Agar Al–Quran Membekas Dalam Dirimu (Bag. 1)- Al-quran adalah wahyu bagi Nabi sebagai hidayah bagi manusia, dan untuk mengatur aktivitas kehidupan dari segala sisinya, sebagaimana Allah Subhanahu Wata’ala berfiman,
هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَه بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَه عَلَى الدِّيْنِ كُلِّه وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ.
Artinya: “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (QS.At Taubah: 33)
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu Wata’ala berfiman,
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ.
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (QS Al Baqarah: 2)
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu Wata’ala berfiman,
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَا
Artinya:“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. (QS. Asy syura: 52)
Al-Qur’an diturunkan memiliki tujuan untuk kita, adapun tujuan diturunkannya Al qur’an adalah:
- Memperbaiki akidah manusia melalui penjelasan tenttang akidah Tauhid yang murni dan peringatan terhadap kesyirikan dan akidah – akidah yang batil.
- Memperbaiki ibadah manusia dan membersihkannya dari bid’ah –bid’ah dan khurafat – kurafat.
- Memperbaiki akhlak manusia dan menyucikan jiwa mereka.
- Memperbaiki dunia manusia melalui syari’at yang paling agung yang diketahui manusia.
- Hakekat Terpengaruh Oleh Al Qur’an.
Hakikat terpengaruh oleh al qur’an melalui tadabur, berhenti pada keajaiban – keajaibannya, kebahagiaan hari dengannya, pengagungannya dengan sebenar – benarnya, menjadikannya sebagai hakim dalam segala urusan hidup, berhukum kepadanya, menerima dan tunduk kepada keputusannya tanpa keraguan.
- Beginilah yang Dimaksud Dengan Mengikuti Al Qur’an.
Allah Subhanahu Wata’ala memerinthkan kita untuk mengikuti Al Qur’an. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:
اِتَّبِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوْا مِنْ دُوْنِه اَوْلِيَاۤءَۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ
Artinya: “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran. (QS Al A’raf 3)
Mengikuti al Qur’an berarti kita memenjadikan al Qur’an sebagai imam untuk membawa kita meraih ridha Allah dan surga-Nya. ini adalah makna firman Allah Subhanahu Wata’ala:
يَتْلُوْنَه حَقَّ تِلَاوَتِه
Artinya: “Mereka membacanya sebagaimana mestinya. (QS. Al – Baqarah: 121)
yakni, mereka mengikutinya dengan sebenar – benarnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan lainnya Radhiallahu‘anhum. Dan Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ اَحْسَنَه ۗ اُولٰۤئكَ الَّذِيْنَ هَداهُمُ اللّٰهُ وَاُولٰۤئكَ هُمْ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Artinya: “(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az- Zumar: 18)
Asy-Syinqithi Rahimahullah berkata,” Pendapat yang paling kuat, bahwa yang dimaksud dengan perkataan dalam ayat yang mulia ini adalah apa yang Nabi bawa, yaitu wahyu al-Qur’an dan as-Sunnah”.
Semua ini menunjukkan yang dinilai adalah pengamalan, sikap mengikuti, penerapan, dan tadabur, bukan menegakkan hak huruf – hurufnya namun lalai dari makna – makna dan hakikat – hakikatnya.
- Keutamaan Terpengaruh Oleh al Qur’an dan Peringatan Terhadap Sikap Berpaling Darinya.
Allah memuji orang – orang yang menerima al-Qur’an dengan penuh keimanan, penerimaan, dan kekhusyu’an. Hal ini dihadirkan dalam firman – firman Allah Subhanahu Wata’ala diantaranya:
Firman Allah Subhanahu Wata’ala,
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ۚ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِه مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَه مِنْ هَادٍ
Artinya: “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk. (QS Az-Zumar: 23)
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُه زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.(QS Al-Anfal: 2)
Sedangkan Allah Subhanahu Wata’ala akan mencela orang – orang yang berpaling dari al-Qur’an yang tidak terpengaruh olehnya. Hal ini termaktub dalam beberapa firman Allah yakni:
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ
Artinya: “Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka (orang kafir), semuanya selalu diingkarinya”. (QS Al-An’am: 4)
Firman Allah Subhanahu Wata’ala:
فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِيْنَۙ
Artinya: “Lalu mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)?” (Qs.Al-Muddasir: 49)
- Nabi dan Pengaruh al Qur’an Pada Diri Beliau.
Manusia pilihan Allah sebagai utusanNya yaitu Nabi Muhammad Rasulullah adalah orang yang paling terpengaruh oleh al-Qur’an, bagaimana tidak karena beliau adalah orang yang terpilih untuk menerima wahyu al-Qur’an? Allah memberi tahu beratnya tugas ini, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا
Artinya: “Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu.” (Qs.Al-Muzzamil: 5)
Allah mengabarkan keagungan al-Qur’an. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
Artinya: “Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (QS. Al-Hasyr: 21)
Sekalipun demikian, Allah menurunkan al-Qur’an ke dalam hati kekasih dan manusia pilihan Allah, Muhammad Rasulullah, hal ini menunjukkn kekhusyu’an dan kebersihan hati beliau serta pengaruh al –Qur’an yang sempurna terhadap diri beliau.
Dalam hadits pun, juga ditunjukkan bukti tentang pengaruh al-Qur’an dalam diri Muhammad Rasulullah bahwa beliau meresapi keagungan al-Qur’an dan menangis manakalamendengar bacaan al-Qur’an. Hal ini, diriayatkan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, dia berkata:
“Rasulullah adalah manusia yang paling dermawan, dan beliau paling dermawan ketika di Bulan Ramadhan manakala Jibril datang menemui beliau, Jibril datang setiap malam Bulan Ramadhan untuk tadarus al-Qur’an dengan beliau, maka sungguh Rasulullah ketika bertem Jibril beliau lebh dermawan dibandingkan angin yang berhembus ” (Muttafaq’alaih).
Demikian dahulu penjabaran tentang pengaruh al Qur’an, semoga kita semua bisa mengambil faidah dari pembahasan ini. Amiin ya Rabbal’alamin.
Sumber : Agar Al-Qur’an Membekas Dalam Dirimu, Prof.Dr.Ahmad al – Mazyad dan Prof.Dr. Adil Asy-Syady, cet. II, DARUL HAQ, Jakarta, Rajab 1439H (04.2018).
Diringkas oleh: Ummu Nabilah siti staf DQH.
Baca juga artikel:
Leave a Reply