Menjadi Pegawai Yang Amanah (Bagian 1)

menjadi pegawai amanah

A. Ayat-ayat yang Mulia Tentang Menunaikan Amanah

Diantara ayat-ayat Alquran tentang menjaga amanah dan tidak  berkhianat adalah firman Allah Azza wa Jalla :

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. An-Nisa : 58)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah berkata dalam tafsir ayat ini, Allah Ta’ala memberitakan bahwasanya Ia memerintahkan untuk menunaikan amanah-amanah kepada ahlinya.

Di dalam hadits yang hasan dari Samurah bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَدِّاْلأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ

Artinya: “Tunaikan amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah kamu menghianati orang yang mengkhianatimu.(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ahlus sunan)

Dan ini mencakup semua bentuk amanah-amanah yang wajib atas manusia mulai dari hak-hak Allah Azza wa Jalla atas hamba-hamba Nya seperti : shalat, zakat, puasa, kaffarat, nazar-nazar dan lain sebagainya.  Dimana ia diamanahkan atasnya dan tidak seorang hamba pun mengetahuinya, sampai kepada hak-hak sesama hamba, seperti  titipan dan lain sebagainya dari apa-apa yang mereka amanahkan tanpa mengetahui adanya bukti atas itu. Maka Allah memerintahkan untuk menunaikannya, barangsiapa yang tidak menunaikannya di dunia diambil darinya pada hari Kiamat.

Dan firman Allah Subhanahu Wata’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul  dan juga janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui” (QS. Al-Anfal : 27)

Ibnu Katsir berkata, “Dan khianat mencakup dosa-dosa kecil dan besar yang lazim yang tidak terkait dengan orang lain dan muta’addi /yang terkait dengan orang lain”.

Berkata Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas mengenai tafsir ayat ini, dan kalian mengkhianati amanah-amanah kalian.  Amanah adalah ama-amal yang diamanahakn Allah kepada hamba-hamba Nya, yaitu faridhah (yang wajib).

Allah berfirman : Janganlah kamu mengkhianati,  maksudnya  “Janganlah kamu merusaknya.”

Dan dalam riwayat lain ia berkata, “Janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul.” Ibnu Abbas berkata, “Yaitu dengan meninggalkan sunnahnya dan bermaksiat kepadanya.”

Dan firman Allah Subhaanahu Wa Ta’aala:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.(QS. Al-Ahzab:72)

Ibnu Katsir berkata setelah menyebutkan pendapat-pendapat mengenai tafsir amanah, diantaranya ketaatan, kewajiban, agama, dan hukum-hukum had, ia berkata, Dan semua pendapat ini tidak saling bertentangan, bahkan ia sesuai dan kembali kepada satu makna, yaitu at-taklif serta menerima perintah dan larangan dengan syaratnya.

Dan jika melaksanakan ia mendapat pahala, jika meninggalkannya dihukum, maka manusia menerimanya dengan kelemahan, kejahilan, dan kezalimannya kecuali orang-orang yang diberi taufik oleh Allah, dan hanya kepada Allah tempat meminta pertolongan.

Firman Allah Ta’ala.

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janji-janji.(Q.S Al-Mukminun: 8)

Ibnu Katsir berkata, yaitu apabila mereka diberi kepercayaan mereka tidak berkhianat, dan apabila berjanji mereka tidak mungkir, ini adalah sifat-sifat orang mukminin dan lawannya adalah sifat-sifat munafikin, sebagaimana tercantum dalam hadis yang shahih :

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Artinya: “Tanda munafik ada tiga ,yaitu apabila berbicara berdusta, apabaila berjanji ia mungkir dan apabila diberi amanat dia berkhianat.Dalam riwayat lain:

إذَا حَدَّثَ كَدَبَ، وَإذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

Artinya: “Apabila berbicara ia berdusta, dan apabila berjanji ia mungkir dan apabila bertengkar ia berlaku keji.

B. Hadits-Hadits Tentang Menunaikan Amanah

Diantara hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang kewajiban menjaga amanah dan ancaman dari meninggalkannya adalah :

Hadits pertama :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُهَدَّثُ الْقَوْمَ جَاءَهُ أَعْرَابِيُّ فَقَالَ : مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ : سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَ قَالَ وَ قَالَ بَعْضُهُمْ : بَلْ لَمْ يَسْمَعْ حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ : أَيْنَ أُرَاهُ السَّائِلُ عَنِ السَا عَة؟ قَالَ : هَا أَنا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ : فَإِذَاضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ قَالَ : كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ :إِذَا وُسِّدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata, Ketika Nabi di suatu majelis berbicara kepada orang-orang, datanglah seorang Arab badui lantas berkata:  Kapan terjadinya Kiamat ? Rasulullah terus berbicara, sebagian orang berkata, beliau mendengar apa yang dikatakannya dan beliau membencinya, sebagian lain mengatakan, Bahkan ia tidak mendengar,  sehingga tatkala beliau menyelesaikan pembicaraannya beliau berkata, Mana orang yang bertanya tentang hari Kiamat?  Ia berkata, Ini aku wahai Rasulullah, Rasul bersaba : ‘Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah hari Kiamat. Ia bertanya lagi, Bagaimana menyia-nyiakannya ?  Beliau menjawab, Apabila diserahkan urusan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah hari Kiamat.” (HR. Bukhari : 59)

Hadits kedua :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذِّاْلأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata, ‘Rasulullah telah bersabda, Tunaikanlah amanah kepada orang yang memberi amanah kepadamu, dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, 3535 dan At-Tirmidzi, 1264, ia berkata, ini adalah hadits hasan gharib. Lihatlah As Silsilah Ash Shahihah oleh Al-Albani, 424)

Hadits ketiga :

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوَّلُ مَا تَفْقَدُوْنَ مِنْ دِيْنِكُمُ اْلأَمَانَةَ وَ أَخِرُهُ الصَّلاَةَ

Artinya: Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Yang pertama hilang dari urusan agama kalian adalah amanah, dan yang terakhirnya adalah shalat. (Diriwayatkan oleh Al-Khara-ithi dalam Makarimil Akhlak hal. 28; As-Silsilah Ash-Shahihah oleh Al-Albani, no. 173)

Hadits keempat :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Terjemahannya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Tanda seorang munafik ada tiga : apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mungkir, dan apabila diberi amanah ia berkhianat.” (HR.  Bukhari, no. 33  dan Muslim, no. 108)

 Pegawai Yang Menunaikan Pekerjaannya Dengan Ikhlas Mendapat Balasan Dunia Dan Akhirat

Apabila seorang pegawai menunaikan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh mengharapkan pahala dari Allah, maka ia telah menunaikan kewajibannya dan berhak mendapatkan balasan atas pekerjaannya di dunia dan beruntung dengan pahala di kampung akhirat.

Telah datang nash-nash syar’iyah yang menunjukkan bahwasanya upah dan pahala atas apa yang dikerjakan oleh seorang dari pekerjaan didapat dengan ikhlas dan mengharapkan wajah Allah.

Allah Azza Wajalla:

لَّا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepada Nya pahala yang besar. (QS. An-Nisa : 114)

Dari Abu Mas’ud bahwasanya Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ

Artinya: “Apabila seseorang menafkahkan untuk keluarganya dengan ikhlas maka itu baginya adalah sedekah.(HR. Bukhari, no. 55 dan Muslim, no. 1002)

Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqash Radhiyallahu ‘anhu:

وَلَسْتُ تُنْفِقُ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ بِهَا حَتَّى اللُّقْمَةُ تَجْعَلُهَا فِي فِيِّ امْرَ أَتِكَ

Artinya: “Dan tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah karena mengharapkan wajah Allah melainkan engkau mendapatkan pahala dengannya hingga sesuap yang engkau suapkan di mulu istrimu. (HR. Bukhari, no. 5354 dan Muslim, no. 1628)

Dalil-dalil  ini menunjukkan bahwasanya seorang muslim apabila ia menunaikan kewajibannya terhadap sesama hamba maka lepaslah tanggung jawabnya, dan bahwasanya ia hanya akan mendapatkan balasan dan pahala dengan ikhlas dan mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wallahu A’lam Bisshowab.

 

Bersambung, Insyaa Allah.

 

REFERENSI:

Diambil dari kitab “Menjadi Pegawai yang Amanah”,  Abdul Muhsin bin Hamad Al-Badr.

Diringkas oleh : Husein Adek Putra (Staf Pengajar Ponpes Darul Qur’an wal Hadits OKU Timur)

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.