu yang mengancamnya. Perasaan anak terhadap ibunya seperti ini termasuk faktor terpenting bagi anak untuk mengisi rongga-rongga di dalam dirinya dan begitu ibu akan mampu menanamkan aqidah dan perkara yang baik di dalam diri anaknya anak-anak kakak yang tidak mendapatkan kasih sayang ibunya terlalu mudah diserang penyakit fisik maupun mental seperti yang dikeluarkan berbagai penelitian dalam masalah ini.”

Dokter Fauzi Dayyab menulis di dalam bukunya, Numuwwuth-Thifli wa Tansyi’atuhu, “seorang peneliti pernah membuat komparasi tentang tingkah laku anak-anak, yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama anak-anak diasuh secara langsung oleh ibunya masing-masing, sedangkan kelompok kedua diasuh oleh petugas dan pengasuh khusus yang bukan ibu kandungnya. Terlihat bahwa anak-anak yang kelompok pertama menunjukkan perkembangan yang terus meningkat, sedangkan anak-anak yang kelompok kedua menunjukkan perkembangan justru menurun. tatkala anak-anak dalam kelompok pertama dipisahkan dari ibunya Maka mereka menunjukkan tanda-tanda kegelisahan dan kegundahan bahkan banyak di antara mereka yang langsung menangis tapi setelah Ibu mereka datang kembali mereka pun seperti sedia kala, jika jangka waktu pemisahan dengan ibunya semakin lama maka perkembangan mereka Langsung melorot tajam.”

AL-ustadz Maududy berkata di dalam bukunya yang terkenal, Al hijab,  “yang pasti, di dalam lingkup keluarga adalah anak-anak memungkinkan mendapatkan orang-orang yang mencintai dan mengasihinya. Bahkan berangkat dari relung Sanubari yang paling , semua anggota keluarga berharap agar kelak anak mendapatkan status sosial yang tinggi orang tua tentu mengharapkan anak-anak yang mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan keduanya mendapatkan status yang lebih mapan daripada status keduanya sehingga secara tidak sadar dan dikehendaki mereka berdua telah berusaha menciptakan generasi mendatang yang lebih baik daripada sebelumnya dan mereka berdua telah mengawali langkah untuk meningkatkan kemanusiaan.

Usaha kedua orang tua ini tidak dilumuri egoisme, mereka berdua tidak menginginkan imbalan, tapi mereka hanya menghendaki keberuntungan anaknya. jika anaknya tumbuh menjadi manusia yang sukses, itu dianggap sebagai imbalan mahakarya dan kiprah kepada mereka .

Mana mungkin di luar lingkup engkau bisa mendapatkan para petugas yang tulus dan setia, yang tidak cukup hanya berbuat untuk kemaslahatan hidup manusia tanpa imbalan apa pun, dan Bahkan mereka mau mengorbankan apa pun yang ada pada dirinya baik waktu kekuatan jaminan dan apa pun yang ada di tangan untuk kelancaran tugasnya mereka bahkan mereka juga berani mengorbankan jiwa yang sama sekali tidak menjadikan hasil yang bisa mereka peroleh imbalan dari usaha mereka cukup pukulan orang-orang yang lebih siap untuk berkiprah.

Apakah engkau bisa mendapatkan aturan yang lebih suci dan lebih tinggi bagi kepentingan hidup manusia daripada aturan keluarga seperti ini?

Memang seorang pendidik bisa membentuk anak menurut pola yang dikehendakinya, sebagaimana orang lain pendidik yang juga bisa melakukannya. Hanya saja jika tidak akan mampu membentuk seorang manusia yang sempurna dan benar-benar bermaslahat bagi kehidupannya.

Maka dari itu ibu dimuliakan sedemikian rupa di dalam Alquran dan juga seperti yang disabdakan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tatkala beliau ditanya seorang sahabat, “wahai Rasulullah, Siapa yang paling berhakku pergauli secara baik?”

beliau menjawab, “ibumu.”

sahabat itu bertanya, “kemudian siapa lagi?”

beliau menjawab, “ibumu.’

sahabat itu bertanya, “kemudian siapa lagi?”

beliau menjawab, “ibumu.”

sahabat itu bertanya, “kemudian siapa lagi?”

beliau menjawab, “Bapakmu.”

Sebab itu Ibu mempunyai peranan secara langsung dalam kehidupan manusia yaitu mengandung yang melahirkan yang menyusuinya dan mengasuhnya hingga besar.

setiap ibu yang ingin mendapatkan kedudukan yang besar seperti yang diberikan Islam padanya harus melaksanakan amanat yang diletakkan di bahunya ini dengan cara yang sebaik-baiknya dan harus menggunakan seluruh kemampuannya agar dia bisa menanamkan hasil yang baik dan bermanfaat pada diri anak-anak agar dia bisa menumbuhkan anak-anak yang sholeh di rumahnya agar dia menghadirkan pemuda pemudi muslim di masyarakat.

 

Referensi :

Judul buku: BAGAIMANA MENJADI ISTRI SHALIHAH &IBU YANG SUKSES

Diringkas oleh : SuciLastri  (Staf pengajar Ponpes DQH Oku Timur)

Hari/tgl: Selasa, 20 Desember 2022

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.