Saudariku Pintu Surga Masih Terbuka Lebar Untukmu

pintu surga terbuka lebar

Saudariku pintu surga masih terbuka lebar untukmu – Kesibukan bagi seorang ibu rumah tangga, mulai mengurus suami, belanja, masak, mengurusi anak, dan lainnya ternyata sangat melelahkan dan sangat menyita waktu. Terutama bagi kalangan ummahat (ibu-ibu) yang biasanya anak-anaknya banyak dan kecil-kecil lalu bagaimanakah mereka bisa menjalankan aktivitas ukhrawi untuk mendapatkan kebahagiaan surga Allah? Apakah dibalik semua pekerjaan rutinitas itu sela-sela yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan pahala yang sangat besar? Atau kan mungkin pekerjaan itu sendiri adalah jalan yang sangat besar untuk meraih surga-Nya?

Inilah beberapa untaian yang dapat memasukkan para wanita Muslimah ke dalam pintu surga lewat pintu-pintu mana saja.

1. Shalat lima waktu bagi Muslimah

Shalat lima waktu adalah ibadah yang sangat agung dalam Islam, bahkan dialah tiang agama. Rasulullah bersabda:

راس الا مر الاسلام وعمده الصلاة و ذروة سنامه الجها د في سبيل الله

“pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah salat sedangkan puncaknya adalah jihad fisabilillah” (HR. At-Tirmidzi: 2616. Ahmad dengan sanad hasan)

Allah juga memperingatkan bagi orang-orang yang lalai dalam menunaikan shalat. Allah berfirman:

فخلف من بعدهم خلف اضا عوا الصلاة واتبعوا الشهوت فسو ف يلقون غيا

“maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya maka mereka kelak akan menemui kesesatan”. (QS. Maryam:59)

Menyia-nyiakan shalat disini bisa berarti meninggalkan secara mutlak atau dengan mengakhirkan pelaksanaannya dari waktunya. (Tafsir Ibnu Katsir 3/ 156)

Wahai Ukhti Muslimah, saat engkau mengerjakan shalat, perhatikanlah kekhusyukan hatimu, karena itulah ruh salatmu, sebagaimana yang telah Allah jelaskan dalam QS. Al-Mu’minun ayat 1 dan 2.

2. Puasa Muslimah pada bulan Ramadhan

Janji Allah bagi orang yang mengerjakan puasa sangat agung. Rasulullah pernah bersabda, sesungguhnya disurga ada sebuah pintu yang diberi nama ar-Rayyan. Pada hari kiamat pintu itu tidak akan dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa . tidak ada orang selain mereka yang menyertainya. Lalu diserukan, ‘mana orang-orang yang berpuasa?’ Maka mereka berbondong-bondong masuk lewat pintu itu. Apabila orang terakhir sudah masuk, pintu itu ditutup dan tak seorang pun masuk sesudahnya”. (HR. Al-Bukhari: 1896, Muslim:1152)

Oleh karena itu, wahai Muslimah, berpuasalah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, jangan lupakan kemuliaan ini, niscaya engkau akan mendapatkan kemuliaan abadi  di surga-Nya. Bahkan tidak cuma  hanya di akhirat saja, dialam dunia pun orang yang berpuasa akan mendapatkan kebahagiaan. Rasulullah menjelaskan:

للصا ئم فرحتان يفرحهما اذا افطر فرح واذالقي ربه فرح بصومه

“orang yang berpuasa itu mempunyai dua kebahagiaan, saat sedang berbuka maka dia berbahagia dan saat bertemu dengan Allah dia berbahagia dengan puasanya. (HR. Al-Bukhari: 1904, Muslim: 1151)

3. Jagalah kehormatanmu

Kata orang, kehormatan seorang wanita adalah sesuatu yang paling berharga baginya. Karena itu Islam mengambil semua langkah untuk menjaga kehormatan ini. Dimulai dari diharamkannya perbuatan zina dan semuanya yang menjurus pada perzinaan serta hukumnya yang sangat berat, bahkan lebih berat daripada hukum pembunuhan.

Allah menetapkan bahwa orang yang membunuh dengan sengaja, hukumnya dibunuh dengan pedang. Akan tetapi jika ahli waris itu terbunuh memaafkan, maka pelaku bisa dimaafkan. Berbeda dengan perzinaan dan melakukannya sudah pernah menikah secara halal, maka dia harus dirajam. Dan kalaupun orang sejagat ingin memberi maaf padanya maka tidak ada yang bisa memaafkannya dari hukum rajam.

Allah sangat memuji orang mukmin yang menjaga kehormatannya serta memasukkannya ke dalam kelompok orang-orang  yang beruntung sebagaimana firmannya:

والذين هم لفروجهم حفظون  الا علئ ازوجهم اوما ملكت ايمنهم فانهم غيرملومين

Dan orang-orang yang menjaga  farjinya, kecuali atas istri dan budak yang mereka miliki. (QS.al-Mu’minun: 5,6)

4. ketaatan kepada suami dalam hal-hal yang bukan maksiat.

Allah maha bijaksana. Hikmah-Nya tidak terbatas dalam semua perbuatan dan hukumnya-Nya. Dalam dunia rumah tangga Allah memerintahkan suami untuk berlaku baik kepada istrinya, sebagaimana termaktub dalam QS. An-nisa’ ayat 19.

Rasulullah telah memberikan contoh yang sangat bagus dalam hal ini. Perhatikanlah hadits Abu Hurairah berikut:

من كان يؤمن بالله واليوم الا خرفلا يؤذي جاره واستو صوابا لنساء خيرا فا ء نهن خلقن  من ضلع وان اعوج شيء في الضلع اعلا ه فان ذهبت تقيمه كسرته وان تركته لم يزل اعوج فا ستوصوا بالنساء خيرا

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya, dan berbuatlah yang baik kepada wanita, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika engkau meluruskannya, berarti engkau mematahkannya, namun jika engkau biarkan saja, dia akan tetap bengkok. Oleh karena itu bersikap baiklah kepada wanita.”(HR. Al-Bukhori: 5186, Muslim: 47)

Di sisi lain, Allah dan Rasulullah juga memerintahkan para wanita untuk menaati suaminya dalam hal-hal non kemaksiatan. Tidak ada yang lebih bisa menggambarkan akan hal ini selain sabda Rasulullah dalam kisah Mu’adz bin jabal sekembalinya dari Syam. Mu’adz bersujud kepada Nabi. Rasulullah bertanya mengingkari perbuatannya,

ما هذا يا معاذ قال اتيت الشا م فوا فقتهم يسجدون لا سا قفتهم وبطا رقتهم فوددت في نفسي ان نفعل ذلك فقال رسول ا لله عليه وسلم فلا تفعلوا فاني او كنت امرا احدان تسجد لغيرالله لا مرت المراة ان تسجد لزوجها

Apa-apaan ini, wahai Mu’adz ?!” Mu’adz menjawab, “saya datang dari Syam dan saya lihat mereka sujud kepada para Pendeta mereka. Maka saya ingin untuk melakukan hal itu kepadamu.” Maka Rasulullah bersabda, “Jangan lakukan itu! Seandainya saya perintahkan seseorang untuk sujud pada selain Allah, maka saya akan memerintahkan seorang istri untuk sujud pada suaminya.” (HR. Ibnu Majah: 1853, at-Tirmidzi: 1159, dan beliau berkata: Hadits hasan gharib)

Perhatikan juga kehidupan para Ummahatul Mukminin, bagaimana mereka bersikap kepada Rasulullah. Lihatlah Aisyah yang tidak bisa mengqadha’ puasa Ramadhannya kecuali pada bulan Sya’ban tahun berikutnya demi Rasulullah. Lihatlah Ummu Salamah yang berusaha menyenangi makanan yang disenangi Rasulullah , meski sebenarnya dia tidak menyenanginya, juga berusaha tidak menyenangi makanan kesukaannya  jika Rasulullah tidak menyenanginya. Padahal  kita semua tahu bahwa urusan makanan bukan termasuk sunnah yang diperintahkan bagi seseorang untuk sama dengan Rasulullah, sebagaimana hal ini dijelaskan oleh para ulamaushul fikih.

Wahai Muslimah, wahai para istri, taatilah suamimu selagi dia tidak memerintahmu berbuat kemaksiatan, niscaya engkau akan memperoleh ridha-Nya.  Jika engkau berusaha dengan sungguh-sungguh menjalankan apa yang disabdakan oleh Rasulullah dalam hadits ini, maka berbahagialah engkau dengan surga yang di dalamnya terdapat segala kenikmatan yang tidak pernah tergambar dalam benak manusia. Bahkan engkau berhak masuk dari pintu mana pun yang engkau kehendaki, padahal pintu surga itu berjumlah delapan. Wallahul muwaffiq. 

Referensi:
Majalah Al-Mawaddah, Jumadats Tsaniyah 1436 H. Di tulis oleh Ust. Ahmad Sabiq, Lc, hal 20-22.

BACA JUGA :

Be the first to comment

Ajukan Pertanyaan atau Komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.