
Aku Ingin Dilihat..! – Kebanyakan manusia ingin di lihat oleh manusia lainnya dan hal ini tak lepas bagi seorang penuntut ilmu Syar’i bahkan seorang ustadz sekalipun.
Berkata Al imam ibnul Jauzi Rahimahullah :
“Hampir-hampir tak ada yang suka berkumpul dengan orang-orang, kecuali orang yg kosong (hatinya), karena orang yang hatinya sibuk dengan Allah. Niscaya dia akan menghindari makhluk. Manakala kosongnya Hati dari pengetahuan tentang Allah begitu kuat, maka hati akan penuh (disibukkan) dengan makhluk; sehingga jadilah dia ber amal untuk mereka (manusia) dan demi mereka, serta dia akan binasa karna riya, sedang dia sendiri tidak menyadarinya. Aku berlindung kepada Allah dari sikap ingin di lihat oleh diri sendiri(ingin terpuji) dan oleh makhluk (ingin dilihat) karna orang yg melihat dirinya (terpuji) berarti dia merasa sombong, dan orang yang sombong itu adalah orang yang bodoh, karna tidaklah sesuatu yang dia sombongkan melainkan orang selainnya memiliki sesuatu yang lebih banyak dari padanya, dan barang siapa yang berbuat sesuatu karna ingin dilihat makhluk ber arti dia menyembah mereka(manusia) sedangkan dia tidak menyadarinya(ingin terpuji di hadapan manusia sehingga seperti menyembah mengharapkan pujian )”
(Mukhtasor Shoidul Khothir oleh Dr. Ahmad bin Utsman al-Mazyad cetakan ke 3 Darul Haq Jakarta)
Saya penulis berkata: “Andai manusia ingin berpikir apa yang telah di katakan oleh Al Imam Ibnul Jauzi di atas, karna hal itu mempunyai makna yang sangat dalam ”
Dalam Sebuah Hadits Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi wa Sallam Bersabda:
ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله، ألا وهي القلب
“….Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal danging. Apabila segumpal daging itu rusak,maka rusaklah seluruh tubuhnya, Ketahuilah..!!! segumpal daging itu adalah hati”( HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)
Sahl bin ‘Abdillah at-Tusturi Rahimahullah Mengatakan:
“Hati yang di dalamnya terdapat sesuatu yang dibenci oleh Allah Ta:ala, maka akan terhalang menerima cahaya(ilmu)” (Tadzkiratus Saami’wal Mutakallim (111-112)
Saya penulis berkata : “untukmu wahai saudaraku para penuntut ilmu, hiasilah hati ini dengan cahaya ikhlas untuk Allah seraya mengharap akan wajah Allah Ta’ala, di hari dimana manusia menyesali dan di hari dimana manusia lainnya bergembira (Hari perhitungan). tak seharusnya bagi penuntut ilmu belajar ilmu untuk hal-hal duniawi, atau untuk mendebat manusia lainnya. Atau untuk di lihat menjadi seorang ‘Alim yang besar dan terpandang.
Disebutkan dalam firman Allah tentang orang yang hanya menginginkan kehidupan dunia saja
Allah Azza Wa Jalla Befirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?” (Q.S-Hud 15-16.)
Wahai Saudaraku …!! Renungi sejenak ayat di atas tersebut
Juga Disebutkan di dalam Hadits bahwa Rasulullah menyebutkan seorang penuntut ilmu yang ingin berbangga dan mendebat orang lain
Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi wa sallam bersababda:
“Janganlah kalian mencari ilmu dengan tujuan untuk berbangga-bangga di hadapan para ulama, membantah orang-orang bodoh. Dan Janganlah kalian memilih majelis untuk mencari perhatian orang dengannya. Barang siapa yang melakukan hal itu, Maka tempat nya di Neraka, di Neraka”
(HR Ibnu Majah(no.254) Disahihkan oleh syaikh AlBani dalam Sahih at-Targhib wat Tarhib(1/154,no.107) lafadz ini milik Ibnu Majah)
Penulis berkata: “Apa yang telah disabdakan oleh Baginda Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi wa Sallam seharusnya patut untuk di renungkan, karna apa yang telah beliau Sholallahu ‘Alaihi wa sallam katakan sungguh Terjadi dan banyak dari para penuntut ilmu tidak menyadari hal ini.”
“bahkan Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa sallam mengabarkan di dalam sebuah Hadits bahwa seorang ‘Alim yang mengajarkan dan membaca Al Qur’an(Qori’) yang tidak Ikhlas dan Bukan mengharap Wajah Allah lah yang akan menjadi kayu bakar pertama api neraka”* Lihat di (H.R Muslim no.1905)
Berkata Asy Syaikh Al Fadhil Al Ustadz Yazid Bin Abdul Qadir jawas di dalam bukunya* :
“Para Ulama pendahulu kita yang shalih selalu memberi motivasi agar kaum muslimin menutut ilmu Syari’i semata-mata mencari keridhoaan Allah Ta’ala dan memberi kan peringatan yang keras kepada orang yang menunutut ilmu bukan karna mengharap Keridhoaan Allah Ta’ala”
Lalu beliau mengutip beberapa perkataan para Ulama:
Isra’il bin Yunus Rahimahullah mengatakan:
“Barang siapa menutut ilmu ini karna Allah Ta’ala,Maka ia mulia dan bahagia di dunia, dan barang siapa yang menutut ilmu bukan karena Allah, Maka ia merugi didunia dan akhirat” (Al-Jaami’ li Akhlaaqir wa Asdaabis Saami’(1/83,no15))
Al Khatib al-Baghdadi Rahimahullah berkata:
“Aku wasiatkan kepadamu, Wahai penuntut ilmu! Luruskanlah niat dalam menuntut ilmu dan bersungguh-sungguhlah dalam mengamalkannya.Karena ilmu syar;i ibarat pohon dan amal itu merupakan buahnya, seseorang tidak anggap sebagai seorang yang ber ilmu selama ia belum mengamalkan ilmunya” (Iqtidhaa al-’llmi al-’amal(hal14)cet.Maktabah al islami, Th.1404H)
Hisyam bin Abi ‘Abdillah ad-Dustuwai Rahimahullah Mengatakan:
“ Demi Allah! Aku tidak sanggup mengatakan bahwa aku pernah pergi pada suatu hari untuk mencari Hadits semata-mata mengharap Wajah Allah” Mengomentari perkataan beliau ini, Imam adz-Dzahabi Rahimahullah Mengatakan: “Demi Allah! TIdaklah juga diriku” (Siyar A’laamin Nubala)
Para imam di atas tidak mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang ikhlas. Akan tetapi mereka ber usaha semaksimal mungkin untuk ikhlas karna Allah Ta’ala, dan mereka selalu memohon kepada Allah Ta’ala agar di karuniakan keikhlasan serta memohon kepada Allah agar amal-amal mereka di terima
*(Adab dan Akhlak penuntut ilmu Hal 15-16)
Penulis berkata” Menjaga hati,menata jiwa dan menimbulkan rasa Takut pada Nya seharusnya fitrah bagi setiap hamba, Terutama Bagi seorang penuntut ilmu yang lebih tau akan Allah? Kenapa ? karna mereka telah belajar atau sedang belajar ilmu yang tentu akan membahas tentang niat dan hak hak Allah , saya wasiatkan kepada seluruh saudara dan saudari muslimku serta saya sendiri untuk menjaga niat dan hanya mengaharap wajah Allah dari semua amalan yang kita lakukan”
Asy Syaikh Mujadid Al Imam Muhammad At Tamimi bin abdul wahab berkata di dalam kitabnya tentang Riya(ingin dilihat)*:
Allah Azza Wa Jalla Berfriman:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya: “Katakanlah! “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang di wahyukan kepadaku, ‘Bahwa sesungguhnya Rabbmu (Allah) ialah Rabb yang Esa. ‘Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya” (Q.S-Al-Kahfi 110.)
Tafsir Ayat:
“Ayat ini menunjukan bahwa amal ibadah tidak akan diterima oleh Allah kecuali bila memenuhi dua syarat”
- Ikhlas semata-mata karena Allah, tidak ada syirik di dalamnya sekalipun syirik kecil seperti Riya’(Pamer)
- Sesuai dengan tuntunan Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam, karena suatu amal disebut shalih jika ada dasar perintahnya dalam agama
Allah juga berfirman di dalam sebuah hadits Qudsi:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu Bahwa Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, Allah berfirman :
“Aku adalah dzat yang paling tidak membutuhkan persekutuan. Barangsiapa mengerjakan suatu amalan dengan dicampuri perbuatan syirik kepadaKu, maka Aku tinggalkan dia dan (Tidak aku terima) Amal kesyitiran itu (Niat yang tidak ikhlas untuk Allah” (H.R Muslim)
Didalam Hadits lain Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
“Maukah kamu aku beritahu tentang sesuatu, yang lebih aku takutkan menimpa kalian dari pada al-Masih ad-Dajjal ? para sahabat menjawab, “Tentu Ya Rasulullah.” Beliau pun bersabda, “Syirik tersembunyi(Riya’), yaitu ketika seorang berdiri melakukan Shalat, dia perindah Shalat nya itu karna mengetahui ada orng lain yang memperhatikannya” (H.R Imam Ahmad)
*Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi bin Abdul Wahab Bab 36 “Tentang Riya” Hal 126-127)
Demikianlah Yang dapat di uraikan penulis semoga dapat bermanfaat dalam kehidupan kita, sekali lagi penulis mewasiatkan agar semua saudaraku menjaga hati hanya untuk Rabbul ‘Alamin, Allah Azza wa Jalla dalam setiap amalan ibadah yang tampak maupun tersembunyi
Rujukan;
Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi, dll.
Mukhtasor Shoidul Khothir oleh Dr. Ahmad binUtsman al-Mazyad
BACA JUGA :
Ajukan Pertanyaan atau Komentar