BEBERAPA KESALAHAN YANG WAJIB DIJAUHI OLEH PENUNTUT ILMU (Part 2)
di bagian pertama kita sudah membahas poin pertama dari kesalah yang harus di jauhi oleh penuntut ilmu, di bagian kedua ini kita akan melanjutkan pembahasan tersebut.
- berfatwa tanpa ilmu
Fatwa adalah kedudukan yang agung, pelakunya mencurahkan fikiran untuk menjelaskan apa-apa yang samar bsgi umat tentang urusan agama mereka dan membimbing mereka ke jalan yang lurus. Oleh karena itu kedudukan ini tidak bisa disandang kecuali oleh ahlinya. Maka wajib bagi setiap hamba bertakwa kepada allah Ta’ala agar tidak berbicara kecuali berdasarkan ilmu dan bashirah dan agar mengetahui bahwa sesungguhnya Allah-lah satu-satunya yang memiliki ciptaan dan urusan, maka tidak ada pencipta selain Allah, dan tidak ada yang mengurus ciptaan selain Allah, dan tidak ada syari’at selain syari’at Allah. Dialah yang mewajibkan sesuatu dan megharamkan. Dia pulalah yang mewajibkan dan mensunnahkan. Allah telah mengingkari orang -orang yang menghalalkan dan mengharamkan karena hawa nafsu.
Allah berfirman,
قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ ۖ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ
Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal”. Katakanlah: “Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?”
وَمَا ظَنُّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِۗ
Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat? (QS.Yunus :59-60)
Dan firman Allah:
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَٰذَا حَلَالٌ وَهَٰذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.
مَتَاعٌ قَلِيلٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
(Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih. (QS.An-Nahl:116-117)
Sesungguhnya diantara kejahatan terbesar adalah jika seseorang mengatakan tentang sesuatu bahwa ini halal padahal dia tida mengetahui hukum allah tentang hal itu. Atau mengatakan tentang sesuatu bahwa ini haram padahal dia tidak mengetahui hukum allah. Atau berkata tentang sesuatu bahwa ini wajib padahal dia tidak tau bahwa allah mewajibkan nya dan berkata tentang sesuatu bahwa ini tidak wajib padahal dia tidak tahu bahwa allah mewajibkan hal itu. Sesugguhnya ini adalah kejahatan dan adab yang jelek terhadap Allah.
Bagaimana engkau mengetahui wahai hamba allah bahwa hukum adalah milik allah dan engakau mendahului-Nya, lalu engkau berkata tentang agama dan syari’at-Nya apa yang tidak engkau ketahui , allah telah menyandingkan berbicara tanpa ilmu dengan perbuatan syirik. Allah berfirman:
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS.Al-A’Raaf:33)
Wahai saudaraku,sesungguhnya diantara kesempurnaan akal dan iman, serta takwa kepada Allah dan mengagungkannya adalah hendaknya seseorang mengatakan “wallaahu a’lam” terhadap apa yang tidak diketahuinya, atau,”saya tidak tau” atau, “tanyakanlah kepada orang lain” karena hal ini termasuk kesempurnaan akal. Jika manusia melihat sikap kehati-hatiannya, maka mereka akan percaya kepadanya, juga karena mereka mengetahui kadar (tingkat) kemampuan dirinya , ketika itu dia memposisikannya pada posisi yang sebenar-Nya. Hal ini pun termasuk kesempurnaan iman dan takwa kepada allah karena dia tidak mendahului Rabb nya dan tidak berkata atas nama allah tentang agama-Nya tanpa ilmu. Rosulullah adalah manusia paling berilmu tentang agama allah. Ketika beliau ditanya tentang hal yang belum diturunkan wahyu kepadanya tentang hal itu, maka beliau menunggu hingga wahyu turun tentang masalah tersebut. Lalu Allah menjawab tentang hal yang ditanyakan kepada Nabi-Nya itu
Allah berfirman :
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ ۖ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ
Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik ( QS.Al-Maidah: 4)
Allah juga berfirman :
قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. ( QS.Al-Kahf:83)
Firman Allah :
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. (QS. Al-A’raaf:187)
Berdasarkan pembahasan di atas maka wajib bagi orang awam untuk mengetahui hukum-hukum dari orang yang berilmu sehingga mereka mengetahui hukum Allah tentang hal itu dan mereka tidak berbicara tentang Agama Allah tanpa ilmu.
References from :
Buku Panduan Lengkap Menuntut Ilmu
Created By:
Muhammad bin shalih Al-Utsaimin
Edited by:
Susi Andriani
Baca Juga Artikel:
Leave a Reply