Nasehat berharga di bulan ramadhan, segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, memohon ampunan-Nya, kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan jiwa-jiwa kita, dan dari keburukan perbuatan-perbuatan kita, barang siapa yang Allah beri petunjuk kepadanya, tiada lagi yang mampu menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan, tiada lagi yang mampu memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, semoga sholawat dan salam tercurahkan atasnya, keluarganya, dan para seluruh sahabat-sahabatnya. Adapun setelah itu
Kita sebagai hamba yang lemah senantiasa membutuhkan bimbingan dan nasehat. Terlebih lagi di bulan Ramadhan ini, bulan penuh kebaikan dan keberkahan. Kita semua -kaum muslimin- diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Tentunya kita menginginkan agar pahala ibadah kita sempurna, dan kita tidak sia-sia menjalankan ibadah di bulan ini, sehingga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang bertakwa, in syaa Allah.
Ketika membaca-baca di perpustakaan Ponpes Darul Qur’an wal Hadits, saya dapati sebuah risalah kecil yang begitu indah dan sangat berharga. Yang memuat untaian mutiara nasehat bagi segenap kaum muslimin, bagaimana seharusnya mereka mengisi waktunya di bulan Ramadhan. Apa yang seharusnya mereka lakukan supaya ibadah mereka tidak sia-sia, agar ibadah mereka di bulan penuh berkah tersebut mendapatkan pahala dan balasan yang sempurna, sehingga menjadi hamba-hamba yang bertakwa setelah keluar dari bulan Ramadhan.
Maka risalah kecil ini sebagai nasehat dan bekal untuk beramal di bulan ini,
Semoga risalah ini bermanfaat bagi penulisnya, penerjemahnya dan kaum muslimin seluruhnya. Amin ya Rabbal Alamin.
Berkata Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr حفظه الله تعالى :
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, memohon ampunan-Nya, kita berlindung kepada-Nya dari kejelekan jiwa-jiwa kita, dan dari keburukan perbuatan-perbuatan kita, barang siapa yang Allah beri petunjuk kepadanya, tiada lagi yang mampu menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan, tiada lagi yang mampu memberi petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, semoga sholawat dan salam tercurahkan atasnya, keluarganya, dan para seluruh sahabat-sahabatnya. Adapun setelah itu,
Sesungguhnya perkumpulan untuk saling mengingatkan dalam urusan agama dan mengingatkan akan datangnya musim kebaikan yang in Syaa Allah kaum mukminin akan menjumpainya, tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan perkara yang sangat penting dan yang sepantasnya senantiasa diperhatikan dan diprioritaskan. Dikarenakan dalam hal tersebut terdapat kemuliaan, kebaikan, dan manfaat yang sangat besar yang tak terhitung dan tak terkira.
Dan telah datang dalam Shohih Muslim bahwa Nabi di suatu hari keluar menjumpai para sahabatnya dan mereka sedang duduk-duduk di dalam masjid saling mudzakarah. Kemudian Nabi bertanya “Apa yang membuat kalian duduk-duduk di masjid?”, Kami mengatakan ‘Kami bermajlis untuk bermudzakarah tentang Islam dan apa yang telah Allah karuniakan kepada kami.’ Nabi bertanya lagi “Demi Allah! Apakah memang tidak ada yang menyebabkan kalian bermajlis kecuali hal tersebut?”, jawab mereka ‘Demi Allah tidak ada yang menyebabkan kami bermajlis kecuali hal tersebut.’ Maka Nabi bersabda :“Ketahuilah! Demi Allah diriku tidaklah meminta kalian untuk bersumpah karena menuduh kalian, akan tetapi Jibril datang kepadaku barusan kemudian mengabarkan kepadaku bahwa Allah berbangga diri dengan kalian di hadapan malaikat-malaikat-Nya.”[1]
Ini merupakan sebuah pertanda yang besar bagi siapa saja yang Allah muliakan dia, dan yang Allah karuniakan untuk bisa menjaga waktunya pada semisal majlis–majlis ini yang diadakan di rumah-rumah Allah yang Allah perintahkan supaya nama-Nya meninggi dan disebut-sebut di dalamnya.
Majlis–majlis yang berkah seperti ini pantas bagi seorang muslim untuk berusaha menyabarkan diri padanya. Dan dia harus menyediakan waktu untuknya hingga dia bisa mengambil faedah dan manfaat. Jika tidak, jika dia lalai, berpaling, tersibukkan, dan tenggelam dalam urusan dunia yang tidak pernah berujung, maka dia tidak akan siap untuk mengenal kebaikan, mengenal pintu-pintu kebaikan, dan mengenal jalan-jalan yang mengantarkan meraih kebaikan dan keridhaan Allah. Dalam majlis seperti ini akan sempurna sebuah arahan, akan ada nasehat, tercapai peringatan, dan membangunkan hati, serta arahan untuk meraih pintu-pintu kebaikan sehingga manusia dan mengambil manfaat dan faedah yang sangat besar.
Dan pembahasan yang kita memperbincangkannya yaitu menyambut bulan Ramadhan. Bahwasanya telah tersisa beberapa hari lagi akan memasuki bulan yang penuh berkah ini. Bulan ini akan mengguyurkan kebaikan yang merata, keutamaan yang mulia, dan keberkahan yang berkesinambungan.
Bulan Ramadhan hampir datang. Dan kedatangannya di sisi kaum muslimin adalah urusan yang besar. Dan kesan atau pengaruh besar di dalam jiwa-jiwa mereka. Karena mereka memperlihatkan kerinduan mereka dan berusaha mengamati kedatangannya. Sehingga mereka saling memberi kabar gembira ketika dekatnya waktu. Dan sangat bergembira ketika masuk bulan Ramadhan disebabkan pengetahuan mereka terhadap musim yang agung nan penuh berkah berupa kebaikan-kebaikan, kekhususan-kekhususan yang mulia yang membedakan bulan ini dan mengkhususkannya dari bulan-bulan yang lainnya.
Barang siapa yang Allah muliakan dia, Allah lapangkan ajalnya, dipanjangkan umurnya, agar sampai dan meraih bulan yang mulia ini, maka hal itu adalah anugerah yang sangat besar atas seorang hamba, supaya ikut serta bersama kaum muslimin memetik hasil dari musim yang agung nan penuh berkah, musim untuk ketaatan dan iman, dan mendekatkan diri kepada Ar-Rahman.
Dan telah datang dalam sunnah yang shahih bahwa Nabi adalah pernah memberi ucapan kabar gembira kepada para sahabatnya akan kedatangan bulan ini. Dan beliau pernah mengucapkan kepada para sahabatnya :
[1] Dari hadits Mu’awiyah Radhiyallahu anhu, nomor 2701
Dalam lafadz yang asli tidak sebagaimana yang disebutkan oleh beliau, yaitu dengan lafadz
خَرَجَ مُعَاوِيَةُ علَى حَلْقَةٍ في المَسْجِدِ، فَقالَ: ما أَجْلَسَكُمْ؟ قالوا: جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ، قالَ آللَّهِ ما أَجْلَسَكُمْ إلَّا ذَاكَ؟ قالوا: وَاللَّهِ ما أَجْلَسَنَا إلَّا ذَاكَ، قالَ: أَما إنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ، وَما كانَ أَحَدٌ بمَنْزِلَتي مِن رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ أَقَلَّ عنْه حَدِيثًا مِنِّي، وإنَّ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ خَرَجَ علَى حَلْقَةٍ مِن أَصْحَابِهِ، فَقالَ: ما أَجْلَسَكُمْ؟ قالوا: جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ علَى ما هَدَانَا لِلإِسْلَامِ، وَمَنَّ به عَلَيْنَا، قالَ: آللَّهِ ما أَجْلَسَكُمْ إلَّا ذَاكَ؟ قالوا: وَاللَّهِ ما أَجْلَسَنَا إلَّا ذَاكَ، قالَ: أَما إنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ، وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فأخْبَرَنِي، أنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بكُمُ المَلَائِكَةَ.
Dari Abu Said Al-Khudriy bercerita bahwa Mu’awiyah keluar menemui sebuah halaqah di dalam masjid. Dia berkata : ‘Apa yang membuat kalian duduk-duduk di masjid?’, mereka menjawab :’Kami duduk-duduk untuk mengingat Allah. Dia berkata lagi : ‘Demi Allah! Apakah memang tidak ada yang menyebabkan kalian bermajlis kecuali hal tersebut?’. Jawab mereka ‘Demi Allah tidak ada yang menyebabkan kami bermajlis kecuali hal tersebut.’ Dia berkata : Ketahuilah! Demi Allah diriku tidaklah meminta kalian untuk bersumpah karena menuduh kalian’. Dan tidak ada seorang pun yang bersama dengan tempatku dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang lebih sedikit Hadits-nya dari pada diriku, dan sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam pernah keluar menjumpai sebuah halaqah para sahabatnya. Kemudian Nabi bertanya “Apa yang membuat kalian duduk-duduk di masjid?”, Kami mengatakan ‘Kami bermajlis untuk mengingat Allah dan memuji-Nya atas apa yang telah Allah berikan kepada kami untuk memeluk islam, dan apa yang telah Allah karuniakan atas kami.’ Nabi bertanya lagi “Demi Allah! Apakah memang tidak ada yang menyebabkan kalian bermajlis kecuali hal tersebut?”, jawab mereka ‘Demi Allah tidak ada yang menyebabkan kami bermajlis kecuali hal tersebut.’ Maka Nabi bersabda :“Ketahuilah! Demi Allah diriku tidaklah meminta kalian untuk bersumpah karena menuduh kalian, akan tetapi Jibril datang kepadaku barusan kemudian mengabarkan kepadaku bahwa Allah berbangga diri dengan kalian di hadapan malaikat-malaikat-Nya.”
خَرَجَ مُعَاوِيَةُ علَى حَلْقَةٍ في المَسْجِدِ، فَقالَ: ما أَجْلَسَكُمْ؟ قالوا: جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ، قالَ آللَّهِ ما أَجْلَسَكُمْ إلَّا ذَاكَ؟ قالوا: وَاللَّهِ ما أَجْلَسَنَا إلَّا ذَاكَ، قالَ: أَما إنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ، وَما كانَ أَحَدٌ بمَنْزِلَتي مِن رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ أَقَلَّ عنْه حَدِيثًا مِنِّي، وإنَّ رَسولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ خَرَجَ علَى حَلْقَةٍ مِن أَصْحَابِهِ، فَقالَ: ما أَجْلَسَكُمْ؟ قالوا: جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ علَى ما هَدَانَا لِلإِسْلَامِ، وَمَنَّ به عَلَيْنَا، قالَ: آللَّهِ ما أَجْلَسَكُمْ إلَّا ذَاكَ؟ قالوا: وَاللَّهِ ما أَجْلَسَنَا إلَّا ذَاكَ، قالَ: أَما إنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ، وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فأخْبَرَنِي، أنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بكُمُ المَلَائِكَةَ.
Dari Abu Said Al-Khudriy bercerita bahwa Mu’awiyah keluar menemui sebuah halaqah di dalam masjid. Dia berkata : ‘Apa yang membuat kalian duduk-duduk di masjid?’, mereka menjawab :’Kami duduk-duduk untuk mengingat Allah. Dia berkata lagi : ‘Demi Allah! Apakah memang tidak ada yang menyebabkan kalian bermajlis kecuali hal tersebut?’. Jawab mereka ‘Demi Allah tidak ada yang menyebabkan kami bermajlis kecuali hal tersebut.’ Dia berkata : Ketahuilah! Demi Allah diriku tidaklah meminta kalian untuk bersumpah karena menuduh kalian’. Dan tidak ada seorang pun yang bersama dengan tempatku dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang lebih sedikit Hadits-nya dari pada diriku, dan sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam pernah keluar menjumpai sebuah halaqah para sahabatnya. Kemudian Nabi bertanya “Apa yang membuat kalian duduk-duduk di masjid?”, Kami mengatakan ‘Kami bermajlis untuk mengingat Allah dan memuji-Nya atas apa yang telah Allah berikan kepada kami untuk memeluk islam, dan apa yang telah Allah karuniakan atas kami.’ Nabi bertanya lagi “Demi Allah! Apakah memang tidak ada yang menyebabkan kalian bermajlis kecuali hal tersebut?”, jawab mereka ‘Demi Allah tidak ada yang menyebabkan kami bermajlis kecuali hal tersebut.’ Maka Nabi bersabda :“Ketahuilah! Demi Allah diriku tidaklah meminta kalian untuk bersumpah karena menuduh kalian, akan tetapi Jibril datang kepadaku barusan kemudian mengabarkan kepadaku bahwa Allah berbangga diri dengan kalian di hadapan malaikat-malaikat-Nya.”
قد جاءَكم رمضانُ، شهرٌ مُبارَكٌ، افترَضَ اللهُ عليكم صِيامَه، تُفتَحُ فيه أبوابُ الجنَّةِ، وتُغلَقُ فيه أبوابُ الجَحيمِ، وتُغَلُّ فيه الشَّياطينُ، فيه لَيلةٌ خَيرٌ مِن ألْفِ شَهرٍ، مَن حُرِمَ خَيرَها فقد حُرِمَ.
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan penuh berkah, Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya, padanya dibuka pintu-pintu surga, dan ditutup pintu-pintu neraka, dibelenggu setan-setan, dan padanya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa saja yang terhalangi kebaikan darinya, maka dia tidak mendapatkannya.”[1]
Ucapan beliau Telah datang kepada kalian Ramadhan, ini adalah ucapan kabar gembira dan ucapan selamat bagi kalian. Dan pengabaran tentang urusan yang besar yang akan terwujud untuk kalian. Yaitu, bahwa Ramadhan telah datang dan keadaan kalian sedang bersenang-senang dengan nikmat sehat dan waras. Kalian merasakan keamanan, iman, keselamatan dan Islam. Dan ini adalah bulan Ramadhan telah hadir kepada kalian, dia adalah musim yang agung, guna menghadap kembali kepada Allah, guna muhasabah diri, bangkit menegakkan ketaatan kepada Allah, dan menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah.
Ucapan ini adalah penggerak hati untuk bisa merasakan nilai kadar bulan tersebut, kedudukannya, dan keagungan tempatnya. Maksudnya, ‘siapkanlah diri kalian untuknya!, persiapkanlah untuk menyambut kedatangannya!, sambutlah dengan sebaik-baik sambutan!, jamulah dengan sebaik-baik jamuan!.
Dan manusia saling memerikan kabar gembira akan kedatangannya dan untuk menyambut urusan-urusan penting dan besar, agar mereka mempersiapkan diri, dan mempersiapkan segalanya.
Bulan Ramadhan adalah ibarat tamu yang mulia, utusan yang berharga di dalam jiwa setiap mukmin. Setiap mukmin bergembira dengan tamu ini melebihi kegembiraannya terhadap semulia-mulia tamu dan utusan. Bagaimana pandanganmu terhadap orang yang mulia yang dia senang bermurah hati, menderma, mengorbankan sesuatu dan memberi ketika datang padanya tamu yang terhormat kedudukannya, tinggi tempatnya, tinggi urusannya, bagaimana orang tersebut menyambut tamu dengan perihal tersebut?, bagaimana kegembiraannya? Bagaimana bentuk menjamunya?
Bersambung….
REFERENSI:
- Al-Musnad, Ahmad
- As-Sunan, An-Nasa’i
- Ash-Shahih, Imam Muslim
- Waja’a Syahru Ramadhan, Syeikh Abdurrazzaq
Penulis: Abu Abdillah Ahmad Tri Aminuddin
[1] Diriwayatkan oleh Ahmad 9497, 8991, 7148. Dan Nasai 2106 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu.
Baca juga artikel berikut:
Leave a Reply