Wasiat Nabi Shalalllahu ‘Alaihi Wa Sallam Kepada Abdullah Bin Abbas Radhiyallahu anhuma – Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan serta petunjuk dari Allah Subhanahu Wata’ala. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu Wata’ala dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita.
Didalam kitab Al-Arba’in An-Nawawi yang ditulis oleh Imam An-Nawawi, beliau menyebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Abbas, ia berkata:
Pada suatu hari aku pernah dibonceng dibelakang Nabi Shalallahu ‘Alahi wa Sallam, kemudian beliau bersabda: “Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala niscaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menjagamu. Jagalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala , maka engkau akan mendapati-Nya ada dihadapanmu. Jika engkau memohon (meminta), maka mohonlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh ummat berkumpul untukmemberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan mampu untuk memberikan manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untukmu. Sebaliknya jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah Shalallahu ‘Alahi wa Sallam tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata, “Hadits ini hasan shahih.”)
Syarah Hadits:
Dari hadits ini dapat kita ambil beberapa faidah:
- Jagalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Maksudnya adalah jagalah batasan-batasan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, hak-hak-Nya, serta menjaga perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Yang dimaksud dengan batasan-batasan Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah dengan melaksanakan hal-hal yang diwajibkan serta meningalkan ha-hal yang diharamkan oleh Allah Shalallahu ‘Alahi wa Sallam dan mejaga hak-hak Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sedangkan hak Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang terbesar atas para hamba-Nya adalah mereka beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu dan bentuk apa pun. Inilah asas amal, yaitu tauhid kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Setiap Muslim dan Muslimah wajib untuk memenuhi hak Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mentauhidkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam bentuk seluruh ibadah yang ditujukan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja, tidak berbuat syirik dan tidak boleh menyekutukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan sesuatu apa pun .
Jika seandainya orang yang beramal itu berbuat syirik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala , maka akan terhapuslah seluruh amalannya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (65)
Artinya:
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu, dan kepada Nabi-Nabi sebelum kamu, ‘Sunguh jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah engkau termasukorang yang merugi’.” (Qs. Az-Zumar :65)
Melalui ayat ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa orang-orang yang menjaga batasan-batasan Allah Subhanahu Wa Ta’ala termasuk orang-orang yang beriman dan orang-orang yang dijanjikan memperoleh surga.
Didalam ayat yang lain Alah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ (32) مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ (33)
Artinya:
“(Kepada mereka dikatakan),’Inilah nikmat yang dijanjikan kepadamu (yaitu kepada setiap hamba yang senantiasa bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menjaga (semua peraturan-peratura-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pengasih, sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia akan datang dengan hati yang bertaubat.” (Qs. Qaaf:32-33)
Hal-Hal Yang Wajib Dijaga Oleh Setiap Hamba
1). Shalat Lima Waktu
Allah Shalallahu ‘Alahi wa Sallam berfirman,
حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ (238)
Artinya:
“Peliharalah semua shalat dan shalat Wusthaa. Dan laksanakanlah shalat karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan khusyu’” .(Qs. Al-Baqarah: 238)
Yang dimaksud dengan Shalat Wusthaa adalah Shalat Ashar.
Maksud dari menjaga shalat Wajib lima waktu adalah melaksanakan dan memerintahkannya kepada keluarga dan saudara-saudara kita, dengan memperhatikan waktu, tata cara, kekhusyu’an dan selalu berjama’ah.
2). Menjaga Thaharah (Bersuci)
Seorang Mukmin dan Mukminah wajib untuk menjaga dirinya dari najis dan wajib bersuci dari hadats kecil dan hadats besar dengan thaharah (bersuci) yaitu berwudhu dan mandi janabah dan bersuci termasuk setengah dari keimanan.
3). Menjaga Sumpah
Para Salaf terdahulu, mereka sangat bersunguh-sungguh dalam menjaga sumpah-sumpah mereka, bahkan ada diantara mereka yang tidak mau bersumpah. Karena apabila seseorang bersumpah kemudian dia melanggar sumpah yangtelah dia ucapkan, maka dia berdosa dan wajib baginya membayar kaffarat (tebusan) dan kaffaratnya adalah sebagai berikut:
- Memberi makan 10 orang miskin
- Mamberikan pakaian kepada mereka, atau
- Memerdekakan budak (hamba sahaya)
Barang siapa yang tidak mampu melakukan salah satu dari tiga hal di atas, maka dia berpuasa selama tiga hari. Oleh karena itu, seorang Muslim wajib berhati-hati dan jangan bermudah-mudahan didalam bersumpah. Karena mereka diperintahkan untuk selalu menjaga sumpah, dan jangan sekali-kali bersumpah dengan nama selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena barang siapa bersumpah kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka dia telah berbuat syirik.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka dia telah berbuat kufur atau syirik.”(HR. Ahmad)
4). Menjaga Mata
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30)
Artinya:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demukian itu lebih suci bagi mereka. Sunguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Mengetahui apa yang mereka berbuat”. (Qs. An-Nuur:30)
Dan Nabi Shalallhu ‘Alaihi wa Sallam juga melarang kita untuk duduk-duduk dipinggir jalan, karena dapat mengumbar mata untuk melihat berbagai macam hal yang diharamkan.
Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Jauhilah oleh kalian duduk dipinggir jalan!” Para sahabat menjawab: “Wahai Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi wa Sallam , Kami tidak bisa meninggalkan majelis kami, yang kami gunakan sekedar untuk berbincang-bincang”. Beliau bersabda: “Jika kalian enggan dan tetap untuk duduk-duduk juga, maka berikanlah jalan itu haknya!”. Mereka bertanya-tanya: “Apakah hak-hak jalan itu,wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan, menjawab salam, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.”
5). Menjaga Telinga (Pendengaran)
Yaitu dengan tidak mendengarkan nyanyian dan musik, tidak mendengarkan hal-hal yang haram seperti ghibah, fitnah dan lain sebagainya.
6).Menjaga Lisan
Yaitu menjaganya dengan tidak berkata keji dan rafats (jorok), tidak berdusta, tidak menggibah, membuat fitnah dan lain sebagainya. Bahkan Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi wa Sallam telah menjanjikan surga bagi siapa saja yang menjaga lisannya.
Dari Sahabat Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shalallhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa menjaga apa yang ada diantara dua jenggot (lisannya) dan apa yang ada diantara kedua kakinya (kemaluannya), maka dia akan masuk surga.” (HR. At-Tirmidzi)
Kemudian Nabi Shalallhu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk mejaga kemaluan agar kita tidak terjerumus kedalam perbuatan-perbuatan yang diharamkan, seperti zina, onani, masturbasi, homoseksual, lesbian dan yang lain sebagainya, sebagai wujuddari melaksanakan firman Allah Subhanahu Wata’ala:
وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ
Artinya:
“…Dan laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya (kemaluan mereka)…” (Qs. Al-Ahzaab:35)
Dan yang paling penting dari itu semua adalah menjaga hati karena segala amal perbuatan hamba dikendalikan oleh hati.
Referensi:
Artikel ini saya buat dengan mengutip dari buku karya Ustadz Yazid bin Abduk Qadir Jawaz yang berjudul “Wasiat Nabi Kepada Abdullah bin Abbas” yang diterbitkan oleh Pustaka At-Taqwa, Cetakan ke-7: Dzulqa’dah 1437 H, Agustus 2016.
Peringkas: Husain Gati Rianto
Baca Juga Artikel:
Leave a Reply