Manfaat Do’a dan Dzikir. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang beberapa manfaat do’a dan zikir. Allah telah memerintahkan kita untuk banyak berzikir ketika pagi dan petang. Demikian pula ketika setelah shalat fardhu. Manfaat do’a dan zikir amat banyak, jumlahnya bisa mencapai seratus bahkan lebih. Berikut akan kami sebutkan beberapa faedah mengingat Allah pada bab ini:
- Mendatangkan keridhoan Allah.
- Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya.
- Menghilangkan kesedihan hati dan kemuramannya.
- Menguatkan jasmani dan rohani.
- Membuat hati dan wajah berseri- seri.
- Melapangkan rezeki.
- Menimbulkan rasa percaya diri dan menunjukkan kharisma.
- Menghidupkan hati. Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:” Dzikir bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka apa yang terjadi jika ikan tanpa air?”
- Menumbuhkan cinta kepada Allah yang merupakan ruh islam, inti agama, poros kebahagiaan, dan keselamatan.
- Menumbuhkan perasaan selalu diawasi oleh Allah, sehingga memasukkan seorang hamba ke dalam ihsan. Maka, ia beribadah kepada Allah seolah -olah ia melihat -Nya, tetapi bila ia tidak mampu, ketahuilah sesungguhnya Allah melihat segala sesuatu.
- Membuahkan ketundukkan berupa kepasrahan diri kepada Allah dan niat kembali kepada Allah. Selagi dia banyak bertaubat dengan menyebut nama -Nya, maka hatinya selalu mengingat Allah, sehingga Allah menjadi tempat kembali dan mengadu baginya, juga menjadi sumber kebahagiaan dan kesenangannya, tempat bergantung pada saat senang maupun dalam keadaan sulit atau ketika mendapatkan musibah.
- Mendekatkan diri kepada Allah. Semakin banyak seseorang itu berzikir kepada Allah, maka semakin dekat pula ia kepada -Nya dan begitu pula sebaliknya.
- Membuka berbagai pintu ma’rifat selebar- lebarnya. Semakin banyak ia berdzikir, maka semakin terbuka lebar pintu tersebut baginya.
- Memupuk rasa takut kepada Allah dan menggugah hati untuk senantiasa memuliakan-Nya.
- Membuat diri selalu diingat oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:
فَاذْكُرُنِيْ أَذْكُرْكُمْ
Artinya:
“Maka ingatlah aku, maka aku pun akan ingat kepadamu….” (QS. Al- Baqoroh[2]: 152)
- Dzikir merupakan santapan bagi hati dan ruh. Jika hati dan ruh kehilangan santapannya, maka sama seperti badan yang tidak mendapatkan santapannya.
Suatu hari Ibnul Qayyim menemui Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah yang sedang melaksanakan shalat subuh. Seusai shalat syaikh berzikir hingga hampir pertengahan siang. Saat itulah ia menoleh ke arahnya dan berkata: Inilah santapanku. Andaikan aku tidak menyantapnya, niscaya kekuatanku akan hilang.”
Syaikhul Islam juga pernah berkata: “Aku tidak akan pernah meninggalkan zikir kecuali dengan niat mengistirahatkan jiwaku. Istirahat ini merupakan persiapan untukku berzikir lagi berikutnya.”
- Membersihkan hati dari karatnya. Segala sesuatu memiliki karatnya, adapun karat hati adalah lalai dan hawa nafsu. Dan cara membersihkan karat hati tersebut adalah dengan banyak bertaubat dan beristighfar.
- Menghilangkan dan menghapuskan kesalahan. Dzikir adalah kebaikan yang paling agung, sedangkan kebaikan sendiri dapat menghapuskan keburukan.
- Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya dengan Allah. Orang yang lalai, dirinya senantiasa dihantui oleh kerisauan dan kegalauan. Adapun cara menghilangkan kegalauan dan kegelisahan tersebut adalah dengan berdzikir kepada Allah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah.
- Seseorang yang mengenal Allah dengan cara berdzikir di saat lapang menjadikannya tetap mengenal Allah disaat sulit juga. Dengan begitu, Allah akan senantiasa mengingatnya di saat ia susah.
- Berdzikir kepada Allah merupakan benteng yang kokoh bagi jiwa seorang muslim dan dapat menghindarkannya dari azab
- Berdzikir dapat menurunkan ketenangan dan mendapatkan rahmat. Bahkan ditegaskan dalam sabda nabi, bahwasanya malaikat mengelilingi orang- orang yang berdzikir.
Dzikir menyibukkan lisan, sehingga tidak ada waktu baginya untuk melakukan hal tidak bermanfaat dengan lisannya seperti menggibah, mengadu domba, berdusta, mencela, dsb. Siapapun yang menyibukkan lisannya dengan berdzikir kepada Allah, maka lisannya akan terjaga dari kebathilan dan dari perkataan yang sia- sia.
- Majelis dzikir adalah majelis para malaikat, sedangkan majelis maksiat dan permainan adalah majelis syaitan.
- Para malaikat selalu memohonkan ampunan bagi orang- orang yang berdzikir. Banyak berdzikir dapat menghindarkan diri kita dari sifat munafik.
- Orang yang senantiasa berdzikir akan selalu merasa bahagia dan mendapatkan keberkahan, begitu pula orang yang dekat dengannya.
- Dzikir memberikan rasa aman dari penyesalan pada hari kiamat, karna setiap majelis tanpa dzikir akan menghasilkan penyesalan pada hari kiamat.
- Berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri, tenang, khusyu’, tawadhu’, dan takut, akan terhindar dari panasnya matahari di padang mahsyar karna terlindungi oleh arsy Allah. Sedangkan orang yang tidak berdzikir kepada Allah, maka ia akan tersengat oleh panasnya matahari di padang mahsyar kelak dan tidak ada pelindung baginya pada saat itu.
- Dzikir itu adalah amal ibadah yang paling mudah dilakukan dan paling agung dan paling utama di sisi Allah. Sebab, pergerakan lisan adalah pergerakan anggota tubuh yang paling mudah dan paling ringan. Dan dzikir tersebut adalah amalan yang ringan diucapkan pada lisan namun paling dicintai oleh Allah.
- Dengan berdzikir kepada Allah di waktu pagi dan petang dapat menjaga diri seorang muslim dari gangguan jin.
- Dzikir merupakan taman surga. Ini sebagaimana riwayat at- Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud, bahwa Rasulullah bersabda:” pada malam tatkala diisra’kan, aku bertemu ibrahim al- khalil, lantas beliau berkata kepadaku:” Wahai Muhammad, sampaikan salamku kepada umatmu, bahwa surga itu bagus tanahnya, segar airnya, dan bahwa surga itu berupa tanah kosong, sedangkan tamannya adalah lafazh dzikir:
‘Mahasuci Allah, segala puji milik- Nya, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, dan Allah Maha Besar.’
Menurut at-Tirmizi sanad hadits tersebut hasan gharib.
At- Tirmizi pun meriwayatkan dari Abuz Zubair dari Jabir, bahwa beliau bersabda:” Barang siapa yang mengucapkan:
سُبْحَانَ اللّهِ العَظِيْمِ وَ بِحَمْدِهِ
‘Mahasuci Allah Yang Maha Agung, dan aku memuji- Nya,’ maka ditanamkan baginya pohon kurma di surga.”
Menurut At- Tirmizi sanad hadits tersebut hasan shahih.
- Pemberian dan karunia yang Allah limpahkan karna berdzikir, tidak akan Allah limpahkan karna amalan yang lain. Dari Abu HUrairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: barang siapa yang mengucapkan:
لا لَهَ اِلاَّ الّلهُ وَحْدَ هُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Sebanyak seratus kali dalam sehari, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala membebaskan س sepuluh budak, ditetapkan baginya seratus kebaikan, dan dihapuskan darinya seratus keburukan, dan hal itu menjadi perlindungan baginya dari syaitan pada hari itu hingga sore hari, dan tidak seorang pun membawa sesuatu yang lebih baik daripada yang dibawa orang tersebut, kecuali orang yang melakukan lebih darinya.” Dari Abu Hurairah, dia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Aku mengucapkan: Ini lebih aku sukai daripada terbitnya matahari (yakni lebih kusukai daripada dunia dan seisinya).” (HR. Muslim)
- Terus- menerus berdzikir dapat membuat hati seseorang mengingat Allah dan tidak melalaikannya. Dan barang siapa yang melalaikan Allah, maka ia pun akan melalaikan kemaslahatan dirinya, sehingga ia pun binasa karna kelalaiannya. Allah berfirman dalam surat Al- Hasyr ayat 19 yang artinya, ”Dan janganlah kamu menjadi seperti orang- orang yang melupakan Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri sendiri. Dan mereka itulah orang- orang yang fasik.”
Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan Allah, maka mereka akan merasakan kehidupan yang sempit, dan mereka akan dikumpulkan pada hari kiamat kelak dalam keadaan buta. Makna ayat tersebut, kini kamu diabaikan sebagaimana kamu mengabaikan Allah ketika kamu di dunia dan tidak mengamalkannya.
Berpaling dari Allah mencakup berpaling dari dzikir yang dikaruniai Allah, yaitu kitabullah, juga mencakup berpaling dari dzikir kepada Allah dengan hal yang disebutkan dalam kitab-Nya, berpaling dari nama- nama-Nya, sifat- sifat- Nya, perintah- nya, anugerah maupun nikmat-Nya. Semua ini akibat dari berpaling dari kitab Allah, yaitu Al- Qur’an.
Dengan kata lain:” Barang siapa yang berpaling dari kitab- Ku, tidak mau membacanya, tidak mendalaminya, tidak memahaminya, serta tidak mengamalkannya, maka niscaya hidup dan kehidupannya akan terasa sempit, dan ia senantiasa tersiksa.”
Hal ini senantiasa berbeda dengan kaum yang senantiasa berbahagia sekaligus beruntung. Kehidupan mereka di dunia begitu menyenangkan, dan di akhirat mereka mendapat pahala.
- Dzikir selalui menyertai orang yang membacanya, baik dalam keadaan tidur, di pasar, dalam keadaan sehat maupun sakit, pada saat mendapat kenikmatan dan kesenangan, maupun dalam keadaan menderita dan mendapat cobaan. Bahkan dzikir itu menyertai seorang hamba dalam segala kondisi.
- Dzikir merupakan cahaya bagi yang membacanya, baik di dunia, di kuburan, dan di tempat kembalinya, dan yang meneranginya pada saat melewati shirath.
DIRINGKAS OLEH: Fadilah Azka Anisa
SUMBER : Buku zikir pagi petang, oleh Ustadz Yazid bin Qadir Jawas
TANGGAL : 22 JULI 2022
Baca Juga :
Leave a Reply