Anjuran untuk Ikhlas dan Menjaga Waktu
Al-imam al-bukhari meriwayatkan, serta dalam fat-hul Bari (1/135)”’Abdullah Bin Maslamah telah menceritakan kepada kami. Ia berkata: ”Malik mengabarkan kepada kami, dari Yahya Bin Sa’id,dari Muhammad Bin Ibrahim ‘Al-qomas Bin Waqqos, dari Umar Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: ‘Amal-amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang dibalas sesuai apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, Dan barangsiapa yang huijrahnya karena karena dunia yang ingin dicapainya atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dalam shahihnya)
Saya wasiatkan untuk diri saya dan untuk kalian para muslimah untuk selalu bertakwa kepada Allah, baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi maupun keadaan terang-terangan, agar menjadikan amal kita ikhlas hanya mengharapkan wajah Allah yang mulia. Janganlah kita mengerjakan amalan apapun karena riya’ dan membanggakan diri dengan amal tersebut. Hendaknya kita berpegang teguh dengan ajaran agama kita, karena sesungguhnya kita akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah. Diriwayatkan dalam as-shahihain dari hadits ‘Adi bin Hatim Radhiyallahu Anhu, ia berkata:
((ما منكم أحد إلّا سيكلّمه ربّه, ليسى بينه و بينه ترجمان فينظر أيمن منه فلا برى إلّا ما قدّم من عمله وينظر أشأم منه فلا يرىإلّا ما قدّما وينظر بين يديه فلا يرى إلّالنّار تلقاء وجهه فتّقانّار ولو بشقّ تمرت))
Artinya: “Tidak seorang pun diantara kalian melainkan akan diajak bicara oleh Rabbnya, tidak ada penerjemah antara dia dengan Allah. Saat ia melihat ke kanan, naka tidak ada yang dilihatnya kecuali apa yang telah diperbuatnya di dunia, Dan saaat ia meliohat ke kiri, maka tidak ada yang diliat nya kecuali apa yan g dia perbuat di dunia. Lallu saat dia melihat kea rah depannya, Tidak ada yang diliatnya kecuali neraka ada di hadapannya, Maka takutlah kalian kepada mereka walau bersadaqoh dengan sepatuh kurma.” (Muttafaq Alaih)
Makna at-turjuman adalah penerjemah dari satu bahasa ke bahasa lainnya.
Sedangkan At-taqwa adalah kata yang menghimpun, merupakan ungkapa tentang ketaatan kepada Rasulnya.
Allah tidaklah menciptaka kita dengan main-main tanpa diberi perintah dan larangan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
أفحسبتم أنّما خلقناكم عبثا وأنّكم إلينا لا ترجعون
Artinya: “Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya kami menciptakan kalian secara main-main saja, dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada kami?” (QS. AL-Mu’minun[23]: 115)
Kebahagiaan, kegalauan, perjumpaan, perpisahan, kemudian kemudahan, kesulitan, serta rasa sakit dan sehat.
Dunia itu tidak ubahnya lading akhirat, seseorang tidak dapat menanam benih kebaikan dan keburukan. Kelak dia akan menuai apa yang dia tanam semasa di dunia. Jika yang dia tanam adalah kebaikan, maka kebaikanlah yang akan dipetiknya. Sebaliknya, jika keburukan lah yang ditabur maka itulah yang akan dituai.
Dahulu cita-cita sahabat sangat tinggi. Mereka tidak meminta kecuali syurga, dan tidaklah meninginkan kecuali kepadanya.
Al-Imam al-Bukhari (3/1397) meriwayatkan: Muhammad bin ‘Abdurrahim telah menceritakan kepadaku, ‘afan Bin Muslim telah menceritakan kepada kami, Wuhaib telah menceritakan kepada kami dari Yahyabin Sa’id bin Hayyan, dari Abu Zur’ah, dari Abu Hurairah bahwa orang arab badui menemui Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, lalu berkata:
دلني على عملٍ إذا عملْته دخلت الجنّة قال: ((تعبد الله لا تشرك به شيءًا, وتقيم الصلاة المكتوبة وتؤدّي ازّكاة المفروضة وتصومومضان)), قال: والّذي نفسي بيده, لا أزيد على هذا, فلمّا ولّى قال النّبيُّ صلّى الله عليه وسلّم: ((منْ سرّه أن ينظر إلى رجل من أهلٍ الجنّة فلينظر إلى هذا))
Artinya: “Tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku mengerjakannya, aku mengerjakannya, aku masuk surge.’Beliau bersabda:’Engkau beribadah kepada Allah dan menyekutukan sesuatu pun dengan-NYA, menunaikan shalat, dan menunaikan zakat yang diwajibka, dan berpuasa Ramadan.Orang arab badui itu berkata”Demi Rabb yang jiwaku berada ditangannya, aku tidak akan menambah dari perintah-perintah ini.’Tatkala laki-laki itu telah pergi, Nabi bersabda: ’Siapa yang ingin melihat dari seorang alki-lakidari penduduk surgamaka lihatlah orang ini. (HR. Bukhari (3/1397))
Al- Imam al-Bukhari (11/6282) meriwayatkan isma’il telah menceritakan kepada kami, ia berkata:: Malik telah menceritakan kepadaku dari Ishak bin ‘Abdillah bin Abi thalhah,Bahwa dia Ishak mendengar Anas bin Malik berkata:
“Apabila Rasulullah pergi ke Quba’, Beliau menemui Ummu Haram binti Milhan. Dan ummu Haram pun menjamunya, ia adalah istri dari ‘ Ubadah bin As-Shamit-. Suatu hari beliau menemuinya , lantas ia menghidangkan makanan untuk beliau. Selain itu Rasulullah tidur, kemudian beliau bangun sambil tertawa.
Ummu Haram berkata: “’Aku bertanya: ’Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: ”Ada sekelompok orang dari umatku, mereka diperlihatkan oleh Allah kepadaku sedang berperang di jalan Allah. Maka mengarungi lautan seperti raja di singgasana. ’Atau ia berkata: ’Seperti para raja diatas singgasana. ‘Ishaq (Seorang perawi ragu dengan kalimat ini).
Aku Ummu Haram berkata: ‘Berdoalah kepada Allah agar menjadikanku termasuk bagian dari mereka.’Kemudian beliau mendo’akannya setelah itu meletakkan kepalanya hingga tertidur. Tiba-tiba beliau terbangun lagi sambil tertawa.
Beliau menjawab: ’Ada sekelompok orang dari umatku mereka diperlihatkan oleh Allah kepadaku sedang berperang dijalan Allah, Mereka mengarungi lautan seperti para raja di singgasana. ’Atau ia berkata: ’seperti para raja di atas singgasana. Lalu Aku Ummu Haram berkata: ’Berdo’alah kepada Allah agar menjadikanku termasuk dari mereka.
Beliau berkata: ’Engkau termasuk orang yang pertama dari mereka.’
Pada masa pemerintahan Mu’awiyah, Ummu Haram turut dalam pasukan Islam berlayar ke lautan untuk berperang di jalan Allah. Ketika melabuh ia jatuh dari kendaraannya hingga wafat.
Diriwayatkan juga oleh Imam Muslim.
Sabda beliau: ”Seperti para raja di atas singgasana, ”{ Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: ”Ibnul ‘Abdil barr berkata: ’Maksud beliauwallahualam, bahwa beliau bermimpimelihat peperangan dilautan dari umatnya, ada yang seperti raja di atas singgasana di dalam surga. Dan mimpi beliau adalah wahyu. Sungguh Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman tentang sifat penduduk surga:
على سررٍ مّتقبلين
Artinya: “Di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan.” (QS. AS-Shaffat[37] :44)
REFERENSI:
Diringkas oleh; Adel prety mania (pengajar pondok Darul Qur’an Wal Hadits) Sumber : mutiara nasihat untuk wanita muslimah
Penulis: Ummu Abdillah al-Wadi’iyyah
Penerbit: Darul Atsar
Baca juga artikel:
Leave a Reply