
Merancang Kebahagiaan Sebelum Menikah – Sebenarnya kebahagiaan rumah tangga itu perlu di rancang dan di persiapkan jauh-jauh hari sebelum pernikahan. Bagi saudariku para muslimah yang belum menikah, engakau mempunyai kesempatan lebih palang untuk memahami tentang sesuatu yang bisa membahagiakan rumah tanggamu, engkau mempunyai kesempatan untuk belajar lebih banyak. Pelajarilah tanggung jawab apa saja yang harus engkau tunaikan sebagai istri. Ketahuilah! Pernikahan ibarat kendaraan besar yang mengemban tanggung jawab dalam memciptakan kehidupan bahagia. Mungkin saja engkau akan menghadapi berbagai macam masalah. Itu adalah perkara yang wajar.
Bacalah dan pahamilah, hingga engkau dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan kesiapan yang matang dalam menghadapi segala suka dukanya. Selagi kesempatanmu masih ada untuk mempersiapkan diri, maka kerahkan semua kemampuanmu untuk mempersiapkankannya.
Di antara persiapan itu adalah:
- Perbaikilah dirimu dan berhiaslah dengan pakaian taqwa
Inilah persiapan pertama yang harus engkau lakukan. Sebab laki-laki yang baik itu untuk wanita yang baik dan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik pula.
Sebagai mana AllahSubhanahu Wata’ala berfirman:
الخبيثات للخبيثين و الخبيثون للخبيثات و الطيبات للطيبين و الطيبون للطيبات
Artinya: “wanita-wanita yang jelek untuk laki-laki yang jelek, dan laki-laki yang jelek untuk wanita-wanita yang jelek (pula), dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula).”[1]
Suatu hal yang lucu apabila engkau berangan-angan mendapatkan pasangan yang shalih sedangkan engkau tidak berusaha menjadi wanita yang shalihah. Ketahuilah saudariku Allah Subhanahu Wata’ala menjanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa jalan keluar atas setiap masalah dan memberi rizki dari arah yang tidak di sangka-sangka.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
و من يتق الله يجعل له مخرجا * و يرزقه من حيث لا يحتسب
Artinya: “Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak di sangka-sangka.”[2]
Suami yang shalih adalah rizki. Mudah-mudahan karna ketaqwaanmu, Allah Subhanahu Wata’ala berkenan memberikan jalan keluar bagi setiap urusanmu dan memberikan kepadamu rezki yang baik. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
و من يتق الله يجعل له من أمره يسرا
Artinya: “ Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikannya kemudahan dalam urusannya.”[3]
Perlu kita sadari wahai saudariku, tidak ada satupun urusan yang mudah apabila Allah menghendakinya susah. Demikian juga tidak ada satupun yang susah apabila Allah Subhanahu Wata’ala menghendakinya mudah. Termasuk di dalamnya urusan jodoh dan pernikahan. Maka bertaqwalah kepada Allah, mudah-mudahan Allah berkenan memudahkan segala urusanmu.
Dan satu hal yang penting yang tidak boleh engkau lupakan, jodoh itu ada di tangan Allah. Bukan kita yang mengatur, tetapi Dialah yang mengaturnya. Oleh karna itu, panjatkanlah doamu dengan segenap ketulusan dan keikhlasan. Sebab doa adalah senjata bagi orang yang beriman.
Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ادعوا الله و انتم موقنون بالاجابة
Artinya: “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan doamu di kabulakan olehnya.[4]
Berdoalah kepada Allah, semoga Dia berkenan memberimu pasangan hidup yang dapat membawamu kepada dunia akhirat. Setelah engkau berusaha dan berdoa, serahkan semuanya kepada Allah dan bertawakallah kepada-Nya.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
من يتوكل على الله فهو حسبه
Artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluaan)nya.”[5]
- Luruskan niatmu
Hendaklah yang menjadi tujuanmu menikah adalah semata-mata mencari ridho Allah Subhanahu Wata’ala. Untuk merealisasikan fitrah yang telah Allah gariskan kepada umat manusia, memelihara dirimu dari gejolak syahwat yang di haramkan, membangun rumah tangga yang menjadi sumber sakinah serta kedamaian, dan merupakan sunnah Nabimu Shallallahu Alaihi Wasallam. Ikhlaskanlah niatmu dalam membina hidup berumah tangga.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
قل ان صلاتي و نسكي و مماتي لله رب العالمين
Artinya: “ katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” [6]
- Pilihlah calon suami yang shalih dan taat beragama
Ini merupakan perkara yang harus engkau perhatikan. Jangan sampai salah menentukan pasangan . sebab, jika salah fatal akibatnya. Mengapa? Coba fikirkan baik-baik…
Apabila seorang wanita menikah pada usia 20 tahun misalnya, maka semenjak ia lahir sampai usia 20 tahun, kedua orang tuanyalah orang paling dekat bergaul dengannya. Dan semenjak ia mengikat tali pernikahan sampai maut datang menjemputnya, maka suamilah paling dekat dengannya. Sekiranya ia meninggal pada usia 63 tahun maka selama 43 tahun suamilah yang paling dekat dengan kehidupannya. Sedangkan Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
المرأ على دين خليله فلينظر من يخالل
Artinya: “Seseorang berada diatas agama sahabat karibnya, hendaklah salah seorang dari kamu memperhatikan siapakah yang menjadi sahabat karibnya”.[7]
Kekudukan suamimu tentu lebih dari pada sekedar teman karib. Dia adalah pasangan hidup, pendamping, sahabat, dan tempat berbagi dalam kehidupan, berupa makanan, minuman, perasaan sedih maupun senang. Ia merupakan pasangan dalam kehidupan bukan hanya sehari ataupun setahun, akan tetapi sepanjang hidup. Dan tidak di ragukan lagi bahwa masing-masing pihak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pasangan hidupnya.
Suami yang shalih akan memberimu peluang dan kemudahan bagimu untuk menjalankan agama, tolong menolong denganmu untuk mencari keridhoaan allah Shallallahu Alaihi Wasallam dan meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Oleh karna itu Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah berpesan:
اذا أتاكم من ترضون خلقه و دينه فتزوجوه الا تفعلوا تكن فتنة في الأرض و فساد عريض
Artinya: “Jika datang kepadamu seoranng yang engkau ridho agama dan akhaqnya maka nikahkanlah ia. Jika tidak, akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar”[8]
Al-Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata: “Nikahkanlah putrimu dengan laki-laki yang bertaqwa kepada allah. Karna bila ia mencintainya mak ia akan memuliakannya. Dan apabila ia membencinya maka ia tidak akan mendzaliminya.”
Termasuk perkara yang perlu di perhatikan ketika memilih pasangan adalah setaranya antara suami dan istri. Kesetaraan ini meliputi semua aspek, terutama di bidang agama. Perlu di perhatikan laki-laki itu harus sekufu atau setara dengan istrinya. Namun, istri tidak mengapa lebih rendah (tidak sekufu) dengan suaminya karna hal itu bisa menyebabkan seorang istri itu akan lebih tunduk dan patuh kepada suaminya dan suaminya lebih memiliki wibawa di hadapan sang istri.
- Meringankan mahar
Wanita yang paling mudah maharnya adalah wanita yang paling banyak berkahnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
إن من يمن المرأة تيسير خطبتها وتسير صداقها
Artinya: “Termasuk keberkahan seorang wanita ialah mudah urusan peminangannya dan mudah maharnya.”[9]
- Nadzar
Pelaksanaan nadzar atau melihat calon mempelai wanita, akan lebih mendorong penerimaan dan melanggengkan kasih sayang. Demikian juga dapat berbagai hal yang tidak di inginkan di kemudian hari. Betapa banyak rumah tangga yang tercerai berai ikatannya padahal masih melewati bulan-bulan awal pernikahannya. Di sebabkan tidak adanya kecocokan hati antara suami dan istri. Pedoman hati, petunjuk dan utusannnya adalah nadzar (menyaksikan calon istri). Oleh karna itu Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada Al-mughiroh yang telah meminang seorang wanita:
انظر اليها فانه احرى ان يؤدم بينكما
Artinya: “Pergi dan lihatlah wanita itu, karna hal itu bisa lebih mengekalkan cinta kalian berdua” Al-Mughiroh berkata: “Akupun meliahatnya dan akupun menikahinya. Tidak ada seorang wanitapun yang menyamai keduddukannya di sisiku. [10]
- Jangan lupa istikharah
Apabila telah datang seorang peria meminangmu, hendaklah engkau mempertimbangkannya dengan pikiran yang sehat dan bermusyawarah dengan orang yang engkau pandang layak serta beristikharahlah kepada Allah. Karna shalat istikharah adalah ibadah kepada Allah yang sangat dianjurkan oleh Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
اذا هم أحدكم باالأمر فليركع ركعتين من غير الفرضة ثم ليقل: اللهم اني أستخيرك بعلمك و أستقدرك بقدرتك و أسألك من فضلك العظيم, فانك تقدر و لا أقدر و تعلم و لا أعلم و أنت علام الغيوب. اللهم ان كنت تعلم أن هذا الأمر خير لي في ديني و معاشي و عاقبة أمر – أو قال:عاجل أمر و اجله – فقدره ليو ثم بارك لي فيه. و ان كنت تعلم ان هذا أمر شر لي في ديني و معاشي و عاقبة أمري أو قال: في عاجل الأمر و اجله – فاصرفه عني و اصرفني عنه, و اقدر لي الخير حيث كان, أرضني به قال: و يسمي حاجته
Artinya: “Apabila seorang di antara kamu berhasrat melakukan suatu perkara hendaknya dia mengerjakan shalat dua rakaat di luar shalat fardhu. Kemudian bacalah doa ini: ‘Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan kepadamu dengan ke Maha kuasaan-Mu, aku memohon karunia-Mu yang besar. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sementara aku tidak kuasa. Engkau Maha Mengetahui, sedangkan aku tidak mengetahui, dan Engkaulah yang Maha mengetahui perkara ghaib. Yaa Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku, bagi agamaku, bagi hidupku dan baik akibatnya terhadap diriku, (atau ia katakan: baik bagi diriku di dunia maupun di akhirat), maka tetapkanlah dan mudahkanlah bagiku. Dan sesungguhnya jika Engkau tahu bahwa perkara ini buruk bagiku, bagi agamaku, bagi hidupku dan akibatnya buruk terhadap diriku, (atau ia katakan: buruk bagiku di dunia maupun di akhirat), maka jauhkalah perkara ini dariku dan jauhkanlah aku darinya. Tetapkanlah kebaikan untukku di mana saja aku berada, kemudian jadikanlah diriku ridha menerimanya.’’’ Lalu rasullahShallallahu Alaihi Wasallam bersabda: ‘’ Silahkan ia sebut kepentingannya![11]
- Jauhilah segala perkara yang mengundang kemurkaan Allah
Di antara perkara itu adalah:
- Pacaran sebelum menikah
Ini adalah perkara dosa yang di anggap biasa oleh kebanyakan orang sekarang. Padahal ini adalah perkara yang melanggar rambu-rambu syari’at dan mengundang kemurkaan Allah. Sebab, perbuatan ini pasti berujung kepada Khalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram), ikhtilat (bercampur baur antara laki-laki dan perempuan), zina mata, zina tangan, zina hati, bahkan pada zina yang sebenarnya, wa’iyadzubillah.
- Pertunangan
Ritual pertunangan sebelum menikah hal yang tidak dikenal dalam syari’at. Lebih parah lagi yang hanya merupakan janji untuk sebuah pernikahan, di anggap telah menghalalkan perkara-perkara yang sebelumnya haram, seperti berdua-duaan, bersentuhan dan lain sebagainya
- Kemungkaran-kemungkaran dalam pesta pernikahan seperti klenik atau ramalan-ramalan berkaitan dengan pernikahan, memberat-beratkan diri dalam penyelenggaraan pesta, berlebih-lebihan dan mubadzir, musik dan lagu, mengundang biduwanita, percampur baruan tamu laki-laki dan wanita dan lain sebagainya.
DI ANTARA WUJUD KECINTAAN TERHADAP SUAMI ADALAH MENCINTAI ORANG-ORANG YANG DIA CINTAI
Tidak asing lagi pembicaraan tentang kecintaan seorang istri terhadap suaminya. Namun sesungguhnya diantara bukti cinta dan kasih sayang seorang istri kepada suami adalah mencintai orang-orang yang di cintai suami, dan yang paling utama adalah kedua orang tuanya, kemudian saudara-saudaranya lalu sahabat-sabatnya. Begitu juga, di antara bukti kecintaan seseorang terhadap Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam adalah mencintai siapa yang dicintai oleh Allah dan Rasulnya.
Diantara wujud kecintaan dan bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya adalah menyambung silaturrahmi sepeninggalnya. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
ان من أبر البر صلة الرجل أهل ود أبيه بعد أن يولي
Artinya: “Sesungguhnya diantara bentuk bakti terbaik kepada orang tua adalah seorang menyambung tali persaudaraan kepada orang-orang yang di cintai oleh orang tuanya setelah mereka meninggal” [12]
Begitu pula jika engkau benar-benar mencintai suamimu, maka cintailah orang-orang yang dia cintai, terutama kedua orang tuanya. Tunjukkanlah di hadapan keduanya penghormatan, senantiasa mendoakannya, mencintai, dan menampakkan kegembiraan ketika melihatnya, mempergauli mereka seperti halnya seorang anak terhadap orang tuanya dengan menghormati, memuliakan, mencium tangannya, menanyakan kabar mereka, dan sering mengunjungi keduanya.
Khususnya ibu mertua, sesungguhnya telah menjadi kebiasaan wanita dari dahulu hingga sekarang, mereka mengalami perselisihan dengan ibu mertuanya dan terkadang pada akhirnya kedua suami istripun memusuhi ibunya. Dalam sebuah riwayat yang aneh di sebutkan pesan seorang ibu kepada putrinya yang hendak menikah:
Hati-hatilah engkau wahai tuan putri
Dari kejelekan-kejelekan suamimu sampai mati
Teruslah untuk cemburu dan mencelanya
Dan musuhilah setiap hari ibunya (mertua)
Jauhkanlah dia dari suamimu
Mata-matailah dia dan suamimu, niscaya akan panas hatimu.
Ibu yang lain berpesan kepada putrinya, yaitu Barrah:
Aku mewasiatkan untuk orang yang baik hatinya
Engkau hidup dengan anjing adalah lebih baik dari pada dengan mertua karna dia sangat berbahaya
Janganlah merasa bosan untuk memukul dan menyeretnya
Sampai engkau melihat indahnya hidup di balik kesedihannya.
Saudariku…
Demi Allah dua nasehat di atas tidaklah mengandung kebaikan sama sekalli!!
Kebanyakan problem rumah tangga di sebabkan kurang adanya pengertian antara anak dan ibu mertua, terutama ketika ibu mertua telah lanjut usia. Walaupun ibu mertua posisinya salah dan memiliki kekurangan, sesungguhnya kekudukannya seperti ibumu. Dia adalah ibu dari orang yang engkau cintai, yaitu suamimu. Maka pergaulilah ia dengan baik niscaya dia akan membalasmu dengan kebaikan. Sebagaimana ibumu sendiri ketika melakukan kesalahan kepadamu kemudian engkau memaafkannya, lakukanlah hal yang sama terhadap mertuamu sebatas kemampuanmu.
Memang, urusan kecintaan dalam hati tidak ada yang menguasai kecuali sang Pemilik Hati yaitu: Allah Subhanahu Wata’ala. Namu sebatas kemampuanmu, tunjukkanlah kepadanya akhlaq yang baik, dan hindarilah semua yang dapat menyakitinya, seperti bertuturkata yang sopan dan bergaul dengan lemah lembut. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
ولا تستوي الحسنة و لا السيئة ادفع بالتي هي أحسن فاذا الذي بينك و بينه عدوة كأنه ولي حميم
Artinya; “Dan tidaklah sama antara kebaikan dan kejelekan.tolaklah (kejelekan itu) dengan cara yang baik, maka jika ada orang yang diantara engkau dan dia terjadi permusuhan, tiba-tiba seolah dia telah menjadi teman yang setia” [13]
Perhatikan kalimat:
كأنه ولي حميم
“…seolah-olah dia telah menjadi teman yang setia”
Maksudnya: Upaya kita untuk menunjukkan kebaikan kepada orang lain sangatlah besar manfaatnya, apalagi jika ia adalah orang yang memusuhi kita, sehingga keadaanya pun berubah menjadi:
كأنه ولي حميم
“seolah-olah dia telah menjadi teman yang baik”
Yakni menampakkan kecintaan dan pergaulan yang baik. Tentu tidak ada yang kita inginkan kecuali hal ini. Namun janganlah engkau mengharuskan mertuamu mencintaimu dari hatinya sebagai teman setiamu. Tetapi,dengan baiknya pergaulanmu terhadapnya engkaupun akan mendapatkan balasan berupa sikapnya yang baik terhadapmu.
Demikian juga kepada teman-temannya. Apabila engkau mengetahui akan datangnya orang-orang yang di hormati dan di mullikan oleh suamimu, maka hendaklah engkau lebih memperhatikan di dalam pemuliaan dan jamuan. Tampakkanlah di hadapan suamimu wajah yang ceria atas kehadiran mereka dan janganlah engkau membuat murung suamimu ketika kedatangan tamunya, sebagaimana kebiasaan sebagian wanita. Sudah menjadi kebiasaan di kalangan wanita, mereka tidak menyukai kedatangan temen-teman suaminya dengan alasan hal itu akan menyibukkan para istri, menyita waktu dan alasan-alasan yang lainnya.
Ini tidak sepantasnya di lakukan. Seandainya suami menemani teman-temannya dalam waktu yang lama dan mengharuskan berkurangnya hak-hak di dalam rumah tangga, mintalah hak-hakmu dengan cara yang lembut tanpa harus mencela temannya. Demikianlah akal yang cerdas dan akhlaq yang baik. Betapa bagusnya nya ungkapan seorang penyair :
من أجل عين تكرم مدينة
“ Dalam rangka menghormati kedatangan pemimpin, suatu kota di muliakan”
Maksudnya ialah ditata, di percantik. Demikianlah hendaknya yang kita lakukan tatkala hendak kedatangan tamu, mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kehadiran dan jamuannya.
Untukmu wahai Saudariku…
Bersabarlah jika Allah belum memberimu pasangan hidup, karna Allah tau kapan kamu siap menikah. hari ini, mungkin kamu belum Allah pertemukan dengan seorang yang akan menjadi pasangan hidupmu dunia akhirat. Allah masih menunda pertemuan itu sampai waktu yang di tetapkan di Lauh Mahfudz. Karna Allah tau, kapan waktu yang tepat untuk kamu menikah. Karna Allah tahu, kapan kamu benar-benar siap mengemban amanah. Sebab, menjadi seorang istri itu tidak semudah apa yang di lihat, penuh tugas-tugas domestik yang tentu saja melelahkan. Dan kamu hari ini masih bermalas-malasan, mana mungkin Allah memberimu jodoh, sedangkan Dia tahu bahwa dirimu belum siap. Terkang kita tidak menyadari bahwa belum bertemunya kita dengan jodoh, itu bukan karna Allah tidak menginginkan. Tetapi, karna Allah tau kita belum siap untuk mengemban amah seberat itu. Hingga diberilah kita kesempatan hari ini untuk memantaskan diri terlebih dahulu. Allah tidak ingin kita banyak merasakan luka di tengah perjalanan sebuah rumah tangga, Allah tidak ingin banyak berjatuhan air mata di tengah proses membangun keluarga , Allah tidak ingin kisah yang kita jalani dengan penuh perjuangan, hanya berakhir dengan peceraian hanya karna kita belum ada kesiapan. Sebab, perjalanan kedepan amatlah terjal, berliku dan banyak anak duri yang pasti sesekali akan menyakiti. Ini bukan perkara spele, sebab taruhannya dunia akhirat yang besok akan kita pertanggung jawabkan di hadapan sang pencipta. Maka, tidak seharusnya kesendirian menjadikan kita galau berkepanjangan. Tidak perlu juga menghabiskan waktu untuk memikirkan siapa jodoh yang telah Allah siapkan. Biarlah semua berjalan sebagaimana mestinya. Hari ini, teruslah memperbaiki diri dan memantaskan akhlaq di hadapan-Nya. Teruslah belajar menjadi sebaik-baiknya wanita muslimah. Agar Allah pantaskan kita menjadi seorang istri yang shalihah, dan menjadi seorang ibu yang berakhlaq mulia. Dengan harapan, semua pintu surga akan terbuka untuk kita, dan kita bebas memilih pintu mana saja yang kita inginkan…
Dan Saudariku …
Membangun rumah tangga itu tidak semudah dan segampang bahkan tak seindah yang kita banyangkan, banyak yang harus kita persiapkan. Apalagi seorang istri, dia harus mempersiapkan hati yang sangat lapang dan kesabaran yang banyak untuk menjalankan hak-hak yang harus ia tunaikan. Oleh karna itu persiapkanlah dengan sebaik-baiknya sebelum engkau mengemban amah yang panjang itu. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dalam setiap perkara kita, Aamiin…
REFRENSI:
Judul buku : Surat terbuka untuk para istri
Ditulis oleh : Ummu Ihsan dan Abu Ihsan
Cetakan kelima : Dzulqa’dah 1432 H / Oktober 2011
Penerbit : Darul ilmi publishing
Penyusun : Anggun Paramita (Farhah)
[1] Q.S An-nur:26
[2] Q.S. Thalaq: 2-3
[3] Q.S. Ath-Thalaq: 4
[4] Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan di shahihkan oleh Al- Albani dalam silsilah ash-shahihah (594)
[5] QS. At-Talaq: 3
[6] QS. Al-An’am: 162
[7] Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-aaaaaaaAlbani dalam silsilah ash-shahihah (927).
[8] Hadits shahih riwayat At-Tirmidzi dan ibnu majah, di shahihkan oleh Al-albani dalam silsilah Ash-shahihah (1022)
[9] Hadits hasan riwayat Ahmad dan Al-Hakim, di Hasan oleh Al-Albani dalam jami’ ash shaghir (3998)
[10] Hadits shahihdi shahihka olen AL-Albani dalam silsilah Ash-shahihah (96)
[11] Hadits shahih riwayat Al-Bukhari.
[12] HR. Muslim
[13] QS. Fushilat: 34
BACA JUGA :
Ajukan Pertanyaan atau Komentar