SEMANGAT DAN PERJALANAN ULAMA DALAM MENUNTUT ILMU
Diantara yang bisa kita jadikan motivasi untuk menuntut ilmu yaitu kita harus banyak membaca sejarah perjalanan para ulama Salaf dalam menuntut ilmu. Mudahan kisah kisah dibawah ini dapat memebrikan semangat bagi kita dalam menuntut ilmu.
- JABIR BIN ‘ABDILLAH Radhiyallahu Anhu (Berjalan selama sebulan untuk menemui Abdullah bin Unais)
Jabir bin ‘Abdillah (wafat tahun 78 H), mengatakan , sampai kepadaku sebuah kabar bahwa seorang Sahabat Rasulullah mendengar sebuah hadits dari Rasulullah, sedangkan aku belum mendengarkan darinya. Maka, aku membeli seekor onta.Aku menempuh perjalanan selama sebulan hingga aku sampai di Negeri Syam. Ternyata orang itu adalah ‘Abdullah bin Unais Al Anshary. Aku pergi kerumahnya, dan Ketika sampai didepan pintu rumahnya, aku berkata kepada penjaga pintu , katakana (kepada,Abdullah bin Unais),Jabir ada di pintu,Dia bertanya. ‘Jabir bin Abdillah’? Aku jawab ,Ya’. Penjaga pintu lalu pergi, dan beberapa saat kemudian datanglah ‘Abdullah bin Unais. Ia memelukku dan aku membalas pelukan nya.
Kemudian aku berkata: aku mendengar ada sebuah hadits yang anda dengar dari Rasululah tentang mazhaalim (al-qishaas), sedangkan aku belum mendengarnya. Aku khawatir kalau aku tau dan meninggal sebelum aku mendengarnya. Ia mengatakan ,’Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
يحشر الناس يوم القيامة – أو قال العباد – عراةً غرلاً بهْماً
” Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat atau beliau bersabda: Allah akan mengumpulkan sekalian hamba pada hari kiamat dalam keadaaan telanjang ,tidak dikhitan dan buhman”
Aku bertanya, apa itu buhman? Beliau menjawab : Tidak punya apa apa. Kemudian terdengar suara memamnggil yang bisa di dengar dengan jelas dari jauh seperti terdengar dari dekat, ‘ aku adalah Malik (Raja), Aku adalah Dayyaan ‘ yang maha kuasa memutuskan perkara’. Tidak sepatutnya bagi seorang calon penghuni neraka untuk masuk Neraka, sedangkan masih ada seorang calon penghuni surga menuntutnya dengan kezaliman yang pernah dilakukan, sehingga aku menqishasanya. Dan tidak patut bagi seorang yang seharusnya masuk suara untuk masuk surga, sedangkan masih ada seorang calon penghuni Neraka menuntutnya dengan kezakiman yang pernah dilakukan’ sampai tamparan yang dilakukan akan di qishas . Kami bertanya, Bagaimana kita menemui Allah sedangkan kita dalam keadaan telanjang ,belum dikhitan dan tidak punya apa-apa, beliau menjawab: ‘ Dengan kebaikan dan kejelekan yang pernah dilakukan. ( Hasan : HR. Albukhary dalam Al adabul Mufrad (no.970)
- IMAM AHMAD BIN HANBAL RAHIMAHULLAH ( Berjalan ke Yaman untuk mengambil ilmu dari Imam ‘Abdurrazzaq bin Hammaam Ash Shan’aany).
Imam Yahya bin ma’in (wafat tahun 233H), mengatakan, “ ketika aku keluar bersama Imam Ahmad ke negeri Yaman untuk menuntut ilmu,kami pun melakukan ibadah haji. Ketika aku sedang tawaf ,tiba-tiba aku bertemu dengan Imam ‘Abdurrazzaq bin Hammam Ash Shan’aany (wafat 211 H) yang juga sedang melakukan thawaf di Baitullah.
Aku mengucapkan salam padanya dan berkata, ‘ini adalah saudaramu, Ahmad bin Hanbal, ‘ia menjawab, semoga Allah menjaganya dan meneguhkan nya. ‘Imam Yahya berkata, Aku bergegas kembali ke imam Ahmad dan aku berkata kepadanya, ‘sungguh Allah telah mendekatkan langkah kita, bekal masih banyak, dan mengembalikan kita dari perjalanan selama sebulan penuh (karena imam Abdurrazzaq ada bersama kita di Makkah sehingga kita tidak perlu ke Shan’a). Imam Ahmad menjawab, ‘ di Baghdad aku berniat untuk mendengarkan dari Abdurrazzaq di Shan’a, Demi Allah ,aku tidak akan mengubah niatku. (kaifa tatahammas li Thalibil ‘ilmi (hal.226).
Imam Ibnul Jauzi Rahimahullah mengatakan, ‘ Imam Ahmad sudah dua kalimengelilingi duni sehingga dia mengumpulkan kitabnya, Al Musnad. (Shaidul Khaatir hal.231.)
Ahmad bin Syadzan Al Ijli Rahimahullah mengatakan, ‘ Aku menengar Imam Ahmda berkata, ‘ Aku mengembara untuk mencari hadits dan Sunnah ke Tsughur, Wilayah Syam, Sawahil, Maroco, Aljazair, Madinah, Irak, wilayah Hauran, Persia, Khurasan, gunung-gunung dan penghujung dunia. (Rihlatul ‘Ulaamaa fii Thalabil ‘Ilmi hal.124).
- IMAM BAQI’ BIN MAKHLAD RAHIMAHULLAH ( Berjalan kaki dari Spanyol menuju Baghdad untuk belajar dengan Imam Ahmad bin Hanbal).
IMAM BAQI’ BIN MAKHLAD ( Wafat tahun276 H), melakukan perjalanan pada tahun 221 H dengan berjalan kaki dari Andalusia Spanyol ke Kota Baghdad hanya untuk bertemu Imam Ahmad dan mengambil ilmu darinya.
Imam Baqi’ menuturkan, ‘ketika aku mendekati Baghdad, sampailah kepadaku tentang ujian Imam Ahmad (yaitu fitnah perkataan Alqur’an adalah Makhluk) dan beliau dikekang atau dilarang untuk mengajarkan hadits. Aku sangat sedih ,lalu menetap di Baghdad dan memilih sebuah rumah untuk bermalam. Kemudian aku pergi ke masjid untuk duduk bersama orang lain. Lalu aku terdorong untuk menghadiri sebuah halaqah yang mulia, dan aku melihat seseorang berbicara tentang ilmu rijalul hadits. Ada yang berkata kepadaku ,’ ini adalah Yahya bin Ma’in’. Lalu mereka melowongkan tempat untuk ku dan aku berdiri dihadapannya seraya berkata ‘ Wahai Abu Zakaria, Semoga Allah merohmati Anda. Seorang yang asing telah meninggalkan kampung halamamnya, wajib diberikan kesempatan untuk bertanya dan jangan anda mengangap lancang. ‘ Di berkata ‘ katakanlah’ maka, Aku menanyakan tentang orang orang yang kutemui ,sebagian ia rekomendasikan dan sebagian lagi ia sebutkan kekurangan nya.
Aku bertanya tentang Hisyam bin ‘Ammar (wafat Th.245 H). Dia berkata kepadaku , ‘ Abu Walid pengarang kitab shalat dari Damaskus. Dia Tsiqah, bahkan lebh dari tsiqah, walaupun ia sedikit angkuh tetapi hal itu tidak mempengaruhi kepada kebaikan dan keutamaan nya. Orang yang hadir di halaqah berteriak, ’Cukup’ semoga Alah merahmati Anda. Berikan kesempatan kepda yang lain untuk bertanya. ‘ Aku berkata sambal berdiri didepan, Ungkapkan lah tentang satu orang, Ahmad bin Hanbal? Dia menatapku keheranan ,lalu berkata, Orang seperti kita mengungkapkan tentang Ahmad bin Hanbal? Dia adalah Imam nya kaum Musimin yang terbaik dan paling utama.
Kemudian aku pergi dan meminta mereka untuk menunjukkan kepadaku dimana rumah Imam Ahmad, mereka memberitahuku, lalu aku mengetuk pintu rumahnya. Dia keluar dan aku bertanya, ‘Wahai Abu Abdillah’ seseorang yang asing telah meninggalkan halamannya. Ini adalah kali pertama aku datang ke tempat ini,aku ingin belajar hadit dan menguasai sunnah dan tidak ada yang aku tuju dalam perjalanan ku ini selain anda. Dia brkata,’ masuklah ke dekat tiang ini agar engkau tidak terlihat, kemudian aku masuk dan dia berkata kepadaku, ‘dari mana asalmu? Jauh kesebelah barat, jawabku, ‘ dia Kembali bertanya,’ Afrika? Kujawab, ‘ lebih jauh dari Afrika. Aku harus mengarungi lautan bila ingin pergi dari daerahku ke Afrika, negeriku Andalusia, ‘ dia berkata, ‘ tempatmu sangat jauh . Tidak ada yang lebih aku sukai dari pada menjamu orang sepertimu, akan tetapi aku berada dalam keadaan sedang di uji, mungkin engkau sudah mengetahui hal itu.
Aku menjawab, ‘ ya, aku sudah mengetahui hal itu sejak pertama kali sampai ke tempat ini, disini tidak ada orang mengenalku, jika anda mengizinkan, aku akan datang setiap hari dengan penampilan seorang pengemis. Ketika sampai didepan pintu, aku akan berkata seperti apa yang dikatakan seorang pengemis kemudian anda keluar. Kalaulah anda tidak mengajarkan kepadaku, kecuali satu hadits saja setiap harinya, sudah cukup rasanya bagiku, ‘ Ya, baiklah. Dengan syarat engkau tidak menceritakan kepada siapapun tidak juga kepada ahli hadits,. Ku katakana ‘ aku memegang syarat anda.
Kemudian aku mengambil sebua tongkat dan membalut kepalaku dengan sehelai kain yang telah lusuh lalu aku mendatangi rumahya sambal berteriak, kasihanilah aku, semora Allah merahmati anda, kemudian dia keluar aku pun masuk, Dia menutup pintu dan mengajarkanku dua atau tiga hadits, bahkan terkadang lebih. Itukah yang ku lakukan terus hingga meninggal penguasa yang menfitnah dan digantikan oleh seorang yang berpemahaman ahlus sunnah. Kemudian Imam Ahmad bebas Kembali dan diberi hadiah beberapa ekor onta. Dia telah melihat kesabaranku, jika aku mendatangi majelisnya, aku disediakan tempat dan dia menceritakan tentang kisahku dengan nya kepada ahli hadits. Dia mengajarkanku hadits dan aku membacakan hadits di hadapan nya. Ketika aku sakit dia pun menjenggukku Bersama murid murid muridnya.
- KHAITSAMAH BIN SULAIMAN (Kisah menabjubkan yang terjadi pada seorang Ahli Hadits dari Syam dalam perjalanan nya).
Khaitsamah bin Sulaiman bin Haidarah (wafat th.343 H) seorang Imam Ahli Hadits dari Syam, Abul Hasan Al Qurasyi Ath Tharablusi, Seorang tsiqah yang belajar pada Abu Utbah Ahmad bin Al-faraj al-Himsi Muhammad bin ‘Auf Al-Hafidz ,Ibrahim bin Abdullah al-Qashsar,Husain bin Muhammad bin Abu Ma’syar,Muhammad nin Isya bin Hayyan al-Mada – Sahabat Sufyan bin Uyainah-, Abdullah bin Abu Murrah Al Makki, Ishaq bin Ibrahim Ad Duburi, Al Abbas bin Al Walid Al Bairuti dan yang sezaman dengan mereka. Dia pergi ke Irak ,Hija dan Ke Yaman untuk mengumpulkan dan menulis hadits.
Al Khatib Al Baghdadi rahimahullah berkata, ‘ Khaitamah adalah orang yang tsiqah dan ia telah mengumpulkan tentang keutamaan para sahabat, Ibnu Abi Kamil berkata ‘ Aku mendengar Khaitsamah berkata,’ aku mengarungi lautan menuju Jabalah (sebuah negeri di pantai laut Syam dekat Ladziqiyah) untuk belajar kepada Yusuf bin Bahar, Kemudian aku pergi ken Anthakiyah,lalu kapal kami diserang dan sempat terjadi perlawanan hingga kami kalah dan kami disandera. Mereka menangkap dan memukuliku dan mereka mencatat nama kami,salah satu ari mereka berkta,’ siapa namamu? Ku jawab,’ Khaitsamah, ‘ ia berkata.’ Tulis Namanya keledai bin keledai. Ketika dipukul aku pingsan dan bermimpi seolah olah aku melihat surga, dipintunya terdapat segerombolan bidadari, salah satu dari mereka berkata,’ wahai pria yang malang, apa yang tertinggal darimu? Yang lain juga berkata,’ apa yang tertinggal dari nya? Kalu terbunuh dia akan berada di surga Bersama para bidadari, yang lain berkata kepadanya, semoga Allah menganugrahkan syahid dalam membela Islam dan mengaahkan kesyrikan lebih baik baginya. Kemudian ia diam. Aku melihat seorang berkata kepadaku ,’ Bacalah surat Al Bara’ah, aku membacanya sampai firman Allah :
فسيحوا في الأرض أربعة أشهر … (2)
Artinya: “Maka berjalanlah kamu kaum musrikin dimuka bumi selama empat bulan … (QS.Attaubah:2)
Aku menghitung sejak bermimpi tersebut hingga empat bulan ,kemudian Allah membebaskanku. (Tadzkiratul Huffaazh / III/51-52, no.834).
- AL HAAFIDZ IBNU ‘ASAKIR (Berjalan ,Berjuang, dan Bersungguh – sungguh dalam menuntut ilmu hingga ia bisa mengumpulkan apa yang tidak bisa dikumpulkan oleh orang lain).
Ibnu Asyakir seorang Imam Al Hafidz besar dan seorang Ahli Hadits dari Syam, kebanggaan para Imam dan Tsiqah. Abul Qasim ‘Ali bin Al Hasan bin ‘Abdullah bin Husain Ad Dimasyqi asy Syafi’i. Seorang yang memiliki banyak Karya tulis dan penulis kitab At Taarikh Al Kabaair. Beliau rahimahullah lahir pada tahun 499 H dan wafat tahun 571 H. Mulai belajar pada tahun 505 H dibawah arahan ayah dan kakaknya, Al Imam Dhiya-uddin Hibatullah.
As-Sam’ani rahimahullah berkata,’ Abul Qasim adalah Hafidz, tsiqah, salih, baik dan memiliki akhlak yang terpuji, menguasai sanad dan matan, orang yang banyak ilmu dan kemuliaan, bacaan nya benar lagi tepat, melakukan perjalanan dan berjuang dan bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu, hingga bisa mengumpulkan apa yang tidak bisa dikumpulkan orang lain.
REFERENSI:
Allahu ta’aala a’lam bisshowab
Bersambung InsyaAllah…..
Artikel ini di ambil dari buku “Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga” , karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas.
Ditulis Ulang Oleh: HAK.
Baca Juga Artikel:
Leave a Reply