Ketika cinta ini hanya untuk-Mu – Pada edisi sebelumnya telah kita singgung tentang cinta kepada Allah, makna sebenarnya dan sebagian sebab-sebanya. Maka kali ini kami ingin menyebutkan sebab-sebab yang menguatkan cinta seorang muslim kepada Allah sekaligus dapat menghadirkan kecintaan dan ridho Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya. Hal itu dikarenakan cinta kepada Allah rukun penting dalam agama ini, dan salah satu syarat dari tauhid yang benar, sebagaimana juga mendapatkan cinta dan ridho Allah adalah tujuan ibadah yang dilakukan seorang muslim untuk Allah. Dengan semakin sempurna cinta seseorang kepada Allah maka akan semakin sempurna pula iman dan tauhidnya, sebaliknya semakin rendah kecintaanya kepada Allah maka akan semakin rapuh pula iman dan agamanya. Dan demikian juga semakin besar cinta seorang muslim kepada Allah maka akan semakin besar pula kesempatan baginya untuk meraih cinta dan ridho Allah untuknya.
Sebagai seorang mukmin, tentu kita sangat mendambakan dapat mencintai Allah dengan sebenar-benarnya. Sebagaimana juga kita sangat mengharapkan akan dapat meraih cinta Allah, karena itu adalah sebuah keselamatan dan kesuksesan. Maka sudah seharusnya kita mengetahui dan mempelajari sekaligus mendatangkan cinta dan ridho Allah untuknya. Dan sebab-sebab tersebut adalah:
1.Membaca Al-Qur’an dengan mentadabburi ayat-ayatnya,dan memahami kandungan maknanya
Dalam Ash-shohihain dari hadits ‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha disebutkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengutus seorang laki-laki untuk menjadi pemimpin satu peleton pasukan, kemudian orang tersebut senantiasa mengimami sholat mereka dan menutup bacaannya dengan membaca surat Al-Ikhlas, maka ketika mereka pulang, merekapun mengadukan hal tersebut kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, kemudian Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berkata: ”Tanyakan kepadanya kenapa dia melakukan hal itu?”, orang tersebut menjawab: ”Karena surat Al-ikhlas mengandung sifat-sifat Ar-rahman (Allah) sehingga aku suka untuk membacanya”.Maka Nabipun bersabda:
أخبروه أن الله يحبه
“Kabarkanlah kepadanya bahwa Allahpun Mencintainya”(Muttafaqun Alaih)
Dan hendaknya seorang mukmin tidak tergesa-gesa ketika membaca Al-Qur’an, akan tetapi membaca dengan tenang sambil merenungi makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang ia baca.
- Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara banyak melakukan nawa-fil (amalan-amalan sunnah )setelah menyempurnakan yang wajib.
- Berkhalwat/menyendiri dengan Allah di saat Allah turun dengan melakukan banyak ibadah , membaca Al-qur’an, dan beristighfar.
Allah telah memuji hamba-hambaNya yang bertakwa lagi baik, dan banyak melakukan sholat malam dan kemudian ditutup dengan istighfar.
- Senantiasa berusaha untuk mencocoki ajaran Nabi Shallallahu Alaihi Wasallamdan tidak membuat hal baru dalam agama ini yang tidak ada contohdari beliau.
Maka mengikuti sunnah dan menjauhi bid’ah adalah salah satu bentuk kesempurnaan iman seseorang kepada Allah, karena kecintaan kepada Allah yang merupakan syarat penting dalam iman hanya akan benar jika hamba tersebut mencukupkan dirinya dengan cara-cara yang telah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallamdalam beribadah kepadanya.
- Tunduk dengan segenap jiwa dihadapan Allah karena banyaknya maksiat yang ia lakukan kepada Dzat yang telah memberikan banyak kenikmatan kepadanya.
Hendaknya seorang hamba senantiasa dalam keadaan mengakui nikmat-nikmat Allah yang telah diberikam selama ini kepadanya, karena hal ini akan melahirkan kecintaan kepadaNya, pujian dan syukur kepada Dzat yang telah berbuat baik kepadanya. Begitu juga ia harus terus melihat hati dan amalannya selama ini yang masih jauh dari kata sempurna, ditambah banyaknya manusia yang bermaksiat, karena hal ini yang melahirkan sifat takut, rendah hati dihadapan Allah, tunduk, dan patuh kepadaNya, serta akan mendorongnya untuk banyak memohon ampun atas segala kesalahan dan kelalaian yang ia lakukan.
Nabi menganjurkan untuk membaca sayyidul istighfar, maka dalam sayyidul istighfar ini Nabi menggabungkan pengakuan akan banyaknya limpahan nikmat Allah kepada seorang muslim, yang akan melahirkan rasa syukur, pujian dan ketundukan kepada Allah semata yang mana hanya Dia saja yang dapat memberikannya berbagai kenikmatan, dan pengakuan akan banyaknya dosa yang ia lakukan kepada Allah yang mendorongnya untuk segera beristighfar memohon ampun atas segala kemaksiatan yang ia lakukan.
Itulah beberapa sebab yang dapat menguatkan cinta kita kepada Allah, sekaligus agar dapat mendatangkan cinta Allah kepada pelakunya. Maka kita memohon kepada Allah agar dimudahkan dan diberi taufiq untuk dapat mengamalkan sebab-sebab ini, agar kita menjadi orang yang paling bahagia didunia maupun diakhirat kelak. Karena kita tahu diakhirat kelak kita akan dikumpulkan dengan orang-orang yang kita cintai. Semoga kita dikumpulkan dengan orang-orang yang sangat mencintai Allah dari kalangan nabi, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang sholih yang senantiasa menapaki jalan –jalan keselamatan, dan mereka adalah sebaik teman. AMIN
Referensi:
Lentera Qolbu, edisi 01….vol.05/2014(hal 20-24),
ditulis oleh : Ustad Abdul Khaliq,lc,
Diringkas oleh : Farida Roihanati (farah), kelas IDAMA
BACA JUGA:
Leave a Reply