TANDA-TANDA ORANG YANG BERTAQWA DI DALAM AL-QURAN DAN SUNNAH (1) – Segala puji hanya milik Allah, maha sempurna dan Bijaksana, dzat yang mengatur Alam semesta, tidaklah debu yang berterbangan, angin bertiup, daun-daun berguguran, burung berkicau melainkan taqdir dan izin dari Allah Azza wajalla. Dia maha mengetahui atas segala sesuatu, baik yang ada dibumi maupun dilangit, Sungguh beruntung orang yang senantiasa bertaqwa, berusaha menjaga dirinya dari murka Allah dan senantiasa menjalankan perintah-Nya, dan beruntunggalah orang-orang yang berfikir dan mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, tidakkah kalian mencermati dan mentadabburi ayat-ayat Al-quran.
Allah berfirman:
وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ (20) وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ (21) وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ (22) [الذاريات : 20 – 22]
“Dan dimuka bumi terdapat tanda-tanda (pelajaran) bagi orang yang yakin (20) dan pada diri kalian sendiri, maka apakah kalian tidak memperhatikan?(21) dan dilangit terdapat rizekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu (22)”. (Adz-dzariyat: 20-22)
Sholawat dan salam semuga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita, Muhammad shallallahu alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikuti mereka hingga akhir zaman.
Para pembaca yang semuga dirahmati dan diberi keberkahan oleh Allah azza wajalla, hendaklah senantiasa bertakwa kepada Allah. Karena dengan bertakwa kepada Allah kita bisa selamat dari siksa dan mendapatkan ampunaNya. Allah memerintahkan kita untuk berbekal didalam perjalanan kita ini yaitu dengan bekal Takwa kepada-Nya.
Allah berfirman yang artinya: “berbekallah kalian, sungguh sebaik-baik bekal Adalah taqwa” (Al-baqarah: 197)
Wasiat taqwa merupakan wasiat dari Allah Azza wajalla, wasiat para Rosul kepada ummat-ummatnya, wasiat yang dibawa oleh para sahabat-sahabat Rosulullah, dilanjutkan oleh tabi’in dan tabiiut-tabiin kemudian dilanjutkan oleh para ulama’ yang sejalan dengan mereka sehingga sampai kepada kita bahkan ilaa yaum al-qiyamah bi’izdnillah.
Wasiat taqwa merupakan wasiat yang sangat Agung yang Allah wasiatkan kepada Manusia, wasiat pada masa dahulu dan akhir zaman.
Allah berfirman:
وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا (131) [النساء : 131]
“Dan sungguh telah kami wasiatkan kepada orang-orang ahli kitab dari sebelum kalian dan juga untuk kalian , agar bertaqwa kepada Allah, dan apabila kalian kufur, maka sesungguhnya milik Allah lah segala apa yang ada dilangit dan bumi, dan Allah maha kaya lagi maha terpuji”. (An-Nisa : 131)
Rosulullah sallallahu alaihih wasallam berwasiat kepada abu dzar secara khusus dan kepada umatnya secara umum, sebaagimana di riwayatkan darinya:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا ، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. مسند البزار – (2 / 98(
Dari abu dzar semuga Allah meridhoinya ” dia berkata: bersabda rosulullah kepadaku: bertaqwalah engkau kepada Allah dimanapun engkau berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik sebagai penghapus dari perbuatan buruk, dan berakhlaqlah dengan manusia dengan akhlaq yang baik” (musnad albazzar: 2/98).
Wahai kaum muslimin jika kalian mencari kemuliaan, maka carilah kemuliaan tersebut dengan bertaqwa kepada Allah. Karena taqwa menjadikan manusia sebagai orang yang mulia disisi Allah Azza wajalla begitu juga mulia dihadapan manusia.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ (13) [الحجرات : 13]
“Wahaimanusia sungguh kami ciptakan kalian, ada laki-laki dan wanita, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenal, sungguh orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa” (Al-hujurat:13)
Mengenal tanda-tanda orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah:
- Tatkala dibacakan Al-quran bertambah imannya serta bertawakkal kepada Allah:
Orang yang beriman tatkala mendengar Al-quran hatinya akan bergetar, bertambah iman kepada Allah, merasa takut dan berharap kepada Allah Azza wajalla, serta mengimani semua rukun iman yang enam, oleh sebab itu tatkala mendengar atau membaca Al-Quran berusahalah memahami dan mentadabburi maknanya sehingga membuat hati tergetar dan bertambah iman kepada Allah Azza wajalla.
- Melaksanakan sholat.
Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah akan senantiasa melakukan shalat yang wajib maupun sunnah, Jika ada orang yang mengaku beriman dan bertaqwa namun dia meninggalkan sholat 5 waktu, meninggalkan puasa ramadhan maka dia adalah orang munafik bahkan menjadi orang yang fasik, Jika ada orang yang mengaku dia sudah tidak perlu sholat, zakat, puasa karena sudah mencapai tingkatan-tingkatan tertentu, ketauilah dia telah tersesat dari jalan Allah.
Pernakah kalian membaca sejarah Rosulullah, bagaimana shalat beliau? jika rosulullah saja tetap melakukan sholat, padahal beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang berlalu maupun yang akan datang, lalu bagaimana dengan orang yang belum tentu diampuni dosanya kemudian mengaku sudah tidak perlu shalat, zakat bahkan puasa, karena sudah sampai pada derajat tertentu dalam keimanan. Sungguh hal ini merupakan bentuk kesesatan dalam beragama.
- Menginfaqkan sebagian harta yang Allah karuniakan kepadanya.
Membangan masjid, bersedekah pada fakir/miskin, menanggaung biaya anak yatim, membiayai penuntut ilmu, bersedekah pada kerabat, tetangga.
Mengenai tiga perkara diatas Allah berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4) [الأنفال : 4 –2 ]
“Sesungguhnya orang-orang yangberiman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya mereka bertambah imannya, dan hanya kepada tuhan mereka, mereka bertawakkal (2) yaitu orang-orang yang melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka (3) mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memproleh derajat yang tinggi dan ampunan serta rezeki yang mulia disisi tuhan mereka (4)” (QS. Al-Anfal:1-4).
- Melaksanakan Puasa.
Orang yang beriman dan bertaqwa akan melaksanakan puasa, terutama puasa wajib, sehingga tatkala ada orang yang menyatakan islam namun tidak shalat, tidak puasa pada bulan ramadhan tanpa ada uzdur syar’i, maka keimanan dan ketaqwaannya dipertanyakan. Kareana dengan jelas Allah telah mewajibkan puasa bagi orang yang beriman.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (183) [البقرة : 183]
- Mengagungkan syiar-syiar Allah.
Memuliakan, mengagungkan dan melaksanakan, perinta-perintah Allah dan Rasul-Nya ini merupakan tanda ketaqwaan seseorang. Karena tidak mungkin disematkan sikap pengagungan terhadap syiar-syiar Allah dan rosulullah kecuali bagi orang yang bertaqwa.
Allah berfirman:
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ (32) [الحج : 32]
- Memenuhi janji.
Memenuhi janji tatkala berjanji merupakan tanda orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, karena memenuhi janji merupakan salah satu dari perintah-perintah Allah Azzawajalla, sehingga orang yang memenuhi janji apabila berjanji maka ia telah melaksanaakan perintah Allah dan hal itu merupakan ibadah.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ [المائدة : 1]
“wahai orang-orang yang beriman penuhilah janji-janji kalian” (QS. Al-maidah:1).
Allah berfirman:
وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا [البقرة : 177]
“dan orang-orang yang menepati janji terhadap janji mereka, apabila mereka berjanji” (QS. Al-baqarah:177)
- Bersabar tatkala sulit dan menderita.
Jika kita membaca dan mengkaji ayat-ayat Al-quran yang berkaitan dengan nikmat maupun musibah maka kita bisa memahami, mengambil pelajaaran bahwa kesenangan dan kesulitan, penderitaan itu meerupakan caba’an dari Allah Azzawajalla bagi hamba-hambanya, yang mana dengan coba’an didunia ini Allah hendak menguji siapa yang benar dan dusta dalam keimanan kepada-Nya.
Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3) [العنكبوت : 2 ، 3]
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “kami telah berian” dan mereka tidak diuji? (2) dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka pasti Allah mengetahui orang-orang yang benar (dalam keimanannya) dan mengetahui orang yang dusta (dalam keimananya)(3)” (QS. Al-ankkabut:2-3).
Senang maupun susah itu merupakan cobaan dari Allah, oleh karena itu tatkala mendapatkan musibah atau cobaan yang sangat susah, sangat sulit hendaklah bersabar, karena sabar dalam menerima musibah merupakan tanda ketaqwaan dan keimanan anda kepada Allah.
Allah berfirman:
وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ (177) [البقرة : 177]
“dan orang-orang yang sabar didalam kesulitan dan penderitaan dan masa peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar dan bertaqwa”. ( QS. Al-baqarah:177).
Sumber Artikel: disalur dari Al-quran al-karim, musnad Al-bazzar (maktabah syamilah)
Disusun oleh: Jupriyanto (pengajar ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadist Oku timur)
baca artikel sebelumnya : Apakah Nabi Muhammad Hidup Di Alam Kubur
juga artikel selanjutnya : Ujian Dari Allah Dan Cara Mengatasinya
Leave a Reply