Langkah Praktis Mendakwahi Keluarga – Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam,shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad bin Abdullah yang tiada nabi setelahnya, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang baik hingga hari pembalasan.
Persoalan keluarga dan menghidupkan dakwah serta usaha mendakwahi anggota keluarga merupakan masalah yang sangat penting karena pendidikan dan dakwah keluarga adalah langkah awal dalam meletakan pilar-pilar bangunan utama sebuah Masyarakat.
Bab 1 Dakwah kepada agama Allah
– Pengertian Dakwah
Dakwah menurut bahasa memiliki beberapa makna : menuntut,memanggil,dan bergabung atau berkumpul dalam suatu urusan baik kepada petujuk maupun kesehatan. Jadi menurut bahasa dakwah berarti suatu bentuk usaha baik berupa ucapan ,tindakan dan perbuatan untuk merealisasikan suatu tujuan atau usaha baik untuk kebenaran atau kebatilan.
Adapun menurut istilah syar’i makna dakwah adalah mengajak kepada agama Islam agar memeluknya ,memberi motivasi ,menyeru kembali kepada kebenaran ,bersikap tegas dalam mengamalkan prinsip-prinsip Islam,dan menyatukan seluruh umat manusia diatas jalan yang lurus.
Secara umum dakwah adalah proses mengajak umat manusia agar mengamalkan kebaikan dan menjauhi keburukan,atau menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar,, mendorong umat manusia agar mencintai keutamaan dan membenci kekejian,atau mengajak kepada kebenaran dan meninggalkan kebatilan.
– Nikmat hidayah
Nikmat Allah yang paling agung yang dikaruniakan kepada hambanya adalah nikmat hidayah kepada agama Hanif dan sampai kepada jalan yang lurus sehingga nananti dihari kiamat meraih kemuliaan surga yang penuh dengan kenikmatan.
Diantara ayat yang menjelaskan tentang Agungnya karunia hidayah yang hanya bisa dimiliki oleh seseorang hamba murni Taufik dari Allah, seperti yang pernah dikisahkan Allah tentang orang-orang mukmin yang masuk surga ,yang pertama kali disyukuri adalah keagungan dan nikmati hidayah,Allah berfirman,
و نزعنا ما في صدورهم من غل تجرى من تحتهم الا نهار وقالوا الحمد لله الذى هدانا لهذا وما كنا لنهتدى لولا أن هدانا الله لقد جاءت رسل ربنا بالحق ونودوا أن تلكم الجنة أورثتموها بماكنتم تعملون
Artinya: “Dan kami cabut segala macam dendam yang berada ada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata, “segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa kebenaran.” Dan diserukan kepada mereka,”itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.”(QS. Al-a’raf: 43)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini menukil sebuah hadits Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Setiap penghuni surga menyaksikan tempatnya dineraka lalu berkata, jikalau Allah tidak memberi hidayah kepadaku (niscaya kami akan celaka), maka baginya syukur.”
Hidayah memiliki peran penting dan kedudukan agung. Dan tidak ada yang mampu menghargai nilai hidayah kecuali orang yang telah merasakannya dan tidak ada yang mengetahui cahaya hidayah kecuali orang yang telah mencicipi pahitnya kesesatan.apalagibketika mereka masih melihat orang-orang yang tersesat dan belum meraih Taufik kepada jalan yang lurus sehingga mereka merugi dihari kiamat, masing-masing mengungkapankan penyelesaian mereka sebagaimana firman Allah,
وأن تقولوا لو أن الله هداني لكنت من المتقين
Artinya: “atau (agar jangan) ada yang berkata, ‘Sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa,’” (QS. Az- Zumar: 57)
Termasuk bagian syukur terhadap hidayah adalah memelihara dan menyebarkan kepada semua hamba Allah, bahkan menaruh perhatian serius seperti yang dilakukan para nabi dan generasi salafus shalih serta orang-orang yang mengikuti secara baik sejalan dengan firman Allah,
وَاِنَّكَ لَتَهدِىۤ اِلٰى صِرَاطٍ مُّستَقِيمٍۙ
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-syuro: 52)
Menjadikan ayat diatas sebagai pendorong untuk menempuh jalan hidupnya. Yang demikian itu tidak ada pertentangan dengan firman Allah,
اِنَّكَ لَا تَهدِى مَن اَحبَبتَ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهدِى مَن يَّشَآءُ َ َ
Yang artinya: “sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang yang dikehendakinya.” (QS. Al-qashash: 56 )
Maksud hidayah pada ayat pertama adalah hidayah dakwah,Irsyad(memberi pengarahan);dan Al-Bayan ( memberi penjelasan), sementara ayat yang kedua adalah hidayah Taufiq yang merupakan bentuk yang paling Agung yang diberikan kepada manusia dan hidayah ini khusus hanya milik dan hak Allah.
Kita sangat kagum dengan kesungguhan Rasulullah dalam melaksanakan tugas dakwah dan mengajak orang pada kebenaran hingga Allah memberi teguran kepada beliau karena sangat bersemangat nya mengajak kepada Islam sebagaimana firman Allah,
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّـفسَكَ عَلٰى اٰثَارِهِم اِن لَّم يُؤمِنُوا بِهٰذَا الحَـدِيثِ اَسَفًا
Artinya: “Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an).” (QS. Al-Kahfi: 6)
Sesungguhnya hidayah yang bersifat pengarahan dan penjelasan merupakan tugas utama para rasul para pengikut mereka dan orang-orang yang mengikuti jalan hidup mereka mereka hendaknya para dai melakukan tugas dakwah secara baik dan baku dan Allah juga berfirman yang artinya maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? (QS. Yunus: 99)
Di antara ayat yang menunjukkan kesungguhan beliau dalam mengajak hamba Allah agar kembali kepada jalan yang benar sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala,
لَـقَد جَآءَكُم رَسُولٌ مِّن اَنفُسِكُم عَزِيزٌ عَلَيهِ مَا عَنِتُّم حَرِيصٌ عَلَيكُم بِالمُؤمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri berat terasa olehnya penderitaanmu Kau sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu amat belas kasihan nabi penyayang terhadap orang-orang mukmin”.(QS. At-taubah: 128)
Begitu juga nabi telah mensifati dirinya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam Muslim dari Jabir, bahwa beliau bersabda yang artinya: “Perumpamaan ku bagi kalian seperti seseorang yang mengalahkan arti kutu kutu dan kupu-kupu berjatuhan ke dalamnya sementara orang tersebut menyingkirkannya dari api tersebut dan saya memegang kendali kalian agar tidak terjatuh ke dalam api namun kalian lepas dari tanganku.”
Hidayah suatu perkara yang sangat penting dan jalan yang harus ditempuh oleh semua hamba yang ingin sukses dan selamat di perkampungan Abadi yang penuh dengan kenikmatan dan aman dari seluruh perkara yang menakutkan apalagi ketika menyaksikan orang yang tersesat dan menjauh dari jalan Allah Maka nikmat tersebut semakin perlu kita syukuri dengan ucapan dan perbuatan.
– Mulianya da’i dan keutamaan dakwah
Dakwah banyak memiliki keutamaan yang di antara lain:
Pertama: sesungguhnya Dai merupakan orang yang paling baik ucapannya di sisi Allah sebagaimana firman Allah,
وَمَن اَحسَنُ قَولًا مِّمَّن دَعَاۤ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِى مِنَ المُسلِمِينَ
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang Saleh dan berkata,”sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. Fushilat: 33)
Maksudnya tidak ada ucapan dan perkataan yang terbaik dibanding ucapan seseorang yang mengajak kepada agama Allah.
Kedua: Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mendoakan dan memohon kepada Allah untuk kebaikan seseorang yang menyampaikan dakwah kepada orang lain.
Zubair bin muth’im berkata, bahwa Rasulullah ketika berada di daerah khoif di Mina besabada
“Semoga Allah memuliakan seseorang yang mendengarkan sesuatu dariku lalu ia sampaikan sesuai yang ia dengar berapa banyak orang yang menerima berita lebih paham daripada yang mendengar langsung.
Makna nadhara ialah doa agar selalu mendapat kenikmatan, kesenangan dan kebaikan sehingga ia selalu dalam keadaan baik dan indah.
Ketiga: Imam Bukhari telah mengeluarkan hadits dari Sahl bin Saad, bahwasanya nabi bersabda kepada Ali ketika beliau memberikan bendera perang khaibar,
“Laksanakan dengan penuh kehati-hatian hingga kamu sampai ke kampung halaman mereka kemudian ajaklah mereka kepada Islam dan sampaikanlah kepada mereka hak-hak Allah yang wajib atas mereka, demi Allah sesungguhnya Bila seseorang mendapat hidayah dari Allah lantaran kamu, lebih baik bagimu daripada onta yang mahal.
Huntin na’am adalah unta yang berwarna indah dan maksud hadis tersebut adalah lebih baik dari bersedekah dengan untaian termahal atau memiliki dan memelihara unta termahal yang menjadi kebanggaan setiap orang Arab.
Ke empat: imam muslim dengan meriwayatkan hadits dari Abdullah Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka ia mendapatkan pahala orang mengerjakannya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang mengajak kepada hidayah (kebaikan), maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya dan pahala tersebut tidak kurang sama sekali pahala mereka.” (HR. Muslim)
Imam nawawi dalam masalah hidayah beliau berkata,”barangsiapa mengajak kepada hidayah kebaikan akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, begitu juga kesehatan akan memperoleh dosa seperti dosa orang yang mengikutinya baik yang pertama kali memulai hidayah atau kesehatan ataukah sebelumnya sudah ada orang yang telah mengamalkannya, baik dalam hal ilmu, ibadah, adab atau yang lainnya.
Referensi
Judul buku: langkah praktis mendakwahi keluarga
Ringkasan materi oleh ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin
Cetakan kedua,syawal1437 H./Agustus 2016 m
Peringkasan oleh: Helma Lia putri (Pengabdian ponpes Darul-Qur’an wal-Hadits OKU Timur)
BACA JUGA :
Leave a Reply