Apabila seorang insan sudah tersapa hidayah, maka yang wajib baginya adalah merawat dan menjaganya agar hidayah tidak lari dan kembali hilang. Karena godaan dan ujian setelah mendapat hidayah akan akan semakin dahsyat dan bertambah berat,perlu perjuangan yang tidak ringan untuk menangkisnya. Nah, bagaimanakah agar hidayah yang sudah kita raih bisa terjaga dan tidak hilang? Adakah solusi yang tepat agar kita tetap istiqomah diatas jalan hidayah dan tidak kembali ke jalan kesesatan?
Betapa banyak orang-orang yang pada awal kehidupannya ia berada diatas jalan hidayah dan ketaatan. Namun, seiring berjalan nya waktu,pola kehidupan nya mulai berubah,yang tadinya rajin sholat lima waktu,lambat laun sholatnya mulai bolong bolong , tidak lagi semangat mengikuti kajian kajian islam sampai akhirnya hidayah yang telah diraih hilang begitu saja, ia kembali ke jalan kemaksiatan. Sungguh benar sabd Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
Artinya: “Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya”. [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim]
Sungguh perkara ini sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap Muslim,banyakya orang orang yang berguguran dijalan hidayah hendaknya menjadi pelajaran yang sangat berharga agar kita selalu merawat dan menjaga hidayah yang sudah Allah berika kepada kita. Berusaha sekuat tenaga untuk selalu istiqamah dan melawan segala godaansetan yang bernafsu untuk menyesatkan dari jalan petunjuk. Maka tidak ada jalan yang selamat kecuali tegar diatas jalan ketaatan dari awal sampai akhir kehidupan. Karena tidaklah seorang hamba itu dikatakan selamat kecuali jika ia dalam keadaan baik pada kahir kehidupan.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱلْقَوْلِ ٱلثَّابِتِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّٰلِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ
Artinya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki”. (QS. Ibrahim: 27)
Amalan Itu Tergantung Akhirnya
Sesungguhnya akhir kehidupan seorang hamba di dunia yang fana ini merupakan perkara yang sangat agung.Karena setelah ia melewati fase akhir kehidupan di dunia ini, ia akan memasuki babak baru berupa fase kehiduoan akhirat. Kampung akhirat merupakan kampung yang abadi,setiap orang akan dibalas terhadap amalan nya. Hari uang tiada guna harta dan anak anak. Hanya ada dua jalan baginya;Surga atau Neraka. Semuanya itu tergantung dari akhir kehiduan di dunia, berakhir baik ataukah buruk.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali-imran: 102)
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata : Hendaklah kalian menjaga agama islam kalian ketika kalian sehat agar kalian mati diatasnya. Sesungguhnya orang yang mulia agar berjalan pada kebiasaan nya.Barang siapa yang hidup pada kebiasaan tertentu,maka ia akan mati pada kebiasaan nya dan dibangkitkan pula dalam keadaan demikian.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
إنما الاعمال بالخواتيم
Artinya: “amalan itu tergantung pada akhirnya” (HR. Al-Bukhari No. 6607)
Menyimpang Setelah Mendapat Hidayah
Bagi yang memeprhatikan Alqur’an, niscaya dia mendapati bahwa Alqur’an sering berbicara tentang tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri dan amalan nya. Allah tidak berbuat dzalim kepada seorang makhluk pun, kebaikan dan kesesatahn seorang hamba itu ditentukan oleh perbuatan hamba itu sendiri.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “ Sering berulang kali disebutkan dalam Alqur’an bahwa amalan yang terwujud dari hati dan anggota badan sebagai sebab hidayah dan kesesatan. Amalan yang baik akan membuahkan hidayah, seringkali perbuatan baiknya bertambah maka akan bertambah pula hidayah nya,dan amalan yang jelek sebaliknya. Yang demikian itu karena Allah mencintai perbuatan baik,maka Allah pun membalasnya dengan hidayah dan keberuntungan.
Ketika manusia berpaling ,maka Allah akan memalingkan hatinya. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Ash-Shaff ayat 5:
فَلَمَّا زَاغُوٓا۟ أَزَاغَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Artinya: “Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik”. (QS. Ash-Shaff: 5)
Demikian pula orang-orang yang sombong terhadap ayat-ayat Allah ,berpaling dari kebenaran setelah ia mengetahuinya dengan jelas maka Allah akan memalingkan untuk tidak bisa mengambil manfaat dari kebenaran tersebut.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :
سَأَصْرِفُ عَنْ ءَايَٰتِىَ ٱلَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَإِن يَرَوْا۟ كُلَّ ءَايَةٍ لَّا يُؤْمِنُوا۟ بِهَا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلْغَىِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ عَنْهَا غَٰفِلِينَ
Artinya; “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya”. (QS. Al-A’raf : 146)
Dalil-dalil diatas memeberikan pelajaran bahwa seorang manusia bertanggug jawab terhadap dirinya sendiri dalam menentukan jalan hidupnya. Dia mendapat hidayah atau tersesat tergantung dirinya, karena sangat mustahil bila seorang hamba yang selalu ingat Allah ,beriman,menjaga hidayah didapat,kemudian Allah menyesatkan nya tanpa sebab apapun, karena Allah maha adil dan tidak berbuat dzalim kepada seorang pun.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِلَّ قَوْمًۢا بَعْدَ إِذْ هَدَىٰهُمْ حَتَّىٰ يُبَيِّنَ لَهُم مَّا يَتَّقُونَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS.At Taubah: 115)
Dari sinilah perlu kita cari sebab sebab apa saja yang membuat seorang insan dapat kembali ke dalam kesesatan dan penyimpangan setelah hidayah menyapanya.
Kiat Agar Tetap Istiqomah
Kita selalu meminta dan memohon kepada Allah agar selalu istiqomah di jalan yang Allah ridhoi , dan diantara usaha usaha yang bisa kita lakukan untuk istiqomah tersebu adalah :
- Penanaman Nilai-Nilai Keimanan
Karena ima adalah motor penggerak agar seseorang tetap istiqomah diajalan hidayah,betapa banyak dalil dalil yang menerangkan agar kit selalu meningkatkan dan memperbaiki kualitas keimanan yang kita miliki. Tujuan nya tiada lain agar keimanan tetap segar dan mengakar kuat dalam diri.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”. (QS. Annisa: 136).
- Menuntut Ilmu Syar’i
Karena ilmu syar’i yang bermanfaat akan membendung untuk kembali kepada kesesatan. Raihlah ilmu yang bermanfaat yang menerangi jalan ,yang mencegah dari kesalahan kemudian amalkan ilmu tersebut.
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاه
Artinya: “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah…..” (QS.Al A’raf: 175-176)
Imam Ibnu Rajab rahimahulah berkata: “Sungguh Allah telah mengabarkan tentang suatu kaum yang mereka diberi ilmu akan tetapi ilmunya tidak memberikan manfaat baginya. Maka, ini adalah ilmu yang bermanfaat pada dirinya, akan tetapi pemilikny tidak bisa memanfaatkan nya”.
- Kontinyu Melakukan Amal Salih
Karena hal ini akan membawa kabaikan bagi pelakunya. Amalan yang paling dicintai disisi Allah adalah yang kontinyu.
- Berdo’a dan selalu Memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Do’a adalah senjata seorang muslim yang paling ampuh untuk menangkal virus kesesatan dan godaan setan. Mintalah selalau kepada Allah dengan rendah hati agar tetap istiqamah di atas jalan nya yang lurus.
REFERENSI:
Wallahu Ta’aala ‘Alam Bisshowab
Oleh Husein Abu Khaitsamah (Pengajar Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)
Referensi dari Alquranul Karim, Bukhari dan Muslim, dan Sumber kitab lain nya.
BACA JUGA:
Leave a Reply