Agama Adalah Nasihat ( Bagian II )

Pada edisi lalu, telah dibahas tentang makna nasihat dan dua di antara lima macam nasihat, yaitu nasihat untuk Alloh dan nasihat untuk kitab-Nya. Adapun pada edisi ini, kami akan melanjutkan pembahasan tentang macam-macam nasihat yang belum bisa dimuat pada pembahasan yang lalu, yaitu nasihat untuk Rosululloh, nasihat untuk para pemimpin kaum muslimin dan nasihat untuk kaum muslimin secara umum.

Nasihat untuk Rosululloh

Nasihat yang ketiga adalah nasihat untuk rosululloh. Nasihat untuk Rosululloh mengandung beberapa hal, yaitu :

  • Beriman secara sempurna kepada risalah yang dibawa oleh Rosululloh dan bahwa Alloh telah mengutusnya kepada semua manusia, orang-orang arab maupun orang-orang ‘ajam (selain orang-orang arab). Bahkan Alloh telah mengutusnya kepada bangsa manusia dan bangsa jin.

Alloh berfirman:

وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا

Kami mengutusmu menjadi Rosul kepada segenap manusia. (QS. An-Nisaa’ :79)

Alloh berfirman:

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

Maha Suci Alloh yang telah menurunkan Al-Furqon (yaitu al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.

(QS. Al-Furqoon:1)

Dan Alloh berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiyaa’ :107)

Dan masih banyak ayat yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad seorang rosul yang diutus kepada semua makhluk dari jin dan manusia.

  • Di antara nasihat untuk Rosululloh adalah membenarkan berita yang datang daripadanya dan meyakini bahwa beliau orang yang benar lagi dapat dipercaya di dalam apa yang diberitakannya yang berupa wahyu.
  • Di antara nasihat kepada Rosululloh adalah berittiba’ (mengikuti) kepadanya dengan cara tidak menambah dan mengurangi syariatnya serta menjadikannya panutan di dalam semua ibadah. Karena beliau menjadi panutan umatnya, maka tidak boleh bagi siapapun mengikuti selainnya kecuali sebagai perantara antara dirinya dengan Rosululloh dalam masalah ilmu tentang sunah. Artinya menjadikan perantara dalam mempelajari sunah Rosululloh. Sebagaimana sabda rosululloh:

بَلِّغُوْا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

Sampaikan dariku meskipun satu ayat”

  • Di antara nasihat untuk Rosululloh adalah membela dan menjaga syariatnya. Membela syariat dari pengurangan dan penambahan siapapun. Maka ia akan memerangi segala macam bid’ah. Yakni perkara yang dibuat-buat dalam agama tanpa ada dasar dari kitab Alloh dan sunah Rosululloh. Karena ia merupakan kesesatan sebagaimana sabda Nabi:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Setiap bid’ah adalah sesat”

  • Di antara nasihat kepada Rosululloh adalah menghormati, mengagungkan dan mencintai para sahabat Nabi. Karena sahabat seseorang adalah orang-orang terbaik di antara yang lain. Oleh karena itu, para sahabat adalah sebaik-baik generasi umat ini karena mereka menjadi sahabat-sahabat Nabi. Maka barang siapa yang mencela dan membeci para sahabat, berarti tidak menasihati Rosululloh. Merskipun mengira dirinya menasihati Rosululloh. Karena tidak mungkin seseorang mengaku dirinya mencintai dan menasihati Rosululloh sementara ia mencela dan membenci para sahabat. Sedangkan Rosululloh bersabda :

المَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada teman akrabnya, maka hendaklah salah satu di antara kalian melihat siapakah orang yang ditemani secara akrab

Nasihat untuk para pemimpin

Pemimpin adalah orang diikuti dan ditaati perintahnya. Pemimpin ada dua golongan: pemimpin agama dan pemimpin kekuasaan. Pemimpin agama adalah ulama dan pemimpin kekuasaan adalah umara. Ulama bertugas menjelaskan syariat kepada manusia dan umaro bertugas menjalankan syariat yang telah dijelaskan kepada mereka.

  1. Pemimimpin Agama

Para ulama adalah pemimpin-pemimpin agama. Mereka menunjukan manusia kepada kitab Alloh serta menjelaskan syari’at-Nya kepada mereka. Alloh berfirman tentang doa ‘ibadurrohman (hamba-hamba Ar-Rohman) :

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Ya Robb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Furqôn:74)

Mereka tidak memohon kepada Alloh kepemimpinan kekuasaan, tetapi mereka memohon kepada Alloh kepemimpinan agama. Karena mereka memang tidak menginginkan kekuasaan dan tidak meminta kekuasaan. Bahkan Rosululloh telah bersabda kepada Abdurrahman bin Samuroh: ” Janganlah kamu meminta kekuasaan karena sesungguhnya kamu jika diberi kekuasaan sebab permintaanmu, maka kekuasaan tersebut akan dipikulkan sepenuhnya kepadamu dan jika kekuasaan itu diberikan tanpa permintaan darimu, maka kamu akan diberi pertolongan dalam menjalankannya”

 

Memberi nasihat kepada para pemimpin agama kaum muslimin adalah belajar ilmu dari mereka karena mereka adalah perantara antara rosul dan antara umatnya. Maka hendaknya kita bersungguh-bersungguh dalam belajar ilmu dari mereka. Sarana-sarana belajar ilmu pada zaman kita inipun banyak sekali. Kita bisa belajar melalui tulisan, rekaman, belajar langsung dan lain-lainnya. Dan hendaknya belajarnya secara belahan-lahan, tidak tergesa-gesa. Karena orang yang belajar secara tergesa-gesa terkadang hasilnya tidak seperti yang dimaksudkan oleh gurunya. Sungguh Alloh telah mengajari nabi-Nya tentang adab ini dalam firman-Nya:

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ

Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya

(QS. Al-Qiyamah : 16 – 19)

Pada ayat tersebut Alloh mengajari nabi-Nya supaya tidak tergesa-gesa dalam menerima Al-Qur’an dari Jibril dengan cara mendengarkan bacaannya sampai selesai, setelah itu baru membacanya. Dengan demikian Alloh menjamin penjelasannya yakni beliau tidak lupa.

            Termasuk nasihat untuk pemimpin agama kaum muslimin adalah tidak mencari kekurangan dan kesalahan mereka. Karena mereka tidak maksum (terpelihara dari kesalahan). Terkadang mereka berbuat salah dan setiap bani adam berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertaubat. Terlebih-lebih orang yang belajar ilmu dari seorang guru, dia adalah orang yang paling banyak mengetahui kesalahan gurunya dan mengingatkannya. Berapa banyak guru yang mengambil manfaat dari murid-muridnya. Mereka mengingatkan gurunya dalam sedikit atau banyak kesalahannya. Tetapi yang terpenting bagi seseorang adalah jangan berusaha mencari-cari kesalahan-kesalahan mereka.

Di samping itu, orang yang mencari kesalahan para ulama untuk disebarluaskan, dia itu tidak berbuat buruk kepada ulama secara pribadi, tetapi berbuat buruk kepada mereka secara pribadi, berbuat buruk kepada ilmu yang dibawanya dan berbuat buruk kepada syariat yang diambil dari mereka. Karena manusia kalau melihat kesalaham para ulama yang belum tentu hal itu benar, maka akan berkurang kepercayaannya kepada mereka dan ilmu yang dibawanya. Dalam hal ini maka perbuatan tersebut termasuk kejahatan terhadap agama yang dibawa oleh mereka yang brupa sunah Rosululloh. Oleh karena itu, termasuk nasihat kepada para ulama adalah menolak celaan-celaan terhadap mereka dan menutupi kekurangan-kekurangan mereka. Juga tidak diam, bahkan mengingatkan ulama, membahas masalah bersama mereka dan bertanya kepada mereka. Tidak kalah pentingnya

mencari udzur untuk mereka dan tidak mengapa menghubungi mereka apabila menghendaki kepastian dalam suatu hal yang pernah didengar dan dianggap salah. Karena bisa jadi atau sering terjadi berita yang kita dengar setelah kita tanyakan langsung kepada yang bersangkutan ternyata berita tersebut tidak benar.

  1. Pemimpin kekuasaan

Mereka adalah umaro yang secara umum lebih banyak kesalahannya dari pada ulama. Karena dengan kekuasaaanya, mereka lebih mudah terdorong untuk berbuat kesalahan. Terkadang mereka memaksakan dengan kekuasaannya baik benar atau salah. Nasihat untuk mereka adalah mencegah keburukan-keburukan mereka dan tidak menyebarkannya kepada manusia serta mencurahkan nasihat kepada mereka sesuai dengan kemampuan secara langsung kalau bisa atau dengan menulis kalau tidak bisa langsung. Bisa juga melalui orang yang dapat berhubungan dengan mereka. Karena terkadang orang tidak bisa menghubungi langsung atau tidak bisa menulis dan andaikata menulis tidak bisa sampai, maka dia menghubungi orang yang bisa berhubungan dengan umaro dan mengingatkannya. Adapun menyebarkan kesalahan mereka kepada manusia, maka bukanlah nasihat tetapi permusuhan. Bukan permusuhan secara pribadi kepada mereka saja tetapi itu permusuhan secara pribadi kepada mereka dan kepada umat semuanya. Karena umat apabila memendam rasa dendam kepada umaro, mereka akan tidak taat dan akan terjadi kekacauan, terkuasai rasa takut dan hilang rasa aman. Berbeda bila umaro masih memiliki kewibawaan di hati manusia, maka mereka akan mentaati perintah-perintah dan peraturan-peraturannya yang tidak bertentangan dengan syari’at.

Nasihat untuk kaum muslimin

Nasihat kepada kaum muslimin caranya adalah dengan mencintai untuk mereka apa yang kita cintai untuk diri kita, menunjuki mereka kepada kebaikan, menjelaskan kebenaran kepada mereka apabila mereka sesat, mengingatkan mereka apabila mereka lupa dan menjadikan mereka sebagai saudara. Rosululloh bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ

Seorang muslim adalah saudara muslim

(HR Bukhori, Muslim dan lain-lainnya)

Rosululloh bersabda:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Seorang mukmin yang satu kepada mukmin lainnya seperti bangunan sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. (HR Bukhori, Muslim dan lain-lainnya)

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam kecintaan, kasih saying dan kelemah lembutannya seperti satu badan, apabila sebagian anggota badan sakit, maka semua badan turut merasakannya dengan panas dan tidak bis tidur.

(HR Bukhori, Muslim dan lain-lainnya)

Apabila kita merasa sakit pada bagian anggota badan, maka rasa sakit tersebut turut dirasakan oleh semua anggota badan. Seperti itulah seharusnya hubungan kaum muslimin antara satu dengan lainnya. Sehingga apabila ada sebagian kaum muslimin merasakan kesusahan, maka seolah-olah kesusahan tersebut turut mengenai semuanya.

Perlu kita ketahui bahwa termasuk nasihat adalah mengajak bicara secara rahasia dengan orang yang dinasihati. Hal ini disebabkan nasihat yang disampaikan secara rahasia antara penasihat dengan orang yang dinasihati akan memiliki pengaruh yang baik. Juga, orang yang diberi nasihat akan mengetahui bahwa orang yang menasihati dirinya benar-benar bertujuan memberi nasihat sehingga dengan mudah menerimanya. Tetapi apabila kamu berbicara di tengah-tengah manusia, maka terkadang ia merasa dijelek-jelekkan dan direndahkan martabatnya. Jika demikian keadaannya, ia akan sulit untuk menerimanya bahkan terdorong untuk berbuat keburukan. Tetapi kalau dilakukan dengan rahasia, maka nasihat tersebut memiliki nilai yang tinggi bagi orang yang dinasihati dan dengan mudah dia untuk menerimanya.

Demikianlah pembahasan tentang nasihat yamg bisa kita paparkan, mudah-mudahan bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita. Juga, bisa menggugah diri kita untuk mendalami lebih luas dan menjalankan nasihat dengan semua macam-macamnya dengan baik. Dan hanya kepada Allohlah kita memohon taufik dan hidayah-Nya.

Referensi: Syarah Riyadhush-Sholihin Syaikh Utsaimin dan lain-lain

Sumber: Majalah Lentera Qolbu Edisi 01 Tahun 02

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.