Agama Islam yang Benar
Solusi dari Semua Problem
(BAGIAN 1)
Ini adalah penjelasan singkat tentang agama Islam, satu agama yang membimbing umat manusia menuju jalan yang paling lurus serta yang paling mendatangkan kebaikan. Agama ini membimbing umat manusia ke semua arah yang bisa mendatangkan manfaat bagi mereka di dunia dan di akhirat.
Tidak ada cara untuk memperbaiki keadaan umat manusia dengan sempurna kecuali dengan Islam. Semua peraturan yang berbenturan dengan agama Islam tidak akan membuat agama juga dunia menjadi lebih baik.
Karena sesungguhnya agama ini, semuanya baik dan mendatangkan kebaikan, juga menolak semua keburukan dan mudarat; mengajak dan menyuarakan kebaikan dan petunjuk dan mengingatkan dari semua jenis keburukan dan kejelekan.
Dengan memaparkan sebagian contoh ajaran Islam maka akan tampak kebenaran itu bagi setiap yang berakal sehat dan akan terlihat bahwa semua orang sangat membutuhkan agama ini dalam semua kondisi. Karena dunia ini penuh dengan berbagai problem sementara umat manusia seakan berjalan sempoyongan di tengah malam gelap gulita, tanpa pelita petunjuk arah. Sehingga bisa saja mereka mendapatkan petunjuk dalam satu sisi tapi mereka tersesat dalam banyak sisi. Ini merupakan akibat dari ketidaktahuan terhadap petunjuk agama Islam atau kesombongan dan kesesatan.
Maksud, keinginan dan niatan-niatan buruk telah menghalangi mereka dari kebaikan-kebaikan yang telah mereka ketahui, sebagaimana fakta yang banyak terjadi.
Oleh karena itu, perlu untuk disebutkan sebagian problem penting dalam kehidupan umat manusia, misalnya problem yang terkait agama, keilmuan, kaya dan miskin, sehat dan sakit, terkait kondisi perang atau damai, terkait persatuan atau perpecahan dan terkait berbagai problem kehidupan lainnya dan langkah-langkah apa yang dilakukan Islam.
Problem pertama : Problem Agama dan Akidah (Keyakinan)
Umat manusia telah menempuh banyak jalan yang semuanya menyimpang, membahayakan dan tidak mendatangkan manfaat kecuali orang-orang yang telah mengikuti petunjuk agama Islam yang sebenarnya. Siapa pun mengikuti petunjuk Islam yang hakiki maka dia akan mendapatkan keistiqomahan, kebaikan dan ketenangan.
Di antara umat manusia, ada yang dipermainkan oleh syaitan, sehingga mereka menyembah selain Allah azza wajalla seperti pepohonan, batu, gambar-gambar, para nabi, para Malaikat, orang-orang shalih dan alian sebagainya. Padahal mereka yang melakukan itu mengakui bahwa Rabb, penguasa dan pencipta mereka hanya Allah azza wajalla semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Jadi, mereka sudah mengakui tauhid rububiyah namun mereka berpaling dari tauhid uluhiyyah yaitu mengesakan Allah azza wajalla dalam ibadah (atau hanya beribadah kepada Allah azza wajalla.
Mereka yang di atas ini sejatinya adalah kaum musyrik dengan berbagai macam aliran dan kelompoknya. Kitab-kitab yang diturunkan dari langit telah menunjukkan bahwa mereka itu akan sengsara dan akan binasa. Karena semua rasul telah bersepakat untuk memerintahkan agar umat manusia mentauhidkan Allah azza wajalla serta melarang mereka dari perbuatan syirik. Siapa pun yang berani melakukan perbuatan syirik, maka Allah azza wajalla haramkan baginya surga dan tempat kembalinya di neraka. Sebagaimana akal yang sehat dan lurus juga bisa menilai buruknya perbuatan syirik dan penyembahan kepada sesama makhluk. Jadi perbuatan syirik itu adalah perbuatan batil menurut syariat dan perbuatan buruk menurut akal sehat dan pelakunya akan binasa dan akan sengsara.
Di antara umat manusia, ada yang beriman kepada sebagian rasul dan sebagian kitab-kitab samawi, padahal para rasul dan kitab-kitab itu saling membenarkan, selaras dan pokok-pokoknya sama. Sehingga dengan demikian, pengingkaran mereka terhadap sebagian kitab atau sebagian rasul telah membatalkan keimanan mereka terhadap sebahagian yang lain, pengakuan mereka terhadap sebagian para nabi dan kitab-kitab samawiyah telah membatalkan pengingkaran mereka terhadap sebagian yang lain. Sehingga mereka tetap menyimpang dalam agama, bingung dalam masalah keimanan dan kontradiksi dalam masalah keilmuan. Allah azza wajalla berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُواْ بَيۡنَ ٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيَقُولُونَ نُؤۡمِنُ بِبَعۡض وَنَكۡفُرُ بِبَعۡض وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُواْ بَيۡنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا١٥٠ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ حَقّاۚ وَأَعۡتَدۡنَا لِلۡكَٰفِرِينَ عَذَابا مُّهِينا١٥١
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan para rasul-Nya, dan bermaksud membedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara orang yang demikian (iman atau kafir), merekalah ornag0orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS. An-Nisa’/4:150-151)
Dalam ayat di atas, Allah azza wajalla menghukumi mereka sebagai orang kafir sebenarnya, karena Allah azza wajalla mengetahui pengakuan mereka sebagai orang-orang beriman adalah pengakuan yang tidak benar. Seandainya, mereka itu benar-benar beriman, maka tentu mereka telah beriman terhadap semua kebenaran yang telah disepakati oleh para rasul. Namun faktanya mereka mengatakan:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ نُؤۡمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا وَيَكۡفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُۥ وَهُوَ ٱلۡحَقُّ مُصَدِّقا لِّمَا مَعَهُمۡۗ قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُونَ أَنۢبِيَآءَ ٱللَّهِ مِن قَبۡلُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ٩١
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “berimanlah kepada Al-Quran yang diturunkan Allah”, mereka berkata, “Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami”. Dan mereka kafir kepada Al-Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al-Quran itu adalah (Kitab) yang haq; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. (QS. Al-Baqarah/2:91)
Jadi, pengakuan mereka itu merupakan pengakuan dusta. Allah azza wajalla menjelaskan:
قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُونَ أَنۢبِيَآءَ ٱللَّهِ مِن قَبۡلُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Katakanlah, “Mengapa kamu dahulu membunuh para nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman? (QS. Al-Baqarah/2:91)
Jadilah kaum musyrikin – meski mereka berkubang dalam kesyirikan dan kekufuran- lebih bagus keadaannya daripada mereka, lebih sedikit keburukannya dibanding mereka. Namun yang sangat mengherankan sekali adalah bahwa di masa-masa belakangan ini, arus dan aliran paham keji ini telah meracuni banyak orang, karena (keyakinan) beragama mereka lemah dan miskin ilmu, juga dikarenakan jerat=jerat membinasakan yang dipasang oleh bangsa yang maju (kuat secara materi) yang menghancurkan (moral dan eksistensi umat manusia).
Adapun dien (agama) Islam, sungguh dia telah mengeluarkan umat manusia dari gelapnya kebodohan, kekufuran, kezhaliman, permusuhan dan berbagai keburukan lainnya menuju cahaya ilmu, cahaya keimanan, keyakinan, keadilan, kasih sayang, dan menuju semua kebaikan yang ada. Allah azza wajalla berfirman:
لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰل مُّبِينٍ١٦٤
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali Imran/3:164)
وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقا وَعَدۡلاۚ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ١١٥
Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. (QS. Al-An’am/6:115)
Maksudnya, kalimat-kalimat yang dijadikan sarana untuk menetapkan syariat-syariat juga hukum-hukum itu telah Allah azza wajalla sempurnakan dari semua sisi, tidak adkan ditemukan satu kekurangan pun dari semua sisi. Semau berita yang terkandung dalam kalimat-kalimat itu benar, baik berita tentang Allah, tentang ketahuidan-Nya, balasan-Nya, juga berita-berita ghaib yang dibawa oleh para rasul-Nya. Hukum-hukumnya adil. Semua perintah yang terdapat dalam kalimat-kalimat itu adalah adil, baik dan mendatangkan kebaikan, sementara semau larangannya penuh dengan hikmah, melarang dari kezaliman, permusuhan dan berbagai macam keburukan lainnya.
Dien (agama) ini telah memperbolehkan segala sesuatu yang baik dan bermanfaat dan mengharamkan semua keburukan yang akan mendatangkan bahaya.
Agama ini mengarahkan para hamba ke arah segala yang bermanfaat di dunia dan akhirat buat mereka. Agama ini juga memperingatkan umat manusia dari segala yang bisa mendatangkan bencana pada agama dan pada kehidupan mereka. Dan ketika ada ketidak jelasan antara yang baik dan yang buruk atau antara yang bermanfaat dan berbahaya, maka agama ini memerintahkan agar bermusyawarah untuk menyimpulkan mana yang kebaikannya lebih unggul dan menolak atau mengabaikan yang keburukannya lebih dominan.
Agama yang sempurna ini memerintahkan agar mengimani semua kitab yang diturunkan oleh Allah azza wajalla dan mengimani semua rasul yang diutus oleh Allah azza wajalla. Allah azza wajalla berfirman:
فَلِذَٰلِكَ فَٱدۡعُۖ وَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡۖ وَقُلۡ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبۖ وَأُمِرۡتُ لِأَعۡدِلَ بَيۡنَكُمُۖ ٱللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمۡۖ لَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡۖ لَا حُجَّةَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُۖ ٱللَّهُ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَاۖ وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ١٥
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah, “aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah adalah Rabb kami yang Rabb kamu, bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita). QS. As-Syura/42:15)
Dialah Islam, barangsiapa mengamalkannya atau bersifat dengannya, maka Allah azza wajalla akan mengumpulkan untuknya keindahan zhahir dan batin, kesempurnaan akhlak dan amal perbuatan. Allah azza wajalla berfirman:
وَمَنۡ أَحۡسَنُ دِينا مِّمَّنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِن وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفاۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبۡرَٰهِيمَ خَلِيلا١٢٥
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Nabi Ibrahim yang lurus? (QS. An-Nisa/4:125)
Tidak ada yang lebih baik daripada orang yang ikhlas karena Allah dalam berbuat baik kepada para hamba Allah, yang ikhlas karena Allah azza wajalla dalam mengikuti syariat-Nya yang merupakan syarita terbaik dan paling adil. Dengan demikian, hatinya akan terwarnai dengan keikhlasan sementara akhlak serta semua amal perbuatannya istiqamah di atas hidayah (petunjuk) dan kebenaran. Allah azza wajalla berfirman:
صِبۡغَةَ ٱللَّهِ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ صِبۡغَةۖ وَنَحۡنُ لَهُۥ عَٰبِدُونَ١٣٨
Shibghah Allah dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada ALlah? Dan hanya kepada-Nya lah kami beribadah. (QS. Al-Baqarah/2:138)
Diringkas oleh Fauzan Alexander
Staff ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits
Diringkas dari MAJALAH ASSUNNAH EDISI 09/TAHUN. XXII/JUMADIL AWWAL 1440 H/ JANUARI 2019 M
Penulis: Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di
Baca Juga Artikel:
Leave a Reply