WASIAT UNTUK PARA PEMUDA

wasiat-untuk-para-pemuda

Wasiat untuk para pemuda, setelah kita memuja dan memuji kepada Allahu ta’ala, kemudian mershalawat kepada rasulNya shallahu alaihi wasallam, setelah itu kami akan menyebutkan beberapa wasiat yang di sampaikan oleh para salaf terdahulu tentang pentingnya masa muda.

1.Wasiat pertama

Dari Abul Ahwash beliau mengatakan, Abu Ishaq yaitu Amru as-Sabi’i-berkata :

يا معشرالشباب اغتنباوا أي شبابكم قلما تمربي ليلة الا واقرا فيها الف اية واني لاقرا البقرة في ركعه واني لاصوم اشهر اشهر الحرم وثلاثة أيام من كل شهر الاثنين والخميس

Artinya :

“ Wahai sekalian pemuda, manfaatkanlah yaitu masa muda kalian karena betapa sedikit Malam yang melewatiku melainkan saya membaca seribu ayat ( al-Qur’an ) disetiap  Malamnya. Saya juga membaca al-baqoroh disetiap rakaat, berpuasa sunnah di bulan-bulanHarom ( suci ), berpuasa tiga hari dalam setiap bulannya dan berpuasa senin kamis,” Kemudian Abu Ishaq membaca firman Allah, di akhir surat Adh-Dhuha:

وما بنعمة ربك فحدث

Artinya :“ Adapun nikmat dari rabb-mu, maka sampaikanlah.”

Ucapan Abu Ishaq : “ Saya membaca seribu ayat ( al-Qur’an ) di setiap malamnya “, maksudnya adalah taqrib ( kurang lebihnya ) bukan tahdid ( pembatasan ), Artinya beliau mengkhatamkan al-Qur’an sekali dalam sepekan. Khatam al-Qur’an sepekan sekali merupakan kebiasaan kaum salaf.

Dari Amr bin Maimun, diriwayatkan bahwa apabila beliau berjumpa dengan salah satu sabahatnya, beliau kan mengatakan :

لقد رزقني الله البارحة من الصلاة كذا ورزق من الخير كذا

Artinya :

“Sungguh, kemarin Allah telah mengaruniakan kepadaku kemampuan untuk mengerjakan

                 Sholat”( di keluarkan oleh al hakim di dalam al mustadrok No. 3948)

Abu Abdillah al-hakim berkata di dalam al- mustadrok setelah menyebutkan kedua atsar di atas:

فرحم الله عمرو بن عبيد الله السبيعي وعمرو بن ميمون الاودي فلقد نبها لما يرغب الشباب في العباة

Artinya :

 “ Semoga Allah merahmati Amru bin Ubaidillah as-sabi’i dan Amru bin Maimun al-Awadi,

Keduanya telah memotivasi para pemuda untuk beribadah”,

Di dalam kedua atsar tersebut, juga mengandung pendidikan dengan cara keteladanan ( qudwah). Para pemuda begitu butuh dengan cara seperti ini sehingga mereka bisa lebih bersemangat dan dimudahkan untuk meniru. Namun juga hendaknya bagi para pengajar agar juga memperhatikan niat dan tujuan baik mereka, agar tidak sampai terjatuh kepada riya’ sehingga terhapuslah amal baiknya.

2.Wasiat ke dua

Diantara wasiat para salaf kepada para pemuda adalah riwayat yang berasal dari hammad bin zaid bahwa beliau berkata : kami pernah mengunjungi Anas bin sirin rahimahullahu saat beliau sakit, lalu beliau ( Anas bin Sirin ) berkata :

اتقوا الله يا معشر الشباب انظروا ممن تاخذون هذه الاحاديث فانها من دينكم

Artinya :

“ bertakwalah kalian kepada Allah wahai pemuda, dan perhatikanlah dari siapa kalian

  Mengambil hadits, karena sesungguhnya hadits itu bagian dari agama kalian”.(di keluarkanoleh al-khathib di dalam al jami li akhlaqi ar-rawi adab as-sami’ No. 139)

Ini adalah wasiat yang sangat agung. Yaitu, seorang pemuda yang diharapkan untuk menimba ilmu dan mencari hadits. Hendaknya ia mencarinya melalui perantaraan para ulama yang mendalam keilmuannya ( Rasikhun ) lagi kokoh ( tsabad ). Ulama yang ahli diroyah ( faham pengertian hadits ) dan berpengetahuan luas ( bashiroh )serta yang senior di dalam ilmu. Tidak malah mengambil ilmu dari setiap orang, karena ilmu itu hanya boleh diambil dari ahli sunnah dan yang kokoh pijakannya di atas sunnah.

Dari Ibnu Syaudzab rahimahullahu, beliau berkata :

ان من نعمة الله علي الشاب اذا تنسك ان يواخي صاحب سنة يحمله عليها

Artinya :

“ Sesungguhnya, diantara karunia Allahkepada seseorang pemuda adalah, apabila ia hendak

  Beribadah maka ia mencari sahabat ahli sunnah yang dapat membawanya kepada sunnah”

 

Dari Amru bin Qoys al-mala’i rahimahullahu berkata :

اذا رايت الشباب اول ما ينشا مع اهل السنة والجماعة فارجه واذا رايته مع اهل البدع فاياس منه فان الشباب علي اول نشوءه

Artinya :

“ Apabila kau melihat seorang pemuda yang tumbuh bersama ahli sunnah wal jama’ah,

 Maka harpkan dirinya, namun apabila kau melihat pemuda itu tumbuh dengan ahli bid’ah,

 Maka berputus asalah darinya, karena sesungguhnya pemuda itu berada di mana ia  Pertama kali tumbuh berkembang”.

Dari Amru bin Qoys, beliau berkata :

ان الشباب لينشا فان اثر ان يجالس اهل العلم كاد ان يسلم ان مال الي غيرهم كاد يعطب

Artinya:

“ Sesungguhnya pemuda itu pasti tumbuh berkembang, maka pengaruh apabila ia bermajelis dengan para ulama, berpeluang membuatnya selamat. Namun apabila ia condong kepada selain ulama maka berpotensi besar ia mengalami kerusakan”.

3.Wasiat ke tiga

Diriwayatkan dari malik bin dinar rahimahullahu bahwa beliau berkata :

انما الخير في الشباب

Artinya :

“ Sesungguhnya, kebaikan itu ada pada para pemuda (atau terdapat di dalam ( usia) muda)”. ”.(di keluarkanoleh al-khathib di dalam al jami li akhlaqi ar-rawi adab as-sami’ No. 139)

Ini merupakan peringatan besar dari malik bin dinar rahimahullahu tentang urgensi fase usia muda seorang pemuda, apabila bagus di dalam memanfaatkan usia mudanya, maka ia akan mendapatkan kebaikan yang sangat besar. Kemudian segala yang ia peroleh di usia mudanya ini, akan menjadi penopang pijakan dan landasan yang kokoh, yang akan langgeng menyertainya sampai ia wafat: yang akan menjadi manfaat bagi dirinya dan umat, serta sebagai nasehat bagi selainnya.

Demikian sebaliknya, jika ia tidak mempergunakan baik-baik kesempatan ini, maka telah menyia-nyiakan bagi diirnya, kebaikan dan keberkahan fase usia muda ini.

Ketika terkumpul pada seorang pemuda  : energi masa muda , kelapangan waktu dan banyaknya harta yang mampu diperolehnya, maka hal ini dapat membinasakan dirinya, sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair :

ان الشباب و الفراغ والجده       مفسدة للمرء أي مفسده

Artinya :

“ Sesungguhnya masa muda, kelapangan ( waktu )dan keterampilan ( dalam menumpulkan harta). Berpotensi memberi mafsadat ( kerusakan ) bagi seseorang dalam berbagai kerusakan”.

Apabila energi masa muda, kelapangan waktu dan banyaknya harta ditambah lagi dengan faktor keempat, yaitu banyaknya fitnah : dan betapa dekatnya para pemuda dengan fitnah dan betapa banyak pitu-pintunya : maka ini merupakan faktor terbesar yang dapat membinasakan seorang pemuda. Ia dapat mengumpulkan ke semua hal ini di fase usia mudanya sehingga menjadi sebuah kejahatan besar, dan menghilangkan kebaikan dan keberkahan masa muda dari dirinya.

Karena itulah malik bin dinar mengatakan “ sesungguhnya kebaikan itu ada pada para pemuda/usia muda “, sebagai peringatan dari beliau betapa besarnya keberkahan dan kebaikan di dalam fase usia muda ini. Selama Allah memberikan taufik-nya kepada seorang pemuda dan membantunya agar dapat memanfaatkan usia mudanya di dalam hal-hal yang ia ridhai.

REFERENSI:

DI RINGKAS DARI: BUKU SAKU YANG BERJUDUL 15 WASIAT KEPADA PARA MEMUDA KARIA SYEH ABDURRAZZAQ AL BADR YANG DI TERJEMAHKAN OLEH USTAD ABU SALMA MUHAMMAD RACHDI S,SI

DI RINGKAS OLEH: ANGGARA PRATODI (PENGAJAR PONPES DARU QURAN WAL HADITS)

Baca juga artikel beriku

ADAB-ADAB HARI JUM’AT

Hak Allah dan Kebahagiaan Hakiki

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.