Baik dan buruknya perangai seseorang itu merupakan pengaruh dari hati nya, apabila hati baik maka hati nya akan mengarahkan pada ketaatan kepada Allah, membuat cinta kepada Allah dan mencintai apa yang Allah cintai, dan takut kepada Allah untuk melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Dan apabila hati seseorang itu buruk, maka hati nya akan mengarahkan pada keburukan serta menjadi orang yang mengikuti keinginan hawa nafsunya.
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Azza wajalla, sholawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam, Hati merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting bagi manusia, yang mana hati ini dengan takdir Allah bisa membuat manusia menjadi orang yang baik dan bisa membuat buruk perangainya.
Sebagaimana sabda Nabi sallahu alaihi wa sallam
“أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ” .
“ketahuilah sesungguhnya pada badan terdapat segumpal/sepotong daging apa bila dia baik maka akan baik semua Anggota badannya, dan Apabila buruk maka Akan buruk semua Anggota badannya, ketahuilah ia adalah hati” (HR. Bukhori dan Muslim)
Pada hadits diatas dapat kita pahami bahwa dengan takdir Allah, bahwasanya baik dan buruknya perangai seseorang itu merupakan pengaruh dari hatinya, apabila hatinya baik maka hatinya akan mengarahkan pada ketaatan kepada Allah, membuat cinta kepada Allah dan mencintai apa yang Allah cintai,dan takut kepada Allah untuk melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah.Dan apabila hati seseorang itu buruk, maka hatinya akan mengarahkan pada keburukan serta menjadi orang yang mengikuti keinginan hawa nafsunya.
Mengingat pentingnya hati, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam senantiasa berdo’a kepada Allah dengan do’a:
” يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ”
“ Ya Allah, yang membolak balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agamamu” (HR. Tirmidzi, serta dihukumi shahih oleh Syaikh Al-Albani.)
Faidah dari hadits diatas:
-
Rasulullah senantiasa mengarahkan umatnya agar bertawakkal dan memohon kepada Allah dalam semua urusannya terutama dalam urusan Agama.
-
Bahwa yang membolak-balikan hati adalah Allah subhanahu wa Ta’ala, tiada daya dan upaya bagi manusia kecuali orang yang diberi hidayah dan rahmat dari Allah agar diteguhkan hatinya, oleh karena itu kita banyak berdo’a kepada Allah Agar kita senatiasa dijaga dan mendapatkan rahmat dari Allah subhanahu wata’ala.
1. HATI YANG SEHAT.
(( وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لا يَنْفَعُ مالٌ وَلا بَنُونَ (88) إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89).
Allah Berfirman yang artinya “dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa” (QS. Assyuara : 87-89)
وقوله تعالى : ((إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (84)
Allah berfirman artinya: “(Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang selamat”. (QS. Ash-shaaffat).
Mengenai hati yang sehat atau yang selamat imam Al Baghawi menyebutkan dalam tafsirnya bahwasanya yang dimaksud dengan hati yang selamat yaitu hati yang bersih dari kesyirikan serta keraguan, adapun dosa tidak seorangpun yang selamat, ini merupakan perkataan kebanyakan ahli tafsir, dan berkata Said bin Musayyab: yang dimaksud dengan hati yang selamat: adalah hati yang sehat, yaitu hati seorang mukmin, karena hati orang kafir dan munafik merupakan hati yang sakit. Berkata Abu Utsman An-Naisaburi: yang dimaksud hati yang selamat yaitu: hati yang jauh/terhindar dari bid’ah, tenang, tentram diatas sunnah. (tafsir Al-banghawi ihya’ atturas 3/471).
Diantara tanda-tanda hati yang selamat adalah:
-
Selalu merasa takut kepada Allah baik dalam keadaan ramai maupun sepi.
قوله تعالى : مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ ((33
Allah Berfirman: “(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat”. (QS.Qaaf:33).
-
Senantiasa berdzikir Kepada Allah.
قوله تعالى : الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (28)
Allah berfirman yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Ra’d:28).
-
Senantiasa mungagungkan syiar-syiar Allah.
قوله تعالى : ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوب (32)
Allah berfirman yang Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (QS. Al-Haj: 32)
-
HATI YANG MATI.
Hati yang mati adalah hatiyang tidak lagi mengenal Allah Azza wajalla dan selalu mengikuti keinginan hawanafsunya dalam perkara-perkara duniawi serta perkara-perkara yang dibenci dan dimurkai oleh Allah.
Sungguh hatiyang mati ini sangat berbahaya, yang mana tidak bisa menerima kebenaran walaupun kebenaran tersebut telah jelas.
قوله تعالى : إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (6) خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (7)}
Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman”. (QS. Al-Baqoroh: 6-7).
Diantara tanda-tanda hatiyang mati adalah:
-
Susah menerima petunjuk dan kebenaran.
Maka hatiyang mati susah menerima petunjuk dan kebenaran walaupun kebenaran tersebut datang dari Allah dan Rosulnya, tidak ada yang bisa menghidupkan hatitersebut kecuali Allah.
Allah berfirman tentang orang kafir yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman”. (QS. Al-Baqoroh: 6-7).
-
Tidak mau menerima kebenaran dan mencegah orang lain dari mengikuti kebenaran.
Allah berfirman yang Artinya: ”Lihatlah, bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari pada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan) mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hatimereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: “Al Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu”. Mereka melarang (orang lain) mendengarkan Al Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari”.
-
HATI YANG SAKIT.
Hati yang sakit adalah hatiyang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Ia berada diantara dua penyeru : penyeru kepada kebaikan dan penyeru kepada keburukan atau hatiyang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran di hadapan manusia. Hatiyang Sedang sakit seperti hatiorang munafik, yang mana mereka menampakkan keimanan dihadapan Rosulullah, dan menyembunyikan kekafirannya.
قوله تعالى: إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ (1) اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (2)
Allah berfirman yang Artinya: “pabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al-Munaafiqun: 1-2)
Dan Allah berfirman :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (8) يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (9) فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (10)
Artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”.(QS. Al-Baqoroh:8-10).
CIRI-CIRI HATI YANG SEDANG SAKIT.
- Sering Berdusta, menampakkan keimanan dihadapan orang yang beriman dan menyembunikan kekufuran.
Mudah-mudahan hatikita senantiasa sehat dan sering bertaubat kepada allah.
Maroji’.
- Al-quran alkariim
- Tafrir Al-baghawi
- Shohih bukhori dan shohih muslim
- Sunan turmudzi
DIsusun Oleh: Ustadz Ali Zhufri
(Pengajar Ponpes Darul-Qu’anWal-Hadits OKU Timur, Sumsel)
BACA JUGA:
Leave a Reply