Agama Islam yang Benar Solusi dari Semua Problem
Bismillahir rahmanir rahim, Problem aqidah ini adalah problem terpenting dalam kehidupan umat manusia dan sekaligus menjadi kehidupan umat manusia dan sekaligus menjadi masalah terbesar, karena segala segala sesuatu terbangun dari sini. Baik dan buruknya segala sesuatu itu berkitan erat dengan kualitas agama, baik atau buruknya, juga ada atau tidaknya.
Dalam masalah ini, umat manusia telah menempuh banyak jalan yang semuanya menyimpang, membahayakan dan tidak mendatangkan manfaat kecuali orang-orang yang telah mengikuti petunjuk agama islam yang sebenarnya. Siapapun mengikuti petunjuk Islam yang hakiki maka dia akan mendapatkan keistiqamahan, kebaikan dan ketenangan.
Diantara umat manusia, ada yang dipermainkan oleh syaithan, sehingga mereka menyembah selain Allah seperti pepohonan, batu, gambar-gambar, para nabi, para Malaikat, orang-orang shalih dan lain sebagainya. Padahal mereka yang melakukan itu mengakui bahwa Rabb, penguasa dan pencipta mereka hanyalah Allah ﷻsemataa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Jadi, mereka sudah mengakui tauhid rububiyyah namun mereka berpaling dari tauhid uluhiyah yaitu mengesakan Allah dalam ibadah (atau hanya beribadah kepada Allah)
Mereka yang diatas ini sejatinya adalah kaum musyrik dengan berbagai macam aliran dan kelompoknya. Kitab-kitab yang diturunkan dari langit telah menunjukkan bahwa mereka aitu akan sengsara dan akan binasa. Karena semua rasul telah bersepakat untuk memerintahkan agar umat manusia mentauhidkan Allah serta melarang mereka dari perbuatan syirik. Siapapun yang berani melakukan pebuatan syirik, maka Allah haramkan baginya surga dan tempat kembalinya di neraka. Sebagaimana akala yang sehat dan lurus juga bisa menilai buruknya perbuatan syirik dan penyembahan sesama makhluk. Jadi perbuatan syirik adalah perbuatan buruk menurut akal sehat dan pelakunya akan binasa dan akan sengsara.
Problem Pertama: Problem Agama dan Aqidah (Keyakian)
Diantara umat manusia, ada yang beriman kepada sebagian rasul dan sebagian kitab-kitab samawi, padahal para rasul dan kitab-kitab itu saling membenarkan, selaras da pokok-pokoknya sama. Sehingga dengan demikian, pengingkaran mereka terhadap sebagian para nabi dan kitab-kitab samawiyah telah membatalkan pengingkaran mereka terhadap sebagian yang lain. Sehingga mereka tetap menyimpang dalam agama, bingung dalam masalah keimanan dan kontradiksi dalam masalah keilmuan.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
إن الذين يكفرون باالله ورسله ويريدون أن يفرقوا بين الله ورسله ويقولون نؤمن ببعض ونكفر ببعض و يريدون أن يتخذوا بين ذلك سبيلا) ١٥٠(أولئك هم الكفرون حقا وأعتدنا للكافرين عذابا مهينا )١٥١(
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan para Rasul-Nya, dan bermaksud membedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS. An-Nisa’/4:150-151)
Dalam ayat diatas; Allah menghukumi mereka sebagai orang kafir sebenarnya, karena Allah mengetahui pengakuan mereka sebagai orang-orang beriman adalah pengakuan yang tidak benar. Seandainya, mereka itu benar-benar beriman, maka tentu mereka telah beriman terhadap semua kebenaran yang telah disepakati oleh para rasul. Namun, faktanya mereka mengatakan:
وإذا قيل لهم ءامنوا بمآ أنزل الله قالو نؤمن بمآ أنزل علينا ويكفرون بما ورآءه وهو الحق مصدقا لما معهم
Artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, Berimanlah kepada al-Qur’an yang diturunkan Allah.” mereka berkata, “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.” Dan mereka kafir kepada al-Qur’an yang diturunkan sesudahnya, sedang al-Qur’an itu adalah (Kitab) yang haq; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. (QS. Al-Baqarah/2: 91)
Jadi, pengakuan mereka itu merupakan pengakuan dusta. Allah Subhanahu Wata’ala menjelaskan:
قل فلم تقتلون أنبيآء الله من قبل إن كنتم مؤمنين
Artinya: “Katakanlah, “Mengapa kamu dahulu membunuh para nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?” (QS. Al-Baqarah/2: 91)
Ada sekelompok orang yang mengklaim ahli filsafat, tahu tentang ilmu-ilmu logika. Mereka datang dengan membawa keesatan yang sangat parah, juga kemustahilan yang sangat mustahil. Keberadaan Allah saja mereka ingkari, apalagi masalah iman terhadap para rasul, kitab-kitab-Nya dan perkara-perkara ghaib. Atas dasar kedzaliman dan kecongkakan, mereka juga mengingkari ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengimani ilmu-ilmu para rasul, mendustakan ajaran dari kitab-kitab yang diturunkan Allah. Mereka merasa besar diri sehingga tidak mau menerimanya, disebabkan pengetahuan mereka terhadap ilmu-ilmu alam dan segala yang terkait dengannya. Mereka ingkari semua hakikat kecuali yang mereka ketahui dengan indera dan eksperimen mereka sangat dangkal lagi sempit bila dibandingkan dengan ilmu para nabi.
Sehingga merekapun menyembaha alam, mereka menjadikannya sebagai obsesi mereka yang terbesar dan puncak pengetahuan mereka yang paling final. Mereka larut dengan segala hal yang dituntut tabiat mereka. Mereka sedikitpun tidak mau mengikat diri dengan ajaran syariat agama, tidak pula dengan nilai-nilai moral kemanusiaan; sehingga tak heran, dalam kondisi mereka yang seperti itu bila (ada yang mengatakan bahwa-red) binatang ternak lebih baik kondisinya daripada mereka. Sejatinya nilai moral mereka telah sirna, dan mereka terpacu mengikuti hawa nafsu hewani. Tak ada tujuan (hakiki) yang mereka harapkan dan cari.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وقالوا ما هي إلا حياتنا الدنيا نموت و نحيا وما يهلكنا إلا الدهر
Artinya: “Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa.” (QS. Al-Jatsiyah/45: 24)
Jadilah kaum musyrikin -meski mereka berkubang dalam kesyirikan dan kekufuran- lebih bagus keadaannya daripada mereka, lebih sedikit keburukannya dibanding mereka. Namun yang snagat mengherankan sekali adalah bahwa di masa-masa belakangan ini, arus dan aliran paham keji ini telah meracuni banyak orang, karena (keyakinan) beragama mereka lemah dan miskin ilmu, juga dikarenakan jerat-jerat membinasakan yang dipasang oleh bangsa yang maju (kuat secara materi) yang menghancurkan (moral dan eksistensi) umat manusia.
Adapun dien (agama) Islam, sungguh dia telah mengeluarkan umat manusia dari gelapnya kebodohan, kekufuran, kezhaliman, permusuhan dan berbagai keburukan lainnya menuju cahaya ilmu, cahaya keimanan, keyakinan, keadilan, kasih sayang, dan menuju semua kebaikan yang ada. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم يتلوا عليهم ءا يته ويزكيهم و يعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفي ضلال مبين (١٦٤)
Artinya: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS.Ali-Imran/3:164)
Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman:
إن الله يأمر بالعدل والإحسان و إيتآء ذى القربى وينهى عن الفحشآء والمنكر و البغي يعظكم لعلكم تذكرون )٩٠(
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An-Nahl/16: 90)
Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman:
اليوم اكملت لكم دينكم و أتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا
Artinya: “Pada hari ini, tela Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan tela Ku-ridhai Islam itu menjaadi agama bagimu”. (QS. Al-Maidah/5: 3)
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
و تمت كلمت ربك صدقا و عدلا
Artinya: Telah sempurna kalimat Rabbmu (Al-Qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. (QS. Al-An’am/6: 115)
Maksudnya, kalimat-kalimat yang dijadikan sarana untuk menetapkan syari’at-syari’at juga hukum-hukum itu telah Allah sempurnakan dari semua sisi, tidak akan ditemukan satu kekurangan pun dari semua sisi. Semua berita yang terkandung dalam kalimat-kalimat itu benar, baik berita tentang Allah, tetang ketauhidan-Nya, balasan-Nya,juga berita-berita ghaib yang dibaawa oleh para rasul-Nya. Hukum-hukum nya adil. Semua perintah yang terdapat dalam kalimat-kalimat itu adalah adil, baik dan mendatangkan kebaikan, sementara semua larangannya penuh dengan hikmah, melarang dari kezhaliman, permusuhan dan berbagai macam keburukan lainnya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
أفحكم الجاهلية يبغون ومن أحسن من الله حكما لقوم يوقنون )٥٠(
Artinya: “Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan (huum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?.” (QS. Al-Maidah/5: 50))
Dien (agama) ini telah memperbolehkan segala seseatu yang baik dan bermanfaat dan mengharamkan semua keburukan yang akan mendatangkan bahaya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
الذين يتبعون الرسول النبي الأمي الذين يجدونه مكتوبا عندهم في التوراة والإنجيل يأمرهم بالمعروف وينهاهم عن المنكر ويحل لهم الطيبت ويحرم عليهم الخبئث ويضع عنهم إصرهم والأغلال التي كانت عليهم
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka didapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang bagi mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka”. (QS. Al-A’raf/7: 157)
Agama ini mengarahkan para hamba kearah segala yang bemanfaat di dunia dan akhirat buat mereka. Agama ini juga memperingatkan umat manusia dari segala yang bisa mendatangkan bencana pada agama dan pada kehidupan mereka. Dan ketika ada ketidakjelasan antara yang baik dan yang buruk atau antara yang bermanfaat dan bahaya, maka agama ini memerintahkan agar bermusyawarah untuk menyimpulkan mana yang kebaikannya lebih unggul dan menolak atau mengabaikan yang keburukannya lebih dominan.
Agama yang sempurna ini memerintahkan agar mengimani semua kitab yang diturunkan oleh Allah dan mengimani samua rasul yang diutus oleh Allah.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
فلذلك فادع واستقم كما أمرت و تتبع أهوآءهم و قل آمنت بمآ أنزل الله من كتاب وأمرت لأعدل بينكم الله ربنا وربكم لنا أعمالنا ولكم أعمالكم لاحجة بيننا وبينكم الله يجمع بيننا وإليه المصير
Artinya: “Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah, “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan Aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah adalah Rabb kami dan Rabb kamu, bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita).” (QS. As-Syura/42:15)
Agama Islam ini merupakan agama yang telah dipersaksikan keabsahannya dan kesempurnaannya oleh Allah . Allah berfirman (yang artinya): “Allah menyatakan bahwa tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) selain Dia, yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada ilah melainkan Dia (yang berhak diibaadahi), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali Imran/3: 18-19)
Dialah agama yang para penganutnya yang konsisten berpegang dengan petunjuk dan ajaran-ajarannya telah membuka banyak hati umat manusia dengan cahaya ilmu dan iman serta telah menaklukan banyak wilayah dengan keadilan dan kasih sayang. Dengan agama ini, Allah telah memperbaiki banyak keyakinan dan akhlak, telah memperbaiki kehidupan dunia dan akhirat. Dengan agama ini, Allah menyatukan hati-hati yang telah bercerai-berai.
Dialah agama yang paling muhkam (kokoh, akurat) dalam semua pemberitaan dan hukumnya. Islam tidak akan memberitakan kecuali dengan jujur dan benar sserta tidak akan menetapkan hukum kecuali dengan benar dan adil. Tidak ada dan tidak akan ada ilmu pengetahuan yang benar yang bisa menyangkal sedikitpun dari semua beritanya dan tidak akan ada hukum yang lebih baik daripada hukum-hukumnya. Kaidah-kaidah pokoknya selalu sesuai dengan zaman, baik dahulu, sekarang maupun yang akan datang. Artinya, ketika kaidah-kaidah pokok itu diterapkan dalam bermuamalah (bersosialisasi) antar individu atau antar jama’ah, maka pasti akan mendatangkan keadilan, kasih sayang dan kebaikan. Karena kaidah-kaidah pokok itu datang dari Allah Maha Bijak lagi maha terpuji.
Dialah agama yang membimbing umat manusia menuju kebenaran dan jalan yang lurus. Kebenaran adalah syiarnya, keadilannya adalah prosesnya, al-haq adalah penopangnya, kasih sayang adalah ruh dan tujuannya, kebaikan adalah pengiringnya, baik dan mengadakan perbaikan merupakan perhiasannya dan amal perbuatannya, hidayah dan petunjuk adalah bekalnya.
Dialah agama yang memadukan antara kebutuhan ruh, hati dan jasad. Allah memerintahkan para hamba-Nya dengan perintah yang sama dengan perintah-Nya kepada para rasul-Nya yaitu perintah beriabdah kepada-Nya, mengerjakan amal shalih yang mendatangkan ridho-Nya, mengkonsumsi makanan dan minuman yang baik-baik serta mengeluarkan semua yang Allah tundukkan buat mereka dalam kehidupan ini. Sehingga semua orang yang mengamalkannya dengan benar, pasti akan terdorong kearah peningkatan dan kearah kemajuan yang benar.
Barang siapa mengetahui sifat-sifat agama ini, pasti dia akan tahu keagungan anugerah Allah kepada para makhluk-Nya berupa agama ini. Dan barangsiapa mencampakkannya, maka dia pasti akan terjerumus dalam kebathilan, kesesatan dan kerugian. Karena semua agama yang berseberangan dengan agama Islam itu keadaannya anatara khurafat atau watsniyaat (penyembah berhala), antara ateis atau yang menuhankan materi. Jika agama yang benar ini hengkang dari hati seseorang, maka akhlak-akhlak terpuji pun akan ikut hengkang dan diganti dengan akhalak rendahan yang tercela. Akhlak-akhlak tercela itu akan menyeret pelakunya ke derajat paling rendah, sehingga keinginan dan cita-cita tertinggi mereka adalah hanya bersenang-senang dengan kehidupan dunia yang singkat ini.
Referensi:
Majalah As-Sunnah,Agama Islam Yang Benar Solusi dari Semua Problem (Part 1), Edisi 09/Tahun.XXII/ Jumadil Awwal 1440H/Januari 2019M, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa.di. Artikel Desember 2023
Diringkas oleh: Laila Tazkiyatun Muthmainnah (Santriwati khidah Ponpes Darul Qur’an Wal Hadits OKU Timur)
Baca juga artikel:
Leave a Reply