KEUTAMAAN ILMU SYAR’I DAN MEMPELAJARINYA

Segala puji hanya bagi Allah, kami memujinya memohon pertolongan, dan ampunan kepadanya. Kami berlindung kepadanya dari kejahatan diri-diri kami dari kejelekan amal perbuatan kami. Barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk. Dan semoga kita termasuk kedalam golongan orang yang medapat petunjuk dari Allah Suhanahu wata’ala Amiin.. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rosulullah Shalallahu Alaihi wa sallam.

Bersyukur kepada Allah subhanahu wata ‘ala adalah hukumnya wajib sebagaimana Allah berfirman :

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ

artinya “ karena itu ingatlah kamu kepadaku niscaya aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepadaku   dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (Q.S. al-baqarah : 152).

Allah mengingatkan bahwa manusia banyak yang tidak bersyukur dan mengingkari nikmat-nikmat Allah, dan diantara nikat yang diberikan Allah kepada kita yaitu nikmat islam, iman, rizki, harta, umur, waktu luang dan kesehatan yang diberikan untuk beribadah kepada Allah dengan benar dan untuk menuntut ilmu Syar’i. ada dua nikmat yang manusia banyak tertipu oleh keduanya, Rosulullah bersabda.”dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengan keduanya yaitu nikmat sehat dan waktu luang.”

Banyak manusia yang tidak menggunakan waktu sehat dan waktu luangnya dengan sebaik-baknnya, ia tidak menggunakan untuk belajar agama islam, dan tidak juga ia gunakan untuk menuntut ilmu syar’I, padahal begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk hal-hal yang tidak ada manfaatya baik bagi dirinya maupun orang lain. Semoga melalui artikel singkat ini kita semua menapat hidayah dan taufik dari Allah untuk dan ditetapkan hati kita dalam iman dan islam sehingga kita mendapat pelajaran dan ilmu untuk dapat melaksanakan syari’at islam secara kaffah (menyeluruh) serta semoga kita diwafatkan oleh Allah dalam keadaan mentauhidkan Allah dan melaksanakan sunnah. Semoga Allah senantiasa memudahkan kita dalam menuntut ilmu syar’I, diberikan kenikmatan atasnya, dan diberikan pemahaman yang benar tentang islam dan sunnah menurut pemahaman salafush shalih.

Seorang muslim tidak akan bisa melaksanakan agamanya dengan benar, kecuali dengan belajar islam yang benar sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut pemahan shalafus shalih. Agama islam adalah agama ilmu dan amal karena Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam diutus dengan membawa ilmu dan amal shalih.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

Artinya “Dia-lah Allah yang mengutus Rosulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar di                     menangkannya terhadap semua agama. Walaupun orang-orang musrik tidak menyukai.”(Q.S At-Taubah : 33)

Yang dimaksud dengan al-huda (petunjuk) dalam ayat ini adalah ilmu yang bermanfaat. Dan yang dimaksud dengan dinnul hag (agama yang benar) adalah amal shalih. Allah subhanahu wata’ala mengutus nabi muhammad shallahhu ‘alaihi wasallam untuk menjelaskan kebenaran dari kebathilan, menjelaskan nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya, perbuatan-Nya, hukum-hukum-Nya, dan berita-berita yang datang dari-Nya. Serta memerintahkan untuk melakukan segala yang bermanfaat bagi hati, ruh dan jasad. Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur atas nimat yang telah diberikan, dan cara untuk bersyukur adalah dengan menuntut ilmu syar’I. menuntut ilmu adalah jalan yang lurus untuk dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil, tauhid dan syirik, sunnah dan bid’ah, yang ma’ruf dan yang mungkar, dan antara yang bermanfaat dan yang membahayakan.

Menuntut ilmu syar’I adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah.

Rosulullah shallahhu ‘alai wasallam bersabda :

طلب العم فريضةعلى كل مسلم

menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah )

Menurut Imam Al-Qurtubi (wafat th.671h) rohimahullah menjelaskan bahwa menuntut ilmu terbagi menjadi dua : yang pertama, hukumnya wajib; seperti menuntut ilmu tentang sholat, zakat, dan puasa. Inilah yang dimaksud dalam riwayat bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib.

Kedua hukum fardu kifayah; seperti ilmu tentang pembagian hak, tentang hukum pelaksanaan haad (qhisas, cambuk potong tangan dan lain-lain)

Pengertian ilmu syar’i

Pengertian ilmu syar’i, ilmu secara bahasa al-’ilmu yaitu : mengetahui sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan pengetahuan yang pasti. Lawan katanya adalah al-jahlu atau kebodohan. Secara istilah dijelaskan oleh sebagian ulama bahwa ilmu adalah ma’rifah (pengetahuan) sebagai lawan dari al-jahlu (kebodohan). menurut ulama lain, ilmu adalah sesuatu yang sudah jelas, sehingga tidak pelu diberikan definisi (pengertian) lagi. Adapun pengertian ilmu syar’I adalah ilmu yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala kepada Rosulullah Shalallahu’alahi wasalam berupa keterangan yang dan petunjuk.

Allah subhanahu wata’ala memuji ilmu dan pemiliknya serta mendorong hamba-hambanya untuk berilmu serta membekali diri dengannya. Demikian pula sunnah Nabi shallahu alai wa sallam.

Keutamaan-Keutamaan Ilmu Syar’i Dan Keutamaan Mempelajarinya :

Dalam buku yang ditulis ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas disebutkan ada dua puluh keutamaan ilmu syar’I dan keutamaan mempelajarinya. dalam artikel ini akan disebutkan beberapa poin, di antaranya :

  1.  Kesaksiaan Allah Kepada Orang – Orang Yang Berilmu.

Allah berfirman

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Allah menyatakan bahwa tidak ada ilah yang berhak di ibadahi dengan benar selain dia, demikian pula para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melaain dia yang maha perkasa lagi maha bijaksana (QS. Ali-Imran:18)

Pada ayat diatas Allah meminta orang berilmu bersaksi terhadap sesuatu yang sangat agung untuk diberi kesaksiaan, yaitu kesaksiaan Allah ini menunjukan keutamaan ilmu dan orang – orang berilmu.

  1. Orang Yang Berilmu Akan Allah Angakat Derajatnya

Allah menggambarkan secara khusus tentang diangkatnya derajat orang yang berilmu dan beriman.

Allah berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.( QS. AL-Mujadilah)

Orang yang berilmu dan mengamalkannya maka kedudukannya akan diangkat oleh allah didunia dan akan dinaikkan derajatnya di akhirat.

  1. Orang yang berilmu adalah orang-orang takut kepada Allah subhanahu wata’ala

Allah menggambarkan bahwa mereka adalah orang-orang yang takut kepada allah bahkan allah mengkhususkan mereka diantar manusia dengan rasa takut tersebut.

Allah berfirman

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Fatir:18)

  1. Ilmu adalah nikmat yang paling agung

Allah subhanahuwata`ala menyebutkan beberapa nikmat dan karunia-Nya atas Rosul-Nya, dan menjadikan nikmat yang paling agung adalah diberikanya Al-Kitab dan Al-Hikmah, dan Allah mengajarkan beliau apa yang belum  ketahuinya.

  1. Faham dalam masalah agama termasuk tanda-tanda kebaikan

Rosulullah shalallahu laihi wasallam bersabda:

من يردلله به خيرا يفقهه في الدين

“barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh allahmaka allah akan memberikan pemahaman agama kepadanya.( H.R. Bukhari)

Ini menunjukan bahwa orang tidak diberikan pemahaman dalam agamanya tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah, sebagaimana orang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka dia menjadikannya faham dalam masalah agama.dan barang siapa yang diberikan pemahaman dalam agama, maka allah telah menghendaki kebaikan untuknya.

Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf an-Nawawi Rohimahullah beliau berkata didalam hadis ini terdapatkeutamaan ilmu, mendalami agama, dan dorongan kepadanya. Sebabnya ialah karena ilmu akan menuntunnya kepada ketaqwaan terhdap allah ‘azzawajalla.

  1. Orang yang berilmu dikeculikan dari laknat Allah Shubhanahu wata’ala

Imam abu `isa muhammad bun ‘isa bin saurah at-tirmidzi rohimahullah meriwayatkan dari bu hurairoh ia berkata aku mendengar rosulullh shalallahualaihi wasallam bersabda “ketahuilah sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali dzikir kepada allah dan ketaatan kepadanya, orang berilmu, atau orang mempelajari ilmu.” (hasan: HR.     At-Tirmidzi no 2322)

  1. Ilmu adalah jalan menuju kebahagiaan

Rosullah shalallahualai wasallam membagi penghuni dunia menjadi empat golongan pertama “seorang yang Allah berikan ilmu dan harta, yang kedua “ seorang hamba yang Allah berikan ilmu namun tidak diberikan harta, ketiga “seorang yang diberikan allah harta namun tidak diberikan ilmu. Keempat “seorang hamba yang tidak memiliki harta tidak juga memiliki ilmu. Maka golongan yang terbaik diantara mereka adalah golongan petama yaitu seorang yang diberikan ilmu dan harta kemuadian dia bertaqwa kepada Allah subhanu wata ala, Ia berbuat baik kepada manusia dan kepada dirinya sendiri dan hartanya. Orang ini adalah yang paling baik kedudukanya (di sisi Allah).

  1. Menuntut ilmu akan membawa kepada kebersihan hati, kemuliaanya, kehidupannya, dan cahayanya

Sesungguhnya hati manusia akan menjadi lebih bersih dan mulia dengan mendapatkan ilmu syar`I dan itulah kesempurnaan hati dan kemuliaanya. Orang yang berilmu akan menambah rasa takut dan taqwanya kepada Allah. Setiap muslim dan muslimah harus mengatahui bahwa orang menuntut ilmu adalah orang yang bahagia karena ia mendengar ayat-ayat Al-qur`an, Hadits Nabi, dan perkataan para sahabat. Dengannya hati terasa nikmat dan akan membawa kapada kebersihan hati dan kemuliaan.

  1. Menuntut ilmu adalah jihad dijalan Allah dan orang menuntut ilmu laksana mujahid dijalan Allah subhanahu wata `ala

Rosulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda “ barang siapa yang memasuki masjid kami (nabawi) dengan tujuan mempelajari kebaikan dan mengajarkannya, maka ia laksana berjiahad dijalan Allah. Dan barang siapa memasukinya dengan tujuan lain maka ia laksana melihat sesuatu yang bukan miliknya. (hasan : HR. Ahmad)

Al-Imam Ibnu Qayyim rohimahullah mengatakan jihad melawan hawa nafsu memiliki empat tingkatan : pertama: berjihad untuk mempelajari petunjuk (ilmu yang bermanfaat) dan agama yang benar (amal shaleh). kedua : berjihat untuk mengamalkan ilmu yang setelah mengatahuinya. Ketiga : berjihad untuk mendakwahkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya. Keempat : berjihad untuk bersabar dalam dakwah pada Allah dan sabar terhadap gangguan manusia.

  1. Ilmu adalah Imamnya Amal

Sesungguhnya ilmu adalah imamnya amal dan panglimanya, sedang amal adalah pengikutnya dan anak buahnya. Setiap amal yang tidak berpedoman kepada ilmu dan tidak mengikuti bimbingan ilmu, maka amal itu tidak berguna bagi pelakunya bahkan dapat membahayakannya. Sebagaimana dikatakan sebagian ulama salaf, “barang siapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka apa yang dia rusak lebih banyak daripada apa yang dia pebaiki.” diterima atau tidaknya suatu amal sangat tergantung pada sesuai atau tidaknya amal itu dengan ilmu. Maka amal yang sesuai dengan ilmu itulah diterima, dan yang bertentangan dengannya itulah yang ditolak.

Penutup

Kesimpulan dari artikel ini adalah marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah subhanahu wata ’Ala yang telah memberikan nikmat yang begitu banyak yang apabila kita ingin menghitungnya niscaya tidak akan mampu.

Allah berfirman ; “…dan jika menghitung nikmat allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 34)

Dan diantara nikmat yang telah diberikan Allah adalah nikmat sehat dan waktu luang yang banyak manusia tertipu oleh keduanya. semoga kita tidak termasuk kedalamnya dan semoga kita termasuk kedalam golongan yang selalu memanfaatkan waktu sehat dan waktu luang dengan sebaik-baiknya dengan belajar tentang islam dan menimba ilmu syar’I yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rosul shalallahu alaihi wasallam. Dan semoga dengan mengetahui keutamaan-keutamaan ilmu syar’I dan mempelajarinya semoga kita termotifasi untuk belajar dan memperdalam pengetahuan tentang agama islam dan ilmu syar`I yang telah diturunkan Allah kepada Nabi Shalallahu alaihi wasallam.

Allah  jualah tempat bermohon, untuk taufiq kepada kita sekalian dan kaum muslimin, dalam memahami agama islam dan memberikan kita ketetapan iman, semoga Allah memberi petunjuk kepada kita semua agar tetap konsisten mengikuti sunnah, dan waspada terhadap bid’ah. Karena Dia-lah yang maha pemurah maha mulia. Dan semoga pula sholawat dan salam selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad shallahu’alahi wasallam

Diambil dari : buku karangan ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas judul “Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga”

Penyusun : Ali Shodiqin

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.