Hari Ini Aku Tidak Akan Mendurhakaimu Wahai Ibrohim[1]
(Pelajaran dari kisah dalam hadits shohih)
Telah diriwayatkan dari Abu Huroiroh dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, beliau bersabda: “Ibrohim bertemu ayahnya yang bernama Azar pada Hari Kiamat. Di wajah Azar nampak kesedihan yang mendalam serta berdebu. Ibrohim berkata kepadanya: “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu: “Janganlah engkau mendurhakaiku?” Maka ayahnya berkata: “Hari ini aku tidak akan mendurhakaimu.” Ibrohim berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakanku pada hari mereka (manusia) dibangkitkan. Kehinaan apakah yang lebih besar daripada ayahku yang berada ditempat yang sangat jauh?” Maka Alloh menjawab: “Sesungguhnya Aku telah mengharamkan Surga atas orang-orang kafir.” Kemudian dikatakan kepada Ibrohim: “Wahai Ibrohim, apakah yang ada di bawah kedua kakimu?” Kemudian Ibrohim melihat ke bawah ternyata ada seekor anjing hutan yang berlumuran kotoran. Lalu ditangkaplah anjing tersebut pada kakinya kemudian dilemparkan ke dalam neraka.”[2]
Nabi mengkisahkan bahwa Nabi Ibrohim kekasih Alloh bertemu dengan ayahnya pada Hari Kiamat yang dirundung kehinaan, kesedihan yang mendalam serta berdebu.
Nabi Ibrohim berusaha keras untuk memberikan petunjuk kepada ayahnya dikala masih di dunia, ia memberikan nasihat kepadanya, mengajarinya serta membimbingnya. Akan tetapi ayahnya tersebut enggan dan memilih berpegang pada agama nenek-moyangnya serta menyembah berhala serta berpisah dengan anaknya karena tidak mentaatinya serta mentaati agamanya. Ia meminta agar Ibrohim meninggalkannya dan tidak mendekatinya. Alloh mengkisahkan tentang Nabi dan Kekasih-Nya tersebut dalam firman-Nya:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا (41) إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا (42) يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا (43) يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا (44) يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا (45) قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا (46)
Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan[905] lagi seorang Nabi. Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan.” Berkata bapaknya: “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama.” (QS. Maryam: 41-46).
Alloh mensifati Ibrohim bahwa ia adalah orang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun. Sifat santun Ibrohim terus ia menyertainya hingga Hari Kiamat. Ia memohon kepada Alloh agar memenuhi apa yang telah dijanjikan kepadanya di dunia. Alloh telah menjajikannya untuk tidak menghinakannya pada Hari Kiamat. Ketika Alloh memasukkan ayahnya ke dalam neraka sehingga terlihat oleh penduduk neraka dan orang yang mengenalnya di surga dan mereka mengetahui bahwa ia adalah ayah Nabi Ibrohim maka hal tersebut seperti sebuah kehinaan yang dirasakan Nabi Ibrohim. Maka Nabi Ibrohim berdoa kepada Alloh agar dihilangkan kehinaan tersebut dengan mengeluarkan ayahnya dari neraka. Atas ucapan Ibrohim kepada Alloh, Alloh menjawab bahwa Dia mengharamkan surga bagi orang-orang kafir. Namun Alloh menghilangkan kehinaan dari Ibrohim bukan dengan memasukkan ayahnya ke surge, namun dengan merubah wujudnya menjadi serigala hutan. Lalu diperintahkan kepada Ibrohim agar melihat ke bawah kedua kakinya, dan ternyata ia lihat seekor hewan yang kotor lagi berbau busuk, berlumuran dengan kotorannya sendiri. Maka pada saat itu hilanglah sifat belas kasih dari hati Ibrohim kepada ayahnya, karena surga bukan tempat bagi kotoran seperti itu, dan ayahnya telah berlumuran najisnya kesyirikan serta kotoran dosa dan tempat kotoran seperti itu adalah neraka. Itulah yang dilakukan kepada hewan najis yang merupakan perubahan dari ayah Nabi Ibrohim. Kita berlindung kepada Alloh dari kehinaan.
Faidah yang dipetik dari kisah tersebut:
- Kemungkinan pertemuan seseorang dengan orang tua, isteri serta saudaranya pada Hari Kiamat.
- Orang-orang kafir akan dirundung kesedihan yang mendalam serta kehinaan.
- Keimanan di saat telah terjadi Hari Kiamat tidak akan memberikan manfaat.
- Syafa`at orang sholih bagi orang-orang kafir lagi sesat pada Hari Kiamat tidak akan memberikan manfaat sekalipun dari seorang nabi.
- Alloh penuhi janji kepada Ibrohim agar tidak menghinakannya pada Hari Kiamat dengan merubah wujud ayahnya menjadi serigala.
- Kemampuan Alloh merubah wujud manusia menjadi hewan.
- Azar adalah ayah Nabi Ibrohim, dan kedekatan nasab tidak menjamin seseorang mendapat dukungan dari orang yang dekat nasabnya ketika hendak menegakkan kebenaran. Melainkan memungkinkan orang yang dekat justru menjadi musuh baginya.
Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 03 Tahun 02
[1] Dirangkum dari Kitab Qoshoshul Ghoibi fî Shohîhil Hadîtsin Nabawi, karya Syaikh D. Umar Sulaiman Al-Asyqor.
[2] Kisah ini diriwayatkan oleh Bukhori dalam Kitab Ahâdîtsul Anbiyâ’, bab Qoulullohi Wattakhodzallohu Ibrôhîma Kholîla (Qs. An-Nisâ’: 125), dengan No. Hadits: 3350.
Leave a Reply