SHOLAT, MENGAPA MASIH BANYAK YANG MENINGGALKANNYA,Oleh Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman hafidzohullah Ditulis ulang / diringkas oleh : Abu Ghifar Supriadi Staff TU Ponpes Darul Qur’an wal Hadits OKU Timur Sumatera Selatan. URGENSI SHOLAT DALAM ISLAM
Sholat mempunyai kedudukan yang tinggi dalam agama Islam. Tidak ada satu ibadah pun yang bisa menandinginya. Hal tersebut karena sholat adalah:
- Tiangnya Agama
Tidak akan tegak agama Islam kecuali dengan sholat. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلامُ وَعَمُودُهُ الصَّلاةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
Artinya: “Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah sholat dan puncaknya adalah jihad”. (HR. At-Tirmidzi dalam sunannya)
- Kewajiban yang Abadi
Kewajiban sholat tidak gugur selama akal masih ada, walaupun dalam keadaan mencekam. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ فَاِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالًا اَوْ رُكْبَانًا ۚ فَاِذَآ اَمِنْتُمْ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَمَا عَلَّمَكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Peliharalah semua sholat(mu), dan (peliharalah) sholat Wustho. Berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan khusyuk jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan, Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. al-Baqoroh [2]: 238-239)
- Ibadah Yang Pertama Kali Dihisab
Sholat merupakan Ibadah yang pertama kali akan ditanyakan oleh Allah kepada seorang hamba.
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
Artinya: “Pertama kali yang akan dihisab pada hari kiamat dari seorang hamba adalah sholat. Jika sholatnya baik, maka baik pula seluruh amalannya, jika jelek maka jelek pula seluruh amalannya.” (shahihul jami’, syeikh Al-Albani)
- Akhir Perkara yang Akan Hilang dari Agama Islam
Apabila sholat telah hilang, maka hilang pula agama Islam. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
لينقضن عُرَى الإِسْلامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضاً الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلاةُ
Artinya: “Akan terlepas tali Islam seutas demi seutas. Acap kali satu tali Islam terlepas, maka manusia akan berpegang dengan tali berikutnya. Yang pertama kali akan terlepas dari Islam ini adalah hukum dan yang terakhir adalah sholat.” (HR. Muslim, dll)
- Wasiat terakhir Nabi kepada Umat
Wasiat terakhir Nabi kepada umatnya sebelum beliau wafat adalah sholat. Ali bin Abi Thalib radhiallahu’anhu berkata:
كَانَ آخِرُ كَلامِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم الصَّلاةَ الصَّلاةَ اتَّقُوا اللَّهَ فِيمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُم
Artinya: “Adalah ucapan terakhir yang disampaikan Nabi dan takutlah kepada Allah dari budak-budak yang kalian miliki”. (HR. Ahmad, dll)
HUKUMNYA
Tidak diragukan lagi bahwa sholat hukumnya wajib. Berdasarkan nash al-Qur’an, Hadits dan kesepakatan ulama, Kewajiban ini bagi seluruh kaum Muslimin yang telah baligh, kecuali wanita yang sedang haid atau nifas. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
﴿ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ﴾
Artinya: “Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. an-Nisa’ [4]: 103)
Adapun dalil dari Hadits Nabi di antaranya hadits dari Muadz bin Jabal rodhiallahu’anhu tatkala Rasulullah mengutusnya pergi ke Yaman, beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللَّهَ قَدِ افْتَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ
Artinya: “Ajarkanlah mereka bahwa Allah telah mewajibkan sholat lima waktu setiap hari dan malam.” (HR. al-Bukhori: 1395 dan Muslim: 29)
Dan umat ini pun telah sepakat akan kewajiban sholat lima waktu dalam sehari semalam. Barangsiapa yang mengingkari kewajiban sholat ini, maka dia telah keluar dari agama Islam alias kafir tanpa ada keraguan karena dia telah mendustakan Allah dan Rosul-Nya.
Imam Qodhi Iyadh rahimahullah berkata: “Demikian pula kita dapat memastikan kekafiran orang yang mendustakan dan mengingkari pondasi dari pondasi-pondasi agama, dan apa yang telah diketahui dengan yakin melalui dalil yang mutawatir berupa perbuatan rasul atau adanya ijma’, seperti orang yang mengingkari kewajiban sholat atau mengingkari jumlah raka’at dan sujudnya.”
HIKMAH DAN RAHASIA SHOLAT
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Sholat itu diwajibkan dalam bentuk yang paling sempurna dan paling bagus, sehingga menjadi perantara seorang hamba kepada Rabbnya. Di dalam sholat terkandung pengagungan kepada Allah dengan seluruh anggota badan. Ucapan lisan, perbuatan kedua tangan dan kaki, kepala dan indera peraba dan seluruh bagian badan. Semuanya mengambil hikmah dalam ibadah yang agung ini. Di dalam sholat juga ada tahmid, tasbih dan takbir, persaksian yang benar dan berdiri di hadapan Sang Pencipta dengan status hamba yang rendah dan tunduk. Ketundukan ini dapat terlihat dengan ucapan orang yang sholat, punggung yang membungkuk sebagai tanda kerendahan dan khusyuk kepada Allah. Kemudian bangkit dari ruku’ sebagai persiapan untuk lebih tunduk lagi pada posisi berikutnya yaitu sujud. Maka dalam sujud dia meletakkan bagian tubuhnya yang mulia di atas tanah, ini sebagai bentuk ketundukan dan kerendahan diri kepada Allah.”
KEUTAMAAN DAN MANFAAT MENGERJAKAN SHOLAT
- Mencegah Perbuatan keji dan Mungkar
Allah Shallallahu Alaihi Wasallam berfirman:
﴿ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Artinya: “Dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. al-Ankabut [29]: 45)
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu berkata: “Barangsiapa yang sholatnya tidak dapat memerintahkan kepada yang ma’ruf dan tidak bisa mencegah dari yang mungkar, maka tidaklah sholat melainkan menjadikan bertambah jauh kepada Allah.”
Imam Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas: “Dalam sholat terkandung dua perkara yaitu meninggalkan perbuatan keji dan perbuatan mungkar. Sesungguhnya menekuni sholat akan membawa untuk meninggalkan perbuatan tersebut.”
- Penghapus Dosa dan Kesalahan
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهَرٍ جَارٍ عَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ
Artinya: “Permisalan sholat lima waktu bagaikan sungai mengalir yang banyak airnya, berada di depan pintu salah seorang di antara kalian. Dia akan mandi di dalamnya sebanyak lima kali dalam sehari.” (HR. Muslim: 668)
- Cahaya di Dunia dan Akhirat
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظُ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلَا بُرْهَانٌ وَلَا نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلْفٍ
Artinya: “Barangsiapa yang menjaga sholat, maka baginya cahaya, dalil dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka dia tidak memiliki cahaya, dalil dan keselamatan. Dia pada hari kiamat akan berkumpul bersama Qorun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Kholaf.”
- Pahala dan Meninggikan Derajat
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
Artinya: “Barangsiapa yang bersuci dari rumahnya kemudian berangkat ke rumah Allah untuk menunaikan kewajiban yang Allah wajibkan, maka kedua langkah kakinya: satu langkah menghapus kesalahan dan yang lainnya meninggikan derajat.” (HR. Muslim: 666)
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Sesungguhnya sholat itu bisa menghapus kejelekan bagi orang yang menunaikan hak-hak sholat, dia menyempurnakan kekhusyukan sholat. Dia berdiri di hadapan Allah dengan hati yang hadir dan berfikir. Orang yang semacam ini jika selesai sholat akan menjumpai keringanan dalam sholat, menjumpai semangat dan kelapangan hati setelah sholat.”
- Solusi dari Berbagai Permasalahan
Permasalahan dunia yang berat akan terasa ringan jika kita mengerjakan sholat. Karena sholat adalah penghibur dan pnyejuk hati. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
يَا بِلالُ أَقِمِ الصَّلاةَ أَرِحْنَا بِهَا
Artinya: “Bangkitlah wahai Bilal, hiburlah kami dengan sholat.” (HR. Muslim dan lainnya)
Bahkan Nabi setiap kali dirundung masalah, beliau melaksanakan sholat. Sahabat mulia Hudzaifah berkata:
إِنَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى
Artinya: “Nabi apabila dirundung masalah beliau mengerjakan sholat.” (HR. Muslim dan lainnya)
Hal itu tiada lain karena shalat adalah komunikasi antara hamba dengan Rabbnya. Berdiri di hadapan Allah dengan shalat memiliki pengaruh kuat dalam memperbaiki jiwa orang yang shalat bahkan seluruh manusia.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
جُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلاةِ
Artinya: “Telah dijadikan kesejukan mataku di dalam sholat“. (HR. Muslim dan lainnya)
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Ketahuilah, tidak ada keraguan bahwa shalat adalah penyejuk mata orang-orang yang tercinta, kelezatan jiwa-jiwa orang yang bertauhid, tamannya orang-orang yang beribadah, kelezatan hati orang yang khusyuk. Dia adalah rahmat Allah yang dihadiahkan kepada hambanya yang beriman.”
- Sehat dengan Shalat
Ini termasuk manfaat shalat yang tersembunyi. Karena di dalam sholat terdapat gerakan badan yang bermanfaat, menguatkan anggota tubuh. Hal itu dilihat dari dua sisi :
Pertama: Apa yang ada di dalam sholat dan sarana menuju sholat, dari mulai berjalan dan pergi menuju sholat, saat pulang nya kembali, gerakan bangun, duduk, ruku’ dan sujud yang berulang-ulang, demikian pula berwudlu yang berulang-ulang, semua pergerakan ini bermanfaat bagi kebugaran badan.
Kedua: Bahwa maksud yang paling besar adalah menghadirkan hati, bermunajat kepada Allah, tunduk dan berdoa kepada-Nya. Dan hal itu tanpa ada keraguan menyebabkan hati bersinar, melapangkan dada dan membuat jiwa bertambah lapang. Dan telah diketahui oleh seluruh dokter bahwa usaha untuk menyenangkan hati, membuat jiwa senang adalah termasuk cara jitu untuk meraih kesehatan yang dapat mencegah penyakit, meringankan beban penyakit yang dirasa.
Hal ini terbukti dan mujarab, terutama sholat malam. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ الحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النفسِ، وإلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ
Artinya: “Apabila seorang hamba bangun malam, kemudian dzikir kepada Allahﷻ, terlepaslah satu ikatan. Apabila dia berwudlu terlepaslah satu ikatan lagi, jika dia sholat maka akan terlepas seluruh ikatan. Maka pagi harinya jiwanya akan semangat dan bagus, jika tidak bangun, jadilah jiwanya jelek dan malas.” (HR al-Bukhori: 1142 dan Muslim: 776)
ANCAMAN BAGI YANG MENINGGALKAN SHOLAT
Kaum Muslimin tidak berselisih bahwa meninggalkan sholat fardhu secara sengaja merupakan dosa yang paling besar. Dosanya di sisi Allah lebih besar daripada dosa membunuh jiwa atau merampas harta. Lebih besar daripada dosa zina, mencuri atau meminum khamar. Orang yang meninggalkan sholat terancam siksa Allah & dan murka-Nya, menderita di dunia dan akhirat.
Sungguh sangat banyak dalil-dalil yang menegaskan ancaman yang sangat keras bagi orang yang meninggalkan shalat.
Al Qur’an
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
﴿۞ فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ ﴾
Artinya: “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam [19]: 59)
al-Hadits
Jabir Abdullah radhiallahu’anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إنَّ بَيْنَ الرُّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاةِ
Artinya: “Perbedaan antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan sholat.” (HR. Muslim: 76)
JAGALAH SHOLAT ANDA
Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan seluruh hamba yang beriman untuk menjaga shalat-shalat mereka. Firman-Nya:
﴿حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ ﴾
Artinya: “Peliharalah semua sholat(mu), dan (peliharalah) sholat Wustho dan berdirilah untuk Allah (dalam sholatmu) dengan khusyuk.” (QS. al-Baqarah [2]: 238)
Termasuk menjaga shalat adalah dengan memperhatikan waktu shalat, batasannya dan selalu koreksi terhadap rukun, kewajiban serta selalu semangat untuk menunaikan dengan optimal. Mengerjakan tepat pada waktunya, segera menunaikan dan merasa sedih jika ada bagian hak shalat yang tertinggal, dia memahami andaikan shalat berjama’ahnya ditinggal, maka hilanglah bagiannya dua puluh lipat shalat.
Sungguh kaum Muslimin sejak zaman sahabat sangat perhatian terhadap sholat, mereka selalu menjaga sholat dengan perhatian khusus, teladan mereka adalah Nabi. Aisyah radhiallahu’anha berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يُحَدِّثُنَا وَيُنَدِّثُهُ فَإِذَاحَضَرَتِ الصَّلَاةُ فَكَأَنَّهُ لَمْ يَعْرِفْنَا وَلَمْ نَعْرِفْهُ
Artinya: “Adalah Rasulullah mengajak kami berbicara dan kami berbicara kepadanya. Apabila telah hadir waktu sholat, seolah-olah beliau tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal beliau.” (HR. Muslim)
Demikian pula generasi setelah para sahabat, mereka berjalan di atas manhaj nabawi. Mereka selalu menjaga shalat.
- Sa’id bin Musayyib rahimahullah karena semangatnya untuk shalat beliau selalu menjaga diri untuk berada di masjid sebelum adzan berkumandang. Hal itu berlangsung selama empat puluh puluh tahun Bard Maula Said bin Musayyib berkata : “Tidaklah adzan shalat berkumandang sejak empat puluh tahun melainkan Said sudah berada di dalam masjid.”
- Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata: “Janganlah engkau seperti hamba yang jelek, engkau tidak datang kecuali hingga dipanggil, datangilah sholat sebelum adzan.”
- Amir bin Abdullah rahimahullah sedang sakit sementara rumahnya dekat masjid, ketika adzan berkumandang dia berkata: “Ambillah tanganku bawa ke masjid” Dikatakan padanya: “Engkau ini sedang sakit” Amir bin Abdullah rahimahullah berkata: “Aku mendengar panggilan Allah kemudian aku tidak menjawab nya?!” Mereka akhirnya membawanya ke masjid, kemudian beliau shalat Maghrib dan mendapati satu raka’at bersama imam kemudian meninggal dunia.”
Allahu Akbar!, begitu indah perilaku kehidupan mereka!, sampai dalam keadaan sakit sekalipun mereka tetap memperhatikan shalat. Lalu bagaimana dengan keadaan orang-orang sekarang yang sangat malas mengerjakan shalat padahal mereka dalam keadaan sehat. Kemudian yang menyedihkan pula, kaum Muslimin meninggalkan shalat karena alasan safar (bepergian jauh). Padahal Allah memerintahkan shalat sekalipun dalam keadaan mencekam!!. Allahul musta’an
Terakhir, wahai orang yang yang meninggalkan shalat, ambillah bagian dari umurmu dengan amal shalih. Segeralah bangkit dari kelalaianmu dengan menjaga shalat. Kamu tidak mengetahui berapa lama lagi yang tersisa dari umurmu, apakah sebulan, seminggu atau bahkan sehari atau sesaat?! Ingatlah selalu firman Allah yang berbunyi:
﴿اِنَّهُ مَنْ يَّأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَاِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ ۗ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰى ﴾
Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.” (QS. Thoha [20]: 74)
﴿فَاَمَّا مَنْ طَغٰىۖ وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۙ فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ ﴾
Artinya: “Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka sesungguhnya neraka lah tempat tinggalnya.” (QS an-Nazi-at [79]: 37-39)
Allahu A’lam.
Sumber :
Majalah Al-Furqon Edisi. 7 Tahun ke 9
Shofar 1431 H (Januari/Februari 2010)
BACA JUGA :
Leave a Reply