Ucapan beliau Telah datang kepada kalian Ramadhan, maksudnya adalah persiapkanlah diri-diri kalian untuk menyambut tamu yang terhormat ini!, persiapkan untuk memuliakannya dan menunaikan haknya!, persiapkanlah diri-diri kalian untuk hal itu!. Karena sebagaimana dia datang dengan cepat, perginya pun dengan cepat. Persiapkan dan bersiap-siaplah diri-diri kalian untuk menunaikan amalan-amalan yang mulia, segala bentuk ketaatan yang cemerlang, dan ibadah-ibadah yang kalian merasa gembira membawanya ketika berjumpa dengan Allah.
Dan seyogianya seorang muslim agar memperbagus ketika menyambut bulan Ramadhan. Dan di sini manusia bervariasi dengan variasi yang besar dalam menyambut bulan ini. Yaitu di antaranya:
Pertama: Sekelompok manusia yang menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan mendatangi pasar-pasar dengan penuh semangat, dengan tujuan untuk membeli berbagai jenis makanan, beraneka ragam cemilan, dan sebaik-baik hidangan. Sehingga mereka berlomba-lomba meramaikan pasar, mereka membeli beraneka macam jenis makanan dan minuman dengan jumlah yang menakjubkan. Seakan-akan mereka hanya menyambut bulan makan, minum dan mengumpulkan makanan. Mereka membeli dengan kapasitas yang lebih sehingga pada kebanyakan rumah tangga melakukan shooping dan belanja makanan di bulan Ramadhan melebihi dari keinginan dan kebutuhan mereka yang semestinya. Oleh karena ini sebagian mereka, terlebih lagi yang senang berfoya-foya, kamu dapati dia melakukan tabdzir yang sangat jelek (membelanjakan harta yang tidak sesuai syariat atau berlebihan). Dia meletakkan di tempat hidangan dan meja makan segala jenis makanan yang banyak, kemudian dia tidak memakan darinya kecuali sedikit.
Kedua: Sekelompok manusia ketika menjumpai bulan Ramadhan, mereka mempersiapkan diri dengan segala jenis permainan, hiburan dan perkara yang sia-sia. Mereka mempersiapkan dengan hal-hal yang menyibukkan mereka dari waktu yang sangat berharga di bulan Ramadhan berupa perkara yang menyia-nyiakan dan menghancurkan waktu dalam perkara yang tidak berfaedah. Bahkan dalam banyak kesempatan berbuat sesuatu yang betul-betul memberikan kemudaratan. Mereka mempersiapkan diri dalam hal-hal seperti ini, dan mempersiapkan dengan sempurna sebelum datangnya bulan Ramadhan.
Ketiga: Sekelompok manusia yang telah Allah mengaruniai mereka dengan taufik-Nya, menjaga mereka dengan penjagaan-Nya, senantiasa memperhatikan mereka. Sehingga mereka memulai mempersiapkan diri untuk bulan Ramadhan. Kalian dapati salah satu mereka banyak memiliki gagasan-gagasan baik, dan di benaknya ada berbagai macam agenda kebaikan. Mereka menyusun rencana, mulai dari waktu membaca Al-Quran, waktu berdzikir, waktu sholat malam, waktu membantu orang yang membutuhkan, waktu untuk bersedekah, waktu untuk bermajlis ilmu, sehingga penuh waktu untuknya. Dan sebagian orang menganggap bahwa bulan Ramadhan sempit waktunya dengan berbagai program, proyek bermacam-macam, dan kesempatan yang luas untuk menambah ketaatan kepada Allah ﷻ, akan tetapi waktu di bulan Ramadhan sempit dan kurang banyak untuk menunaikan segala pintu-pintu kebaikan.
Keempat: Sebagian orang memperlakukan bulan Ramadhan sama perlakuannya dengan bulan-bulan yang lainnya. Sehingga berlalu begitu saja bulan Ramadhan tersebut sebagaimana berlalunya bulan-bulan yang lainnya. Sampai-sampai satu malam yang diturunkan padanya Al-Quran yang lebih baik dari 1000 bulan berlalu seperti malam-malam yang lainnya. Ini adalah kerugian yang sangat jelek, dan kelalaian yang sangat jelas. Dan membuang begitu saja tidak mengambil faedah yang tidak pantas bagi seorang muslim bersikap menelantarkan dan menyia-nyiakannya.
Oleh karena itu sepantasnya bagi seorang muslim untuk memperbagus dalam menyambut bulan ini, memperbagus jamuannya, dan mempersiapkan diri agar menjadi pemilik bulan Ramadhan dengan jujur dan benar.
Telah datang dalam Sunan ar-Tirmidziy dari Hadits Abi Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi, beliau bersabda:
إذا كان أولُ ليلةٍ من شهرِ رمضانَ صُفِّدَتِ الشياطينُ ومَرَدةُ الجنِّ ، وغُلِّقتْ أبوابُ النارِ فلم يُفتحْ منها بابٌ ، وفُتِّحَتْ أبوابُ الجنةِ فلم يُغلقْ منها بابٌ ، ويُنادي منادٍ كلَّ ليلةٍ : يا باغيَ الخيرِ أقبلْ ، ويا باغيَ الشرِّ أقْصرْ ، وللهِ عتقاءُ من النارِ، وذلك كلَّ ليلةٍ
“Ketika malam pertama dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin yang jahat dirantai, pintu-pintu neraka dikunci, dan tidak ada satu pintu pun yang di buka, dan pintu-pintu surga dibuka, dan tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Kemudian seorang penyeru menyeru ‘wahai para pencari kebaikan! Mendekatlah! Wahai para pelaku kejelekan, berhentilah!, dan Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu setiap malam.”[1]
Maka renungilah sabda Nabi, Kemudian seorang penyeru menyeru ‘wahai para pencari kebaikan! Mendekatlah! Maksudnya kamu telah menjumpai satu musim kebaikan dan musim ketaatan, maka mendekatlah dengan sungguh-sungguh, dan semangatlah dengan semangat yang besar, dan waspadalah, jangan menyia-nyiakan dirimu dari kesempatan yang besar ini.
sabda Nabi, Wahai para pelaku kejelekan, berhentilah! Maksudnya tidak pantas bagi orang yang sering menginginkan kejelekan atau jiwanya condong kepada kejelekan memberikan kesempatan untuk terus-menerus dalam kejelekan, dan berlebihan dalam penyimpangannya, dan senantiasa dalam kesesatannya di dalam musim yang mulia nan berkah ini.
Barang siapa yang jiwanya tidak tergerak untuk mendekat kepada Allah, bertaubat, dan menyesal ketika menjumpai bulan yang penuh berkah ini, maka kapankah jiwanya mau tergerak?
Kebanyakan manusia terkalahkan dengan kesibukan dunia, godaan-godaan, dan kelalaian-kelalaian, sehingga menjadikannya penghalang dan sandungan baginya dari bertobat dan kembali kepada Allah. Di pagi hari dan sore hari dia di dalam kemewahan dan kesombongan, berfoya-foya dan hura-hura, bermain-main dan bergadang, tidur dan malas, dhalim dan fajir. Sehingga bulan Ramadhan itu adalah kesempatan untuk yang semisal mereka yang banyak lalai untuk bertobat nasuha dan menghadap kepada Allah, dan jika jiwa itu tidak tergerak pada musim yang agung ini untuk bertobat maka kapan akan tergerak? Dan jika seorang hamba tidak menghadap Allah di bulan Ramadhan ini maka kapan menghadap?
Kemudian sabda Nabi, dan Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu setiap malam. Artinya bahwa Allah setiap malam dari malam-malam di bulan yang mulia tersebut, membebaskan manusia dari neraka jahanam. Dan seorang muslim jiwanya harus berhasrat untuk mendapatkan bagian dari keberuntungan yang besar ini, yaitu dibebaskan lehernya dari api neraka, semoga Allah menyelamatkan kita darinya.
Pada sebagian keadaan diumumkan di sebagian tempat-tempat tentang perlombaan dan doorprize-doorprize, dan dibuat untuk setiap harinya ada hadiah, bisa 1000 RA, atau lebih atau sedikit. Dan kamu lihat manusia menyambutnya dengan antusias yang sangat dahsyat. Dan sambutan yang bertambah-tambah. Setiap orang berusaha mendahului, berkorban, dan menyungguhi diri agar bisa meraih 1000 RA, atau yang lebih, atau yang sedikit, agar menjadi juara. Akan tetapi bila dihadapkan dengan kejuaraan di akhirat, dan dengan balasan di hari kiamat. Menipis keinginan, melemah cita-cita, dan memendek hasrat manusia dari yang semisal perkara yang mulia ini.
Kalau tidak, maka sepantasnya bagi seorang muslim ketika mendengar sabda Nabi, dan Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka, agar senantiasa memperhatikan pada yang demikian itu, dan bersikap antusias agar termasuk mereka ini. Berjuang, sungguh-sungguh dan memohon kepada Allah agar dia termasuk hamba-Nya yang dibebaskan dari neraka. Dan menghadap kepada Allah untuk mendapat bagian dari janji yang mulia ini. Dan meraih pahala yang agung ini.
Dan telah datang dalam Hadits yang lain, bahwa Nabi bulan ini sebagai bulan sabar, Beliau bersabda: “Puasa di bulan sabar dan tiga hari di setiap bulan seperti puasa setahun penuh”. Beliau mensifati bulan Ramadhan dengan bulan sabar. Artinya bahwa setiap muslim memiliki kesempatan yang agung di bulan yang mulia ini untuk melatih dan membiasakan diri bersabar dengan segala jenis kesabaran. Sabar di atas ketaatan, sabar dari bermaksiat kepada Allah dan sabar terhadap takdir-Nya, maka bulan ini adalah musim untuk bersabar.
Allah akan menyempurnakan pahala bagi orang-orang yang bersabar sampai tak terhingga. Bulan Ramadhan adalah seagung-agungnya musim kesabaran. Seorang muslim hendaknya memulai dari hari pertama di bulan yang penuh berkah ini dengan membiasakan diri untuk bersabar. Bersabar dengan ibadah, ketaatan, berdzikir, membaca Al-Qur’an, shalat, puasa dan lain sebagainya dari apa yang Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya.
Dan membiasakan diri dengan bersabar dari bermaksiat kepada Allah. Dia meninggalkan kesenangan dan kebiasaaannya seperti makanan, minuman dan yang lainnya di siang hari di bulan Ramadhan. Bersabar dari semua itu karena menjalankan ketaatan kepada Allah.
Jika seorang muslim bersabar di bulan puasa ini, dan menahan dari apa yang Allah halalkan untuknya. Karena Allah mengharamkan perkara-perkara tersebut baginya ketika di bulan Ramadhan. Dan sadari juga bahwa Allah telah mengharamkan baginya hal-hal yang haram sepanjang hidupnya dan umurnya. Wajib baginya berhenti dari yang diharamkan dan menahan diri darinya selama-lamanya dengan rasa takut terhadap adzab Allah yang telah Allah siapkan bagi orang yang menyelisihi perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya.
Dan membiasakan diri untuk bersabar terhadap takdir Allah yang menyakitkan. Seperti ketika meninggalkan makan dan minum, padahal jiwa berhasrat dengannya. Demikian juga menahan jiwa dari apa yang Allah perkenankan dari perkara syahawat dan kelezatan seperti berjima’ dan pengantar-pengantarnya, sebagai bentuk wujud merealisasikan kesabaran.
Sehingga seorang muslim hidup di bulan ini sebagai orang yang sabar hingga dia keluar darinya. Dia telah mengambil pelajaran-pelajaran yang agung dalam kesabaran. Membiasakan dengan berbagai macam kebaikan yang banyak dan dengan ini, bulan latihan bagi manusia tidak hanya di bulan ini saja. Namun akan datang kepadanya keberkahan bulan Ramadhan dan kebaikannya sepanjang umurnya dan hidupnya. Karena dia terus melatih diri untuk bersabar dan membiasakannya. Dia senantiasa hidup bersama sabar di musim yang paling agung dan jika seorang muslim tidak berhias dengan kesabaran di musim yang paling agung, kapan lagi dia bersabar?
Oleh karena ini, termasuk perkara yang penting yang sepantasnya seorang muslim untuk menaruh perhatian dengannya, yaitu membiasakan diri untuk bersabar di bulan yang mulia dengan seluruh macam kesabaran. Sabar di atas ketaatan kepada Allah , sabar dari maksiat, dan sabar di atas taqdir-Nya yang menyakitkan.
Dan telah datang sebuah Hadits shahih dari Nabi bahwa beliau mensifati bulan Ramadhan sebagai bulan keberkahan. Rasulullah bersabda:
أتاكم شهر رمضانُ، شهرٌ مُبارَكٌ، افترَضَ اللهُ عليكم صِيامَه، فيه ُفتَحُ أبوابُ الجنَّةِ، وتُغلَقُ أبوابُ النَار، تصفد مردة الشياطين
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan penuh berkah, Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya, padanya dibuka pintu-pintu surga, dan ditutup pintu-pintu neraka, dirantai setan-setan yang jahat”. (HR Nasa’i)
Syahid dari hadits tersebut adalah pensifatan Nabi kepada bulan Ramadhan sebagai bulah keberkahan dan keberkahan bulan Ramadhan bisa digapai setiap saat dan setiap waktu semenjak awal masuknya hingga akhir keluarnya. Setiap waktu sekejap dari waktu di bulan ini ada keberkahannya, padanya ada keberkahan yang agung, kebaikan yang merata, dan keutamaan yang banyak.
Termasuk dari keberkahan bulan ini adalah apa yang dikabarkan oleh Nabi dalam hadits ini. Yaitu bahwa pintu-pintu surga pada bulan ini dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup serta Syaithan-syaithan yang jahat dirantai. Ini adalah keberkahan yang dikhususkan di bulan ini yang tidak terjadi di bulan-bulan yang lainnya. Seluruh pintu surga dibuka, tidak ada satu pun pintunya yang tertutup dan seluruh pintu neraka ditutup, tidak ada satu pun pintunya yang dibuka dan semua syaithan yang jahat dirantai sehingga tidak ada yang mampu secara bebas mengganggu manusia sebagaimana mereka leluasa mengganggu manusia di selain bulan ini. Ini seluruhnya adalah keberkahan yang agung yang mampu membangkitkan semangat, membakar tekad, memotivasi manusia agar menyambutnya dengan ketaatan kepada Allah.
Kalau kita berbicara mengenai kebaikan-kebaikan bulan ini, kekhususannya, keutamaannya, dan kedudukannya, maka akan lama pembahasannya ini. Akan tetapi kita akan berbincang mengenai apa yang pantas bagi kita untuk menyambut bulan Ramadhan ini atau bagaimana caranya menyambutnya. Saya akan hadapkan kepada pembaca yang mulia beberapa poin yang sangat penting.
Pertama:
Sepantasnya bagi kita untuk bergembira dengan bulan Ramadhan ketika masuknya dengan kegembiraan yang sangat. Kita senang dengan kedatangannya. Jadikan bulan tersebut memiliki posisi dan kedudukan yang tinggi dalam hati kita. Hendaklah kita memuji Allah ketika memperkenankan kita sampai di bulan ini. Berapa banyak manusia yang sudah pernah menyaksikan bulan Ramadhan yang lalu, dan bulan-bulan sebelumnya, namun telah terputus ajalnya, sehingga tidak mendapati bulan Ramadhan ini. Padahal mereka merindukan perjumpaannya. Kita tidak tahu, terkadang sebagian kita tidak menjumpainya, terkadang sebagian kita menjumpai sebagiannya. Oleh karena ini, hendaklah seorang muslim untuk bersemangat ketika Allah memuliakannya dan mengaruniai dia dengan tersampaikan di bulan Ramadhan ini. Penuh antusias dalam memuji Allah, bersyukur kepada-Nya atas karunia-Nya bisa sampai di bulan ini.
Tidak ada keraguan lagi, bahwa tersampainya dirimu di bulan Ramadhan ini dalam keadaan dirimu sehat, sejahtera, selamat, dan memiliki keimanan merupakan nikmat yang agung, anugerah yang besar, yang pantas bagi dirimu untuk mengetahui kadarnya dan kedudukannya.
Termasuk bentuk rasa syukurmu terhadap nikmat Allah atas dirimu berupa tersampainya dirimu di bulan Ramadhan yang agung ini, hendaklah kamu semangat dengan penuh kegigihan dan kesungguhan dalam menaati Allah – semoga Allah menyampaikan dirimu di bulan Ramadhan-, semangatlah untuk menunaikan hak Allah, dengan berpuasa, qiyamul lail, bertaqorrub kepada Allah, dan menjauhi apa yang Allah haramkan.
Dan adalah termasuk sunnah Nabi jika telah melihat hilal-hilal bulan apa pun beliau mengucapkan :
اللَّهمَّ أهلِلهُ علَينا باليُمنِ والإيمانِ والسَّلامَةِ والإسلامِ ربِّي وربُّكَ اللَّهُ
“Ya Allah jadikanlah ru’yah hilal kami disertai dengan yumna (keberkahan-pen) dan iman (yaitu kokoh di atasnya-pen), keselamatan (dari bahaya dunia dan agama-pen) dan Islam, Rabbku dan Rabb mu adalah Allah”.[2]
Dan ketika Allah memuliakanmu dan bulan Ramadhan telah menjumpaimu dan engkau pun melihat hilal, maka berdoalah dengan doa ini yang mana Nabi berdoa dengannya ketika melihat hilal pada setiap bulan dan dia termasuk doa yang agung, engkau memohon kepada Rabbmu agar Allah memberkahi dirimu di bulanmu itu. Semoga Allah mengarunia dirimu dengan yumna (keberkahan), iman, keselamatan dari segala kejelekan, dan kemampuan menunaikan hak-hak Islam yang diridhai Allah. Tidak diragukan lagi bahwa sampainya dirimu di bulan ini adalah nikmat yang agung yang wajib atas mu untuk bersyukur kepada Allah, dan menghargainya dengan sebenar-benar penghargaan.
Bersambung….
REFERENSI:
- As-Sunan, Tirmidzi dan Ibnu Majah
- Al-Musnad, Imam Ahmad bin Hambal
- Waja’a Syahru Ramadhan, Syeikh Abdurrazzaq
Penulis: Abu Abdillah Ahmad Tri Aminuddin
[1] Nomor 682 dan Ibnu Majah nomor 1642 dan Al Albani menshahihkannya.
[2] HR Imam Tirmidziy (3451), dan Ahmad (1397), dari Hadits Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhu.
Baca juga artikel berikut:
Leave a Reply