Perangai Suami Istri Ahli Neraka

perangai suami istri ahli neraka

Perangai Suami Istri Ahli Neraka – Rumah tangga Bahagia ialah rumah tangga yang tidak cemas menatap masa depan dan tidak pula berduka menengok masa lalu. Artinya, saat seluruh komponennya, dari suami, istri, maupun anak-anak istiqomah di atas iman, takwa dan amal shalih, mereka tidak akan cemas dengan masa depannya yang Allah Subhanahu wataála janjikan, dan tidak pula berduka sebab bekal iman dan takwa, serta amal shalih yang dahulu telah dipersiapkan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱستَقَٰمُواْ فَلَا خَوفٌ عَلَيهِم وَلَا هُم يَحزَنُونَ أُوْلَٰئِكَ أَصحَٰبُ ٱلجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعمَلُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Allah,” kemudian mereka tetap istoqomah maka tidak ada ke khawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. Al-Ahqaf: 13-14)

Berbeda dengan rumah tangga yang tidak dibangun di atas iman dan takwa, dimana masa mendatangnya Allah Subhanahu wataála sediakan hukuman dan berbagai ancaman siksa yang mengerikan.  Sedangkan menengok masa lalu, mereka pun pernah dengan dosa dan maksiat yang hanya memperbesar kedukaan dan menguatkan kecemasan. Tentu hidup berumah tangga seperti ini tidak akan merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan hidup berumah tangga dengan landasan iman dan takwa tidak hanya di dunia semata, namun juga akan berlanjut sampai surga.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Artinya: “Dan orang-orang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (kelak di surga), dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”.  (QS. At-Thur : 21)

Tidak bisa dibayangkan bagaimana indahnya pertemuan sebuah keluarga kelak di surga. Dan hal demikian hanya akan berlaku bagi suami, istri, serta anak-anak keturunan mereka yang beriman dan beramal shalih. Namun demikian, istiqomah itu sungguh berat. Dan banyak rumah tangga yang tidak mampu tetap teguh di atas istiqomah ini. Sehingga banyak suami yang suka bermaksiat. Juga banyak istri yang gemar durhaka dan menuruti nafsu. Sebagaimana banyak anak-anak yang buruk akhlaq dan moralnya. Semuanya merupakan sebab-sebab tidak adanya kebahagiaan hidup dalam rumah tangga, dan merupakan sebab-sebab terpecahnya anggota keluarga yang bisa jadi akan terus demikian dan bermuara ke neraka. Na’udzubillah min dzalik.

Sesungguhnya telah disebutkan di dalam ajaran Rasulullah Shallallahu álaihi wassallam berapa tipe suami atau istri buruk yang hanya melantarkan dirinya menuju kesengsaraan hidup di dunia dan akhirat. Namun belum seluruhnya suami atau istri mengindahkannya. Sehingga masih banyak yang melanggarnya. Allahu yahdiihim wa iyyana.

SUAMI ATAU ISTRI YANG TERANCAM NERAKA

Berikut ini akan dipaparkan Sebagian dari sifat suami atau istri yang terancam neraka jika tidak segera bertaubat kepada Allah Subhanahu wataála dan berhenti dari sifat dan perbuatannya sebagai berikut.

  1. Suami atau istri yang selingkuh

Selingkuh yang dimaksudkan di sini ialah perbuatan zina yang dilakukan oleh seorang suami dengan wanita lain yang bukan istrinya, atau perbuatan zina yang dilakukan seorang istri dengan pria lain yang bukan suaminya.

Sungguh sangat menyayat hati berita-berita yang kita sering dengarkan di masa kita saat ini tentang banyaknya kasus perselingkuhan. Perselingkuhan bahkan dilakukan oleh berbagai pihak dan oleh berbagai pekerja profesional. Mulai dari pihak atasan selingku dengan bawahan, atau pihak atasan selingkuh dengan sesama atasan, juga pihak bawahan selingkuh dengan sesama bawahan. Selingkuh dilakukan oleh para pegawai kantor, baik yang negeri maupun yang swasta, oleh para pekerja perusahaan, bahkan sangat jahatnya selingkuh yang dilakukan oleh para akademis.

Seharusnya telah dimengerti bagaimana Islam mengharamkan selingkuh ini. Bahkan seorang suami atau seorang istri yang melakukan akan terancam hukuman berat, bahkan terancam dibunuh dengan di rajam.

Rasulullah Shallallahu álaihi wasallam bersabda,

لاَ يُحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشهَدُ اَنْ لاَإَلَهَ إلاَّ الله وَأَنَّى رَسُولُ اللهِ إِلاَّ بِاِحدَى ثَلاَثٍ الثَيِّبُ الزَّا نىِ وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّفْسِ وَا لتَّا رِ كُ لِدِينِهِ الْمُفِرِقُ لِلْجَمَاعَةِ

Artinya: “tidak halal darah seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah, dan bahwa aku adalah Rasul Allah (ditumpahkan), kecuali dengan salah satu diantara tiga sebab berikut; Tsayyib (sudah menikah) yang berzina, dibunuhnya jiwa sebab membunuh jiwa, orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jama’ah.” (HR. At-Tirmidzi:1402, Abu Dawud:4352, Ahmad: 4146, dan At-Tirmidzi berkata hadits ini hasan shahih.’)

  1. Suami Dayyuts

Di era kini banyak tipe suami dayyuts. Yaitu suami yang tidak peduli dengan istrinya yang selingkuh, atau ayah yang tidak peduli putrinya berbuat zina, atau saudara laki-laki yang tidak cemburu saudari nya berzina. Bahkan dayyuts tidak sekedar membiarkan zina, namun juga laki-laki yang membiarkan perbuatan-perbuatan yang mengantarkan menuju zina pada istri, putri atau saudarinya. Sepeti membiarkan mereka dengan aurat terbuka di hadapan laki-laki yang tidak halal melihatnya, atau membiarkan salah satu mereka berdua-duaan dengan laki-laki yang tidak halal baginya di tempat sepi tanpa terlihat manusia, atau membiarkan mereka berfarfum hingga semerbak harum tatkala keluar melalui manusia, dan yang semisalnya dari perkara-perkara yang bisa membangkitkan birahi laki-laki dan mendorong menuju zina. Seluruhnya masuk pada sifat laki-laki dayyuts. (fatawa lazna daima, 17/199).

Padahal dayyuts itu diancam dengan siksaan dan hukuman yang berat diakhir, yaitu ia diharamkan masuk surga, Rasulullah Shallallahu álaihi wasallam bersabda:

ثَلَا ثَةٌ قَدْ حَرَّمَ الله عَلَيْهِمُ الجَنَّةَ : مُدْمِنُ الخَمْرِ وَ الْعَاقُّ وَالدَّيُوْثُ الَّذِيْ يُقِرُّ فَيْ أهْلِهِ الخُبُثَ

Artinya: “ada tiga golongan manusia yang Allah telah haramkan surga atas mereka; orang yang ketergantungan miras dan narkoba, anak durhaka kepada orang tua, dan dayyuts, yaitu suami yang mendiamkan perbuatan zina (dan pengantarnya) pada istrinya.” (HR. Ahmad, dari Abdullah bin Umar, dishahihkan oleh Al-Albani dalam shahihul jami’: 3052)

  1. Istri khianati suami

Kemajuan zaman dan perkembangan peradaban membawa dampak yang cukup berarti bagi kaum wanita. Saat sekarang kaum wanita banyak yang berprofesi, dan tidak sedikit yang berprofesi seperti kaum laki-laki. Bahkan banyak juga yang mengungguli profesi kaum laki-laki. Hal seperti ini berdampak kaum wanita yang menjadi pekerja profesional selapangan dengan kaum laki-laki. Akibat buruknya, antara sama-sama pekerja profesional banyak yang saling dekat dan akrab. Ujungnya, kaum wanita yang lemahpun terbawa arus dan rela melakukan apa pun demi kawan profesinya, kalau tidak boleh dikatakan pria idaman selain suaminya. Sungguh sebuah pengkhianatan yang sangat keji oleh seorang istri. Padahal suaminya bukan diam dari nafkah dan sudah mencukupinya. Namun istrilah yang tidak tau diri dan terbuai keinginan nafsu.

Padahal, istri yang mengkhianati suaminya tidak akan beruntung hidupnya, dan tidak diragukan lagi dosa besarnya. Ia terancam neraka karenanya.

Rasulullah Shallallahu álaihi wasallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ لاَ تَسْأَلْ عَنْهُمْ رَجُلٌ فَارَقُالجَمَا عَةَ وَعَصَى إِمَامَهُ وَمَاتَ عَاصِيًاوَأَمَةٌ اَوْأَبْدٌأَبَقَ فَمَاتَوَا مْرَأَةٌ غَابَعَنْهَازَوْجُهَاقَدْكَفَاهَا مُؤْنَتَ الدُّنْياَ فَجَانَتهُ بَعْدَهُ

Artinya: “tiga golongan manusia, jangan bertanya tentang mereka (akan dosa besarnya); seorang yang meninggakkan jama’ah lagi durhaka kepada imam nya lantas mati dalam keadaan durhaka, dan seorang budak laki-laki atau perempuan yang melarikan diri dari tuannya lantas mati, dan seorang istri yang saat suaminya tidak di rumah, padahal suaminya telah mencukupi nafkah dunianya namun ia lantas mengkhinati suaminya setelah (ia dicukupi nafkah) nya.” (HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya nomor: 4559, dan syeikh Syuaib al-Arnauts mengatakan, “sanadnya shahih.”)

  1. Istri berhias, bersolek bukan untuk suami, namun untuk laki-laki lain

Hampir serupa dengan karakter istri sebelumnya. Yaitu istri yang memperuntukkan kecantikan dan keelokannya justru untuk laki-laki lain selain suaminya. Ialah istri yang tatkala suaminya tidak ada di rumah (padahal suaminya juga telah mencukupi nafkah dunia nya) namun istri justru kesana dan kemari hanya untuk menampilkan kecantikan diri dan keelokannya. Karakter istri seperti ini pun sama, tidak diragukan lagi dosa besarnya. Ia terancam neraka karenanya. Rasulullah Shallallahu álaihi wasallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ لاَ تَسْأَلْ عَنْهُمْ رَجُلٌ فَارَقُالجَمَا عَةَ وَعَصَى إِمَامَهُ وَمَاتَ عَاصِيًاوَأَمَةٌ اَوْأَبْدٌأَبَقَ فَمَاتَوَا مْرَأَةٌ غَابَعَنْهَازَوْجُهَاقَدْكَفَاهَا مُؤْنَتَ الدُّنْياَ فَجَانَتهُ بَعْدَهُ فَلَا تَسْأَلْ عَنْهُمْ

Artinya: “tiga golongan manusia, jangan bertanya tentang mereka (akan dosa besarnya); seorang yang meninggakkan jama’ah lagi durhaka kepada imam nya lantas mati dalam keadaan durhaka, dan seorang budak laki-laki atau perempuan yang melarikan diri dari tuannya lantas mati, dan seorang istri yang saat suaminya tidak di rumah, padahal suaminya telah mencukupi nafkah dunianya namun ia lantas mengkhinati suaminya setelah (ia dicukupi nafkah) nya. Maka jangan bertanya tentang mereka.” (HR. Al-Hakim dalam mustadraknya nomor: 411 dan beliau berkata, “hadits ini shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim, “juga oleh Ahmad dalam musnadnya Nomor 23988)

  1. Istri penggugat cerai tanpa alasan

Kasus gugat cerai semakin hari semakin meningkat yang ada disebuah kantor urusan agama, paningkatan kasus gugat cerai yang masuk disebuah pengadilan agama sangat mengejutkan. Dan yang sangat mengagetkan, banyaknya kasus itu bukan sebab para suami yang tidak bertanggung jawab kepada istri dan keluarganya, namun justru banyak yang sebabnya adalah para istri yang tidak tahu diuntung. Suami telah cukupi nafkah lahir batinnya, namun nafsu yang tidak kuat diredam akibat pergaulan yang telah salah kaprah membuatnya melayangkan gugatan itu.

Gugat cerai saat ini banyak dilakukan oleh para istri bekerja, atau para istri professional kepada suaminya. Wajar saja, sebab istri saat bekerja sangat akrab dengan rekan bekerjanya, maka pergaulan di lapangan pekerjaan yang salah seperti itulah yang membuat para istri buta, sehingga berani sampai menggugat cerai suaminya yang sah tanpa alas an yang benar lagi kuat sekalipun. Mungkin sekali alasannya karena suaminya tidak seperti laki-laki yang setiap hari bersamanya saat bekerja. Na’udzubullah…

 

Sumber :

Majalah Almawaddah, Volume 80, Shafar 1436 H

Oleh Ustadz Abu Ammar Al Ghoyami hafidzohullah

Diringkas oleh : Abu Ghifar Supriadi {Staf Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)

 

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.