Meredam Perihnya Duka Karna Petaka

MEREDAM DUKA KARENA PETAKA

Meredam Perihnya Duka Karna Petaka

Diantara sunnatullah yang berlaku pada makhluk-Nya, semenjak makhluk pertama hingga hari kiamat tiba adalah Allah menguji mereka dengan beragam musibah dan bala’. Ujian ini bertujuan menyeleksi para hamba , dan memberdakan Antara yang buruk dengan yang baik, mana yang berkeluh kesah dan mana yang sabar. Allah menyebutkan berbagai ujian ini secara global dalam firman-Nya :َ

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ  وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّبِرِينَ

Artinya: ‘’Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) Orang-orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengucapkan ,’’Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un) ’’Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk .” (QS. Al-Baqarah/2; 155-157)

Bagian yang di dapatkan masing-masing hamba dari musibah yang menimpanya adalah sesuai dengan sikapnya menghadapi musibah tersebut. Orang yang Ridha menerima musibah tersebut, maka baginyalah keridhaan Allah.

Barangsiapa yang jengkel diliputi amarah menghadapinya, maka iapun mendapatkan murka-Nya

Demikianlah adanya. Bila musibah membuatnya marah dan mendorongnya untuk bebuat kekufuran, maka ia pun di catat dalam daftar orang-orang yang teledor dan lalai, bila musibah membuatnya marah dan dongkol terhadap Allah, membuatnya lancing terhadap keputusan Allah dan jengkel terhadap keputusan Allah dan takdi-Nya, maka ia pun tercatat dalam daftar orang-orang yang merugi, namun bila musibah membuatnya Ridha menerimanya, iapun di catat dalam daftar orang-orang yang ridha. Bila musibah membuatnya bersabar menghadapinya, ia pun di catat dalam daftar orang-orang yang sabar. Bila musibah membuatnya bersyukur, ia pun di catat dalam catatan orang-orang yang memuji Allah dan bersyukur Kepada-Nya

Obat pelipur duka lara bala bencana

Diantara hal paling agung yang semestinya di lakukan setiap hamba dalam menyikapi masalah ini ialah memperlajari petunjuk dan syariat islam tentang apa yang seharusnya dilakukan saat ujian datang menimpa. Karena musibah –musibah itu mesti mendatangkan rasa sakit dan duka. Akan tetapi bila sesorang mukmin menapaki petunjuk islam, dan ia menghiasi diri dengan adab-adab dan rambu-rambu yang di ajarkan agama, maka ia akan terhibur dan lega hati (Meluapkan duka laranya) atas musibah yang menimpanya.

Sehingga ia akan mendapatkan kebaikan di dunia dan juga akhirat. karena itulah, seorang hamba perlu belajar petunjuk islam tentang apa-apa yang dapat mengobati nestapa musibahnya. Petunjuk islam mengenai hal ini sungguh sangat jelas sekali rambu dan tanda-tandanya.orang yang mendapat taufiq adalah orang yang dibimbing Allah untuk bisa memperhatikan dan konsisten dengan nya kala musibah mendera.

Diantara hal yang paling agung untuk mengobati nestapa dari musibah adalah:

  1. Bersabar dan beristirja’ (mengucapkan ,’’Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un’’)

Allah berfirman mengenai hal tersebut:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْ ءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّبِرِينََ

الَّذِينَ إِذا أَصَبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Artinya: ‘’dan sungguh akan kami berikan cobaan kepdamu,dengan sedikit ketakutan,kelaparan ,kekurangan harta,jwa dan buah-buahan.dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila di timpa musibah mereka mengucapkan,’’inna lillahi wa inna ilahi raaji’un’’ (QS. Al-Baqarah/2; 155-156)

Ini termasuk terapi yang paling bermanfaat dan lebih yang lebih agung darinya adalah hamba mengingat saat ia di timpa musibah, bahwa ia hanya hamba milik Allah, dan hanya kepada-Nya lah ia akan kembali. Maka dengan mengingat dua pokok yang agung ini, iapun akan lega hati meluapkan musibahnya; bagaimanapun besar musibah yang menimpa.

  1. Hal lain yang bisa mengobati adalah pengetahuan seorang hamba yang diiringi dengan keyakinan penuh tentang sesuatu yang sudah di takdirkan akan menimpanya, pasti tidak akan meleset dan sesuatu yang sudah di takdirkan tidak menimpanya, maka sesuatu itu tidak akan menderanya.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:ۤ

ما أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن تَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِك عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ ٌ

Artinya: ‘’tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri  melainkan terlah tertulis dalam kitab (lauhul Mahfudz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid/57; 22)

  1. Diantara yang meringankan duka akibat musibah adalah jika orang yang tertimpa musibah merenungi musibah yang menderanya, lalu ia membandingkan dengan berbagai musibah yang menimpa orang lain, jika ini ia lakukan, dia akan dapati bahwa ada musibah yang menimpa orang lain yang lebih berat dan lebih parah daripada musibah yang menimpanya. dengan demikian ia akan merasa sedikit terhibur hatinya.
  2. Termasuk obat duka yang di goreskan musibah adalah menyadari bahwa keluh kesahnya dan kedongklannya saat ditimpa musibah itu tidak akan bis mengembalikan apapun yang sudah hilang darinya, juga tidak bisa mengindarkan darinya dari musibah yang menimpa tersebut ,bahkan keluh kesahnya dan kedongkolannya tersebut hanya akan menambah dirinya rapuh, lemah dan musibahnya terasa semakin berat.
  3. Hal lain untuk mengobatinya adalah mengetahui dan menyadari bahwa kalau ia merasa jengkel dan berkeluh kesah serta tidak bersabar, maka ia akan kehilangan pahala yang besar seperti yang di tunjukkan oleh ayat Al-Qur’an dan kehilangan pahala besar lebih parah atau merugikan daripada musibah yang menimpa tersebut. mengenai pahala yang besar tersebut Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: Yang artinya’’ mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan Rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah/2; 157)
  4. Hal lain yang mengobati musibah adalah adanya harapan mendapatkan ganti dari Allah .sungguh, orang yang tertimpa musibah itu lalu ia bersabar dan beristirja’ serta segera bersimpuh bersandar kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala dari musibah yang menimpanya, dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Dalam shahih muslim dari Nabi, beliau bersabda, yang artinya: ’’tidaklah seorang hamba tertimpa musbah, lalu ia berucap ’’inna lillahi wa inna ilahi raaji’un (sesungguhnya kami milih Allah, dan hanya kepada-Nya lah kami akan kembali), Ya Allah,berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah ganti untukku denganyang lebih baik darinya. Kecuali Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan mengganti dengan yang lebih baik untuknya”. (HR. Muslim)
  5. Di Antara yang mengobati nestapa akibat musibah adalah mengetahui dan menyadari bahwa bila ia tidak ersabar (saat tertimpa musibah) karena iman dan mengharap pahala dan ganjaran Allah, maka mau tidak mau iapun akan harus bersabar juga setelah berlalu beberapa hari (atau beberapa waktu dari musibah yang menimpa. Pasti ia akan terpaksa bersabar juga , karena itulah, ada orang yang mengatakan. ’’ Barangsiapa yang tidak bersabar dan merasa lega hati dengan musibah yang menimpanya Karena dasar iman dan mengharap pahala dan janji Allah maka ia pun akan lupa pula dengan musibahnya setelah itu, persis seperti lupanya hewan ternak dengan musibah yang melandanya. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: ‘’sesungguhnya kesabaran itu hanyalah saat benturan musibah kala pertama melanda”. (Muttafaqun alaih)
  6. Penawar lainya adalah mengetahui dan meyakini bahwa tujuan Allah mengirimkan berbagai musibah dan ujian tersebut bukan untuk membinasakan para hamba-Nya yang beriman. Akan tetapi tujuan nya tidak lain hanya untuk menyeleksi dan menyaring para hamba-Nya dan untuk membedakan mana yang bersabar dan mana yang berkeluh kesah.

Oleh Karena itu ,sudah sepantasnya bagi hamba untuk merenungkan makna ini agar ia bisa masuk dalam jajaran orang-orang yang bersabar dan yang ridha, sehingga ia bisa menggapai pahala dari Allah yang begitu agung, bisa meraih janji-Nya yang begitu melimpah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Yang artinya: ‘’sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin,sesungguhnya semua urusannya baik semata untuk nya, dan itu tidak di dapatkan pada siapapun kecuali pada seorang mukmin. Bila ia memperoleh kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya, sedangkan bila ia di timpa kesusahan, ia bersabar dan itu baik baginya. (HR. Muslim)

  1. Obat duka musibah lainya adalah jika ia memperhatikan keadaan umat manusia di seantero jagad ini, maka ia akan temukan bahwa semuanya pernah atau akan mendapatkan ujian.

Sungguh, kesenangan dunia itu tah ubahnya seperti mimpi atau bayangan semu yang pasti akan sirna. Ibnu mas’ud mengatakan:  ‘’seiring dengan setiap kebahagiaan, selalu ada duka dan tidalah suatu rumah di penuhi kesenangan, melainkan rumah tersebut di penuhi tangisan duka semisal itu juga.

  1. Di Antara hal lain yang mengobati duka dari bala adalah mengetahui bahwa dalam ujian itu tersimpan anugrah dan pemberian. Dan Allah terkadang mengasihi hamba-Nya melalui musibah yang menimpanya, karena bila seoarang hamba senantiasa dalam keadaan sehat, selamat serta bergelimang harta, besar kemungkinan dia akan terperdaya, merasa besar diri, takjub dengan diri sendiri yang pada akhir nya rasa-rasa itu akan membinasakannya. namun bila Allah menimpakan musibah yang menimpa badan nya, hartanya ataupn yang lainnya, maka hatinya akan merasa terpukul, dan ia tunduk kepada Rabbnya, serta rasa takabbur dan kagum kepada diri sendiri akan sirna.
  2. Di Antara hal yang bisa mengobati perihnya duka lara adalah mengetahui bahwa rasa pedih dan rasa sakit akibat musibah di dunia jika di sikapi dengan sabar serta mengharapkan pahala dari Allah maka semua kepedihan dan rasa sakit itu akan berubah menjadi hal yang pasti akan segera sirna lalu berhasil meraih kenikmatan abadi.

Dan masih banyak kiat-kiat atau cara supaya kita bisa lebih bersabar dan menerima ketika kita sedang di timpa atau di uji dengan di berikan musibah, dan perlu kita ketahui juga tidak lah Allah menginginkan suatu kebaikan dari hamba-Nya melainkan ia akan menimpakan musibah kepadanya, baik untuk menghapus dosa nya maupun untuk mengangkat derajat nya.

Dan semoga Allah selalu memberikan kesabaran kepada kita di dalam menghadapi ujian-ujian yang Allah berikan kepada kita, dan mudah-mudahan melalui ringkasan artikel ini kita bisa mengambil manfaat darinya dan menjadi amal jariah untuk kami sebagai peringkas dan untuk kita semua sebagai pembaca Allahumma Aamiin.

Referensi:

Mahabats/Meredam perihnya duka karena petaka/Majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun.XXII/Rabi’ul Awwal 1440/November 2018M/Anas Arlaya

Baca juga artikel:

Allah Maha Perkasa Lagi Mulia

Palestina dan Zionis Yahudi

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.