KEBERKAHAN TAAT PADA PEMIMPIN – Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah Subhanawata’ala dan bersyukur dari segala nikmat dan rahmat yang telah diberikan-Nya, sebuah nikmat iman dan islam yang dapat kita rasakan pada hari ini, dan semoga Allah Mewafatkan kita dalam keadaan Husnul khatimah, Amin ya Rabb.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Qudwah hasanah, penutup para nabi dan rasul yakni nabiyyunna Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasalam beserta keluarganya, para shahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman, in sya Allah atas izin-Nya kami ingin menyampaikan dakwah dengan menulis sedikit Artikel dakwah yang in sya Allah berguna dan mendapatkan keberkahan di Dunia dan Akhirat, Amin ya Rabb.
Ajaran islam dalam semua semua aspek memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Hikmah dan tujuan ini di istilahkan oleh para ulama dengan maqashid syari’ah yaitu berbagai maslahat yang bisa diraih seorang hamba, baik didunia maupun di akhirat.
Tidaklah ada satu ajaran dalam syari’at islam, melainkan dalam ajaran tersebut ada maslahat dan kebaikan untuk umat islam, bahkan bagi seluruh umat manusia menjalankan ajaran-ajaran ini akan membawa limpahan berkah dari penjuru langit dan bumi, sebagaimana janji Allah subhanawata’ala dalam firmannya,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Artinya: “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami siksa mereka sebagai akibat perbuatan mereka.” (QS. Al- A’raf/7 : 96).
Begitu juga dengan syariat taat kepada pemimpin muslim, yang dzalim sekalipun. Apalagi perkara ini merupakan salah satu pokok ajaran Ahlu sunnah wal jama’ah dan disepakati oleh para ulama. Jika umat islam mau mengamalkan wasiat rasulullah salallahu’alaihi wasalam ini, niscaya ia akan berlipat kebaikan dan berkah.
Diantara keberkahan ketaatan kepada pemimpin adalah sebagai berikut :
1.pahala besar dari akhirat
Karena Allah subhanawata’ala mewajibkan ketaatan kepada pemimpin, perkara ini menjadi ibadah utama. Menjalankan kewajiban adalah ibadah yang paling Allah subhanawata’ala cintai. Saat rakyat diuji dengan pemimpin yang dzalim dan mereka bisa sabar maka mereka akan mendulang pahala yang besar, karena telah menjalankan kewajiban. Demikian pula ketika seorang muslim berhenti didepan lampu merah sebagai bentuk ketaatan kepada pemerintah. Juga apabila ia menyakini bahwa diakhir zaman akan muncul pemimpin-pemimpin zhalim yang wajib ia taati, karena ia adalah kabar yang di sampaikan oleh Rasulullah salallahu’alaihi wasalam. Sekedar mengimani kabar tersebut sudah mendulang pahala disisi allah subhanawata’ala.
2. keamanan dan Stabilitas
Keamanan adalah salah satu nikmat terbesar yang harus dijaga bersama. Diantara kiatnya adalah keimanan dan taqwa dalam semua ajaran islam, termasuk taat kepada pemimpin.
Agar aman dan stabil, sebuah negara memerlukan pemimpin yang kuat dan disegani. Dan di antara perusak keamanan yang harus di waspadai adalah kudeta dan pemberontak pemimpin muslim yang sah. Konflik revolusi arab yang terjadi pada akhir tahun 2010 dan masih berlangsung hingga hari ini adalah contoh yang paling mutakhir untuk tercabutnya keamanan karena tidak menepati aturan islam dalam bab ketaatan kepada pemimpin yang zhalim.kita bisa lihat bagaimana negara-negara dahulu aman sentosa menjadi luluh lantak. Ratusan ribu korban jiwa jatuh. Dilibya saja, lebih dari 50.000 nyawa melayang. Hingga februari 2016, jumlah korban jiwa yang berada di suriah sudah mencapai 470.000.
Diantara sisi indah islam adalah islam tidak hanya memerintahkan untuk taat kepada pemimpin yang adil, akan tetapi juga kepada pemimpin yang zhalim.kalau seandainya islam hanya mewajibkan taat kepada pemimpin yang adil saja, niscya lembaran umat islam akan kelam dan berlumuran darah, karena pemimpin-pemimpin ya ng zhalim ternyata sudah mulai muncul di era generasi awal umat. Islam
3. Terwujudnya Maslahat besar rakyat dan Terhindarnya kerusakan yang lebih besar
Kewajiban taat kepada pemimpin muslim meskipun zhalim bukanlah karena islam pro kezhaliman. Tapi malah justru karena islam melihat kedepan dan mementingkan rakyat, karena jika wibawa pemimpin jatuh, Stabilitas semakin tercabik. Jika sudah begitu, rakyat kecillah yang aka menjadi korban pertama dan terbesarnya. Apalai sampai terjadi kudeta berdarah .
Dalam islam yang menjadi (mafsada) kerusakan bisa saja dibiarkan untuk menghindarkan mafsadah yang lebih besar, Dalam permasalah ini adalah adanya pemimpin yang zhalim dalam mafsadah tapi memberontak mereka akan melimbulkan mafsadah yang lebih besar, maka islam tetap mewajibkan umatnya untuk taat kepada pemimpin yang zhalim tersebut. Jika mereka selamat dal perhitungan dunia, maka tidak akan selamat dalam perhitungan akhirat.
Allah subhanawata’ala berfirman :
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
Artinya: “Dan janganlah sekali-kali kamu (muhammad) mengira, bahwa lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya allah memberikan tangguh kepada merea sampai pada hari yang pada waktu itu maka(mereka) terbelalak.” (QS.Ibrahim/14: 42).
Disisi lain, islam juga mengajarkan rakyat untuk menasehati mereka dan tidak mentaati mereka dalam perintah yang sifatnya maksiat.
Dalam revolusi arab, korban yang luar biasa besar sudah jatuh. Kerugiannya sudah tidak bisa dihitung lagi. Keamanan terganti menjadi rasa takut dan kekacauan. Sementara kebaikan yang diharapkan belum terwujud. Korupsi tetep jalan, yang berubah hanya pelakunya. Sementara kezhaliman masih merajarela dan ekonomi justru semakin terpuruk.
4. masuk dalam barisan ahlu sunnah wal jama’ah.
Menjadi bagian ahlu sunnah wal jama’ah adalah impian sekaligus kewajiban bagi setiap muslim, karena merekalah kelompok yang selamat. Untuk mencapainya, setiap muslim wajib meniti jalan dan ajaran mereka.
Syeikh islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata ; “ barang kali hampir tidak diketahui ada sekelompok orang yang melakukan kudeta terhadap pemimpin, melainkan dalam kudeta tersebut terdapat kerusakan yang lebih besar dari pada kerusakan yang dihilangkan.”
Akan tetapi kewajiban penguasa terhadap rakyatnya dan kewajiban rakyat kepada penguasanya. Allah subhanawatala memulai dengan kewajiban penguasa terhadap rakyatnya dengan firman-Nya :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil. (QS.An-Nisa/4:58).
Kemudian Allah subhanwata’ala melanjutkannya dengan mewajibkan rakyat
Dalam firamn-Nya :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُم
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan ulil amri diantara kamu.(QS.An-nisa’/4 : 59).
Allah subhanwata’ala memerintahkan ulil amri untuk menunaikan amanat kepada pemiliknya dan itu dengan memilih pemimpin yang terbaik, karena ketidak tepatan dalam perkara ini termasuk tanda-tanda kiamat, sebagaimana sabda Rasulullahi salallahu’alaihi wasalam :
Apabila amanat ditelantarkan maka nantikanlah kiamat. Ada yang bertanya : bagaimana mentelantarkannya wahai rasulullah ? beliau menjawab ; Apabila urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kiamat.(HR.Bukhari, no. 6496).
Memilih pemimpin yang terbaik dan yang terbagus adalah dengan cara memperhatikan agamanya terlebih dahulu, setelah itu baru melihat kemampuan mengemban tanggung jawab tugas tersebut, sebagaimana Allah Subhanawata’ala berfirman :
sesungguhnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja bersama kita ialah orang yang kuat dan juga dapat di percaya . (QS.Al-Qashash/28 : 26).
Dan Allah subhanawata’ala memerintahkan kepada para pemimpin untuk berbuat adil kepada rakyatnya sebagaimana dalam firman-Nya ;
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ (49) أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (50
Artinya: “Dan hendaklah kemu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan allah dan janganlah kamu mngikuti hawa nafsu mereka.dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkanmu dari sebagian apa yang telah diturunkan allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan oleh Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpahkan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereke kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik dibanding dengan (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ? (QS.Al-maidah/5 : 49-50).
Dengan penjelasan diatas, telah jelas bahwa kita sebagai kaum muslimin yang harus selalu mentaati ulil/amri atau pemimpin meskipun ia zhalim, dan memenuhi hak dan kewajiban bagi pemimpin dan rakyat demi mencapai maslahat dan akan mendatangkan keberkahan bagi umat islam yang menyakini dan mengamalkannya, dan selalulah kita memohon doa kepada Allah subahana wata’ala semoga pemimpin negri ini dapat menegakkan keadilan dan terhindar dari kebinasaan pemimpin-pemimpin yang zhalim. Amin.
REFERENSI:
Disusun oleh : Ust. Anas Burhanuddin, MA Hafidzullah ta’ala
Ditulis oleh : Ari Nuansah
Dinukil dari : Majalah As-Sunnah, edisi 02-03 Ramadhan-Syawal 1438 H/juni-juli 2017 M
BACA JUGA:
Leave a Reply