Semangat Ibadah Di Makkah Dan Madinah – Islam adalah agama yang sempurna di dalam semua ajarannya. Termasuk kesempurnaan agama Islam adalah syari’at haji dan umrah ke kota mulia, Makkah al-Mukarramah. Umat Islam dari segala penjuru berbondong-bondong menuju kota Makkah untuk beribadah haji atau umrah. Demikian pula mereka pergi ke kota Nabi, Madinah, untuk menambah amalan ibadah mereka, bukan hanya manasik haji atau umrah yang dengan semangat mereka melakukan ,namun ibadah-ibadah lain tidak ketinggalan . Shalat berjama’ah di masjidil haram atau masjid Nabawi , membaca kitab Al- Qur’an yang suci , dzikir-dzikir yang selalu menghiasi, sedekah dan berbagi , mereka lakukan dengan senang hati . Maka apa sesungguhnya faktor- faktor pendorong semangat mereka di dalam beribadah di dua kota suci ini ? Makalah ini mencoba memberikan penjelasan hal ini sekaligus mengambil faedah dari keadaan ini.
Sebab-sebab semangat ibadah
Banyak sebab yang menjadikan jama’ah haji atau umrah bersemangat beribadah di kota Makkah dan Madinah, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Keutamaan Ibadah di Makkah dan Madinah
Shalat di Masjid Nabawi 1000 kali di bandingkan di masjid-masjid lain, ’’Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
صَلاةٌ في مَسْجِدِي هذا خَيْرٌ مِن ألْفِ صَلاةٍ فِيما سِواهُ، إلَّا المَسْجِدَ الحَرامَ
Artinya: ’’satu shalat di masjidku ini lebih baik daipada seribu shalat di tempat lainnya, kecuali Masjidil Haram.’’ (HR.Al-Bukhori, no 1190; Muslim, no.1349)
Sedangkan Shalat di masjidil haram 100.000 kali pahalanya di bandingkan shalat di masjid lain.
Artinya’’ dari Jabir, bahwa Rasulullah bersabda’’ satu shalat di masjidku ini lebih utama daripada seribu shalat di tempat lainnya, kecuali Masjidil Haram . dan satu shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada serratus ribu shalat di tempat lainnya’’. (HR. Ahmad, no 14694,15271: Ibnu Majah, no, 1406, Hadist ini di hukumi shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Orang yang mengetahui dan meyakini keutamaan seperti ini, tentu sangat ingin meraihnya dan sangat bersemangat beribadah Ketika sudah sampai di kota Makkah dan Madinah.
2. Pengaruh niat ibadah dari rumah
Orang yang berangkat haji atau umrah, sudah bertekad semenjak masih di rumah, bahwa dia pergi untuk beribadah. Maka setelah perjalanan Panjang belasan jam, perjalanan itu tidak terasa melelahkan, bahkan yang ada adalah kegembiraan, maka ibadah yang di dasari dengan kegembiraan dan kecintaan, tentu membuahkan semangat ibadah yang berbeda dengan ibadah rutinitas keseharian.
3. Waktu yang terbatas
Keberadaan orang yang beribadah haji atau umrah di tanah suci terbatas waktunya. Orang yang melakukan ibadah haji akan berada di tanah suci sekitar sebulan lebih sedikit. Sedangkan orang yang melakukan umrah akan berada di tanah suci sekitar sepekan, mereka tahu bahwa hari- hari terus berjalan, dan mereka pasti akan meninggalkan tanah suci, maka di saat mereka masih memiliki kesempatan beribadah di tanah suci, mereka pun menggunakan kesempatan beribadah di tanah suci, mereka pun menggunakan dengan sebaik-baiknya, karena kesempatan belum tentu terulang lagi.
4. Lingkungan mendukung
Berada di lingkungan yang orang-orangnya semangat beribadah, tentu sangat memberikan pengaruh.
Di saat mereka melihat manusia berbondong-bondong ke masjid sebelum adzan berkumandang toko-toko tutup, para penjual di pinggir jalan menutup dagangan mereka, maka itu memacu untuk bersegera menuju masjid.
Disaat mereka melihat kedermawanan di praktekkan, orang-orang memberi makanan atau minuman di jalan, di halaman masjid, bahkan di dalam masjid, maka hati pun tersentuh untuk ikut berlomba di dalam Kebaikan disaat mereka melihat orang-orang melayani orang lain, ada orang- orang yang kehausan, bahkan berkeliling memberikan pelayanan minuman air zam-zam, maka jiwa tergugah untuk berbuat yang serupa .
5. Berbagai keajaiban
Banyak kisah-kisah yang kami dengar langsung dari orang-orang yang melaksanakan ibadah haji atau umrah, tentang berbagai kejadian haji atau umrah, tentang berbagai kejadian yang menambah iman. Dan tentu menambah semangat mereka beribadah kepada Allah di tanah haram
Sebagian mereka mengisahkan doa-doa yang di kabulkan oleh Allah yang maha kuasa lagi maha mendengar doa hamba-Nya
Ada yang bercerita kebingungan untuk pulang ke hotel penginapannya. Sudah berjalan berkeliling namun tetap tidak tahu arah. dia pun teringat air zam-zam yang bisa menjadi sarana doa di kabulkan. Lalu dia minum air zam-zam, kemudian berdoa kepada Allah meminta petunjuk jalan ke hotelnya. Subhanallah, di saat itu pula dia melihat nomor daurul miyah (bangunan toilet dan tempat wudhu) sehingga langsung mengetahui arah jalan pulang ke hotelnya.
Ada pula yang bercerita tentang sakit yang di deritanya. Di saat sa’I di antara Shafa dan Marwah, dia berdoa memohon agar penyakit punggungnya di sembuhkan. Subhanallah, di saat itu dia merasakan kesembuhan dari penyakitnya. Dan banyak lagi kisah- kisah yang kami dengar langsung dari orang-orang yang mengalaminya.
Menjaga Semangat Ibadah Setelah Pulang Di Rumah
Banyak jama’ah haji atau umrah yang bertambah semangat beribadah sepulang dari tanah suci. namun dengan berjalan nya waktu semangat itu semakin turun dan memudar. oleh karena itu sudah sepantasnya, bagi orang yang ingin mendapatkan Kebaikan di dunia dan di akhiratnya, untuk menjaga semangat ibadahnya, sampai ajal menjemput nya, sehingga dia meraih husnul khatimah di dalam hidupnya.
Untuk menjaga semangat ibadah agar tetap istiqomah setelah pulang di rumah, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan:
1. Meyakini kewajiban Ibadah Sampai Mati
Kewajiban ibadah bukan hanya di saat di tanah suci, juga bukan hanya di saat umrah dan haji, tetapi kewajiban beribadah itu, mulai saat aqil baligh ( berakal dan dewasa) sampai mati.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَٱعبُد رَبَّكَ حَتَّىٰ يأتيك اليقين
Artinya: ’’dan beribadahlah kepada Rabbmu (penguasamu) sampai Al-Yaqiin (kematian) datang kepadamu.” (QS. Al- Hijr/15; 99)
Oleh karena itu, baik Ketika kita di tanah suci atau sudah Kembali ke negeri sendiri, seorang hamba harus tetap semangat beribadah kepada Allah. Janganlah dia mengenal Allah hanya Ketika di tanah suci, tetapi hendaklah dia mengenal – Nya selama hidup ini. tetap beribadah kepada Allah sampai mati.
Dan kita semua mengetahui, bahwa kematian bisa datang setiap saat dan tidak bisa di hindari. Oleh karena itu Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar selalu menetapi ketaqwaan, sehingga Ketika kematian datang mereka di dalam keadaan berislam.
Allah berfirman, yang artinya: ‘’Dan beribadahlah kepada Rabbmu (penguasamu) sampai al-yaqiin (kematian) datang kepadamu.” (QS. Al-Hijr/15; 99)
Oleh karena itu, baik ketika di tanah suci atau sudah kembali ke negeri sendiri, seorang hamba harus tetap semangat beribadah kepada Allah. Janganlah dia mengenal Allah hanya ketika di tanah suci, tetapi hendaklah dia mengenal-Nya selama hidup ini. Tetap beribadah kepada Allah sampai mati.
Dan kita semua mengetahui ,bahwa kematian bisa datang setiap saat dan tidak bisa di hindari. Oleh karena itu Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar selalu menetapi ketaqwaan , sehingga ketika kematian datang mereka di dalam keadaan berislam.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
يآ أَيهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا ۟ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسلِمُونَ
Artinya: ‘’Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam. (QS. Ali-Imran/3; 102)
2. Amalan itu Tergantung Penutupnya
Seorang hamba yang menghendaki kebaikan di akhirat, dia harus berusaha menetapi kebaikan yang telah dia lakukan, karena seseorang hamba itu akan di nilai di akhir hayatnya. Di zaman Nabi pernah ada seorang laki-laki yang bersemangat memerangi orang-orang musyrik di dalam peperangan bersama beliaum namun beliau memberitakan bahwa dia termasuk penghuni neraka, dan ternyata dia mati bunuh diri, berliau bersabda tentang hal itu: ‘’sesungguhnya seorang hamba melakukan amalan penduduk surga, menurut pengelihatan manusia, padahal dia sesungguhnya termasuk penduduk neraka. Dan ada seorang hamba melakukan amalan penduduk neraka, menurut pandangan manusia, padahal ia penduduk surga. Sesungguhnya amalan itu tergantung penutupnya’’. (HR. Al-Bukhari, no. 6493, 6607)
Dengan demikian sepantasnya seorang hamba khawatir tertimpa su’ul khatimah, keburukan di akhir hayat, karena penilaian amalan adalah di akhir kehidupan
3. Memperbanyak dzikrul maut ( mengingat kematian )
Kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu . Dia telah menetapkan adanya kematian pada manusia, maka bagaimanapun manusia menghindar, kematian itu tetap akan menyusulnya, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: ‘’Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh’’. (QS, An-Nisa’/4;78)
Banyak hadits-hadits yang mengingatkan tentang maut, agar manusia selalu ingat bahwa hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Dan agar dia Bersiap-siap dengan perbekalan yang dia butuhkan untuk perjalanannya yang Panjang. Di antaranya adalah:
Yang artinya: ’’Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: ’’perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan: yaitu kematian.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2307; An-Nasa’i, no. 1823; Ibnu majah, no. 4258; Ahmad ,no. 7925. Syaikh al-Albani menyatakan: ’’Hasan Shahih’’)
4. Berkumpul dengan orang-orang shalih
Manusia itu seperti sekawanan burung, memiliki naluri untuk berkumpul dengan sejenisnya. Oleh karenanya jika kita ingin menjadi orang yang shalih, hendaklah berusaha berkawan dan berkumpul dengan orang-orang shalih.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
ياۤأَيهَاٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّـٰدِقِينَ
Artinya: ’’Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu Bersama orang-orang yang benar (jujur)’’. (QS. At-Taubah/9; 119)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir Rahimahullah berkata: ’’Allah memerintahkan Nabi-Nya, Muhammad, sedangkan selainnya meneladani beliau di dalam perintah dan larangan, agar menyebarkan diri beliau Bersama orang-orang mukmin, orang-orang yang beribadah, orang-orang yang Kembali (bertaubat) kepada Allahj. Yaitu orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan di senja hari, yaitu di awal dan di akhir siang, mereka mengharap keridhan-Nya. Allah menyifati mereka dengan ibadah dan Ikhlas dalam beribadah . di dalam ayat ini terdapat perintah untuk berkawan dengan orang-orang miskin, karena sesungguhnya berkawan dengan mereka terdapat faedah – faedah yang tidak terbatas ‘’. ( Tafsir Karimir Rahmanmsurat Al-Kahfi ayat ke 28)
Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai salah satu tamu Allah ,yang bisa memenuhi panggilan Allah untuk bisa datang baik berhaji atau pun ber Umrah,dan semoga Artikel yang singkat ini juga menjadi pahala jariah kepada kami yang meringkas dan umum nya untuk kita semua Allahumma Amiin.
REFERENSI:
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari/ SEMANGAT IBADAH DI MAKKAH DAN MADINAH/ MAJALAH AS-SUNNAH Edisi 03/THN XXIII/ DZULQO’DAH 1440 H/MEI 2019 M/ Anas Arlaya
BACA JUGA :
Leave a Reply