Etika Berumah Tangga

etika berubah tangga 2

Etika Berumah Tangga – Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa ta’ala Kami memuji, memohon pertolongan, petunjuk dan ampunannya. Kami berlindung kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala dari kejahatan diri dan keburukan perbuatan kami. barang siapa yang diberi petunjuk Allah Subhanahu Wa ta’ala maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Barang siapa yang diselesaikan Allah Subhanahu Wa ta’ala maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi tiada illah yang berhak diibadahi kecuali Allah Subhanahu Wa ta’ala Semata yang tiada sekutu baginya dan aku bersaksi Muhammad adalah hamba dan utusannya.

Etika Apakah yang harus dimiliki sepasang pengantin dalam berumah tangga agar rumah tangga menjadi kehidupan yang dinaungi cinta, kasih sayang dan ketentraman, sebagaimana firmanya:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

“Dan diantara tanda-tanda kebesarannya ialah dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu ssendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan menjadikan diantaramu rasa kasih sayang. sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.”(QS.Ar-Rum:21)

Jawaban:

Bahtera rumah tangga membutuhkan dua dayung sekaligus, yaitu suami dan istri, agar sampai ke daratan dengan penuh aman. cinta dan kasih sayang. Konsekuensinya laki-laki dan wanita harus senantiasa berpartisipasi dalam kerjasama. Salah satu pihak tidak boleh menuntut untuk selalu menerima selalu tanpa mau memberi. sebaliknya, ia harus segera memberi dan tidak menunggu apa yang akan diterima. Bahkan ia berusaha semampu mungkin untuk membahagiakan pihak lainnya dan meringankannya dalam menempuh kepenatan jalan yang panjang. Suami harus lebih banyak bersabar sesuai anatomi tubuh dan kepemimpinannya. Ia bertindak sebagai nahkoda bahtera agar bisa membawanya berlayar hingga berlabuh di partai cinta dan keluarga yang berbahagia. Namun, istri tidak boleh membiarkan suaminya berjuang dan berusaha payah, padahal ia melihatnya, tanpa memberi imbalan kepadanya dengan senyuman, sentuhan penuh kasih, dan kata-kata manis yang menjadikannya tidak merasa pedih atau menghadapi sulitnya jalan.

Iya duduk di depan suaminya di atas ujung bahtera, seperti putri atau ratu yang dibawa oleh pangerannya atau rajanya ke pulau yang jauh dari mata serigala di jalan dan di media massa, baik audio, visual, maupun cetak, agar keduanya menjalani kehidupan bersama dengan indah. karena itu, suami harus melihat istrinya dalam rupa yang paling menawan dalam hal pakaian, tubuh, kata-kata yang manis, lembut dan mesra.

Kita harus tahu bahwa etika yang harus dimiliki sepasang pengantin sangat banyak, antara lain:

  • Pergaulan yang baik

Jadi, etika pertama yang harus dimiliki suami istri ialah pergaulan yang baik. Karena itu, pengantin laki-laki dan wanita masing-masing harus mempergauli pasangannya dengan sebaik mungkin. Allah telah memerintahkan, dalam kitabnya dan lewat lisan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada suami agar mempergauli istrinya dengan baik.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۚ

“Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut.”(QS.An-Nisaa:19)

 Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

خيركم خيركم لاهله وانا خيركم لاهلي

“Sebaik-baik kalian ialah yang berbaik kepada istrinya dan aku adalah sebaik-baik kalian kepada istriku.”(Diriwayatkan oleh at-Thirmizi dan ath-Thahawi)

Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا وخياركم خياركم لنسائهم خلقا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya kepada istrinya”(Diriwayatkan oleh at-Thirmizi dan selainnya)

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Ingatlah, berbuat baiklah kepada istri-istri kalian karena mereka adalah tawanan di sisi kalian. Kalian tidak menguasai sedikitpun dari mereka Selain itu, kecuali bila mereka melakukan kenistaan yang nyata. Jika mereka melakukan hal itu, maka Tinggalkanlah mereka di tempat tidur mereka dan Pukullah dengan pukulan yang tidak melukai. jika mereka menaati kalian, maka janganlah kalian mencari jalan atas mereka. Ingatlah bahwa mereka memiliki hak atas istri-istri kalian. Dan istri kalian memiliki hak atas kalian. adapun hak kalian atas istri-istri kalian ialah mereka tidak memasukkan di ranjang kalian Siapa yang tidak kalian sukai serta mereka tidak mengizinkan masuk di rumah kalian Siapa yang tidak kalian sukai. Ingatlah hak mereka atas kalian ialah kalian berbuat baik kepada mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka.

Etika suami

  • Tidak pulang kepada istrinya pada malam hari

Al-Bukhari Rahimahullah meriwayatkan dari Jabir bin Abadillah Radhiyallahu anhu:

كان النبيّ صلى الله عليه وسلم يكره ان ياتيَ الرّجل اهله طروقا.

“Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tidak menyukai seorang laki-laki pulang kepada istrinya pada malam hari.”(HR.Al-Bukhari)

Jabir radhiallahu Anhu meriwayatkan, nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

اذا قدم احدكم ليلا فلا ياتينّ اهله طروقا حتى تستحدّ المغيبة وتمتشط الشعثة

 “Jika salah seorang dari kalian tiba pada malam hari maka janganlah mendatangi istrinya pada malam hari hingga istrinya mencukur bulu kemaluannya atau (istihdad) dan menyisir rambutnya yang kusut.”(HR.Bukhari dan Muslim)

Ahli bahasa mengatakan Ath-thuruq, dengan dhammah ialah pulang pada malam hari dari suatu perjalanan atau hal lain secara mendadak. setiap orang yang datang pada malam hari disebut thariq dan tidak digunakan untuk menyebut orang yang datang pada siang hari kecuali dalam bentuk majaz. Sebagian ahli bahasa mengatakan, makna asal Ath-thuruq ialah ad-daf wa adh-dharr (menolak). Dengan kata itulah jalan dinamakan Ath- thariq, karena orang yang lewat mengetuk-ngetuknya dengan kakinya. Orang yang datang pada malam hari disebut Ath-thariq karena biasanya ia merasa perlu mengetuk pintu rumah. Konon makna asal ath-thuruq adalah diam.

Diantaranya menganggukkan kepalanya. Tatkala malam itu tenang, maka orang yang datang pada malam hari disebut dengan thariq.

  • Menjaga kecemburuan istri

Anas Radhiallahu Anhu meriwayatkan, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berada di rumah salah seorang istrinya, lalu salah seorang ummahatul mukminin mengirimkan sepiring makanan, maka istri yang di mana Nabi berada di rumahnya memukul tangan pelayan hingga piring itu jatuh dan pecah. Nabi pun mengumpulkan pecahan piring itu, kemudian mengumpulkan makanan yang sebelumnya ada di piring tersebut Seraya mengatakan, Ibu kalian cemburu. Kemudian beliau menahan pelayan itu hingga diambilkan piring milik wanita di mana Nabi berada rumahnya. Lalu Beliau memberikan piring bagus kepada wanita yang piringnya dipecahkan dan menahan piring yang pecah di rumah orang yang memecahkannya.

Hadits ini berisi peringatan tentang tidak adanya saksi atas orang yang cemburu. karena ia dalam kondisi tersebut, akalnya tertutup karena bergejolaknya amarah yang disulut oleh kecemburuan. cemburu pada asalnya tidak diusahakan oleh wanita yakni bersifat alamiah. Tapi jika ia berlebihan dalam cemburu maka hal itu tercela. Kaidah tentang hal itu, ialah keterangan yang disebutkan dalam hadits lainnya dari Jabir bin ‘Ati al-Anshari secara marfu’ “kecemburuan itu ada yang disukai dan ada yang dibenci Allah. Di antara sikap membanggakan ada yang disukai dan ada yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla Adapun kecemburuan yang disukai Allah ialah cemburu dalam perkara yang mencurigakan, sedangkan cemburu yang dibenci Allah ialah cemburu dalam perkara yang tidak mencurigakan. Sikap membanggakan yang disukai Allah ialah seseorang yang membanggakan dirinya ketika berperang dan bersedekah sedangkan sikap membanggakan yang dibenci Allah ialah sikap membanggakan dalam kebatilan. Di sini kita merasa perlu mengingatkan orang-orang yang menganggap remeh tubuh istri-istri mereka lalu ia menjadi mangsa mata para Serigala di semua tempat, di jalanan, pekerjaan dan media massa. Sampai-sampai ketelanjangan atau pornografi dan sikap meremehkan kehormatan ini masuk ke dalam rumah-rumah kaum muslimin Kecuali mereka yang diberi Rahmat oleh Allah hingga seorang laki-laki melihat istrinya duduk di depan apartemennya bersama tetangganya dengan memakai pakaian yang memperlihatkan kedua pundaknya sebagian dada dan kedua betisnya, atau duduk bersama teman-teman suaminya saat berkunjung dalam keadaan dada dan punggungnya terbuka setelah sebelumnya ia melepaskan diri dari perintah-perintah Rabbnya sehingga kecemburuan telah menjadi tradisi yang melengkapi rumah-rumah dan jalan-jalan kaum muslimin. Sampai sampai wanita pemakai cadar seolah di persepsikan sebagai atau jin, yang kepadanya lah sebagian ibu menakut-nakuti putri-putrinya  yang masih kecil. Pada pagi hari seorang ayah melihat putrinya pergi kuliah dan bekerja dengan memakai celana jins atau T-shirt, dengan menampakkan aurat dan tubuhnya yang menggoda kepada setiap orang yang memiliki mata. Seorang garis pergi dengan memakai pakaian seperti itu, dan ayahnya melihatnya sambil minum secangkir teh, dan bersikap tenang-tenang saja. Bahkan sebagian ayah tega memukul putrinya, Ketika sang ayah merasa telah terjadi perubahan pada kehidupan putrinya. “Dari tabarruj atau membuka auratnya menjadi komitmen pada syariat Rabbnya dan menutup auratnya sang ayah sudah lalai dengan sabda Nabi:

كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته

 “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Abu Dawud dan an-Nasa’i)

Semasa di dunia ini sang ayah lupa bahwa ia akan dihadapkan di hadapan Rabb langit dan bumi untuk ditanya tentang dosa-dosa yang dipikul olehnya dan putrinya, sementara ia duduk santai sambil minum secangkir teh pagi. setiap pandangan yang tertuju pada wanita yang memperlihatkan auratnya adalah dosa yang ditanggungnya dan oleh orang yang membiarkannya keluar dengan menampakkan aurat seperti ini.

Ayah atau suami lupa akan sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:

لا يدخل الجنة ديّوث

“Dayyuts tidak akan masuk surga.”( Shahih, diriwayatkan ath-Thayalisi dan selainnya)

Yaitu orang yang mendiamkan keburukan di tengah keluarganya karena itu, suami wajib mengingatkan dan memiliki kecemburuan pada anggota keluarganya. Al Bukhari meriwayatkan dari Sa’ad bin Ubadah bahwa ia mengatakan:

لو رأيت رجلا من امراتي لضربته بالسيف غير مصفح فقال النبي صلى الله عليه وسلم أتعجبون من غيرة سعد لانا أغير منه والله أغير مني

“Jika aku melihat seorang laki-laki bersama istriku aku akan menebas laki-laki itu dengan pedang tanpa ampun. “Mendengar hal itu Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Apakah kalian merasa heran dengan kecemburuan Sa’ad sungguh aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripada ku.”

  • Dilarang memukul yang dapat melukai

Allah Azza Wa Jalla berfirman:

وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

“Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, Tinggalkanlah mereka di tempat tidur dan bila perlu pukulah mereka. tapi jika mereka menaatimu maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh Allah Maha Tinggi Maha Besar.”(An-Nisa[34].

Banyak suami melakukan kesalahan besar yaitu melanggar ketentuan-ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengenai tingkatan-tingkatan dalam mendidik istri. salah seorang suami langsung Mengawali dengan pukulan, padahal Allah telah menunjukkan kepada para hambanya yang beriman tentang cara mendidik istri yang dikhawatirkan ke durhakaannya. Allah Memulai Dengan nasehat kepada istri dan menakut-nakutinya dengan azabnya, Jika ia durhaka pada suaminya. Suami adalah surga atau neraka istri jika seorang boleh bersujud kepada sesamanya, niscaya wanita harus bersujud kepada suaminya karena ketaatan kepadanya di lalaikannya. Iringilah nasehat ini dengan penjelasan tentang betapa besarnya rasa cintamu kepadanya. Hendaklah Anda mengingat firmannya:

ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ

“Tidaklah perbuatan buruk mereka dengan cara yang lebih baik.” (Al-Mukminun[96]

  • Suami tidak boleh terburu-buru memukul kecuali setelah menempuh berbagai jalan dan tahapan yang dijelaskan Allah dalam kitabnya setiap kali suami berusaha untuk tidak memukul istri maka hal itu lebih baik baginya.
  • Diantara etika yang harus dimilikinya ialah seorang laki-laki melepas sepatunya, ketika masuk rumah, di tempat yang telah disediakan.
  •  Membiasakan etika meletakkan pakaiannya ketika melepasnya di tempat yang telah disediakan agar tidak menyulitkan istrinya dengan banyak melakukan pekerjaan di rumah
  • Demikian pula suami juga harus mengetahui hak-hak dan kewajiban keluarga istrinya, sehingga ia akan menyebut mereka dengan senyuman, mengucapkan selamat datang, dan duduk bersama mereka.
  •  Berhati-hati terhadap Apa yang dilakukan kebanyakan suamisuami. sebagian mereka mengira bahwa setelah menikah, Ia adalah tuan dan pemilik rumah dan seakan-akan ia hidup seorang diri istrinya tidak pernah melihatnya kecuali memakai pakaian kumal selagi di dalam rumah. Ia tidak pernah mencium darinya kecuali aroma paling tidak sedap baik saat duduk maupun berdiri.
  • Tarkhim nama istri memanggil namanya dengan menghilangkan huruf akhirnya sebagai ucapan rasa cinta.
  • Suami mengingatkan istrinya bahwa ia adalah hadiah terindah untuknya, bahwa ia adalah wanita tercantik yang masuk dalam kehidupannya bahwa dirinya sebahagia dengan pernikahan ini, dan semisalnya.
  • Memberinya makanan, dengan memberikan suapan di mulutnya dan Ia mendapatkan pahala karenanya saat makan banyak bercanda dan tersenyum saat makan.

Referensi: kitab Mahkota pengantin (bingkisan istimewa untuk suami istri)

Penerbit: Pustaka at-Tazkia

Penulis: Majdi bin Manshur bin Sayyid asy-Syuri

Diringkas oleh: Dinda oktarinna (pengabdian)

BACA JUGA :

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.