Oleh: Ust. Lilik Ibadurrahman, S.Ud.
Berikut ini adalah petunjuk Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam dalam membuat liang kahad dan syaq.
- Diantara Petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Dalam Membuat Galian Makam adalah Membuat ‘Liang LAHAD’, dan ini bisa diterapkan saat Kondisi TANAH KERAS
Dalam Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan:
وفي رواية الحاكم بإسناد صحيح عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، عن النبي صلى الله عليه وسلم: ” لما توفي آدم غسلته الملائكة بالماء وترا، وألحدوا له، وقالوا: هذه سنة آدم في ولده “. وقال: الحاكم” صحيح الإسناد “. ووافقه الذهبي.
Artinya:
Dalam riwayat Al-Hakim dalam Mustadrok dengan sanad shohih, Dari Ubay.Bin.Ka’ab,.Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Tatkala Nabi Adam di mandikan oleh Malaikat secara Ganjil, dan (sebagian) Malaikat menggali Liang Lahad untuk Adam, Lalu Para malaikat berkata kepada Anak-anak adam: “Ini adalah sunnah Adam yang berlaku pada anak keturunannya.”(Shahih, HR Al-Hakim dalam Mustadrok(2/595), di nilai shohih oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi.dan.Al-Albani,.(Lihat:.Shahihul.Jami’:
9338)).
Dalam Riwayat lain:
عَنْ سَعْدٍ، أَنَّهُ قَالَ: «أَلْحِدُوا لِي لَحْدًا، وَانْصِبُوا عَلَيَّ اللَّبِنِ نَصْبًا، كَمَا فُعِلَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» (صحيح، أخرجه ابن ماجة (1/496)صححه الشيخ الألباني).
Artinya:
Dari Sa’ad bin Abi Waqqos Radhiyallahu Anhu [ketika sakit keras] berpesan: “Buatlah Liang Lahat untukku, dan tancapkanlah diatas (kubur) ku Batu Bata, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah [terhadap para sahabatnya]. (Shahih, HR Ibnu Majah (1/496), di nilai shohih oleh Syeikh Al-Albani).
- Diantara Petunjuk Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam Dalam Membuat Galian Adalah Membuat ‘Liang SYAQ’, hal Ini Sangat Dibutuhkan ketika: “Kondis iTanahnya LEMBEK / LUNAK / MIRING / BERPASIR
Dalilnya: 1. Atsar Perkatan Abu Darda’:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ أَنَّهُ: سُئِلَ عَنِ الشَّقِّ فِي الْقَبْرِ فَلَمْ يَرَ بِهِ بَأْسًا (شرح مشكل الآثار للطحاوي (7/267))
Artinya:
Dari Abu Darda’ Radhiyallahu Anhu bahwasanya ia pernah ditanya tentang SYAQ dalam penguburan jenazah, ia berpendapat tidak mengapa (artinya: boleh)”(Atsar Riwayat imam Thohawi dalam Syarah Musykilul Atsar (7/267))
Dalil ke 2. Atsar Perbuatan Sahabat Dalam Menggali Liang Untuk Nabi:
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَجُلٌ يَلْحَدُ وَرَجُلٌ يَضْرَحُ (أي: يشق)، فَقَالُوا: نَسْتَخِيرُ رَبَّنَا عَزَّ وَجَلَّ وَنُرْسِلُ إِلَيْهِمَا، فَأَيُّهُمَا سَبَقَ تَرَكْنَاهُ، فَأُرْسِلَ إِلَيْهِمَا، فَسَبَقَ صَاحِبُ اللَّحْدِ فَلَحَدُوا لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ” (حسن، أخرجه ابن ماجة في سننه (1557))
Artinya:
DariAnas bin Malik berkata,“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal, di Madinah ada sahabat yang membuat liang lahad dan ada sahabat yang membuat lubang di tengah (Syaq). Mereka [yang tidak membuat liang lahat] mengatakan, “Kami minta kebaikan kepada Rabb kami (istikhoroh), kami akan membiarkan mereka (menggali Liang), yang kalah cepat dari keduanya maka kami akan meninggalkannya,
Akhirnya keduanyanya pun dibiarkan (dan beradu cepat dalam membuat lubang), lalu ternyata orang yang membuat liang lahad lebih dahulu, sehingga mereka membuatkan liang lahad untuk Nabi.”(Hasan, Atsar Riwayat Imam Ibnu Majah (1557), di nilai hasan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz (1/144), dan di nilai hasan juga oleh Ibnu Hajar dalam At-Talkhish (5/204))
Dalam Riwayat Lain:
Bahwa Pemakaman Para Sahabat Yang Meninggal di Makkah Juga Memakai Liang SYAQ (Hal Ini Karena Kondisi tanah Padang Pasir)
عَنْ أَبِي طَلْحَةَ قَالَ: اخْتَلَفُوا فِي الشَّقِّ وَاللَّحْدِ لِلنَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – فَقَالَ الْمُهَاجِرُونَ: شُقُّوا كَمَا يَحْفِرُ أَهْلُ مَكَّةَ. وَقَالَتِ الأَنْصَارُ: الْحَدُوا كَمَا نَحْفِرُ بِأَرْضِنَا. فَلَمَّا اخْتَلَفُوا فِي ذَلِكَ قَالُوا: اللَّهُمَّ خِرْ لِنَبِيِّكَ. ابْعَثُوا إِلَى أَبِي عُبَيْدَةَ(وفي رواية: وهو يَضْرَحُ حَفْرَ أَهْلِ مَكَّةَ) وَإِلَى أَبِي طَلْحَةَ (وفي رواية: وهو الَّذِي يَحْفِرُ لأَهْلِ الْمَدِينَةِ. وَكَانَ يَلْحَدُ) فَأَيُّهُمَا جَاءَ قَبْلَ الآخَرِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلَهُ.(وفي رواية: فَسَبَقَ صَاحِبُ اللَّحْدِ)
Artinya:
Dari Abu Tholhah Radhiyallahu Anhu berkata: “Para Sahabat Berselisih pendapat dalam membuat Galian Liang Kubur untuk Nabi –sa’at Nabi wafat, Orang-orang Muhajirin berkata: Buatlah Liang SYAQ sebagaimana Kami membuat Galian Untuk Penduduk Mekkah (di tanah Makkah),
Lalu Orang-Orang Anshor berkata juga: “Buatlah Liang Lahat Untuk Nabi sebagaimana Galian yang kami lakukan di tanah Kami (madinah), tatkala mereka berselisih pendapat mereka memohon kepada Allah: Ya Allah, pilihlah Liang untuk Nabi,
lalu mereka (para sahabat) menyuruh Abu Ubaidah untuk menggali Liang SYAQ, dan Abu Tholhah untuk menggali Liang LAHAD, maka jika keduanya ada yang lebih cepat selesai dalam menggali liang tersebut, maka itulah liang yang lebih cocok untuk Nabi.” (Dalam riwayat lain:Ternyata orang yang membuat liang Lahat lebih duluan selesai). (Disebutkan dalam Siroh Nabi Riwayat Ibnu Sa’ad Dalam Thobaqotul Kubro (2/298), di tahqiq oleh Ihsan Abbas).
SYARAH:
قال بعض العلماء: “إن أَرض الْمَدِينَة صلبة صَالِحَة للحد بِخِلَاف ارْض مَكَّة” (انظر: “شرح سنن ابن ماجة” للسيوطي (1/111))
Terjemahannya:
Sebagian Ulama’ berkata: “(secara historis) Sesungguhnya Tanah Madinah lebih keras.(tanah.perkebunan), sehingga cocok untuk Liang Lahad, hal itu berbeda dengan Tanah Mekkah (yang lembut / padang pasir).”(Lihat: Syarah Sunan Ibnu Majah (1/111))
- Bagaimana.Jika TANAHNYA KERAS
- Maka Sebagian Ulama’ menghukumi Makruh Untuk Membuat SYAQ.[Ini pendapat Imam Badruddin Al-Aini Rahimahullah dalam Syarah Abu Dawud (6/159), dan Ulama’ Lainnya].
قال الإمام العيني: قوله: “اللحد لنا” يعني لأجل أموات المسلمين، والشق لأجل أموات الكفار، ولو شقوا لمسلم يكون تركا للسنة، إلا إذا كانت الأرض رخوة لا تحتمل اللحد، فإن الشق حينئذ متعين (انظر: شرح أبي داود للعيني (6/159))
Artinya:
Imam Al-Aini Rahimahullah berkata: “Lahad adalah Liang Kita” maksudnya hal ini karena Untuk Umat Islam, dan “Syaq adalah Liang selain kita”maksudnya hal ini karena Untuk Orang-Orang Kafir.Kalau seandainya Kaum muslimin membuat Liang Syaq tentunya sunnah Nabi telah ditinggalkan. Kecuali jika tanah pemakaman Lembek / Lunak sehingga tidak mungkin lagi di buatkan liang Lahad, Maka Liang Syaq dalam kondisi seperti ini lebih Cocok (lebih Utama).” (Lihat: Syarah Abu Dawud Karya Imam Al-Aini (6/159)).
Dalil.tentang.larangan.tersebut.adalah.hadits.dho’if,.berikut.ini.haditsnya:
Dari Jarir bin Abdillah Radhiyallahu Anhu berkata,Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
أَلْحِدُوا وَلَا تَشُقُّوا، فَإِنَّ اللَّحْدَ لَنَا، وَالشَّقَّ لِغَيْرِنَا “
Artinya:
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Buatlah liang lahad (dalam penguburan mayat), dan jangan buat liang Syaq, karena “Liang lahad adalah makam kita (umat islam), liang Syaq adalah makam selain kita. (Dho’if,HR Ahmad, Imam As-Suyuti dalam “Jami’ul Ahadits” (2/72) di.nilai.dho’if.oleh.syeikh.Al-Albani.(Lihat:.Dho’iful.Jami’:. 1155)).
- Sebagian Ulama’ menghukumi Mubah(Boleh).Untuk Membuat SYAQ.
Hanya.saja.Lahad..lebih.Utama,.[Ini pendapat Imam Qodhi.Iyadh.Rahimahullah dalam “Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abu Dawud”(jilid. 9, hal. 19)).
dan Ulama’ sependapat.dengannya].
Dan.Pendapat.inilah.yang.lebih.kuat,.Karena.Perbuatan.para.sahabat.yang.ingin.membuat
liang.Syaq.untuk.makam.Nabi,.Wallahu.A’lam
Berikut.perkataan.Qodhi.Iyadh:
قَالَ الْقَاضِي مَعْنَاهُ أَنَّ اللَّحْدَ آثَرُ لَنَا وَالشَّقُّ لَهُمْ وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى اخْتِيَارِ اللَّحْدِ فَإِنَّهُ أَوْلَى مِنَ الشَّقِّ لَا الْمَنْعُ مِنْهُ لَكِنْ مَحَلُّ أَفْضَلِيَّةِ اللَّحْدِ فِي الْأَرْضِ الصُّلْبَةِ وَإِلَّا فالشق أفضل. قال بن تَيْمِيَّةَ وَفِيهِ تَنْبِيهٌ عَلَى مُخَالَفَتِنَا لِأَهْلِ الْكِتَابِ في كل ما هو شعارهم حتى في وضع الميت في أسفل القبر. انتهى. (انظر: عون المعبود شرح سنن أبي داود (9/19))
Terjemahannya:
Imam Al-Qodhi Iyadh Rahimahullah berkata: Makna Sesungguhnya Lahad makam kita, dan Syaq makam mereka (Ahli Kitab) ini menunjukkan Atas LahadPilihan Umat Islam, Maka dari itu Lahad lebih Utama dari Syaq, hal ini bukan berarti dilarangnya Liang Syaq, Akan tetapi hanya dari segi Keutamaan “Lahad Lebih Afdhol” jika tanahnya Keras, jika (tanah) tidak keras maka Syaq lebih Afdhol.”
Syeikhul Islam Ibnu Thaimiyyah (berkata): “Di dalam hadits diatas terdapat himbauan ‘Sebuah Upaya untuk menyelisihi Ahli Kitab di segala perbuatan yang menjadi Syi’ar mereka, sampai-sampai masalah meletakkan Mayyit di kubur pada bagian bawah .” (Lihat: Kitab“Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abu Dawud”(jilid. 9, hal. 19))
Dalil Pendapat Ini Dalilnya Adalah:
Pertama:
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata,Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
«اللحد لنا والشق لغيرنا» (صحيح اخرجه ابن ماجة في سننه (1/496) صححه الشيخ الألباني)
Artinya:
“Liang lahad adalah makam kita (umat islam), liang Syaq adalah makam selain kita dari kalangan Ahlul Kitab (Yaitu: Yahudi dan Nasrani). (Shohih, HR Ahmad (1554), di nilai shohih oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’: 5488).
Kedua:
Dari Jarir bin AbdillahRadhiyallahu Anhu berkata,Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
«اللحد لنا والشق لغيرنا لأهل الكتاب» (صحيح اخرجه أحمد في مسنده (31/546) صححه الشيخ الألباني)
Artinya:
“Liang lahad adalah makam kita (umat islam), liang Syaq adalah makam selain kita dari kalangan Ahlul Kitab (Yaitu: Yahudi dan Nasrani). (Shohih, HR Ahmad (31/546), di nilai shohih oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’: 5488).
Para Ulama’ Lebih Menyukai Liang Lahad
- Perkataan ISA BIN DINAR
قال عيسى بن دينار: اللحد أحب إلى العلماء، لأن النبى، (صلى الله عليه وسلم) ، لُحِدَ له، ونصب على لحده اللبن، ولَحَد (صلى الله عليه وسلم) لابنه إبراهيم ونصب عليه اللبن، ولحد لأبى بكر وعمر، …. وقال عيسى بن دينار: اللحد: أن يحفر له تحت الجرف فى حائط قبلة القبر. (وَالشَّقُّ هُوَ الضَّرِيحُ في وسط القبر) وفى سماع ابن غانم: اللحد والشق كل واسع، واللحد أحب إلىّ. (انظر: شرح صحيح البخاري لابن بطال (3/338))
Terjemahannya:
Isa bin Dinar Rahimahullah berkata:Liang Lahad lebih di cintai oleh para Ulama’, Karena Nabi dikubur dengan Bentuk galian Lahad, lalu diatasnya ditancapkan batu, begitu pula Anaknya yang bernama Ibrohim di buatkan liang lahad, dan ditancapkan pula diatasnya batu bata, begitu pula Abu Bakar dan Umar di buatkan liang lahad.
Isa bin Dinar Rahimahullah Juga pernah berkata:Liang Lahad Adalah Menggali Hafr (celah) di bawah dinding galian di arah kiblat pada kubur yang digali.”[Dan Liang Syaq adalah Galian Makam, yang posisi jenazah diletakkan di tengah](Lihat: Syarah Shahih Bukhori Karya Ibnu Baththol (3/338))
- Perkataan SIMA’ BIN GHONIM
وف%8