MUSLIM YANG MENYIA-NYIAKAN WAKTU
Rasulullaah ﷺ pernah bersabda bahwa manusia akan lalai dengan waktu luangnya “ada dua kenikmatan yang manusia banyak tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. Allah juga berfirman dalam surat Al-‘Ashr ayat 1-3.
والعصر. إن الإنسان لفي خسر . إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر .
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (Q.S Al-‘ashr:1-3)
Dalam ayat tersebut Allah bersumpah dengan waktu dan menjelaskan bahwa semua manusia akan merugi. Dan Allah menjelaskan pengecualian bagi orang-orang yang menggunakan waktunya dengan kebaikan (memanfaatkan waktu dengan baik dengan iman yang benar, melakukan amal shalih, dan lain-lain). Karena sejatinya manusia di dunia ini diciptakan untuk beribadah kepada Allah seperti dalam surat Adz-dzaariyaat:56.
Allah dan Rasul-Nya telah menegaskan dengan gamblang bahwa seorang muslim tidak bisa meremehkan waktu yang Allah berikan padanya. Terutama jika pada saatnya sedang dalam keadaan waktu kosong/ waktu luang. Ustadz Yazid dalam bukunya Waktumu, Dihabiskan Untuk Apa?? menjelaskan beberapa kekosongan yaitu kekosongan akal dan kekosongan hati. Apa sajakah yang termasuk kegiatan yang menyia-nyiakan waktu? Berikut penjelasannya.
- Berlangganan majalah/koran sampai terlalu mengikuti perkembangan beritanya.
Sebagian besar orang, sengaja berlangganan koran/majalan tertentu yang tidak bermanfaat setiap harinya untuk mengikuti perkembangan berita. Diantara mereka menghabiskan waktu yang banyak untuk membaca berita setiap harinya. Hal ini sangat disayangkan, jika saja waktu tersebut diganti dengan membaca majalah islam/ berlangganan majalah islam, atau membaca Al-Qur’an tentulah pahalanya dan ilmunya akan bertambah.
- Banyak berbicara yang tidak bermanfaat.
Seperti banyaknya orang yang mengobrol secara langsung atau via telpon sampai berjam-jam untuk menghabiskan kuota gratisan. Jika yang diobrolkan bukan sesuatu yang bermanfaat ujung-ujungnya akan mengarah kepada ghibah dan fitnah orang lain.
Ustadz Yazid menyebutkan bahwa. Kita jangan mengira orang yang banyak bicara adalah orang yang pintar, Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata, “Bicaranya para sahabat dengan para tabi’in lebih banyak para tabi’in, tapi yang lebih berilmu adalah para sahabat. Begitu juga bicaranya para tabi’in dengan para tabi’ut tabi’in lebih banyak para tabi’ut tabi’in, tapi yang lebih berilmu adalah para tabi’in. Ilmu itu bukan dari banyaknya riwayat atau banyaknya bicara, tapi ilmu itu adalah cahaya yang ditanam dalam hati. Dengan ilmu seorang hamba dapat memahami kebenaran, membedakan antara yang benar dan yang bathil.
- Berlebihan menggunakan handphone, internetan, chattingan, game, dan yang tidak bermanfaat.
Di zaman yang milenial sekarang ini. Manusia tidak pernah lepas dari yang namanya Handphone atau sekarang lebih dikenal dengan Smartphone. Kecanggihan smartphone ini bahkan sampai merubah budaya manusia dari yang peduli terhadap orang lain, bisa menjadi orang yang paling acuh karena sibuk dengan handphone nya masing-masing. Fitur-fitur lengkap dalam smartphone membuat orang semakin malas melakukan pekerjaan lainnya. Karena dalam benda gepeng tersebut terdapat jaringan yang sangat luas tak terbatas jika sudah terhubung ke internet. Banyak juga kejadian anak-anak yang kecanduan main handphone dan kecanduan main game sampai berjam-jam dan melalaikan waktu penting bahkan melalaikan ibadah. Sebagai muslim yang baik, seharusnya dapat memanajemen penggunaan handphone dengan seperlunya saja. Jika tidak tegas terhadap diri sendiri, maka dampaknya akan luar biasa bahaya, karena dengan benda gepeng tersebut segala macam sumber dosa dan maksiat bisa terjadi.
- Banyak berkunjung tanpa manfaat.
Sering berkunjung ke rumah orang adalah perbuatan yang kurang baik. Perbuatan ini bisa merepotkan orang dan tidak menghargai waktu orang yang dikunjungi. Hal ini masih sering terjadi, berkumpulnya ikhwan dan akhawat saling berkunjung kerumah teman-temannya, membuang-buang waktu, membicarakan rumah tangga orang, dan kejelekan orang dan lainnya. Yang pada akhirnya juga terjatuh pada dosa yang banyak.
- Menyibukkan diri dengan hobi.
Sebagian besar orang yang mencintai sesuatu sampai-sampai menjadi hobi membuat mereka melakukan segala cara untuk menggelutinya. Mulai dari menyengaja meluangkan waktu untuk hobinya, menghabiskan banyak uang untuk hobinya. Seperti hobi bermain bola atau menyukai club bola tertentu, bermain golf, berburu, memancing, naik gunung, traveling, menonton, dan lain-lain. Jika ini dilakukan bukan sebagai hobi tidaklah mengapa. Karena jika kegiatan-kegiatan ini menjadi hobi, akan benar-benar membuang waktu yang banyak. Hobi bisa juga dengan hal-hal yang bermanfaat, memulai menyukai membaca buku, mendengar kajian, mencatat kajian, hobi belajar ilmu syar’i dan lain-lain.
- Terlalu sering jalan-jalan.
Jika jalan-jalan dilakukan saat liburan saja atau sesekali saja tidak mengapa, karena suntuk bekerja atau hal yang lainnya. Namun jika benar-benar dijadikan sebagai agenda mingguan atau bulanan, seperti para traveler hal ini membuang waktu dan membuang banyak biaya sama halnya seperti hobi yang tidak bermanfaat.
- Menyibukkan diri dengan mendengarkan nasyid, lagu, atau musik.
Sebagian penuntut ilmu masih ada yang sering mendengarkan nasyid, musik, dll. Padahal hukum musik sudah sangat jelas keharamannya. Para ulama pun sudah sepakat semuanya tentang keharaman musik. Allah berfirman dalam Q.S Luqman: 6-7
“Banyaknya diskusi dan rapat Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan- akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih.” Q.S Luqman:6-7
Kalimat Lahwal hadits (perkataan yang tidak berguna) dalam ayat diatas ditafsirkan oleh para ulama tafsir sebagai nyanyian. Dalil-dalil tersebut sudah jelas tentang haramnya musik dan lagu. Seorang yang hatinya sudah terpaut dengan musik dan lagu, akan sulit menerima ayat Al-Qur’an, dan sebaliknya, seseorang yang hatinya sudah dipenuhi oleh Al-Qur’an maka hatinya akan menolak dengan sendirinya musik dan lagu. Karena Al-Qur’an dan musik tidak akan pernah berkumpul dalam satu hati.
- Banyak diskusi dan rapat yang tidak penting.
Hal ini banyak terjadi di kampus, kantor-kantor, dan tempat lainnya. Bahkan sampai rapat setiap minggu dalam waktu berjam-jam dan menghabiskan uang untuk dana rapat. Rapat dibolehkan jika memang ada agenda yang jelas dibahas dan tidak bertele-tele dan tidak meremehkan waktu sholat.
- Membaca buku yang tidak bermanfaat.
Sebagian remaja sengaja membeli buku-buku novel bacaan dan komik-komik yang tidak bermanfaat. Sebagian penuntut ilmu juga sengaja membaca buku-buku bid’ah, filsafat, tarekat dan lain-lain yang mengubah pola pikir dan paradigma. Atau membaca syubhat-syubhat di internet karena ingin tahu dan penasaran tapi akhirnya termakan syubhat tersebut.
- Banyak tidur.
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa ada empat hal yang dapat membuat hati menjadi keras, yaitu berlebihan dalam berbicara, berlebihan dalam makan, berlebihan dalam tidur, dan berlebihan dalam bergaul (Fawaa’idul Fawaa’id hal 262). Sebagian kaum muslimin menghabiskan waktunya untuk tidur, bahkan fenomena ini banyak terjadi di bulan Ramadhan, seolah-olah puasa itu untuk tidur dari pagi sampai siang. Begitu pula sebagian orang yang i’tikaf, kerjaannya hanya tidur. Padahal banyak yang dapat dikerjakan untuknya, keluarganya, dan lainnya. Seperti membaca Qur’an, berdzikir, shalat sunnah, membaca buku-buu dan kitab yang bermanfaat, membantu orang lain, dan lain-lain. Ibnu Qayyim mengatakan maksimal tidur adalah delapan jam.
- Menonton televisi, sinetron, pertandingan sepak bola dan lain-lain.
Selain membuang-buang waktu, menonton televisi, sinetron, dan lain-lain banyak mudhoratnya. Diantaranya musik, aurat wanita, zina, ghibah, cacian, fitnah, kekejaman, dan lain-lain.
Apalagi jika pertandingan sepak bola dunia, sampai begadang dan tidak tidur demi menonton pertandingan tersebut.
- Sibuk dengan hal baru.
Update informasi memang baik, namun tergantung informasi apa yang diupdate, dan porsinya bagaimana. Jika informasi yang diupdate adalah hal-hal yang tidak ada manfaatnya untuk diri pribadi, seperti informasi mengenai teknologi terbaru, atau gosip-gosip terbaru, dan lainnya, bahkan sampai berlebihan, ini sangat tidak baik dan melalaikan waktu.
- Banyak berangan-angan kosong atau melamun.
Sebagian orang yang sedang menunggu atau sedang tidak ada kerjaan, ada yang melamun tidak jelas. Padahal waktu menunggu dapat dimanfaatkan dengan baik seperti membaca artikel ilmu syra’i, membaca Al-Qur’an, muroja’ah hafalan, dll. Selain itu ada juga sebagian orang yang berangan-angan tinggi, seperti ingin menjadi orang kaya, ingin menjadi peajabat, ingin keliling dunia, dll. Hal ini merupakan hal yang sia-sia, apalagi jika sampai melalaikan waktu dan hanya sibuk menghayal saja tanpa ada action atau tindakan untuk mewujudkannya. Hal demikian seperti kebiasaan orang-orang kafir.
- Banyak keluar rumah.
Banyak keluar rumah dengan tujuan jalan-jalan, mencari suasana baru, mencari makanan/wisata kuliner, menghadiri reunian ikhtilat, ulang tahun, arisan, dll, ini tidak ada manfaatnya bahkan banyak membawa mudhorot.
- Mengikuti berita politik.
Banyak orang yang habis waktunya dengan berita politik, partai, pejabat, dll. Semua ini tidak ada manfaatnya dan sia-sia. Kebanyakan berita politik adalah kebohongan dan menipu, saling membongkar aib demi kepentingan partainya, dan melecehkan orang lain. Dalam dunia politik saling menjatuhkan, melecehkan, menghina, memfitnah, berbohong dianggap hal yang biasa. Padahal hal-hal ini diharamkan oleh syari’at islam dan termasuk dosa besar.
- Kerja, dagang, tugas.
Bekerja, berdagang dan mencari nafkah, mengerjakan tugas hukumnya wajib. Tapi tidak boleh sampai menghabiskan waktu belasan jam hanya untuk mencari uang. Misalnya lembur, tugas keluar kota setiap pekan, dll.
- Begadang.
Diantara bentuk menyia-nyiakan waktu yang sering dilakukan penuntut ilmu adalah begadang. Rasulullaah ﷺbersabda yang artinya “Tidak ada begadang, kecuali bagi seseorang yang melakukan shalat atau melakukan safar” HR. Ahmad
Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang sejatinya menyia-nyiakan waktu, tidak bermanfaat bahkan membawa mudhorot dan dosa yang besar. Oleh karena itu kita sebagai muslim sejatinya belajar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan memperhatikan prioritas kegiatan harian.
Disadur dari buku: Waktumu, dihabiskan untuk Apa??
Penulis: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Disusun oleh: Dini Ummu Haniifah
Leave a Reply