Tajdid (pembaharuan) dalam Islam – Kehidupan seorang manusia tidak akan baik dan teratur tanpa agama yang benar. Sebab agama merupakan tolak ukur atau standar kebenaran dan keadilan dalam segala urusan. Oleh karena itu manusia sangat membutuhkan agama yang benar.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله mengatakan, “Risalah (ajaran agama) merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak mungkin dilepaskan. Kebutuhan mereka terhadap agama ini melebihi kebutuhan mereka terhadap segala sesuatu.”
Imam Ibnul Qayyim رحمه الله menjelaskan tingkat kebutuhan hamba kepada para Rasul utusan Allah عزوجل dengan mengatakan, “Tidak ada jalan menggapai kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat kecuali melalui tangan mereka. Tidak ada cara mengenal yang baik dan yang buruk secara detail kecuali melalui mereka. Tidak ada metode meraih Ridha Allah عزوجل kecuali melalui tangan mereka. Perilaku, perkataan dan akhlak yang mereka bawa serta tunjukkan. Mereka adalah tolak ukur, perkataan, perbuatan serta akhlak mereka sebagai standar dalam menilai perkataan, perbuatan, serta akhlak manusia. Dengan mengikuti mereka, orang yang mendapat petunjuk akan terpisah dengan yang sesat. Kebutuhan manusia kepada para Rasul jauh lebih mendesak daripada kebutuhan badan kepada nyawa, lebih mendesak daripada kebutuhan mata terhadap cahaya serta kebutuhan ruh terhadap kehidupan. Tingkat kebutuhan manusia terhadap Rasul jauh lebih tinggi dan mendesak dibandingkan semua kebutuhan mendesak lainnya.
Beliau رحمه الله menambahkan, “Apabila kebahagiaan hamba di dunia dan akhirat bergantung kepada petunjuk Nabi صلى الله عليه وسلم, maka setiap orang yang menginginkan kebaikan untuk dirinya, ingin sukses dan bahagia, berkewajiban untuk mengetahui sebagian ajaran, sejarah hidup Rasul صلى الله عليه وسلم yang dapat mengetaskan dirinya dari status jahil serta terhitung sebagai pengikut, pendukung dan golongan beliau صلى الله عليه وسلم.
Jadi, seluruh manusia sangat membutuhkan ajaran agama, karena (kalau kita perhatikan) aktivitas yang dilakukan manusia itu ada dua macam yaitu aktivitas untuk meraih suatu manfaat dan aktivitas untuk menangkal segala yang membahayakan dirinya. Dan agama itu adalah cahaya Allah di bumi ini, keadilan-Nya diantara para hamba-Nya serta benteng yang memberikan jaminan keselamatan bagi siapapun yang memasukinya.
Oleh karena itu Allah عزوجل mengutus para Rasul kemudian ditutup dengan mengutus Rasulullah dengan membawa ajaran Islam yang universal kepada seluruh umat manusia. Allah عزوجل berfirman:
قل يأيها الناس إني رسول الله إليکم جميعا
Artinya: “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.” (QS. Al- A’raf/7:158)
Allah عزوجل juga berjanji akan menjaga agama ini dengan menjaga Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah sehingga Islam akan menjadi ajaran yang senantiasa terjaga dan kekal sampai hari kiamat nanti.
Mengapa Perlu Tajdid
Kita yakin bahwa Islam ini akan senantiasa terjaga, namun seringnya dalam praktek yang dilakukan kaum muslimin terjadi perubahan, baik dalam bentuk pengangguran maupun penambahan. Ini ditandai dengan munculnya berbagai perbuatan bid’ah dan maksiat yang menyebabkan beberapa ajaran Islam terabaikan atau terlupakan. Realita ini merata disebagian besar kaum muslimin. Oleh karena itu, perlu ada usaha pembaharuan (tajdid) dan pemurnian ajaran Islam yang tersebar ditengah masyarakat. Kaum muslimin membutuhkan orang yang akan memperbarui agama ini dengan mengembalikan keaslian dan kemurnian ajaran suci ini. Dan Allah عزوجل yang maha pemurah lagi penyayang telah memberikan anugerah-Nya dengan memunculkan para mujaddid (pembaharuan) yang mengikuti jejak Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk menghidupkan kembali ajaran Islam yang murni dan mengekang kebid’ahan serta membangkitkan semangat umat ini untuk tetap istiqamah dengan ajaran agama yang benar.
Tentang urgensi tajdid, al-Munawi رحمه الله mengatakan, “karena ketika Allah عزوجل menetapkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagai penutup para nabi dan Rasul (khatamul anbiya war Rusul), sementara berbagai peristiwa dan kejadian tak terhitung jumlahnya, padalah mengetahui hukum agama sudah menjadi tuntutan hingga hari kiamat, disamping itu, zhahir nash-nash syariat belum cukup untuk menerangkan hukum semua peristiwa-peristiwa itu, sehingga harus ada cara yang bisa menyiapkan semuanya. Maka hikmah Allah عزوجل melahirkan para ulama di penghujung tiap kejadian tersebut. Ini akan memposisikan umat ini bersama ulama mereka sebagaimana posisi Bani Israil bersama para nabi mereka.
Tajdid Satu Istilah Syar’i
Istilah at-tajdid adalah istilah syar’i yang bersumber pada hadits Nabi صلى الله عليه وسلم :
إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس کل ماءة سنة من يحدد لها دينها
Artinya: “Sesungguhnya pada setiap penghujung seratus tahun, Allah عزوجل akan mengutus untuk umat ini orang yang akan mempengaruhi agama mereka.” (Shahih, HR Abu Dawud dalam sunannya)
At-tajdid berasal dari kata jaddada (جدد) dan jadid (جديد) kata jadid sering digunakan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, juga sering digunakan oleh para Ulama. At-tajdid, menurut bahasa, maknanya berkisar pada menghidupkan (الإحياء), membangkitkan (البعث) dan mengembalikan (الإعادة). Makna-makna ini memberikan gambaran tentang tiga unsur yaitu keberadaan sesuatu (وجود کونية) kemudian hancur atau hilang (بلى أو دروس) kemudian dihidupkan dan dikembalikan (الإحياء أو الإعادة).
Karena istilah at-tajdid bersumber dari sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم
Makna “at-tajdid” dalam beberapa hadits Nabi صلى الله عليه وسلم sama dengan makna bahasa di atas yaitu berkisar pada arti kebangkitan, menghidupkan dan mengembalikan. Perhatikanlah hadist Abdullah bin Amru bin al- ash رضي الله عنه yang berbunyi:
إن الإيمان ليخلق في جوف أحدکم کما يخلق الثوب،فاسألو الله أن يجدد الإيمان في قلوبکم
Artinya: “Sesungguhnya iman yang ada dalam hati salah seorang kalian bisa rusak sebagaimana baju bisa rusak, maka mohonlah kepada Allah عزوجل agar Dia memperbaharui iman dalam kalbu kalian.” (Hasan, HR. Al-Hakim dalam mustadrak (1/4)
Sebuah Pengertian Yang Benar
At-tajdid sering diperselisihkan dan di simpangkan dari pengertian yang benar. Istilah ini sering di definisikan dengan beragam definisi yang menyimpang. Padahal mereka juga tahu bahwa Istilah ini berasal dari hadist Nabi صلى الله عليه وسلم. Sehingga mestinya pengertiannya yang benar adalah yang dimaksudkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan yang disampaikan kepada para sahabat. Kemudian pengertian itu disampaikan oleh para sahabat kepada generasi setelahnya secara bersambung dan estapet. Oleh karena itu, yang berkompeten menjelaskan pengertian istilah ini menurut syariat adalah para Ulama salaf dari kalangan sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta para Ulama besar yang sudah terkenal dan masyhur serta diterima oleh kaum muslimin dari generasi ke generasi.
Berikut, pertanyaan mereka tentang pengertian at-tajdid secara global.
- Pengajaran agama, menghidupkan Sunnah- Sunnah serta menolak kedustaan atas nama Nabi صلى الله عليه وسلم. Penjelasan ini dapat ditemukan dalam perkataan imam Ahmad bin Hambal رحمه الله dalam pengertian at-tajdid. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya Allah عزوجل membangkitkan untuk manusia pada tiap penghujung seratus tahun orang yang akan mengajarkan Sunnah-Sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم dan menolak kedustaan atas nama Nabi صلى الله عليه وسلم.
- Memurnikan agama, membela akidah yang benar, menjelaskan Sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم، membela ahlussunnah serta menghancurkan kebid’ahan.
Ketika menjelaskan tentang tajdid, al-Munawi رحمه الله menyatakan, “Maksudnya adalah memberikan penjelasan tentang Sunnah (sehingga Sunnah akan terbedakan) dari bid’ah, memperbanyak ilmu, membela ahli ilmu dan menghancurkan kebid’ahan dan menghinakannya .
Oleh karena itu imam Ahmad bin Hambal رحمه الله menyatakan, “Dalam satu hadist diriwayatkan bahwa Allah عزوجل mengutus orang yang akan meluruskan agama umat ini pada tiap penghujung seratus tahun.
- Menghidupkan kembali ma’alim (ajaran) agama yang telah melemah dan menghilang. Juga menghidupkan semua Sunnah, ilmu akidah dan ibadah yang mulai dilupakan atau bahkan telah dilupakan oleh banyak kaum muslimin.
- Menghidupkan ilmu (ihya’ul Ilmi), sebagaimana dalam sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
يحمل هذا العلم من کل خلف عدوله : ينفون عنه تحريف الغالين وتأويل الجاهلين وإنتحال المبطلين
Artinya: “Ilmu agama ini akan dibawa oleh orang-orang yang terpercaya pada setiap generasi. Mereka akan menghapus tahrif (perubahan) yang dilakukan oleh orang-orang yang melewati batas, ta’wil (penyimpangan arti) yang dilakukan oleh orang-orang yang bodoh dan kedustaan yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat kepalsuan.” (Hasan lighairihi, HR. Al-Bazzar dalam musnadnya (9423))
- Membangkitkan kembali upaya mengamalkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم imam Muhammad bin Sulaiman al-Alqami (wafat tahun 969 H) menyatakan, “tajdid adalah menghidupkan kembali pengalaman Al-Qur’an dan Sunnah serta apa yang menjadi tuntutan keduanya.
Dari kesimpulan ini dapat diambil satu pengertian singkat untuk istilah at-tajdid yang dalam istilah kita adalah pembaharuan agama sebagai upaya mengembalikan umat kepada Islam yang tegak diatas pemahaman salaf umat dari kalangan para sahaba, tabi’in dan orang yang mengikuti jejak langkah mereka dalam beragama.
Referensi:
Ditulis oleh: ustadz Kholid syamhudi,L.c Hafidzahullah dari majalah ash- Sunnah edisi 02/tahun.XIV/JUMADIL AWWAL 1431H/ Mei 2010M
Diringkas oleh: Ilma Wati (staf ponpes Darussalam Tanjung Telang).
BACA JUGA :
Leave a Reply