Syarat Dikabulkannya Doa – Marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Subhanahu wata’ala dan selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya , sebuah nikmat iman dan islam yang dapat kita rasakan pada hari ini, dan semoga Allah Mewafatkan kita dalam keadaan Husnul khatimah, Amin ya Rabb.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi shaallahu ‘alahi wasallam, penutup para nabi dan rasul yakni nabiyyunna Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarganya, para shahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Disini akan dibahas secara singkat bagaimana agar doa kita bisa dikabulkan insya Allah.
Dari Abu hurairah rodiyyallahu ‘anhu, “ Rasulullah shaallahu ‘alahi wasallam:
إن الله تعالى طيب لا يقبل إلا طيبا، وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين، فقال تعالى: (ياأيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحا) وقال تعالى: (يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم). ثم ذكر الرجل يطيل السفر، أشعث أغبر، يمد يديه إلى السماء: يا رب، يا رب، ومطعمه حرام، ومشربه حرام، وملبسه حرام، وغذي بالحرام، فأنى يستجاب له؟
Artinya: Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik tidak menerima kecuali yang baik-baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS.Al-Mu’minuun:51) Dan Dia berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqoroh:172) kemudian beliau menceritakan kisah seseorang yang melakukan perjalanan jauh,b erambut acak-acakan (kusut) dan berdebu, ia mengangkat kedua tangannya ke langit (sambil berucap), ‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabbku! Sementara makananya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan (dipenuhi) dengan sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin doa nya akan dikabulkan? ’’ (HR. Muslim)
PENJELASAN:
إن الله تعالى طيب (Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik )Kata ‘’thayyib’’ bermakna suci, bersih dari segala hal yang kurang. Bagaimanapun juga tidak ada sesuatu yang kotor mengenai-Nya, karena hal itu adalah kebalikan dari suci, Allah Ta’ala berfirman:
قل لا يستوي الخبيث والطيب
Artinya: ‘’Katakanlah, Tidak sama yang buruk dengan yang baik.’’ (QS. Al-Maa-idah: 100)
Artinya tidak ada kekurangan atau cacat apa pun yang disandang-Nya. Allah Ta’ala suci (sempurna) dalam Dzat-Nya, Nama dan sifat-Nya, hukum-hukum-Nya, perbuatan-Nya, dan semua yang bersumber dari-Nya, tidak ada satu kekurangan pun di dalamya.
لا يقبل إلا طيبا (tidak menerima kecuali yang baik-baik )Dia shaallahu ‘alahi wasallam tidak akan menerima perkataan yang jelek,perbuatan yang buruk dan selainnya. Setiap yang jelek akan tertolak di sisi Allah Ta’ala, Ia hanya akan menerima yang baik (bersih) saja. Diantaranyaa adalah shadaqoh dengan harta yang tidak halal, Allah Ta’ala tidak akan menerimanya, karena Dia tidak menerima sesuatu kecuali hanya yang baik –baik saja. Oleh karenanya terdapat keterangan dalam hadist yang shahih:
من تصدق بعدل تمرة من طيب ولا يقبل الله إلا الطيب فإن الله تعالى يأخذها بيمينه يربيها كما يربي أحدكم فلوه حتى تكون مثل الجبل
Artinya: ‘’Barangsiapa yang bershadaqoh dengan sebutir kurma dari harta yang halal, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik-baik, maka sesungguhnya Allah akan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya lalau merawatnya sebaimana salah seorang di antara kalian mengembangbiakkan anak kudanya sehingga (pahala shadaqohnya itu) menjadi banyak seperti gunung.’’ (HR. Al-Bukhari, kitab az-Zakaah, bab ash-shadaqoh min kasbith thayyib (no:1410)
Amalan yang baik (bersih) adalah amalan yang ikhlas kepada Allah Ta’ala dan sesuai dengan syari’at Islam (al-Qur’an dan as-Sunnah). Dan harta yang baik (halal) adalah harta yang didapat denngan cara yang benar, adapun sebaliknya –harta yang kotor- didapat dengan cara yang diharamkan.
وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين (Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan-Nya kepada para Rasul) Sebagai penghormatan Allah terhadap kaum mukminin, dan merekalah kaum yang pantas mendapatkan perintah Allah seperti perintah-Nya kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman tentang perintah-Nya kepada para Rasul:
(ياأيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحا)
Artinya: ‘’Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih.’’ (QS.Al-Mu’minuun:51)
Allah ta’ala telah memerintahkan para Rasul-Nya untuk memakan-makanan yang baik-baik, yaitu makanan yang dihalalkan oleh Allah Ta’ala dan diperoleh dengan cara yang benar. Misal contohnya: ’’Seseorang mencuri ayam lantas memotong dan memakannya, maka ini pun tidak termasuk makanan yang baik karena cara mendapatkannya salah.’’
Oleh karena itu, telah diriwayatkan dari sebagian salaf bahwa mereka berkata: ‘’Dikatakan amal shalih manakala dikerjakan dengan ikhlas dan benar.’’ Maksudnya, ikhlas dengan mengharapkan wajah Allah Ta’ala dan sesuai dengan syari’at Islam.
ثم ذكر الرجل يطيل السفر، أشعث أغبر، يمد يديه إلى السماء: يا رب، يا رب (kemudian beliau menceritakan kisah seseorang yang melakukan perjalanan jauh, rambut acak-acakan (kusut) dan berdebu, ia mengangkat kedua tangannya ke langit (sambil berucap), ‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabbku! S) Disini nabi shaallahu ‘alahi wasallam membuat permisalan dengan seseorang dimana ia melakukan perjalan jauh, padahal ketika safar adalah waktu dikabulkannya do’a, terlebih lagi jika perjalanannya itu jauh.
، أشعث أغب Yakni rambutnya berantakan, (badannya) dipenuhi dengan debu dan dia tidak memperhatikan keadaan dirinya, bahkan yang paling penting baginya adalah berdoa (kepada Allah).
، يمد يديه إلى السماء Mengangkat kedua tangan ke langit ketika berdo’a termasuk di antara sebab dikabulkannya doa. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:
إن الله حيي كريم يستحيي من عبده إذا رفع يديه إليه أن يردهما صفرا
Artinya: ‘’Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sifat malu dan maha pemberi karunia, Dia malu dari hamba-Nya tatkala sang hamba (berdoa) mengangkat kedua tangannya (ke langit), jika keduanya dikembalikan dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan). (Shahih, Ahmad (5/438), Al-Hakim (1/497), dll. shahih)
يا رب، يا رب Adalah seruan dengan menggunakan sifat Rububiyah (menunjukkan perbuatan Allah Ta’ala). Karena ia termasuk wasilah (perantara) dikabulkannya do’a, dimana dikabulkannya doa adalah perbuatan Allah yang menunjukkan Rububiyyah-Nya.
ومشربه حرام Artinya minuman yang ia minum adalah haram, baik zat minumannya maupun cara mendapatkannya.
ومطعمه حرام Artinya makanan yang ia makan adalah haram, baik zat makananya maupun cara mendapatkannya.
وغذي بالحرام Artinya kebutuhan makannya dicukupkan oleh orang lain dengan sesuatu yang haram.
فأنى يستجاب له؟
Kata ini (dalam bahasa arab) disebut isim istifham, maksudnya mustahil do’anya dikabulkan jika keadaanya seperti ini, meskipun sebab-sebab dikabulkannya doa ada padanya.
Inilah ancaman bagi orang yangmemakan makanan yang haram, minum minuman yang haram,mengenakan pakaian yang haram dan cukupi dengan sesuatu yang haram.
Semoga bermanfa’at bagi yang meringkas maupun yang membacanya.
Referensi: kitab Syarah Hadist Arba’in karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin
Peringkas: Nensi Lestari Ummu Salma (pengajar ponpes darul Qur’an wal Hadist OKU Timur)
BACA JUGA:
Leave a Reply