Biografi Masruq bin Al-Ajda

MASRUQ BIN AL AJDA

 

 

Biografi Masruq bin Al-Ajda-Berikut ini adalah sebuah biografi salah seorang ulama salaf yang terkemuka.  Mereka adalah orang-orang yang yang terkenal kezuhudan dan kehati-hatiannya, kewara’an dan kesederhanaannya.  Mereka banyak beribadah dan mempunyai rasa takut yang mendalam kepada Allah Subhanahu Wata’ala sehingga tumbuh dalam diri mereka sesuatu yang pantas untuk dihormati dan dimuliakan.  Diantara mereka adalah Masruq  bin Al-Ajda Al-Hamdani yang telah banyak berguru  pada beberapa sahabat terkenal.  Semoga Allah Subhanahu Wata’ala  berkenan menerima semua ibadah, keta’atan kita dan menyatukan kita dengan para ulama yang mulia dalam derajat yang paling tinggi.  Semoga shalawat dan salam selalu mengalir kepada baginda Rasulullah Shollalahualaihi Wasallam yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam. Kepada keluarga serta para sahabatnya yang mulia.

Namanya Masruq bin Al-Ajda’ Al-Hamadani Al-Wadi’I Abu Aisyah Al-Kufi. Ada juga yang mengatakan Salaman bin Muammar bin Al-Harits bin Sa’ad bin Abdullah bin Wadi’ah. “[1]

Al-Hafidz Abu Bakar Al-Khatib berkata,” ada yang mengatakan bahwa pada waktu kecil, dia pernah hilang dicuri, lalu ditemukannya kembali sehingga dinamakan Masruq (yang dicuri), kemudian ayahnya Al-Ajda Masuk islam”[2].  Demikian nama itu diambil berdasarkan kisah hidup yang pernah dialaminya.

Masruq Bin Al-Ajda Al-Hamadani Al-Wadi’i Abu Aisyah Al-Kufi  kelahirannya tidak diketahui.  Hanya  saja beberapa  memberikan keterangan bahwa dia meninggal pada tahun 62 atau 63 Hijriah jadi dapat disimpulkan ia terlahir pada tahun pertama Hijriah atau satu tahun sebelumnya. Wallahu A’lam

 

Sanjungan Para Ulama Terhadapnya

Malik bin Mughawwal berkata, “ Aku pernah mendengar Abu Safar mengatakan ,”Suku Hamdaniah belum pernah melahirkan seseorang seperti Masruq”

Dari amir Asy-Sya’bi, dia berkata “Aku tidak pernah mengetahui orang yang lebih banyak berkelana ke berbagaia tempat untuk mencari ilmu dari Masruq.”

Dari Manshur bin Ibrahim, dia berkata ,” Beberapa teman Abdullah bin Mas’ud ada yang mengajarkan kepada banyak orang dan mengajari mereka tentang Rosulullah Shallalahualaihi Wasallam.  Diantara mereka itu adalah:  Alqamah, Al-Aswad, Ubaidah, Masruq, Al-Harits bin Qois dan Amr bin Syarahbil”

Asy-Sya’bi berkata, ’ketika Ubaidilah bin Ziyad datang ke Kufah, dia bertanya, ”Siapakah orang yang terbaik diantara kalian? “ mereka menjawab “Masruq.”

Ibnu Al-Madini berkata,”Aku tidak pernah mempersilahkan seorang pun untuk berbaris dibelakang Abu Bakar ketika shalat berjamaah, kecuali kepada Masruk (agar sewaktu-waktu bisa mengganti abu Bakar menjadi Imam karena ilmu dan kewibawaanya)[3]

Imam Ahmad bin Hambal berkata, “ Ibnu uyainah berkata, “Tidak ada seorangpun yang lebih utama dari Masruq setelah Alqamah.”

Dari Ibnu abjar dari asy Sya’bi, dia berkata, “ Masruq lebih pantas memberikan fatwa daripada Syuraih,  karena Syuraih lebih banyak meminta pendapat Masruq”

Yahya bin Muin berkata “Masruq adalah orang yang dapat dipercaya dan tidak ada orang yang menyamainya.  Ustman bin Said bertanya kepada Yahya tentang Masruq dan kepada Urwah mengenai Sayyidah Aisyah, maka dia tidak ragu lagi”[4]

Al-‘Ajali berkata” Dia adalah seorang tabi’in yang dapat dipercaya, dan salah seorang teman Abdullah bin Mas’ud yang diperkenankan mengajar dan memberikan fakta kepada khalayak ramai.  Dia banyak melakukan shalat hinga kakinya bengkak.

Abu Nu’aim berkta, “ dianatar para teman Abdulklah Bin Masud terdapat seseorang yang sangat takut dan cimnta kepada tuhannya dan selalu ingat akan banyaknya dosa yang telah dilakukannya,  dia sanagt dihormati keilmuanya, dapat dipercaya dan selalu ingin bertemu tuhannya dengan memperbanyak ibadah, dialah abu Aisyah (Ayah Aisyah) bernama Masruq.”

Demikianlah sanjungan para ulama terhadapnya ia merupakan orang yang paling utama dikaumnya suku hamdaniah, paling banyak berkelana untuk mencari ilmu, termasuk orang yang senantiasa mengajarkan tentang Rosulullah, paling utama sebagai Imam setelah Abu bakar, dapat dipercaya, paling banyak shalat hingga kakinya bengkak, selalu ingat dosanya dan seorang yang selalu ingin bertemu Tuhannya dengan memperbanyak ibadah.

 

Ibadahnya

Masruq adalah seorang yang sangat banyak melakukan shalat hingga membuat kedua kakinya menjadi bengkak. Dari  Fithr Bin Khalifah dari Asy-Syabi dia berkata: Dia melakukan puasa di musim kemarau sehingga menyebabkan beliau pingsan.  Aisyah Radhiallahu Anhu mengangkatnya sebagai anak.  Dan Masruq pun menamai anaknya Aisyah dan Iapun tidak pernah sekalipun memarahi putriny tersebut.

Dari Abu Ishak, dia berkata: ” ketika menjalankan ibadah haji, dia tidak pernah tidur kecuali dalam keadaan bersujud.  Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir berkata,” suatu ketika Khalid bin Abdullah salah seorang pembesar di Bashrah memberikan hadiah uang kepada Masruq sebanyak tiga puluh Dinar.  Meski saat itu sangat membutuhkannya, namun dia tidak menerimanya.

Dari Said bin Jubair , dia berkata, “Masruk pernah menemuiku dan dia berkata: “Wahai Said tidak ada satupun sesuatu yang dapat menyenangkanku kecuali membenamkan wajah kita dalam tanah berdebu”

Sikapnya Terhadap Fitnah

Dari  Asy Sya’bi, dia berkata,” ketika ada seseorang berkata kepada Masruq, “ Anda telah terlambat mengikuti pasukan Ali bin Abi thalib dan terlambat ikut dalam pertempuranya .” sepertinya orang itu ingin berdebat dengan Masruq tentang masalah ini.  Maka ia berkata, “Demi Allah, aku mengingatkan kepada kalian, tidaklah kalian tahu ketika kalian sedang mempersiapkan bala tentara dan persenjataan lengkap untuk saling berperang pada saat itu pula Allah Subhanahu Wata’ala membukakan pintu langit dan kalian melihatnya, kemudian malaikatpun turun, hingga ketika berada diantara pasukan dari kedua belah pihak malaikat itu berkata:

يا أيها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إلا أن تكون تجارة عن تراض منكم ولا

تقولوا أنفسكم إن الله كان بكم رحيما

Artinya:

“wahai orang orang ayang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan duka sama suka dintara kalian,  dan jangalah kalian membunuh diri kalian.  Sesungguhnya Allah subahanahu Wata’ala adalah Maha penyayang kepada kalian” (QS. Annisa: 29)

 

Apakah hal ini merupakan penghalang di antara kalian?” mereka berkata,”Ya” dia berkata,” Demi Allah sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala telah membukakan pintu langit (memberikan solusi) bagi permasalahan ini.  Allah Subhanahu Wata’ala telah mengutus malaikat yang mulia melalui perkataan Nabi kalian (Muhammad dengan wahyu yang diterimanya) dan sesungguhnya itulah pengadilan yang terdapat dalam lembaran lembaran (Al-Quran) yang tidak akan yang mengganti ataupun merubahnya.”[5]

Ada juga yang mengatakan bahwa dia ikut serta dalam perang Haruriyah bersama Ali Bin Abi Thalib dan dia meminta maaf atas keterlambatannya bergabung bersama imam Ali bin Abi Thalib [6]

 

Kewara’an dan kezuhudannya

Dari Ibrahim bin Muhammad bin Muntasyir dari ayahnya dari Masruq, dia berkata,” sesungguhnya dia tidak pernah mengambil bayaran dari pekerjaanya sebagai Hakim, Dia berpedoman pada firman Allah Subhanahu Wata’ala:

إن الله اشترى من المؤمنين أنفسهم وأموالهم بأن لهم الجنة

Artinya:

“sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala membeli jiwa raga orang yang beriman dan harta benda mereka dengan surga[7]

 

Dari al-A’masy dari Abu Adhuha, dia berkata,” Masruq pernah pergi selama dua tahun. Ketika dia datang dari perantauannya itu, keluarganya memandang kopor yang dibawanya itu, lalu merka menemukan sebuah kapak di dalamnya, sehingga mereka berkata,” kamu pergi selama dua tahun lalu datang dengan membawa kapak tanpa pegangan (disangka mendapatkannya dengan jalan yang tidak benar)” dia berkata. ” Subhanallah aku lupa meminjamnya dan lupa mengembalikannya.” [8]

 

Guru dan murid muridnya

Masruq meriwayatkan dari beberapa orang yang diantaranya: Ubay bin Kaab,  khabab bin Al Art, Zaid bin Tsabit, Abdullah Bin Umar Bin Al-Khatab , Abdullah bin Amr Bin Al-Ash, Abdullah bin Mas’ud, Ubaid bin Umar Al Laitsi, Ustamn Bin Affan, Ali Bin Thalib, Umar bin Khattab, Mu’az bin Jabal, Ma’qil bin Sinan Al Asyijai’, AlMughirah bin syubah, Abu bakar Ash Shidiq, Subaiah Al-Aslamiayah, Sayyidah Aisyah Isteri Rosulullah Shollahu’alaihi Wasaallam dan ibunya Ummu Ruman dan Ummu Salamah istri Rosulullah Shollahu’alaihi Wasaallam

Demikianlah mereka semuanya merupakan guru daripada Masruq dan Masruq telah meriwayatkan Hadist hadistnya, mereka adalah guru bagi Masruq adapun mereka yang telah meriwayatkan Hadist dari masruq yang merupakan murid-muridnya. Berikut yang meriwayatkan hadist dari Masruq antara lain, Ibrahim An-Nakhi, Anas bin sirin, Ayyub bin Hani’, Jabal bin Rufaidah, Abu Wail Syaqiq bin Salamah, Amir As-Syabi, Abdullah bin Murah Al-Khariki, Abdurahman bin Abdullah bin Mas’ud. Ubaid bin Nadlah, Ammarah bin Ummair , al-Qosim bin Almunyasyir Alsjda, Muhammad bin An-Nasr Al-Hamdani, Abu Adh Dhuha Salam bin Shabih, Makhul bin asy Syami, Yahya bin Al-jazzar, Yahya bin Washab, Abu Alwash al-Jusyami, Abu Ishaq as Subai, Abu Asy –Syatsa’ Al-Muharibi  dan istrinya Umair binti amr.

 

Perkataan dan perilakunya

Diriwayatkan dari Masruq, ia berkata, “Cukuplan seseorang tahu maksud dari rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan seorang akan menjadi bodoh, jika dia merasa bangga dengan apa yang telah diperbuatnya.”

Masruq berkata, ”Hendaklah seseorang mempunyai tempat yang sunyi, sehingga dapat digunakannya untuk merenungi diri, merenungi dosa-dosanya dan meminta ampunan kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Dari Abu Adh-Dhuha, dia berkata. “Pernah Masruq memberikan suatu pertolongan kepada seseorang, kemudian datang seorang wanita memberikan  hadiah kepadanya, sehingga Masruq sangat marah dan berkata, “kalaulah aku tahu bahwa sifat ini terdapat dalam dirimu, niscaya aku tidak mau berbicara selamanya selama hal itu masih ada padamu.  Aku pernah mendengar Abdullah bin Mas’ud berkata. “Barang siapa memberikan suatu peartolongan kepada seseorang untuk dapat mengembalikan haknya atau menghindarkannya dari kedzaliman yang menimpanya, kemudian dia menerima hadiah dari orang itu maka perbuatan itu adalah kebinasaan.” Mendenger hal itu, orang-orang disekitarnya berkata” kami tidak menganggap kebinasaan kecuali jika dia bertujuan menyuap.’ Masruq menimpali.” Jika berniat menyuap, maka itu adalah kekufuran .”

Dari Ibrahim bin  Muhammad bin Al Muntasyir dari Masruq, dia berkata’ tidaklah lebih baik bagi seorang muslim dari kuburan yang dapat dijadikannnya tempat beristirahat dari kebisingan dunia dan di dalamnya dia aman dari siksa Allah Subhanahu Wata’ala .

Dari Hilal bin Yusuf dia berkata “Rahasia dia dapat menguasai ilmu ilmu para pendahulunya ulama salaf dan kontemporer, juga ilmu-ilmu keduniaan dan ilmu akhirat adalah membaca sursat Al Waqiah

Adapun maksud dari perkataannya membaca surat Al Waqiah adalah membacanya dengan merenungi ayat ayatnya dan memikirkan tanda tanda keagungan dan kebesaran Allah Subhanahu Wata’ala dengan merasakan seolah olah dia hadir dihadapannya.

Dari Abu Wali dia berkata, “Bahwasannya ketika menjelang kematiannya, Masruq berkata” Ya Allah aku tidak ingin meninggal  dunia dengan tidak mengikuti  petunjuk Rasulullah tidak pula Abu Bakar dan Umar bin Khatab.  Radhiayallahu Anhu.  Demi Allah aku tidak meninggalkan sesuatupun kepada seseorang kecuali sesuatu yang melekat pada pedangku ini, maka masukanlah ia ke dalam kafanku nanti.

Masruq Al-Ajda adalah sosok yang sangat takut akan berbuat dosa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, sehingga ia senantiasa berusaha untuk merenungi dosanya dan sangat berhati hati dalam setiap perbuatannya, dan hingga akhir hayatnya berusaha untuk mengikuti petunjuk Rasul an sahabat-sahabatnya yang mulia.

Sufyan bin Umayah berkata, ”Masruq meninggal dunia pada tahun 63 Hijriah.  Dia adalah seorang perawi yang dapat dipercaya dan mempunyai banyak hadist shahih.  Abu Naim berkata “ Masruq meninggal dunia pada tahun 62 hijriah”

Yahya bin Bakir dan Ibnu  Sa’ad berkata ‘Dia meninggal pada tahun 63 Hijriah

Demikianlah biografi salah satu ulama salaf yang hidup pada masanya.  Seorang ulama yang sangat zuhud dan wara.  Membaca biografi adalah satu cara untuk mempelajari akhlak islami.  Dengan mengetahui kisah kehidupan seseorang terutama seorang yang sholeh akan memberikan gambaran kepada kita terutama penulis tentang sebuah sikap yang harus diteladani.  Untuk para generasi muda sekarang pun yang cenderung kehilangan identitas.  Yang mana mereka para generasi saat ini mengalami kebingungan akan figur yang harus mereka teladani.  Akhlak Rosulullah Shollahualai Wasallam adalah akhlak yang harus diteladani, dengan membaca shirah dan biografi para pengikut sunnah diharapkan dapat memberikan gambaran dalam meneladani akhlak Rosulullah yang hatus ikuti.  Wallohu alam bishowab.

 

Referensi :

“Biografi 60 Ulama Salaf” ditulis oleh syaikh Akmad Farid

Diringkas oleh: Iis Rosmi Rojibah (pengajar Ponpes Darul Quran wal Hadist)

[1] Tahdzib Al kamal 27/451-452

[2] Tarikh Baghdad 13/232

[3] Siyar a’lam: An-Nabula’4/66

[4] Siyar A’lam:An nabula 4/67

[5] Hiiyah Al-Aulya’2/96asfsjhd,znm mn

[6] Siyar A’lam An-Nubala’ 4/67

[7] Hilyah Al-Auliya 2/96

[8] Siyar A’lam an Nubala 4/66

Baca juga artikel:

Amalan Ringan Berpahala Besar

Hukum Memelihara Hewan

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.