Memahami Makna Gerakan & Bacaan Dalam Shalat

memahami makna bacaan dan gerakan dalam shalat

Memahami Makna Gerakan & Bacaan Dalam Shalat (Bagian XXIX)Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Berikut ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang bisa dibaca disini: “TAFSIR SHALAT Memahami Makna Gerakan & Bacaan Dalam Shalat (Bagian XXVIII).” Untuk membaca artikel bagian sebelumnya, tautannya kami sematkan dibagian akhir artikel ini.

Lanjutan Fiqh Salam Ketika Shalat

  1. Salam termasuk rukun shalat.

Sehingga orang yang meninggalkan salam, baik dengan sengaja maupun lupa maka shalatnya batal. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مفتاح الصلاة الطهور , وتهريمها التكبير , وتحليلها التسليم

Artinya: “Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya adalah takbiratul ihram, dan yang menghalalkannya adalah salam.” (H R. Ahmad 1006, Abu Daud 61, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)

Makna:

  • Mengharamkannya: Batas yang mengharamkan untuk melakukan kegiatan di luar shalat
  • Menghalalkannya: Batas yang menghalalkan untuk melakukan kegiatan di luar shalat
  • Salam yang statusnya rukun shalat adalah salam pertama.

Sedangkan salam kedua hukumnya sunnah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam sekali. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,

أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- كان يسلم تسليمة واحدة تلقاء وجهه

Artinya: “Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam sekali ke arah depan.” (HR. Baihaqi 3107 dan di shahihkan al-Albani).

  • Inti dari salam adalah bacaan Assalamu alaikum wa rahmatullah…..dst.

Sementara menoleh ketika salam, hukumnya anjuran dalam madzhab Syafiiyah. Sehingga shalat tetap sah, sekalipun tidak menoleh ketika salam.

Imam An-Nawawi mengatakan,

ولو سلم التسليمتين عن يمينه أو عن يساره أو تلقاءوجهه أجزأه وكان تاركا للسنة

Artinya: “Jika ada orang yang mengucapkan salam dua kali ke kanan atau ke kiri, atau menghadap ke arah depan (tidak menoleh), shalatnya sah, sekalipun dia meninggalkan sunnah.” (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 3/478).

  • Dianjurkan untuk menoleh secara maksimal ketika salam dua kali, sehingga pipi orang yang shalat kelihatan dari belakang.

Dari Said bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

كنت أرى رسول الله صلى الله عليه وسلم يسلم عن يمينه, وعن يساره, حتى أرى بياض خده

Artinya: “Saya melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melakukan şalam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hingga aku melihat putihnya pipi beliau.” (HR. Muslim 582)

  • Tata cara salam ada 5:
  •   Mengucapkan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” (lengkap) ketika menoleh ke kanan dan ke kiri.

Dari Abu Ubaidah,

أن ابن مسعود كان يسلم عن يمينه السلام عليكم ورحمة وبركاته, وعن يساره السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته, يجهر بكلتيهما

Artinya: “Bahwa Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu salam ke kanan dengan mengucapkan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” dan menoleh ke kiri dengan membaca, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” beliau mengeraskan keduanya. (HR. Abdurazaq dalam Mushannaf, 3129).

Hal yang sama juga dilakukan sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhuma (Mushanaf Abdurazaq 3134).

  •   Mengucapkan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” (lengkap) ketika salam pertama dan mengucapkan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah” pada saat salam kedua.

Dari Wali bin Hujr radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, “Saya shalat bersama Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengucapkan salam ketika menoleh ke kanan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” dan ketika menoleh ke kiri beliau mengucapkan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah.” (HR. Abu Daud 997 dan dishahihkan al-Albani)

  •  Mengucapkan, “Assalamu alaikum wa rahmatullah” ketika menoleh ke kanan dan ke kiri.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,

رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يسلم عن يمينه وعن شماله: السلام عليكم ورحمة الله حتى يرى بياض خده

Artinya: “Saya melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam ke kanan dan ke kiri, mengucapkan “Assalamu alaikum wa rahmatullah”, hingga terlihat putihnya pipi beliau.” (HR. Nasai, Abu Daud dan dishahihkan al-Albani).

  •   Mengucapkan, “Assalanau alaikum wa rahmatullah.” saat salam pertama, dan mengucapkan, “Assalamu alaikum.” saat salam kedua.

Dari Wasi’ bin Hibban, beliau pernah bertanya kepada Ibnu Umar tentang tata cara shalat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaupun mempraktekkannya, diantaranya,

وذكر السلام عليكم ورحمة الله عن يمينه, السلام عليكم عن يساره

Artinya: “Wasi’ menyebutkan bahwa Ibnu Umar mengucapkan “Assalamu alaikum wa rahmatullah.” ketika menoleh ke kanan dan mengucapkan “Assalamu alaikum.” ketika menoleh ke kiri.” (HR. Nasai 1329 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

  •   Salam sekali dengan hanya mengucapkan “Assalamu alaikum.”

Aisyah menceritakan tata cara shalat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam,

ثم يسلم تسليمة واحدة, السلام عليكم, يرفع بها صوته, حتى يو قظنا

Artinya: “Kemudian beliau salam sekali, mengucapkan ‘Assalamu alaikum’ dengan mengangkat suaranya, sehingga membangunkan kami.” (HR. Ahmad 25987 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

  • Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam terkadang salam sekali dengan menoleh sedikit ke arah kanan,

Aisyah menceritakan,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يسلم في الصلاة تسليمة واحدة تلقاء وجهه يميل إلى الشق الأيمن قليلا

Artinya: “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam sekali ketika shalat ke arah depan dengan menoleh sedikit ke kanan.” (HR. Daruquthni, al-Hakim, dan dishahihkan adz-Dzahabi).

Kesalahan ketika salam

Membuka tangan kanan dan kiri ketika menoleh pada saat salam. Kebiasaan ini pernah dilakukan sebagian sahabat di zaman Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu,

“Ketika kami shalat bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kami mengucapkan “Assalamu alaikum wa rahmatullah, Assalamu alaikum wa rahmatullah” sambil berisyarat dengan kedua kanan ke samping masing-masing. Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

علام تومئون بأيد يكم كانها أذناب خيل شمس؟ إنما يكفي أحدكم أن يضع يده على فخذه ثم يسلم على أخيه من على يمينه, وشماله

Artinya: “Mengapa kalian mengangkat tangan kalian, seperti keledai yang suka lari? Kalian cukup letakkan tangan kalian di pahanya kemudian salam menoleh ke saudaranya yang di samping kanan dan kirinya. (HR. Muslim, Nasai, dan yang lainnya).

Tafsir Kalimat Salam

Kalimat salam: [السلام عليكم ورحمةالله وبركاته]

An-Nawawi menjelaskan dalam Syarh Shahih Muslim (4/117), kalimat salam memiliki 2 makna;

Pertama. Doa semoga Allah bersama kalian. Dalam arti, semoga Allah menjaga kalian, mencukupi kebutuhan kalian, dan memberikan kebaikan kepada kalian.

An-Nawawi menuliskan,

وقوله في الصلاة (السلام عليكم) فقيل معناه التعويذ بالله والتحصين به سبحانه وتعالى فإن السلام اسم له سبحانه وتعالى؛ تقديره الله عليكم حفيظ وكفيل كما يقال الله معك أي بالحفظ والمعونة واللطف

Artinya: “Ucapan di akhir shalat “Assalamu alaikum” ada yang mengatakan maknanya adalah permohonan perlindungan dan penjagaan dari Allah Ta’ala. Karena as-Salam adalah nama Allah Ta’ala. Jika dibaca dengan redaksi lengkap, asumsinya: ‘Allah ‘alaikum’ dalam arti Allah menjaga dan mencukupi kalian. Seperti orang mengatakan, Allah bersama kalian, dalam arti menjaga, menolong dan memberikan kebaikan.”

Kedua. Doa agar keselamatan selalu menyertai kalian.

Sehingga kalimat Assalamu alaikum, artinya semoga keselamatan selalu menyertai kalian.

An-Nawawi menuliskan

وقيل معناه السلامة والنجاة لكم … كما قال الله تعالى فسلام لك من أصحاب اليمين

Artinya: “Ada juga yang mengatakan, maknanya adalah keselamatan dan kesuksesan bersama kalian… seperti firman Allah Ta’ala, (yang artinya), “Keselamatan untukmu dari golongan kanan.”

Demikian

Allahu a’lam

DAFTAR PUSTAKA

Disadur dengan beberapa penyesuaian dari artikel yang ditulis Syaikh Fahd bin Yahya. Seorang Hakim di salah satu Mahkamah di Mekah yang dirilis di web: [http://almoslim.net/node/282751]

Di Tulis Oleh: Ammi Nur Baits Dari Buku “TAFSIR SHALAT (Memahami Makna Gerakan & Bacaan Dalam Shalat) Cetakan 1 : Syawal 1441 H Penerbit Pustaka Muamalah Jogja Sleman, Jogjakarta

Diringkas dengan sedikit perubahan oleh: Riki Irawan (Staf Ponpes Darul-Qur’an Wal-Hadits OKU Timur)

BACA JUGA:

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.