PENGERTIAN BERBUAT IHSAN & DURHAKA
Menurut Allah atau bahasa, Al-Insan berasal dari kata ahsana yuhsinu ihsanan yang berarti berbuat baik.
Adapun maksud Ihsan dalam tema bahasa ini adalah berbakti kepada kedua orang tua, yaitu menyampaikan menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya semampu diri kita, dan Jika memungkinkan kita mencegah gangguan terhadap keduanya. Menurut Imam Ibnu Athiyah rahimahullah kita wajib mentaati kedua orang tua kita dalam hal-hal yang mubah, harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan keduanya, dan menjauhi apa-apa yang dilarang.
Secara bahasa artinya memotong atau seperti halnya aqiqah yang berarti memotong kambing. sedangkan maknain adalah gangguan yang ditimbulkan seorang anak terhadap kedua orang tuanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contoh gangguan dari seorang anak kepada kedua orang tuanya yang berupa perkataan yaitu dengan mengatakan atau, berkata dengan kalimat yang keras dan kasar ataupun menyakiti hati kedua orang tua,, menghardik, mencaci maki, melaknat, dan yang lainnya.
Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar seperti menghentakkan kaki ke lantai, atau memukul pintu dengan tangan, atau menendang tembok, pintu, dan yang lainnya dengan kaki, apabila orang tua menginginkan sesuatu atau menyuruh untuk memenuhi keinginannya. Dan termasuk durhaka kepada kedua orang tua yaitu membencinya, tidak mempedulikannya, bahkan tidak berkunjung atau menengoknya, dan tidak bersilaturahmi atau tidak memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang miskin.
Yang mewajibkan berbakti dan mengharamkan durhaka kepada orang tua
Di dalam Alquran Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mewajibkan seorang anak berbakti kepada kedua orang tuanya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعبُدُوۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالوَالِدَينِ اِحسَانًا اِمَّا يَـبلُغَنَّ عِندَكَ الكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَو كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنهَرهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَولًا كَرِيمًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al- isra: 23).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” ( QS. Al- isra’: 24)
Dan berfirman- Nya:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِه شَيْـئًا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا
Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua….” (QS. An- Nisa : 36)
Dan Allah berfirman yang artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Luqman 14-15)
Adapun berbakti dan taat kepada orang tua terbatas hanya dalam perkara yang Ma’ruf atau perbuatan baik saja. Sedangkan jika orang tua menyuruh kepada kekafiran, atau kesyirikan, maka tidak boleh taat kepada keduanya.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۗوَاِنْ جَاهَدٰكَ لِتُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِه عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا
Artinya: “Dan kami wajibkan kepada manusia agar berbuat kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka jangan engkau patuhi keduanya…..” (QS. Al-an kabut: 8)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada manusia untuk memberikan nafkah kepada orang tua. Setiap anak wajib menafkahi orang tuanya jika orang tuanya tidak mampu. Menafkahi orang tua wajib didahulukan atas sana kerabat, anak yatim, orang miskin dan lainnya.
Ada beberapa ayat dalam Alquran yang menyebutkan tentang wajibnya berbakti kepada kedua orang tua dan bersyukur kepada keduanya serta disebutkan juga tentang larangan mengikuti kedua orang tua apabila keduanya mengajak kepada kesyirikan.
Berbakti kepada orang tua merupakan sifat yang menonjol dari para nabi
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan sifat yang menonjol dari para nabiyullah alaihissalatu wassalamu diantaranya, Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwasanya Isa bin Maryam Alaihissalam adalah anak yang berbakti kepada kepada ibunya.
Allah berfirman yang artinya; ” dia (isa) berkata: ” Sesungguhnya aku hamba Allah, dia memberiku kitab Injil dan dia menjadikan aku Seorang nabi. Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan dia memerintahkan kepadaku melaksanakan salat dan menunaikan zakat selama aku hidup dan berbakti kepada Ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. ” (QS. Maryam: 30-32)
Seluruh Nabi dan Rasul Alaihissalam berbakti kepada kedua orang tua mereka. Dan ini menunjukkan bahwa berbakti kepada orang tua merupakan syariat yang umum. Setiap Nabi dan Rasul Shallallahu alaihi wasallam yang diutus oleh Allah subhanahu wa ta’ala kamu muka bumi selain diperintah untuk menyeru umatnya agar beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, dan mentauhidkannya serta menjauhkan segala macam perbuatan Syirik, mereka juga diperintahkan untuk menyeru umatnya agar berbakti kepada kedua orang tuanya.
Apabila ayat-ayat yang menjelaskan tentang berbakti kepada kedua orang tua diperhatikan, maka kita pun akan mengetahui bahwasanya berbakti kepada orang tua adalah permasalahan kedua setelah menjauhidkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala bila selama ini yang dikaji adalah masalah tauhid, masalah aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah, aqidah salam, Maka selanjutnya wajib pula bagi setiap muslim dan muslimah untuk mengkaji masalah berbakti kepada kedua orang tua. Tidak boleh menjadi pada seorang yang bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla tetapi ia durhaka kepada kedua orang tuanya: setiap muslim, terutama bagi seorang tholabul illem atau penuntut ilmu wajib baginya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya.
Di dalam ayat-ayat Alquran penyebut dan mengenai bertauhid kepada Allah selalu diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tua. Para ulama telah menjelaskan hikmah dari hal ini yaitu:
Pertama: Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia dan Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan rezeki kepadanya, maka itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala sajalah yang berhak untuk diibadahi. Sedangkan kedua orang tua merupakan sebab adanya anak, maka keduanya berhak untuk diperlakukan dengan baik. Karena itulah tanda komam kewajiban seorang anak untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Kedua Allah yang telah memberikan semua nikmat yang diperoleh hamba-hambanya, maka hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala yang wajib disyukuri. Kemudian, kedua orang tualah yang telah memberikan segala yang kita butuhkan seperti maka, minum, pakaian, dan lainnya sehingga wajib bagi kita untuk berterima kasih kepada keduanya. Oleh karena itulah, kewajiban seorang anak atas nikmat yang diberikannya adalah bersyukur kepada allah allah subhanahu wa ta’ala dan bersyukur kepada kedua orang.
Ketiga: Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah rob yang membina dan mendidik manusia di atas manhajnya, maka Allah lah yang berhak untuk diagungkan dan dicintai. Demikian juga kedua orang tua yang telah mendidik Kita sejak kecil, juga kedua orang tua yang telah mendidik Kita sejak kecil, maka itu kita harus bersikap tawadhu atau merendahkan hati, atau kir atau menghormati atau beradab, dan telah tuh atau berlaku lemah lembut baik di dalam perkataan maupun dalam perbuatan kepada keduanya.
Inilah hikmah Mengapa dalam Alquran Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan tentang berbakti kepada keduanya kemudian diiringi dengan berbakti kepada kedua orang tuanya.
REFERENSI:
Diringkas dari buku: Birrul walidain
Penulis : Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Cetakan ke 1 : Sya’ban 1436 H / Mei 2015 M
Cetakan ke 4: Jumadil Awwal 1441 /januari 2020 M
Diringkas oleh: Helmi Lia Putri
Status: Pengabdian Ma’had Darul Qur’an wal Hadits OKU Timur
Pondasi Dasar Agamaku Adalah Tauhid
Mengapa Kita Harus Berdakwah Part II
Leave a Reply