Akhlak Yang Buruk

Akhlak yang buruk

AKHLAK YANG BURUK. Masalah akhlak adalah perkara yang agung dan kedudukannya sangat tinggi dalam agama, karena agama ini adalah akhlak yang mulia.

Para ulama membagi akhlak menjadi dua bagian, yaitu mahmudah (yang terpuji)  dan madzmumah (yang tercela). Imam an-Nawawi menyebutkan dalam kitab RIyadhush Shalihin sebuah bab berjudul Bab Husnil Khuluq (Bab Akhlak yang baik). Syaikh Salim al-Hilali menjelaskan ,”Yang dimaksud dengan husnul khuluq adalah kumpulan perkara-perkara dan amalan-amalan yang baik meurut syari’at.

Akhlak yang mulia adalah sifat para Nabi dan Rasul. Allah memuji akhlak Nabi Muhammad:

وإنك لعلى خلق عظيم

Artinya:

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam/68: 4)

Di antara mulia yang disebutkan oleh para Ulama adalah jujur, sabar ketika menghadapi cobaan, berlaku dermawan, berkata baik dan berwajah ceria saat berjumpa , memuliakan tamu, taubat ketika salah, memaafkan ketika ada orang yang berbuat salah kepadanya, bersikap tatsabbut(berhati hati dalam bersikap dan selalu mencari keterangan dan kebenaran sebelum mengambil sikap atau pendapat) dalam setiap perkara, berkasih sayang, lemah lembut, dan lain sebagainya.

AKHLAK BURUK

Definisi akhlak buruk yaitu:

  1. Menuruti keburukan dan mencegah kebaikan.
  2. Menghiasi diri dengan hal-hal yang rendah (hina) dan menjauhkan segala yang utama (mulia).

Akhlak yang buruk adalah perbuatan yang rendah serta jalan yang hina. Allah dan Rasul-Nya membenci hal tersebut. Bahkan pada hakikatnya, manusia membenci akhlak yang buruk dan menjauhi pelakunya. Akhlak yang buruk menjadi sebab dijauhi oleh orang banyak, memecah belah persatuan, mencegah kebaikan, dan menghalangi pelakunya dari hidayah. Ia juga sebagai penyebab kesedihan dan kegundahan, mendatangkan kesusahan dan hati sesak, bagi pelakunya juga orang-orang yang bergaul dengan mereka.

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

إن الله تعالى كريم يحب الكرم و يحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها

Artinya:

“Sesungguhnya Allah itu karim (Maha Dermawan), mencintai kedermawanan dan mencintai akhlak-akhlak yang mulia, dan Allah membenci perkara-perkara yang rendah (hina).” (shahih, HR. Thabrani dalam Mu’jamnya)

Di antara bentuk akhlak buruk yaitu:

  1. Sombong

Sombong merupakan sifat yang dibenci oleh syari’at, fitrah, dan akal. Orang yang sombong dibenci oleh Allah dan dibenci pula oleh makhluk.

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر

Artinya:

“Tidak masuk Surga orang yang di dalam hatinya ada kibr(sombong) seberat dzarrah” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi telah menafsirkan makna kibr (sombong) dengan penafsiran yang amat jelas dan luas. Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

الكبر بطر الحق وغمط الناس

Artinya:

“Kibr (sombong) adalah menolak kebenaran dan merendahkan (meremehkan) manusia”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Temasuk sikap sombong yaitu membantah orang yang mengajarimu, merasa lebih tinggi, dan beradab yang jelek terhadapnya. Juga termasuk sombong yaitu menganggap rendah orang rendahan yang memberikan faedah kepadamu. Hal ini banyak menimpa para penuntut ilmu.

Tentang sombong pula ada bahasanya tersindiri, karena ini merupakan sifat iblis, Fir’aun, dan lainnya.

  1. Berdusta

Nabi melarang dari perbuatan dusta. Ini mencakup dusta dalam segala sesuatu. Jadi tidak benar, orang yang mengatakan, “Berdusta itu jika menimbulkan bahaya untuk orang lain maka tidak mengapa.” Ini adalah perkataan yang batil, karena tidak ada nash yang menunjukkan perkataan tersebut. Tetapi yang ada adalah nash yang mengharamkan perbuatan dusta secara mutlak.

Berdusta juga akan merusak pengetahuanmu dan orang lain tentang sesuatu. Karena seorang pendusta itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada, yang ada menjadi tidak ada, yang benar menjadi batil, yang batil menjadi benar, kebaikan jadi kejahatan, kejahatan jadi kebaikan.

  1. Rasa malu yang tipis, bahkan tidak punya rasa malu.

Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela. Akhlak ini menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat dan mencegah dari sikap melalaikan hak orang lain.

Buah dari rasa malu adalah iffah (menjaga kehormatan). Siapa saja yang memiliki rasa malu hingga mewarnai seluruh amal nya, niscaya ia akan berlaku iffah dan dari buahnya pula adalah bersifat wafa (setia atau menepati janji).

4.hasad (dengki)

Artinya membenci datangnya nikmat Allah kepada orang lain. Jadi, hasad bukan mengharapkan hilangnya nikmat Allah dari orang lain, namun hasad adalah semata-mata ketidak senangan seseorang terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Ini adalah hasad, baik ia mengharapkan kehilangan nya nikmat itu dari orang lain tersebut.

Judul buku          : As-Sunnah

Judul                   : akhlak yang buruk

Penulis                : Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Diringkas oleh    : zohiroh rofifah

Penerbit              : Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta

Artikel bulan juli 2022

Baca juga :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.