Menakar Nilai Shalat Subuh
Membaca Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah, Anda akan mengetahui dengan mudah dan jelas bahwa shalat subuh sangat mahal nilainya.
Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik,karena kedudukannya dalam islam dan nilainya yang tinggi dalam syari’at. Banyak sekali hadis yang mendorong untuk melaksanakan sholat Subuh, dan menyanjung mereka yang menjaganya.
Rasulullah seseorang pendidik yang menyadari serta memahami tabiat manusia dan dorongan jiwa mengetahui bahwa waktu Subuh adalah waktu yang sulit. Seorang muslim bila dibiarkan begitu saja, akan memilih mengistirahatkan dirinya dan meninggalkan shalat wajib:
وَمَا أُبَرِّئُ نَفسِي إِنَّ النَّفسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي
Artinya: “Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,kecuali nafsu yang diberi rahmat Rabbku”. (QS. Yusuf: 53)
Oleh karena itu Rasulullah telah mengkhususkan shalat mulia ini dengan keistimewaan tunggal dan sifat-sifat tertentu yang tidak terulang pada shalat lainnya. Beberapa karakteristik ini akan mendorong seorang mukmin yang jujur untuk konsekuen melaksanakan shalat ini secara berjamaah dengan sekuat tenaga. Seorang mukmin akan memberikan semangat tinggi untuk berkorban segala sesuatu yang dia miliki, agar tidak hilang darinya walau hanya satu kewajiban, bagaimanapun kondisinya atau apapun rintangannya.
- Pahala Tanpa Batas
Orang yang melaksanakan shalat Subuh dengan berjamaah mendapatkan keistimewaan yang didapatkan orang-orang yang melaksanakan selain shalat Subuh dengan berjamaah. Bahkan dia akan mendapatkan lebih dari semua itu.
Dia mendapatkan pahala seperti orang-orang yang shalat berjamaah pada umumnya, yaitu 25 atau 27 derajat pahala. Diberikan padanya kebaikan yang banyak, dihapus kejelekannya, ditinggikan beberapa derajat kedudukannya. Malaikat berdoa baginya, dan beberapa balasan lain yang didapatkan orang yang berjamaah pada umumnya. Namun shalat Subuh memiliki kelebihan khusus yang tidak ada pada shalat yang lain. Di antaranya adalah:
- Pahala Shalat Malam Satu Malam Penuh
Diriwayatkan Muslim dari Utsman bin Affan berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda:
مَنْ صَلَّي العِشَاءَ جَمَاعَةً فَكَأَنَّمَاقَامَ نِصْفَ اللَّيلِ، وَمَنْ صَلَي الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّي اللَّيلَ كُلَّهُ
Artinya: “Barangsiapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah (atau dengan shalat Isya’, seperti yang tertera dalam hadis Abu Dawud dan Tirmidzi) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim dalam shahihnya)
Mampukah Anda melaksanakan shalat malam satu malam penuh?
Dengan karunia dan kemuliaan-Nya, Allah telah memberi Anda pahala ini, jika Anda melaksanakan shalat Subuh dan Isya’ berjamaah. Dan telah diketahui bahwa pahala shalat malam sangat besar dan agung. Tapi pahala shalat Subuh berjamaah jauh lebih mulia darinya.
Jika Anda telah mengetahui keutamaan dalam shalat Subuh berjamaah, maka saya memohon kepada Anda, bantulah saya untuk menjawab soal-soal yang tertuju kepada mereka yang berbondong-bondong melaksanakan shalat Tahajud pada malam 27 Ramadhan. Mereka yang berdiri tegak menghadap pada Allah berjam-jam, dan telah mengeluarkan malam yang penuh barakah ini.
Saya bertanya kepada mereka:
Menurut pendapat Anda, yang lebih afdhal; menghidupkan malam Qadar secara sempurna dengan ibadah, atau shalat Subuh berjamaah pada bulan Syawal, Safar atau Rajab atau bulan-bulan lain selain bulan Ramadhan?
Mana yang paling berat timbangannya di sisi Allah?
Mana yang paling Anda sedihkan ketika Anda tidak bisa melaksanakannya?
Saudaraku…bukankah kita shalat karena Allah?
Bukankah kita berdiri tegak beberapa jam di malam Qadar hanya mengharapkan keridhaan Allah?
Kalau kita telah mengetahui bahwa keridhaan Allah tidak akan didapat kecuali dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban-Nya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dengan cara yang diperintahkan, dan ditempat yang diinginkan-Nya, mengapa kita harus mendahulukan sesuatu yang tidak diutamakan Allah? Mengapa mengakhirkan sesuatu, sementara sesuatu itu justru diutamakan Allah?
Kalimat ini bukan bermaksud untuk meremehkan nilai malam Qadar. Saya memohon perlindungan pada Allah untuk hal ini. Malam Qadar merupakan malam yang paling mulia dalam satu tahun, dan juga lebih baik dari seribu bulan. Kendatipun demikian, tetap kedudukannya sebagai shalat sunnah, dan tidak lebih utama dari pada shalat wajib.
Apakah imam Anda akan dianggap benar, bila meninggalkan shalat Maghrib atau Isya’ pada malam qadar, untuk kemudian mengerjakan shalat malam secara sempurna? Jelas, yang seperti ini tidak benar.
Apakah Anda sanggup melaksanakan shalat sunnah Zhuhur 20 rekaat, kemudian meninggalkan shalat Zhuhur yang Wajib?
Apakah manfaat, bila anda berpuasa senin dan kamis sepanjang tahun, lalu dengan sengaja meninggalkan puasa Ramadhan tanpa sebab?
Kalau seandainya jawaban dari semua pertanyaan ini adalah “tidak”, lalu mengapa kaum muslimin masih sering meninggalkan shalat subuh? Apakah ia bukan wajib seperti halnya shalat Zhuhur dan Ashar, juga seperti puasa Ramadhan dan zakat wajib?
Allah telah menjelaskan, wajib itu secara umum lebih utama dari yang sunnah. Allah menjelaskan dalam hadits qudsi-Nya yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّاافْتَرَضْتُ عَلَيهِ، وَمَايَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّي أُحِبَهُ…
Artinya: “Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal shalih dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (QS. Al-Mukmin: 58)
Agama kita adalah agama yang tertata rapi dan jelas. Seharusnya manusia lebih berbondong-bondong dan berlomba-lomba melaksanakan shalat wajib berjamaah, daripada shalat sunnah, walaupun shalat malam Qadar!
Ini bukan perkataan saya, namun perkataan Rasulullah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya: “Kalau sekiranya manusia mengetahui apa yang tersembunyi dalam adzan dan shaf pertama, maka mereka tidak akan mendapatkan bagian kecuali dengan jalan diundi di dalamnya, niscaya mereka akan ikut serta dalam undian (banyaknya yang berbondong-bondong guna mendapatkan shaf pertama). Dan jika mereka mengetahui apa yang didapatkan dalam awal kedatangan (shalat jamaah), niscaya akan berlomba-lomba. Dan jika mereka mengetahui apa yang tersimpan didalam shalat Subuh dan Isya’ maka mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dalam shahihnya)
Ada sebagian orang mengatakan bahwa doa di malam Qadar akan dikabulkan. Itulah sebab orang-orang giat beribadah. Saya katakan kepadanya: Betul, bahwa doa di malam Qadar itu akan dikabulkan. Sebagaimana yang telah kita sebutkan, malam Qadar merupakan malam yang paling agung dalam satu tahun. Kita memohon kepada Allah, semoga kita dapat meraihnya. Namun apakah ini satu-satunya waktu yang dikabulkan dalam satu tahun?
Sesungguhnya Allah memberikan kesempatan yang sama pada setiap saat dalam kehidupan Anda! Sungguh Allah yang Maha Suci mengatakan:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادعُونِي أَستَجِب لَكُم
Artinya: “Dan Rabbmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu’.” (QS. Al-Mukmin: 60)
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَإِذَاسَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعوَةَ الدَّاعِ إِذَادَعَانِ فَليَستَجِيبُوالِي وَاليُومِنُوابِي لَعَلَّهُم يَرشُدُونَ
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku”. (QS. Al-Baqarah: 186).
Kewajiban Anda hanyalah berdoa, niscaya Allah yang akan mengabulkan permintaan Anda. Kapan, dan dimanapun Anda berada sepanjang hidup Anda.
Referensi:
Penulis : DR. RAGHIB AS-SIRJANI
Judul Buku : Misteri Sholat Subuh
Terbitan : Tahun 1425 H./2004 M.
Diringkas Oleh : Alhayu (Pengajar Rumah Tahfidz Darul Uuliya’)
Baca juga artikel:
Leave a Reply